Anda di halaman 1dari 7

Nama : Grifandy yanuar ramadhan

Nim : 201810110311131

BAB 3

Berrdiri dan berakhirnya negara

A.Asal mula negara

Asal mula terjadinya negara dibagi menjadi 2 yaitu Secara Primer atau Asal mula
terjadinya negara berdasarkan pendekatan teoritis dan Secara Sekunder atau Asal
mula terjadinya negara berdasarkan fakta.

1. Secara Primer

Terjadinya negara secara primer adalah bertahap yaitu dimulai dari adanya
masyarakat hukum yang paling sederhana, kemudian berevolusi ketingkat yang lebih
maju dan tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya. Dengan
demikian terjadinya negara secara primer adalah membahas asal mula terjadinya
negara yang pertama di dunia.

2. Secara Sekunder

Terjadinya negara secara sekunder adalah membahas terjadinya negara baru yang
dihubungkan dengan negara lain yang telah ada sebelumnya, berkaitan dengan hal
tersebut maka pengakuan negara lain dalam teori sekunder merupakan unsur penting
berdirinya suatu negara baru.

Untuk mengetahui terjadinya negara baru dapat menggunakan pendekatan faktual


yaitu suatu pendekatan yang didasarkan pada kenyataan dan pengalaman sejarah yang
benar–benar terjadi.
Menurut kenyataan sejarah.

B.Teori terjadinya Negara

1.Teori ketuhanan

Teori ketuhanan ini juga sering disebut sebagai teokrasi. Mengutip dari situs
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), teokrasi meyakini jika
negara terbentuk karena kehendak Tuhan. Fredericus Julius Stahl menjelaskan jika
negara bisa tumbuh secara perlahan dan bermula dari keluarga, bangsa dan akhirnya
menjadi suatu negara. Teori ini meyakini jika suatu negara terbentuknya negara lebih
karena kehendak Tuhan dibanding perjuangan maupun revolusi. Negara monarki
biasanya meyakini jika suatu negara terbentuk karena kedaulatan Tuhan. Contohnya
adalah negara Inggris. Prinsip kedaulatan Tuhan bukan hanya pada perihal teori
terbentuknya negara, namun juga pada landasan moral dan hukum dalam
pemerintahan.

2.Teori perjanjian masyarakat

Teori perjanjian masyarakat juga dikenal sebagai teori kontrak sosial. Artinya suatu
negara terbentuk karena adanya perjanjian antar masyarakat. Jean Jacques Rousseau
menjelaskan jika keadaan masyarakat sebelum terbentuknya negara adalah hidup
secara individual, bebas dan sederajat. Namun, masyarakat tidak bisa bahagia dan
merasa aman karena terus ada serangan dari luar masyarakat tersebut. Hingga
akhirnya masyarakat membuat kesepakatan atau kontrak sosial untuk mendirikan
sebuah negara. Secara tidak langsung, kekuasaan sebuah negara berada di tangan
rakyat. Karena rakyat yang menentukan pemimpin serta wakil rakyatnya. Negara
tidak dapat bertindak semena-mena, karena harus mengikuti batasan yang telah
ditetapkan oleh masyarakat.

3.Teori Kekuasaan
Teori kekuasaan berarti sebuah negara terbentuk karena adanya kekuasaan. Artinya
orang atau kelompok yang paling kuatlah yang mendirikan negara. Secara garis besar,
teori kekuasaan berarti kelompok yang paling kuat akan menguasai kelompok yang
paling lemah, setelah adanya pertarungan sengit. Secara garis besar, teori kekuasaan
berarti kelompok yang paling kuat akan menguasai kelompok yang paling lemah,
setelah adanya pertarungan sengit. H.J. Laski mengatakan jika negara dapat mengatur
tindak tanduk masyarakatnya melalui sejumlah peraturan yang telah dibuatnya untuk
memaksa masyarakat patuh pada negara. Negara dikuasai oleh seseorang atau
sekelompok orang yang kuat dalam berbagai hal, misalnya kecerdasan, ekonomi,
agama serta fisik.

4.Teori Hukum alam

Terjadinya negara karena sesuatu yang alamiah terjadi merupakan teori hukum alam.
Teori ini mengatakan jika hukum alam tidak dibuat oleh negara, namun ada karena
memang menurut kehendak alam. Thomas Aquinas menuliskan jika pembentukan
serta keberadaan negara tidak bisa terlepas dari hukum alam. Alasannya karena
secara hukum alam manusia haruslah saling hidup berdampingan dan bekerja sama
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, secara alami manusia adalah
makhluk sosial dan politis, yang perlu mendirikan komunitas untuk mengeluarkan
pendapat serta menyumbangkan pemikiran.

C.Teori Siklus Negara

Teori Siklus Polibios

Teori ini menjelaskan tentang siklus sistem pemerintahan antara penguasa dengan
rakyat.

1.Monarki Monarki adalah suatu sistem pemerintahan di mana raja yang menobatkan
dirinya menggunakan kekuasaan semata-mata untuk rakyat dan bukan untuk dirinya
sendiri.
Monarki dibagi menjadi tiga yaitu:

1.Monarki absolut (raja memiliki kekuasaan penuh dan bersifat mutlak)

2. Monarki konstitusional (kekuasaan raja dibatasi berdasarkan hukum atau konstitusi


yang berlaku)

3. Monarki parlementer (parlemen berkuasa penuh, raja hanya sebagai simbol)

Tirani

Tirani merupakan perubahan sistem pemerintahan di mana raja yang sebelumnya


merakyat tiba-tiba berkuasa semena-mena dan melakukan penyelewengan wewenang
sehingga rakyat menjadi tertindas. Sistem ini sama dengan komunisme, fasisme,
totaliter, dan kediktatoran.

Aristokrasi

Aristokrat atau golongan bangsawan mulai peduli terhadap rakyat yang tertindas oleh
kebijakan penguasa yang semena-mena.

Oligarki

Oligarki adalah perubahan sistem pemerintahan di mana kaum bangsawan, elit


politik, dan kalangan atas juga ikut menindas rakyat bersama raja sehingga muncul
sikap etnosentrisme dan feodalisme.

Demokrasi

Rakyat kemudian bangkit dan melancarkan revolusi untuk melawan pemerintah yang
bertindak semena-mena. Kemudian rakyat berkuasa atas pemerintahan dan negara
serta kemerdekaan dari penindasan dan ketidakpedulian penguasa kepada rakyat.
Biasanya pemerintahan berubah menjadi sistem republik contohnya seperti Revolusi
Prancis.
Oklokrasi

Ketika tampuk pemerintahan sudah dikuasai rakyat, negara menjadi kacau karena
seluruh rakyat ingin menjadi pemimpin sehingga pemerintahan kembali ke sistem
monarki.

D,Teori Negara gagal

Negara gagal adalah negara yang dianggap gagal memenuhi persyaratan dan
tanggung jawab dasar suatu pemerintahan berdaulat. Tidak ada kesepakatan umum
tentang definisi negara gagal. Definisi negara gagal menurut Fund for Peace sering
digunakan untuk mencap suatu negara yang memiliki ciri-ciri berikut:

Kehilangan kontrol atas wilayahnya sendiri, atau monopoli pengerahan pasukan fisik
sah di wilayahnya

Tergerusnya kewenangan yang sah dalam pembuatan keputusan bersama

Tidak mampu menyediakan layanan publik

Tidak mampu berinteraksi dengan negara lain sebagai anggota penuh komunitas
internasional

Ciri-ciri yang umum dari suatu negara gagal adalah pemerintah pusatnya sangat
lemah atau tidak efektif sampai-sampai kekuasaan praktis di sebagian besar
wilayahnya begitu kecil; buruknya layanan publik; korupsi dan tindak kejahatan yang
meluas; intervensi aktor negara dan non-negara; adanya pengungsi atau perpindahan
penduduk tak terkendali; memburuknya ekonomi secara tajam; dan intervensi militer
baik dari dalam maupun luar negara dapat terjadi.

Seberapa besarnya kendali pemerintah yang dibutuhkan agar tidak dicap sebagai
negara gagal masih beragam di kalangan peneliti.Selain itu, penetapan negara "gagal"
masih dianggap kontroversial dan jika dibuat secara sengaja, akan ada konsekuensi
geopolitik yang besar

F.Teori berakhirnya suatu negara

1.Teori Organis, teori ini berkembang pada abad XIX yang memandang Negara
sebagai organisme. Teori ini berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan
terutama biologi, dengan ditemukannya sistem sel pada binatang dan tumbuhan dan
teori evolusi dari Darwin. Penganut teori ini memperkuat argumentasinya dengan
mengambil beberapa contoh: Babilonia, Persi, Phunisia, Romawi dan ain-lain yang
semuanya menjalani dari Negara kecil, hingga besar dan kuat dan akhirnya menjadi
kecil kembali, lemah dan akhirnya lenyap. Penganut teori ini antara lain: F. J.
Schmitthenner, Herbert Spencer, Heinrich Ahrens dan Bluntschi.

2.Teori Anarchis, menurut teori ini, Negara adalah suatu bentuk susunan tata paksa
yang sesungguhnya yang hanya sesuai jika diterapkan dalam tatanan kehidupan
masyarakat yang masih primitif, bukan pada masyarakat yang modern dan beradab.
Penganut aliran ini percaya, suatu saat Negara pasti akan lenyap, dan muncul
masyarakat yang bebas dan merdeka, tanpa paksaan dan tanpa pemerintahan dan
Negara. Terorisme dan kekerasan adalah tindakan berlebihan dan tindakan
melampaui batas. Teori ini mencapai puncaknya pada zaman Tsar Alexander II di
Rusia. Penganut aliran ini antara lain: William Godwin, Joseph Proudhon, Kropotkin.

3.Teori Mati tuanya Negara, menurut teori ini, Negara sebagai suatu struktur tata
paksa tidak perlu dihapus atau diperangi, karena keberadaannya atau kehilangannya
sesuai dengan hokum lingkungan yang berlaku. Negara dating atau lenyap menurut
syarat-syarat obyektif lainnya. Prof. Wirjono Prodjodikoro berpendapat, bila Negara
dianggap terhenti, hancur atau jatuh maka unsur wilayah, dan masyarakat tetap ada,
hanya unsure pemerintahannya yang musnah. Menurut teori ini , Negara sebagai
suatu struktur tata paksa tidak perlu dihapus atau diperangi, karena keberadaanya atau
kehilangannya sesuai dengan hokum lingkungan yang berlaku. Negara dating atau
lenyap menurut syarat-syarat obyektif lainnya.

4. Teori lain, Sejarah membuktikan, terdapat unsur lain atas berakhir atau lenyapnya
suatu Negara, yaitu karena peperangan. Beberapa Negara memang ada yang
didahului dengan peperangan. Zaman dahulu Negara yang kalah perang, akan binasa
secara total, tetapi karena manusia sudah maju dan beradab maka hal semacam ini
tidak terjadi lagi.

Anda mungkin juga menyukai