Anda di halaman 1dari 7

PERBANDINGAN ANTARA

NEGARA HUKUM ATAU


NOMOKRASI ISLAM DENGAN
NEGARA KEKUASAAN
Siddiq Attahillah 10200120062
Khairil Akli 10200120061
Selvi Sulistilawati 102001200
Definisi Negara Hukum dan Negara Kekuasaan

Negara hukum, atau istilah lainnya yaitu rechtsstaat atau the rule of law, adalah negara yang setiap
tindakannya, berdasarkan pada aturan atau sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan. Jika ada seseorang
yang tindakannya melanggar aturan tersebut, maka ia berhak mendapatkan hukuman karena dianggap
melanggar hukum.

Istilah negara hukum ini mulai berkembang sekitar abad ke-19. Menurut Plato, negara hukum adalah negara
yang bercita-cita untuk mengejar kebenaran, kesusilaan, keindahan, dan keadilan.
Sedangkan Negara kekuasaan (bahasa Belanda: machtslaat) negara yang bertujuan untuk memelihara dan
mempertahankan kekuasaan semata-mata. Gumplowics, antara lain mengajarkan bahwa negara itu tidak lain
adalah “Eine Organisation der Herrsdifl ciner Minoritar uber eine Majotaritat (Organisasi dari kekuasaan
golongan kecil atas golongan besar). Menurut pendapatnya, hukum berdasarkan ketaatan golongan yang lemah
kepada golongan kuat.

Negara kekuasaan (machtstaat) identik dengan pemimpin yang otoriter. Kekuasaan yang terpusat
(sentralistik). Konfigurasi politik yang otoriter maka akan melahirkan produk hukum yang represif dan sangat
mengekang kebebasan.
Konsep Negara Hukum

1. Tipe negara hukum

Negara Policy
Negara polisi ialah negara yang menyelenggarakan keamanan dan kemakmuran atau perekonomian. Pada tipe ini
negara bertugas menjaga tata tertib saja atau dengan kata lain Negara Jaga Malam. Pemerintahan bersifat monarchie
absolut.

Negara Hukum Liberal


Konsep negara hukum oleh Immanuel Kant ditulis dalam karya ilmiahnya yang berjudul Methaphysiche
Ansfangsgrunde der Rechtslehre. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa pihak yang bereaksi terhadap negara polizei
adalah orang- orang kaya dan pandai, yang disebut sebagai kaum borjuis liberal. Oleh karena itu, konsep negara
hukum hasil pemikirannya pun dinamakan Negara Hukum Liberal.

Negara Hukum Formal


Negara hukum formal yaitu negara hukum yang mendapat pengesahan dari rakyat, segala tindakan penguasa
memerlukan bentuk hukum tertentu, harus berdasarkan undang-undang. Negara hukum formal ini disebut pula dengan
negara demokratis yang berlandaskan negara hukum.
Negara Hukum Materiil

Negara hukum materiil sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut daripada negara hukum
formal. Jadi apabila pada negara hukum formal tindakan dari penguasa harus berdasarkan undang-
undang atau harus berlaku asas legalitas, maka dalam negara hukum materiil tindakan dari penguasa
dalam hal mendesak demi kepentingan warga negaranya dibenarkan bertindak menyimpang dari
undang-undang atau berlaku asas oportunitas.Perkembangan masyarakat serta kebutuhan masyarakat
tidak cukup kalau hanya diatur secara formal dengan asas legalitas.

Syarat Negara Hukum


The Rule Of Law
Rechsstaat
Konsep Negara Kekuasaan

Kekuasaan yang dibagi menjadi tiga golongan ini saat ini dikenal dengan istilah Trias Politica. Adapun
tiga golongan kekuasaan yang dimaksud, yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan
yudikatif.
Menurut John Locke setiap kekuasaan memiliki tugasnya masing-masing, seperti kekuasaan legislatif
yang memiliki tugas untuk membuat peraturan dan Undang- Undang. Kekuasaan eksekutif yang bertugas
untuk menjalankan Undang-Undang yang telah dibuat oleh kekuasaan legislatif dan memiliki kewenangan
untuk mengadili. Kekuasaan federatif memiliki tugas untuk menjaga keamanan negara dan menjaga
hubungan negara dengan negara lainnya.

Sumber Kekuasaan
Munculnya kekuasaan pada individu atau kelompok tidak datang dengan sendirinya atau dapat dikatakan
bahwa ada sumber kekuasaan. Sumber kekuasaan ada tiga, yaitu kedudukan, kekayaan, dan kepercayaan.
Tipe Negara Kekuasaan
1. Negara Timur Purba/Kuno
2. Negara Yunani Purba Kuno
3. Negara Romawi Purba/Kuno
4. Negara Abad Pertengahan
Prinsip-prinsip nomokrasi Islam

Prinsip-prinsip nomokrasi Islam meliputi prinsip kekuasaan sebagai amanah, prinsip musyawarah, prinsip keadilan,
prinsip persamaan, prinsip pengakuan dan perlindungan setiap hak-hak asasi manusia, prinsip peradilan yang bebas,
prinsip perdamaian, prinsip kesejahteraan dan prinsip ketaatan rakyat.

Lima Konsep Bentuk Negara Islam dalam Sejarah

Pertama, konsep teokratis. Menurut teori, negara teokrasi adalah sebuah negara yang kedaulatannya ada pada
Tuhan. Konsep teokratis pada negara Islam muncul di era paling awal sejarah Islam, yakni pada masa nabi
Muhammad SAW. Sebagaimana diketahui, dalam mengelola negara dan masyarakat, Nabi senantiasa berdasarkan
pada tuntunan dan bimbingan wahyu dari Allah SWT. Konsep teokrasi ini tentunya tidak akan dapat dilakukan
lagi oleh siapapun setelahnya, mengingat Nabi merupakan orang terakhir yang menerima wahyu dari Allah
Kedua, konsep republik. Ketika nabi wafat, dan urusan pemerintahan beralih ke tangan Khulafaur Rasyidin,
terjadi perubahan-perubahan mendasar dalam pengelolaan pemerintahan Islam.
Ketiga, konsep monarki. Setelah Ali bin Abi Thalib wafat, yang menandai berakhirnya era kekalifahan, bentuk
negara dalam Islam berubah dari republik ke monarki (kerajaan). Muawiyah – pionir berdirinya kerajaan bani
Umayyah - adalah pemimpin Islam pertama yang mengubah bentuk pemerintahan tersebut. Sesuai dengan bentuk
monarki, kepala negara bersifat absout, kekuasaan terjadi secara turun temurun, dan musyawarah kurang
dilaksanakan
Keempat, konsep monarki konstitusional. Masuknya pengaruh Barat pada abad ke 19 ke dunia Islam dalam
bidang politik, membuat para pemikir Islam mulai membuka wacana baru, terutama dalam paham konstitusi dan
republik. Sebagai akibatnya kemudian muncul gerakan konstitusionalisme dalam gerakan Islam.
Kelima, konsep republik. Masih di abad ke 20, perubahan penting terjadi pula ketika Musthafa Kemal Attaturk (1881-
1938) menghapus dinasti Turki Utsmani dan melahirkan Republik Turki pada tahun 1923, dan pada tahun 1924 Turki
berubah menjadi republik murni. Berakhirnya sistem monarki dari Turki memancing antusiasme para pemikir Muslim
untuk mulai membicarakan konsep negara Islam secara lebih serius, terstruktur dan sistematis.
Kesimpulan
Pada prinsipnya rechtsstaat atau rule of law bertujuan untuk membatasi penguasa (pemerintah dalam artian luas)
dalam bersikap dan bertindak yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku pada suatu tempat
dan waktu tertentu atas rakyatnya. Doktrin rechtsstaat atau rule of law hanya bisa tumbuh di negara yang menganut
demokrasi. Tanpa negara hukum dan demokrasi yang hadir hanyalah paham totaliter, fasis, absolut dan represif.
Politik jadi panglima dimana hukum menjadi alat mempertahankan kekuasasaan yang tidak sejalan dengan
pemerintah. Wujud seperti inilah yang dinamakan negara kekuasaan (machtsstaat). Negara hukum, atau istilah
lainnya yaitu rechtsstaat atau the rule of law, adalah negara yang setiap tindakannya, berdasarkan pada aturan atau
sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan. Jika ada seseorang yang tindakannya melanggar aturan tersebut, maka
ia berhak mendapatkan hukuman karena dianggap melanggar hukum. Dan dalam pandangan pemerintahan islam,
mereka menggunakan prinsip Prinsip-prinsip nomokrasi Islam meliputi prinsip kekuasaan sebagai amanah, prinsip
musyawarah, prinsip keadilan, prinsip persamaan, prinsip pengakuan dan perlindungan setiap hak-hak asasi manusia,
prinsip peradilan yang bebas, prinsip perdamaian, prinsip kesejahteraan dan prinsip ketaatan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai