Anda di halaman 1dari 18

BENTUK

NEGARA
KELOMPOK 1 :
Fini Ismala Sari (221010201455)
Nisyatul Karimah (221010200542)
Ainul Mardhiyyah (221010201496)
Naufal Ramadhan (221010202236)
Duy Decaprio Situmeang (221010200528)
Jemmie Immanuel Liemmas (221010201472)
Berdasarkan teori kenegaraan pembahasan mengenai dalam formasi apa organisasi negara itu
menjelma ke dalam masyarakat merupakan batas antara peninjauan secara sosiologis dan yuridis.
Dari segi sosiologis, yang melihat bangunan negara sebagai satu kebulatan (Ganzheit) maka
pembahasannya adalah mengenai bentuk negara. Akan tetapi dari segi yuridis yang melihat
bangunan negara dalam struktur atau isi, maka pembahasannya mengenai sistem pemerintahan.
Kondisi ini mengakibatkan tidak adanya kesepakatan antara para sarjana dalam memberi pengertian
bentuk negara dan bentuk pemerintahan.

Berikut merupakan beberapa penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan bentuk negara
menurut para ahli:
 Aristoteles

Bentuk negara adalah yang membentuk suatu


sistem pemerintahan. Adapun kriteria penentu
bentuk negara dapat dilihat dari segi kualitas
terkait jumlah pemegang pemerintahan dan
kuantitasnya terkait tujuan pemerintahan itu
sendiri. Aristoteles membagi negara menjadi enam
bagian dengan tiga yang baik dan tiga yang buruk.
Bentuk negara baik adalah monarki, aristokrasi,
dan politeia, sedangkan bentuk negara buruk
adalah demokrasi, tirani, dan oligarki.
 Jellinek

Jellinek dalam bukunya yang berjudul “Algemeine


Staatslehre” menyatakan bahwa bentuk suatu
negara ditetapkan berdasarkan pihak yang
mengambil keputusan. Ketika kemauan negara
ditetapkan oleh satu orang, maka negara tersebut
berbentuk monarki, sedangkan jika diputuskan oleh
lebih dari satu orang, maka berbentuk republik.
 Leon Duguit

Leon Duguit dalam bukunya yang berjudul “Traitede


Droit Constitutionel” menyatakan bahwa bentuk
negara bergantung pada cara pengangkatan kepala
negara. Penunjukan ini terbagi dua, yaitu berdasarkan
keturunan yang mengindikasikan bentuk monarki dan
pemilihan yang menunjukkan bentuk negara republik.
Bentuk Negara Unitaris dan Federasi
Secara umum bentuk negara adalah suatu susunan terkait struktur negara secara keseluruhan. Adapun
beberapa macam bentuk negara yang saat ini digunakan antara lain adalah sebagai berikut:

 Negara Kesatuan (Unitaris)

Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh
daerahnya ada ditangan pemerintah pusat. Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam:

1. Sentralisasi;

2. Desentralisasi.
 Negara Serikat (Federasi)

Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-
masing tidak berdaulat. Ciri-ciri negara serikat atau federal:

1. Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi kepentingan
negara bagian;

2. Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan dengan
konstitusi negara serikat;

3. Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian, kecuali
dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada pemerintah
federal.
Bentuk Kenegaraan
Selain negara serikat, ada pula yang disebut serikat negara (konfederasi). Perserikatan pada
umumnya timbul karena adanya perjanjian berdasarkan kesamaan politik, hubungan luar negeri,
pertahanan dan keamanan atau kepentingan bersama lainnya. Macam-macam bentuk kenegaraan
sebagai berikut:

1. Perserikatan Negara;
2. Koloni atau Jajahan;
3. Trustee (Perwalian);
4. Dominion;
5. Uni;
6. Protektorat;
7. Mandat.
Bentuk Dan Sistem Negara Dari
Zaman Ke Zaman
 Pada Zaman Yunani Kuno

Bentuk negara ini telah dibahas dibahas pada zaman yunani kuno yang mengutamakan peninjauan
secara ideal (filsafat). Plato mengemukakan lima macam bentuk negara yang sesuai dengan sifat
tertentu dan jiwa manusia yaitu:

1. Aristokrasi;
2. Timokrasi;
3. Oligarki;
4. Demokrasi;
5. Tirani.
Aristoteles mengemukakan 3 macam bentuk negara
yang dibaginya menurut bentuk ideal dan bentuk
pemerosotan, yaitu sebagai berikut:

BENTUK BENTUK Ketujuh bentuk tersebut tidak berdiri sendiri, akan


tetapi mempunyai hubungan satu dengan lainnya
IDEAL PEMEROSOTAN
sehingga merupakan suatu siklus. Dari siklus bentuk-
Monarki Tirani/Dictator/ bentuk negara ini maka muncullah teori revolusi dari
Despotie Aristoteles. Ajaran Aristoteles juga menimbulkan
teori kualitas dan kuantitas.
Aristokrasi a. Oligarki
b. Plutokrasi
Politea Demokrasi
 Pada Zaman Pertengahan

Pengertian ini diajarkan oleh Machiavelli yang menyebutkan bahwa negara itu kalau bukan republik
(republica) tentu kerajaan (principal/monarch).

• Kerajaan, ada beberapa macam kerajaan (Monarki): Monarki Mutlak, Monarki Konstitusional,
dan Monarki Parlementer;
• Republik, sama halnya monarki republik itu dapat dibagi menjadi: Republik Mutlak (absolut),
Republik Konstitusi, dan Republik Parlemen.
Aristoteles, filosofi klasik yunani ternama membagi negara dalam bentuk pemerintahnya sebagai
berikut:

1. Monarki;

2. Oligarki;

3. Demokrasi.

Tetapi pendapat ini sudah tidak bisa dipertahankan lagi karena ada kerajaan yang kepala negaranya
diangkat secara bergiliran misalnya Malaysia. Menurut Prof. Otto Koellreutter, Monarki dalam negara
modern dikuasai oleh asas ketidaksamaan seperti dinasti, sebaliknya republik dikuasai oleh asas
persamaan yakni pemimpin.
 Pada Zaman Sekarang (Negara Hukum)
Negara hukum itu diartikan sebagai negara dimana tindakan pemerintah maupun rakyatnya
didasarkan pada hukum untuk mencegah adanya tindakan sewenang-wenang dari pihak penguasa dan
tindakan rakyat menurut kehendaknya sendiri. Negara hukum mempunyai 4 unsur yaitu:

1. Hak-hak asasi.
2. Pembagian kekuasaan.
3. Adanya undang-undang bagi tindakan pemerintah.
4. Peradilan administrasi yang berdiri sendiri.
Sebutan lainnya untuk negara hukum yang berdasarkan kedaulatan hukum “Rule of Law” menurut
paham Dicey. Unsur Rule of Law adalah:

1. Equality Before Law, artinya setiap manusia mempunyai kedudukan yang sama dan
mendapatkan perlakuan yang sama;
2. Supremacy of Law, artinya kekuasaan tertinggi terletak pada hukum;
3. Hak-hak asasi manusia tidak bersumber pada undang-undang dasar.

Ini adalah pengaruh daripada ajaran John Locke yang berpendapat bahwa manusia harus melindungi
hak-hak asasi rakyat, dan karena itu hak-hak asasi dicantumkan pada undang-undang dasar.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan:
Pengertian bentuk negara secara umum adalah suatu susunan atau struktur negara secara
keseluruhan. Namun beberapa ahli berpendapat tentang pengertian bentuk negara.
● Aristoteles
Bentuk negara adalah yang membentuk suatu sistem pemerintahan dan terbagi menjadi bentuk
negara baik dan bentuk negara buruk.
● Jellinek
Menyatakan bahwa bentuk negara ditetapkan berdasarkan pihak yang mengambil keputusan.
• Leon Duguit
menyatakan bahwa bentuk negara bergantung pada cara pengangkatan kepala negara.
Aristoteles membagi negara menjadi enam bagian yaitu
Bentuk negara baik:
● Monarki
● Aristokrasi
● Politeia
Bentuk negara buruk:
● Demokrasi
● Tirani
● oligarki
Aristoteles telah menggolongkan bentuk negara menjadi tiga yaitu: monarki, oligarki, dan
demokrasi.

Ada beberapa macam kerajaan monarki antara lain


1. Monarki Mutlak
2. Monarki Konstitusional
3. Monarki Parlementer

Bentuk negara yang saat ini di gunakan terbagi dalam dua bentuk yaitu
4. Negara Kesatuan (Unitaris)
5. Negara Serikat (Federasi)
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai