Anda di halaman 1dari 14

Pokok Bahasan :

Asal mula Negara


Terjadinya Negara
 Secara garis besar teori tentang asal mula
negara dapat dikelompokkan dalam dua
kelompok :
 Teori yang bersifat spekulasi, yang terdiri dari
teori Ketuhanan, Teori Kekuatan, dan Teori Juridis
 Teori yang bersifat Historis sosiologis, disebut
juga sebagai teori evolusi.
 Yaitu suatu teori yang menganggap bahwa asal
mula negara dan kekuasaan seorang penguasa
adalah semata-mata berasal dari Tuhan. Pelopor
teori ini antara lain Agustinus, Thomas Aquino, dan
Frederick Julius Sthal
 Teori Ketuhanan (teokrasi) pada prinsipnya
mengandung 3 pokok masalah :
 Negara itu dibentuk dibawah kuasa Tuhan;
 Kekuasaan seorang Raja adalah atas pemberian
Tuhan;
 Mereka menganggap bahwa tidak ada kedaulatan
selain kedaulatan Tuhan
 Maksudnya, kekuatan menjadi sumber dan pencipta negara,
negara dilahirkan karena pertarungan kekuatan dimana yang
paling kuat yang akan merupakan pemenang dan sekaligus
pembentuk negara. Faktor kekuatan itu juga dapat berupa
kekuatan ekonomi dan kekuatan otak.
 Tokoh dari teori kekuatan antara lain : Ludwig gunplowitz,
Karl Marx, H.j.Laski, dan Machiavelli.
 Beberapa pandangan dari teori kekuatan diantaranya :
 Negara adalah suatu organisasi dari kekuasaan yang kuat untuk
menindak organisasi yang lemah
 Negara adalah alat kaum kapitalis yang menguasai alat-alat
produksi
 Negara adalah organisasi pemaksa
 Teori juridis di bagi dalam beberapa teori, yakni teori
patrialchal, teori matrialchal, teori patrimonial, dan teori
perjanjian masyarakat.
 Teori patrialchal maksudnya, bahwa pemimpin pertama dari
manusia itu adalah semula dari seorang bapak yang
merupakan kepala keluarga kecil, yang kemudian akan
menjadi keluarga yang lebih besar yang akhirnya
membentuk suatu masyarakat, dan masyarakat membentuk
suatu negara dengan garis bapak sebagai pimpinan
 Sedangkan teori matrialchal hampir sama dengan teori
patrialchal, hanya garis ibu yang menentukan
 Sedangkan teori patrimonial juga hampir sama dengan teori
diatas, namun yang menentukan adalah garis ibu dan bapak.
 Teori perjanjian masyarakat/kontrak sosial/teori hukum alam
pada pokoknya adalah negara merupakan hasil daripada
perjanjian individu-individu yang pada mulanya tidak
mempunyai suatu organisasi pemerintah.
 Dalam sejarahnya dunia dan manusia itu hidupnya
dipisahkan dalam 2 periode yaitu periode sebelum
terbentuknya negara dan periode sesudahnya.
 dalam periode sebelum ada negara (pra negara) manusia
hidup di alam bebas dan oleh karena itu disebut sebagai
alamiah ( manusia in abstakto), hukum yang menguasai
kehidupan manusia in abstakto ialah hukum alam. Pada
suatu saat manusia in abstarkto ini sepakat untuk
mengadakan suatu perjanjian membuat suatu organisasi
yang akhirnya disebut negara.
 Terbentuknya negara merupakan perubahan dari manusia in
abstrakto tadi, yaitu melalui suatu proses ciptaan manusia
yang bersifat rasionil lewat suatu perjanjian masyarakat.
Karenanya teori ini disebut teori perjanjian masyarakat, dan
karena dasarnya adalah hukum alam, maka disebut juga
sebagai teori hukum alam.
 Thomas Hobbes (sarjana Inggris)
 beliau menganggap manusia in abstrakto itu mempunyai sifat individualis
dan egoistis. Tindakannya tidak ditentukan oleh akal, tapi hawa nafsunya,
sehingga keadaannya penuh dengan kekacauan, dimana manusia yang satu
merupakan lawan dari manusia lainnya (Homo Homini Lupus dan Bellum
Omnium Contra Omnus)
 Walau manusia in abstrakto memiliki sifat yang buruk, tapi hakekatnya
mereka mempunyai rasio dan kesadaran untukmempertahankan
kelangsungan hidupnya, karenanya menginginkan kehidupan yang damai,
satu-satunya jalan dengan mengadakan perjanjian, dengan setiap individu
menyerahkan seluruh hak-hak dasarnya kepada seseorang yang dianggap
paling kuat secara mutlak
 Bahwa pihak–pihak yang ikut dalam perjanian itu adalah manusia-
manusia pribadi yang karenanya bentuk perjanjian tersebut disebut
Pactum subyektionis (perjanjian Pribadi). Selanjutnya hasilnya ialah negara
yang berbentuk Monarchi Absolut, yang mana ciri-cirinya adalah :
▪ Raja / Pemerintah berdaulat mutlak
▪ Hukum adalah tergantung kepada yang berkuasa
 John Locke (sarjana Inggris)
 Manusia in abstrakto adalah manusia yang berakal, yang hidup
bebas dan damai. Tetapi ada potensi latent dari manusia berupa
kecenderungan untuk menyerang. Untuk menghindari
kemungkinan kekacauan mereka merasa perlu adanya suatu
organisasi politik yang melindungi jiwa dan harta mereka,
karenanya mereka membentuk perjanjian.
 Konstruksi perjanjiannya ialah pertama-tama diadakan perjanjian
untuk membentuk badan kolektif (badan politik) yang akhirnya
bernama negara, perjanjian ini disebut Pactum union.
 Setelah itu badan politik mengadakan perjanjian dengan seorang
raja/penguasa dengan syarat penguasa tersebut harus menjamin
dan melindungi hak-hak asasi manusia dan memerintah
berdasarkan suatu undang-undang dasar.
 Karenanya hasil perjanjian ini melahirkan suatu kerajaan/negara
yang bersifat Monarchi Konstitusionil dengan ciri-ciri pemerintah
berdasarkan hukum dan dilindunginya hak asasi manusia. Oleh
karena itu John Locke di juluki Bapak Hak-hak asasi Manusia
 JJ Rousseau (sarjana Perancis)
 Pandangan tentang manusia in abstrakto hampir sama
dengan pendapat john locke, tetapi selain punya ratio,
manusia in abstrakto juga memiliki kemauan pribadi dan
kemauan untuk kepentingan umum.
 Alasan membentuk negara ialah karena masyarakat
alamiah memiliki potensi untuk berbahaya, maka dengan
rasio dan kemauan untuk kepentingan umumnya (general
whill) sepakat mengadakan perjanjian masyarakat
membentuk body politik yang bernama negara.
 Konstruksinya ialah individu bebas tersebut mengadakan
perjanjian yang disebut pactum union, tetapi yang berdaulat
tetap rakyat yang mengadakan perjanjian. Oleh karena itu
maka hasilnya adalah suatu negara yang berkedaulatan
rakyat.
 Ciri-ciri negara yang berkedaulatan rakyat diantaranya :
▪ Bahwa pemerintah hanyalah wakil dari rakyat
▪ Kedaulatan adalah tetap ditangan rakyat
▪ Bahwa hukum adalah ekspresi dari kemauan umum
(general whiil)
 Terjadinya negara di bagi dalam 2 tahap, tahap 1 terjadinya
negara secara primer dan tahap 2 secara sekunder
 Perkembangan negara secara Primer melalui 4 tahap, yakni :
1. GEMEINSCAFT atau GENOSSENSCAFT adalah suatu
bentuk negara yang terdiri dari perkelompokan orang-
orang yang menggabungkan diri untuk memenuhi
kepentingan bersama dan didasarkan pada persamaan.
Bentuknya masih sederhana, belum terorganisir, organ-
organ seperti parlemen, kepala negara belum ada. Disini
yang nampak ialah unsur masyarakat paguyuban.
Kedudukan antara individu sama dan segala sesuatu
diusahakan bersama secara gotong royong. Yang
memimpin dalam masyarakat yang homogen ini ialah
siapa yang dianggap paling kuat (Primus Interpares).
Disinilah pertama kali bentuk dari negara yang paling
sederhana sekali, titik tolaknya ialah “unsur rakyat”
2. REICH atau RIJK, bentuk yang kedua ini lebih
baik dari bentuk yang pertama. Bentuk negara
yang sederhana sudah mulai berkembang
dengan mulai terlihat adanya pusat-pusat
kekuasaan, dimana diantara pemegang
kekuasaan yang satu dengan yang lain mulai
bertentangan, disini siapa yang memegang
kekuasaan berdaulat. Dalam tahap ini masih
belum ada pemerintahan yang tetap. Titik
berlakunya adalah unsur “Pemerintahan yang
berdaulat”
3. STAAT, yakni pengertian negara sekarang ini
dimana unsur konstitutif (unsur pembentuk)
dari suatu negara sudah terpenuhi, serta pusat
kekuasaan hanya ada satu. Dalam bentuk
“staat” ini unsur rakyat dan unsur pemerintah
sudah pasti, dan unsur pemerintahan yang ada
tidak bersaing lagi. Disini batas-batas dari
daerah sudah ditentukan. Dalam staat ini masih
banyak sekali adanya negara bukan atas
kehendak rakyat, tetapi dipaksakan oleh
penguasa dengan adanya paksaan tersebut
maka timbul gerakan-gerakan rakyat, gerakan
tersebut merupakan “Natie” untuk melepaskan
tekanan-tekanan dari orang-orang yang
berkuasa.
4. DEMOKRATIE NATIE, atau negara-negara
nasional adalah hasil dari bentuk staat. Disini
perkembangan negara bukan secara historis, akan
tetapi secara kewajaran dan berkembangnya
tersebut adalah karena tingkat
peradaban/kecerdasan yang sudah meningkat
dan maju. Perkembangan negara semacam ini
disebut perkembangan secara Prima, dan
perkembangan bentuk negara ini hanya sampai
pada bentuk Demokratie natie, sedangkan
adanya Diktatur hanya merupakan variasi dari
Demokratie natie dan timbulnya diktatur tersebut
adalah antara lain karena adanya keputusan-
keputusan negara yang diambil secara cepat
tanpa menghiraukan kepentingan masyarakat
yang lain.
 Terjadinya negara secara sekunder terjadi dilingkungan
masyarakat yang sudah bernegara, yang diperlukan hanya
pengakuan.
 Pengakuan terdiri dari 2 macam, yaitu:
 Pengakuan secara de facto, pengakuan berdasarkan
kenyataan yang ada, bersifat sementara, disini tidak
dirasakan adanya keperluan yang mendesak untuk
mengadakan hubungan dengan bangsa atau negara lain.
Biasanya mengenai hubungan dagang saja.
 Pengakuan secara de jure, bersifat tetap serta mempunyai
arti yang lebih luas kerena pengakuan oleh negara lain
cakupannya lebih luas antara lain diadakan hubungan
kebudayaan, politik, ekonomi, dan sebagainya. Pengakuan
de jure biasanya di tandai juga dengan adanya hubungan
diplomatik.

Anda mungkin juga menyukai