Anda di halaman 1dari 25

D.

JAMAN RENAISANCE (ABAD XVII)


Perbedaan pandangan negara & hukum abad pertengahan
dengan abad Renaisance :
Abad Pertengahan :
 Pandangan hidup terhadap negara dan hukum bersifat
universalitas (bagian dari kehidupan kristen yang umum)
 Ajaran-2 ttg negara & hukum tidak memiliki kepribadian
sendiri karena ditentukan oleh pandangan teologis
Abad Renaisance
 Pandangan hidup manusia mulai berkembang karena
manusia mulai menjiwai dalam kehidupannya
 Ajaran-2 ttg negara & hukum mulai berubah karena
telah dipengaruhi oleh berbagai paham yang berkembang
Paham yang mempengaruhi ajaran negara dan
hukum jaman renaisance terdiri dari :
- Berkembangnya kebudayaan Yunani Kuno
 Sistem Feodalisme yang berakar pada
kebudayaan Jerman Kuno.
1. Nicolo Machiavelli
•Tujuan negara adalah mengusahakan
terlenggaranya ketertiban, keamanan dan
ketentraman. Keadaan demikian dapat dicapai
hanya dengan adanya raja yang kekuasaanya
mutlak/absolut.
•Negara itu adanya untuk kepentingan negara itu
sendiri dan seharusnya negara mengejar tujuan
dan kepentingan sesuai cara yang dianggap tepat,
sekalipun dengan cara licik, sehingga
kepentingan negara dijadikan ukuran tertinggi
pelaksanaan pemerintahan dan segala perbuatan
manusia.
•Hukum dan kekuasaan itu sama karena siapa
yang mempunyai kekuasaan ia mempunyai
hukum dan siapa yang tidak mempunyai
kekuasaan tidak akan pernah mempunyai
hukum.
•Bentuk pemerintahan yang paling baik menurut
Nicollo Machiavelli adalah monarki.
2. Jean Bodin (1530-1596)
Tujuan negara adalah kekuasaan. Untuk mewujdukan
kekuasaan tersebut dengan kedaulatan .
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat
hukum didalam negara, sifat-sifat kedaulatan : 1). Tunggal,
2) Asli, 3) Abadi, 4). Tidak dapat dibagi-bagi.

Bentuk pemerintahan yang paling baik adalah monarki.


KAUM MONARKOMANAKEN

•Istilah monarkomanaken dalam


pengertiannya yang umum adalah anti
raja / menentang raja
•Para tokoh tidak banyak yang mengupas
terhadap perkembangan negara dan
hukum
E. JAMAN BERKEMBANGNYA HUKUM ALAM

1.Teori Hukum alam (abad XVII)


Teori hukum alam adalah teori yang berpangkal
pada keadaan manusia pada waktu negara
belum terbentuk/ belum ada jadi masih dalam
keadaan alam bebas (state of nature), sehingga
manusia dalam keadaan in abstracto.
APA PENYEBAB MANUSIA BERALIH DARI
KEADAAN BEBAS MENJADI TERIKAT PADA
PERATURAN ???

• Manusia memiliki rasio/akal


• kebebasan dapat mengancam jiwa manusia
dan miliknya
1. Grotius
Terjadinya negara / adanya negara karena
diselenggarakannya suatu perjanjian yang
disebut perjanjian masyarakat, karena manusia
sebagai makhluk sosial yang memiliki hasrat
hidup bermasyarakat untuk mencapai tujuan
hidup dengan asarana ketertiban dan keamanan
umum dan tugas tersebut diserahkan kepada
seorang raja dalam suatu perjanjian.
1. Thoma Hobbes
Tujuan hidup yaitu kebahagiaan yang dicapai
dengan cara berkompetisi. Alat untuk mencapai
kebahagiaan itu adalah kekuasaan, kekayaan,
nama baik/keagungan pribadi. Sedangkan
kekuasaan terbesar untuk kepentingan manusia
adalah negara.
Ajarannya bermula dan berpangkal manusia
dalam keadaan sebelum negara, sehingga
manusia hidup dalam keadaan bebas tanpa
ikatan/ in abstracto sehingga manusia saling
bermusuhan dan berlawanan yang disebut
bellum omnium contra omnes.
Penyebab terjadinya bellum omnium contra
omnes, yaitu manusia dalam keaadaan in
abstracto yang memiliki sifat :
1). Compettio,
2). Defentio,
3). Gloria
Dalam rangka mencapai tujuan hidup
manusia, maka mengadakan perjanjian
masyarakat yang tujuannya untuk
menyelenggarakan perdamaian yang
sifatnya langsung yaitu orang-orang secara
langsung menyelenggarakan poerjanjian
dengan menerahkan/melepaskan haknya/
kemerdekaannya kepada raja.
Teori Hukum Alam ,menyatakan bahwa terbentuknya
negara adalah dengan adanya perjanjian masyarakat,
beberapa sudut pandang para tokoh tentang perjanjian
masyarakat :
Thomas Hobbes
Perjanjian masyarakat sifatnya langsung, artinya orang-2
langsung menyerahkan/ melepaskan haknya langsung
kepada raja tidak melalui masyarakat shg raja tidak terikat
pada perjanjian kepada masyarakat.
Marsilius
Perjanjian masyarakat adalah penundukan antara
penguasa dengan rakyatnya/bersifat bertingkat. Artinya
orang-2 menyerahkan kekuasaanya kepada masyarakat
yang mereka bentuk kemudian masyarakat
menyerahkan kepada raja, sehingga kekuasaan tetap
ditangan rakyat raja sebagai pelaksana kekuasaan.
Johanes Althusius
Perjanjian masyarakat adalah penundukan sifatnya
bertingkat, orang-2 menyerahkan kekuasaannya melalui
kesatuannya yaitu rakyat, kemudian mengadakan
perjanjian dengan raja untuk menjalankan UU.
Grotius
Perjanjian itu adalah perjanjian masyarakat sifatnya
bertingkat. Orang-2 menyerahkan kekuasaanya
kepada raja melalui masyarakat karena manusia
sebagai mahkluh sosial yang sehingga memiliki
hasrat untuk hidup bermasyarakat.
2. John Locke
Manusia hidup mula-mula dalam keadaan alam bebas
sebelum negara tetapi telah ada perdamaian dan akal
pikiran seperti halnya negara.
Dalam keadaan alam bebas atau alamiah manusia telah
mempunyai hak-2 alamiah yaitu hak-2 manusia yang
dimilikinya secara pribadi yang disebut hak kodrat atau
hak-2 asasi. Hak-2 tersebut adalah :
Hak akan hidup
Hak akan kebebasan atau kemerdekaan
Hak akan milik, hak akan memiliki sesuatu
Menurut John Locke,
Untuk menjamin hak-2 asasi manusia, maka manusia
mengadakan perjanjian masyarakat untuk membentuk
masyarakat dan selanjutnya negara. Dalam perjanjian
tsb orang-2 tidak seluruhnya menyerahkan kekuasaanya
kepada penguasa, sehingga kekuasaan penguasa
terbatas yaitu dibatasi dengan hak-2 asasi manusia.
Tugas negara :
- Membuat atau menetapkan pertauran (legislatif)
- Melaksanakan dan mengawasi peraturan (eksekutif
dan judikatif)
- Kekuasaan mengatur hub.dg negara-2 lain (federatif)
Berdasarkan ketiga tugas negara tersebut John Lokce
menyatakan bahwa kekuasaan perundang-undangan adalah
kekuasaan yang tertinggi dalam negara karena sebagai
pernyataan kehendak negara. Sehingga bentuk negara
ditentukan berdasarkan kepada siapa kekuasaan perundang-
undangan itu diserahkan.
Bentuk-2 negara yang didasarkan pada kekuasaan
perundangan sbb :
Jika diserahkan satu orang  monarki
Jika diserahkan ke beberapa /dewan  Aristokrasi
 Jika diserahkan ke Rakyat dan pemerintah hanya melaksanakan
 Demokrasi
Menurut John Lokce tujuan negara adalah
memelihara dan menjamin terlaksananya hak-hak
asasi manusia, karena dalam perjanjian masyarakat
manusia tidak seluruhnya menyerahkan hak-haknya
kepada penguasa.

Guna mengatasi kesewangan penguasa maka


kekuasaan negara harus dibagi ke dalam bebeapa
kekuasan yaitu :
•Kekuasaan perundang-undangan /legislatif
•Kekuasaan melaksanakan pemerintahan/ eksekutif
•Kekuasaan kerjasama luar nigari / federatif
Montesquieu (1688-1755)
Sarjana Prancis nama lengkapnya “Charles Secondat
Baron de Labrede et de Montesquieu” (tahun 1688-1755)
Untuk mengatasi kesewenang-wenangan penguasa atau
sistem pemerintahan yang absolut maka kekuasaan
negara harus dipisahkan secara tegas :
- Kekuasaan perundang-undangan /legislatif
- Kekuasaan melaksanakan pemerintahan/ eksekutif
- Kekuasaan kehakiman/judikatif

Perbedaan pendapat Montesquieu dengan John Locke


 Locke Menilai kekuasaan eksekutif merupakan kekuasaan
yang mencakup kekuasaan yudikatif sedangkan federatif
berdiri sendiri
 Montesquieu menyatakan kekuasaan eksekutif mencakup
federatif sedangkan kekuasaan yudikatif harus terpisah
Apa perbedaan antara PEMBAGIAN
dan PEMISAHAN kekuasaan ???

 Hubungan antar lembaga


 Prinsip Check and balance
BEBERAPA SISTEM PEMISAHAN KEKUASAAN MENURUT
PARA AHLI :

John Locke : Prof.Van Vollenhoven


 Legislatif  Per-undang-2an
 Eksekutif  Peradilan/kehakiman
 Federatif  Kepolisian
 pemerintahan

Montesquieu :
 Legislatif
 Eksekutif
2. Jean Jucques Rousseau (1712-1778)
Manusia dalam keadaan alam bebas terjadi kekacauan
dan perpecahan, maka manusia memerlukan jaminan atas
keselamatan jiwa miliknya yaitu dengan
menyelenggarakan perjanjian masyarakat. Yang terpenting
dalam perjanjian tersebut adalah substansi/isi perjanjian.
Akibat yang timbul diselenggarakannya perjanjian
masyarakat adalah :
a. Terciptanya kemauan umum / volente generale, yaitu
kesatuan kemauan orang-2 yang menyelenggarakan
perjanjian sehingga akan membentuk kemauan umum atau
kedaulatan rakyat.
b. Terbentuknya masyarakat/ gemeinschaft , yaitu kesatuan
orang-orang yang menyelenggarakan perjanjian sehingga
akan terbentuk masyarakat atau negara.
Menurut Rousseau, terciptanya negara adalah dengan
perjanjian masyarakat, sehingga terjadi peralihan dari
manusia dalam keadaan in abstracto kedalam bernegara
sehingga kebebasan manusia dibatasi dengan kebebasan
kemauan umum yang dimiliki masyarakat sebagai
kekuasaan tertinggi/kedaulatan. Akibatnya kekuasaan
penguasa /raja tidak mutlak karena dibatasi dengan
adanya kemauan umum/kedaulatan rakyat.
Untuk menentukan bentuk negara/ pemerintahan
didasarkan pada dua kriteria yaitu :
Siapa yang memegang kekuasaan
Berapa orang yang berkuasa

Berdasarkan kriteria tersebut, menurut J.J. Rousseau


ada 3 bentuk negara/ pemerintahan :
1.Kekuasaan negara/pemerintah dipegang raja
sebagai wakil rakyat= monarki
2.Kekuasaan negara/pemerintah dipegang dua
orang/lebih dan bersifat baik = aristokrasi
3.Kekuasaan negara/pemerintah ada pada rakyat dan
bersifat baik = demokrasi

Anda mungkin juga menyukai