Anda di halaman 1dari 5

TEORI ASAL MULA NEGARA DAN LENYAPNYA NEGARA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Ilmu Negara
Yang diampu oleh Ibu Desinta Dwi Rapita, S.Pd, S.H., M.H.

Disusun oleh :
Rizki Andi Santoso (220711604844)
Satria Maulana Ardhika (220711602930)
Tri Ananda Sari Dewi (220711603734)
Wufi Af'idatul Isma (220711602830)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
SEPTEMBER 2022
A. Teori Asal Mula Terbentuknya Negara
Ketika kita mempelajari negara, maka akan ada pertanyaan bagaimana asal mula suatu
negara terbentuk? Tidaklah mungkin suatu negara terbentuk tanpa ada asal mulanya. Oleh karena
itu, pada bagian ini kita akan membahas bagaimana asal mula negara.

1. Teori Terbentuknya Negara Secara Teoritis


Apa yang dimaksud dengan teoritis? Terbentuknya negara secara teoritis adalah
anggapan atau pemikiran para ahli pada wilayah hukum dan tata negara tentang
terbentuknya negara. Bukan murni berdasarkan keadaan faktual yang terjadi di
lapangan akan tetapi hasil pemikiran tentang bagaimana asal mula terbentuknya
negara. Terdapat beberapa teori terjadinya negara berikut penjelasannya:
A) Teori Penaklukan
Teori penaklukan adalah teori yang menganggap bahwa negara itu timbul karena
adanya kumpulan manusia yang mengalahkan kelompok manusia lain. Dengan
demikian, pembentukan negara dapat terjadi karena proklamasi, peleburan, dan
penguasaan atau pemberontakan (Kamsil,1985:2-3). Teori ini juga disebut teori kekuatan
(Force Theory) karena dalam teori ini kekuatan membuat hukum, dan kekuatan itu
sendiri adalah pembenaran negara. Contoh negara yang berasal dari teori ini adalah
Liberia. Awalnya Liberia adalah daerah kosong yang dijadikan negara oleh para budak
yang telah dimerdekakan orang Amerika. Kemudian Liberia dimerdekakan pada tahun
1847.
B) Teori Patrilineal dan Matrilineal
Teori ini menganggap bahwa negara itu timbul dari perkembangan kelompok
keluarga yang dikuasai oleh garis keturunan Ayah (patrilineal) atau garis keturunan ibu
(matrilineal). Keluarga tersebut terus berkembang menurut garis keturunan yang ada dan
menjadi benih-benih negara sampai terbentuk pemerintahan yang terdesentralisasi.
C) Teori Perjanjian Masyarakat
Teori perjanjian masyarakat diperkenalkan oleh tokoh yang bernama Thomas
Hobbes, yang lahir pada tahun 1588 dan meninggal pada tahun 1679. Hobbes
menyatakan bahwa yang berlaku pada masa sebelum adanya negara adalah hukum rimba.
Di masa tersebut, yang berlaku adalah prinsip homo homini lupus, yang berarti manusia
menjadi serigala bagi manusia lain. Selain itu, juga berlaku prinsip bellum omnium
contra omnes¸ yang artinya semua lawan semua. Kemudian, untuk mengakhiri hukum
rimba di tegah masyarakat, maka masyarakat membuat kontrak sosial atau perjanjian
masyarakat.
Kontrak sosial tersebut berupa penyerahan kewenangan atau kekuasaan kepada raja
untuk memerintah. Artinya masyarakat secara bersama-sama berjanji untuk
menyerahkan kekuasaan kepada raja yang ditunjuk untuk memerintah agar hukum rimba
tidak terjadi lagi (Atmadja, 2012:26-27).
D) Teori Organis
Menurut Dede Rosyada, dkk (2005: 54) mengemukakan konsepsi organis tentang
hakikat dan asal mula negara adalah suatu konsep biologis yang melukiskan negara
dengan istilah-istilah ilmu alam. Negara dianggap atau disamakan dengan makhluk
hidup, manusia atau binatang individu yang merupakan komponen-komponen Negara
dianggap sebagai sel-sel dari makhluk hidup itu. Kehidupan corporal dari Negara dapat
disamakan sebagai tulang belulang manusia, undang-undang sebagai urat syaraf, raja
(kaisar) sebagai kepala dan para individu sebagai daging makhluk itu.
E) Teori Modern
Teori selanjutnya yang bisa menjelaskan tentang asal mula negara yaitu teori
modern. Kranenburg menjelaskan bahwa negara lahir karena adanya komunitas manusia
yang disebut sebagai bangsa. Negara akan lahir apabila terdapat suatu bangsa. Oleh
karena itu, bangsa menjadi fondasi bagi terciptanya negara. Pendapat Kranenberg ini
menyimpulan bahwa tidak akan mungkin ada negara jika tidak ada komunitas yang
disebut bangsa. Keadaan tersebut menyebabkan penguasa dari sebuah negara adalah
bangsa yang menciptakan negara. Penjelasan dari Kranenberg bertolak belakang dengan
penjelasan Logemann, yang menjelaskan bahwa negara lebih dulu ada sebelum tercipta
bangsa. Logemann berpandangan bahwa negara, dengan kekuasaan yang dimilikinya,
kemudian menciptakan suatu bangsa, sehingga bangsa itu ada karena adanya suatu
negara (Hufron dan Hadi, 2016: 91).
F) Teori Ketuhanan
Teori ketuhanan adalah teori yang ada saat agama-agama besar telah tersebar ke
dunia ini contohnya Islam dan Kristen. Teori ini sesuai namanya tentu saja dipengaruhi
oleh paham keagamaan. Dan berdasarkan itulah, teori ketuhanan terbentuknya negara
didasari anggapan bahwa negara terbentuk atas dasar keinginan Tuhan. Berdasar
terhadap kepercayaan bahwa segala sesuatu berawal dari Tuhan dan berjalan sesuai
kehendaknya. Paham ini, sesuai dengan ketentuannya, Tuhan yang menciptakan negara
sehingga negara dianggap penjelmaan kekuasaan Tuhan. Hal ini mengakibatkan paham
bahwa raja atau penguasa adalah pilihan Tuhan untuk memerintah sehingga raja memiliki
kekuasaan mutlak pada suatu negara atau kerajaan.

2. Teori Terbentuknya Negara secara Primer


Teori ini menggolongkan terbentuknya negara menjadi 4 fase, yaitu:
a) Fase genootshap, berawal dari individu-individu manusia yang kemudian
mendeklarasikan diri untuk saling hidup bersama-sama dengan berdasarkan pada
persamaan kepentingan.
b) Fase reich, fase ini menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki hak atas tanah yang
kemudian pemilik tanah menyerahkan kekuasaan kepada penguasa untuk
menjalankan negara.
c) Fase Staat, fase ini menjelaskan adanya wilayah politik yang menjadi kekuasaan
politik membuat antar wilayah saling beradu kekuatan. Fase ini menghasilkan
adanya kekuasaan pusat dengan daerah.
d) Fase democratische natie dan fase dictatuur. Fase democratiche natie atau fase
demokrasi nasional merupakan fase yang menjadikan kedaulatan rakyat sebagai
dasar. Negara ada atau lahir karena adanya kedaulatan rakyat, atau rakyat yang
berdaulat. Pada fase dictatuur terdapat dua pendapat yang berbeda, pendapat pertama
menyatakan bahwa fase dictatuur atau dictatum merupakan perluasan dari fase
democratische natie. Pendapat lain menyatakan bahwa fase dictatuur atau dictatum
adalah fase penyimpangan dari fase democratische natie.
3. Teori Terbentuknya Negara secara Sekunder
Teori terjadinya negara secara sekunder merupakan terbentuknya negara melalui claim
atau pengakuan dari negara lain atau bangsa yang belum memiliki atau menciptakan negara
terhadap suatu negara.
Pengakuan sendiri terdiri jadi tiga jenis, yaitu (1) pengakuan de facto yang bersifat
sementara merupakan pengakuan yang diberikan kepada negara yang baru lahir, (2)
pengakuan de jure atau pengakuan yuridis, pengakuan terhadap lahirnya suatu negara yang
sifatnya tetap dan mutlak, dan (3) pengakuan atas pemerintahan de facto, Pengakuan ini hanya
bersifat pengakuan lahiriah atas kedudukan pemerintah saja.
(1) Pemberian pengakuan tersebut sifatnya sementara, karena secara nyata negara
tersebut memang telah lahir, tetapi secara hukum belum dapat dinyatakan apakah negara
tersebut telah benar-benar lahir atau tidak. Sedangkan (2) pengakuan de jure adalah
pengakuan terhadap lahirnya suatu negara yang sifatnya tetap dan mutlak. Keadaan tersebut
dikarenakan negara yang tercipta merupakan negara yang lahir karena hukum, sehingga
bersifat tetap. Pengakuan selanjutnya adalah (3) pengakuan atas pemerintahan yang de facto.
Pengakuan ini hanya bersifat pengakuan lahiriah atas kedudukan pemerintah saja. Pengakuan
ini tidak mengakui eksistensi negara secara penuh. Tetapi pengakuan ini juga bisa masuk
dalam pengakuan terhadap negara secara sebagian, karena pemerintah merupakan unsur
negara yang harus ada dalam berdirinya negara. Karena negara tanpa pemerintahan juga tidak
akan bisa disebut sebagai negara (Busroh, 2009: 46-47).

B. Teori Lenyapnya Negara


1. Teori Marxisme (Karl Marx, Reidrich, Engles, dan Lenin).
Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari Karl Marx.
Marx sendiri menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem
sosial, dan sistem politik. Penganut teori ini disebut Marxis. Teori ini merupakan dasar teori
komunisme modern. Teori ini berpendapat bahwa suatu saat jika masyarakat yang adil dan
makmur sudah terwujud, disana tidak ada lagi perbedaan kelas, karena tidak ada lagi
perjuangan kelas, disitulah negara akan lenyap. Teori ini tertuang dalam buku Manisfesto
komunis yang dibuat oleh Karl Marx dan sahabatnya, Freiderich Engels.

2. Teori Mati Tuanya Negara


Menurut teori ini, negara sebagai suatu susunan tata paksa tidak perlu dihapus atau
diperangi, karena keberadaannya, berdirinya, atau hilangnya negara sesuai dengan hukum
yang berlaku. Dengan kata lain, negara akan berdiri atau lenyap menurut syarat-syarat
objektifnya sendiri. Jika syarat-syarat untuk berdirinya suatu negara terpenuhi, negara akan
tetap berdiri. Prof. Wirjono Prodjodikoro berpendapat, bila negara dianggap berhenti, hancur
atau jatuh maka unsut wilayah, dan masyarakat tetap ada, hanya unsur pemerintahannya yang
musnah. Di Indonesia pernah terjadi pada Zaman Sriwijaya, di abad VII pernah jaya namun
kemudian tenggelam.
C. Kesimpulan
Terbentuknya sebuah negara tentunya bisa menganut banyak teori seperti teori
penaklukan, teori patrilineal dan matrilineal, teori perjanjian masyarakat, teori organis, teori
modern, teori ketuhanan, dan teori asal mula negara secara primer dan sekunder. Dari berbagai
teori tersebut, indonesia sendiri sangat dekat dengan teori penaklukan. Karena pada teori
tersebut, sebuah negara dapat terbentuk karena dilakukannya proklamasi, dan seperti yang kita
ketahui, Indonesia dapat menjadi negara merdeka setelah dilakukan proklamasi pada tanggal
17 Agustus 1945, yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan didampingi oleh wakilnya Mohammad
Hatta.
Selain itu, Banyak juga teori tentang lenyapnya sebuah negara dan faktor-faktor yang
mempengaruhi baik internal maupun eksternal. Indonesia sendiri tidak memiliki kecocokan
sama sekali dengan teori lenyapnya sebuah negara, hal tersebut tentunya dikarenakan negara
ini masih berdiri kokoh dan berdaulat sebagai negara demokrasi. Sayangnya, bibit-bibit
perpecahan mulai bermunculan, mulai dari kurangnya rasa toleransi, gejala etnosentrisme,
melemahnya budaya bangsa, pembangunan tidak merata, dan arogansi mayoritas telah dapat
kita lihat di depan mata
Dengan adanya makalah ini diharapkan generasi penerus bangsa dapat tersulut
semangatnya untuk menjaga dan mengamalkan nilai-nilai pancasila agar tidak terjadi
perpecahan dan dapat menjauhkan negara kita dari berbagai teori lenyapnya sebuah negara.
Makalah ini juga diharapakan dapat membantu peneliti lain sebagai sumber referensi untuk
membuat penelitian yang lebih baik dikemudian hari.

D. Daftar Rujukan
Muhtada, Dani dan Ayon Diniyanto. 2018. "DASAR-DASAR ILMU NEGARA". Semarang:
BPFH UNNES.
PENTAHAPAN WORDPRESS. "TEORI ASAL MULA NEGARA". Diakses pada tanggal 2
September 2022 pukul 13.00, dari https://tiaraaji.wordpress.com/bahan-kuliah/ilmu-
negara/teori-asal-mula-negara/
Hairina. 2015. "TEORI LENYAPNYA NEGARA MATA KULIAH ILMU NEGARA".
Diakses pada tanggal 4 September 2022 pukul 19.00 dari
http://hairinarina.blogspot.com/2015/08/teori-lenyapnya-negara-mata-kuliah-
ilmu.html?m=1
KOMPAS.COM. 2022. "Teori Negara Menurut Marx". Diakses pada tanggal 4 September 2022
pukul 19.30 dari https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/02/23/01450001/teori-
negara-menurut-marx

Anda mungkin juga menyukai