Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ILMU NEGARA

DOSEN PEMBIMBING:

RAHADIAN SYAM, S.H., M.H.

DISUSUN OLEH:

SITI SYAMSIAH

(010002200113)

PRODI S-1 ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA

TAHUN AJAR 22/23


Pengertian Negara

Dalam sejarah ketatanegaraan, pengertian-pengertian tentang negara selalu

berubah-ubah, karena pengertian-pengertian itu dilahirkan menurut jamannya dan

alam pikiran penciptanya tidak bebas dari kenyataan-kenyataan hidup di

sekitarnnya seperti agama,dan lain lainnya.

Menurut Agustinus (350-450M) membagi negara atas 2 bagian yaitu Civitas Dei

(Negara Tuhan) dan Civitas Terrena (Negara Duniawi). Paham Agustinus ini

ditentang pada abad Renaissance diantarannya oleh Macchiaveli (1469-1527)

dalam bukunnya "ll Principle" yang mengartikan sebagai negara kekuasaan. dalam

buku tersebut di ajarkan bagaimana raja harus memerintah dengan baik dan

kelemahan raja dalam memerintah adalah agama yang menanamkan rasa susila

dan rasa keadilan.

Menurut Thomas Hobbes (1588-1679) negara yang diinginkan oleh Thomas

Hobbes dalam teorinnya adalah negara absolut. Warga negara tidak memiliki hak

apapun terhadap negara, melainkan semua hak yang dimilikinnya adalah milik

negara yang sudah diatur dalam undang-undang Dalam negara yang sesuai dengan

ajaran Hobbes, apa yang adil di dalam bidang kehidupan bernegara ditentukan oleh

negara. Yang adil adalah apa yang sesuai dengan undang-undang, berapapum

buruknya undang-undang yang dibuat oleh negara. Cara ini merupakan

satu-satunya cara untuk memciptakan ketertiban dalam masyarakat. Oleh karena

itu disebut sebagai negara hukum formal dalam paham positivistik. Berbeda dengan

Thomas Hobbes John Locke melahirkan bentuk negara monarki konstational yaitu

antara raja dan rakyat diadakan perjanjian, dan karena itu raja berkuasa untuk

melindungi hak rakyat dan apabila raja bertindak sewenang-wenang maka rakyat

dapat minta pertanggung jawaban atas kepimpinan raja yang sewenang-

wenangnnya dan kekuasaan raja tersebut dibatasi oleh konstitusi.


Sedangkan menurut Rousseau yang berdaulat dalam di dalam negara adalah

rakyat, dan penguasa merupakan mandaritis dari rakyat dan ini hanya mempunyai

nilai teoritis, karena dalam sejarah masyarakat, hal itu tidak pernah terjadi dan

memang tidak pernah ada. Menurut Kranenburg negara adalah organisasi yang

timbul karena kehendak dari bangsannya sendiri. Menurut Roger H Soltau Negara

adalah alat agency atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan

persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.

Menurut Harold J Laski mengatakan bahwa Negara adalah suatu masyarakat

yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup untuk mencapai

terkabulnya keinginan-keinginan bersama. Max Weber berpendapat bahwa Negara

adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan

fisik secara sah dalam sesuatu wilayah.

Robert Mac Iver merumuskan Negara sebagai asosiasi yang menyelenggarakan

penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan

system hukum yang di tentukan.

Menurut Mariam Budiardjo berpendapat bahwa negara adalah suatu daerah

territorial yang rakyatnnya diperintah oleh sejumlah pejabat negara melalui

penguasaan monopolistis dari kekuasaan yang sah mariam Budiardjo menguraikan

sifat hakikat negara sebagai berikut:

1. Sifat memaksa agar undang-undang dapat ditaati meaka negara

mempunyai alat seperti polisi dan tantara untuk menciptakan ketertiban

2. Sifat monopoli mempunyai monopoli dalam menetukan tujuan Bersama.

Dalam hal ini negara dapat menyatakan suatu aliran politik dapat tertentu

dapat dilarang dan disebar luaskan karena bertentang dengan masyarakat.

3. Sifat mencakup semua undang-undang berlak untuk semua tanpa

terkecuali.
TEORI-TEORI PEMBENARAN KEKUASAAN NEGARA

Teori pembenaran Negara adalah teori yang memberi dasar untuk

membenarkan adanya organisasi Negara, termasuk memberi dasar untuk

membenarkan adanya kekuasaan yang amat besar dalam Negara. Pembahasan

mengenai teori pembenaran Negara berdasar pada tiga macam teori Pada garis

besarnya, teori-teori ini dapat dibagi atas 3 golongan, yaitu:

1. Teori Teokrasi (Theocratische Theorie)

a) Langsung

b) Tidak langsung

2. Teori Kekuasaan (Machtatheorie)

a) Fisik

b) Ekonomis

3. Teori Yuridis (Yuridische Theorie)

a) Patriarchaal

b) Patrimonial

c) Perjanjian

1. Teori Teokrasi

Teori ini bersifat absolute dan sulit untuk dibantah, terutama bagi

masyarakat yang berdasar agama. Hal ini disebabkan karena pembenaran

Negara dikembalikan pada kekuasaan yang lebih tinggi dari manusia yaitu

Tuhan. Dan Teori ini terbagi atas teori Teokrasi langsung dan tidak langsung.

a) Teori Teokrasi Langsung

Menurut teori Teokrasi yang langsung, adanya Negara dikembalikan pada

kekuasaan yang lebih tinggi dari manusia, yaitu kehendak Tuhan. Jadi yang

berkuasa di dalam negara adalah langsung Tuhan,Negara yang pernah

menganut teori ini di antaranya adalah Yunani Kuno, Jepang sebelum

Perang Dunia II, Tibet, dan Mesir. Pada jaman Yunani Kuno.Teori ini pada

intinnya membetulkan kalau negeri itu diperintah oleh tuhan meski tuhan

itu berupa raja.


b) Teori Teokrasi Tidak Langsung

Teori ini yang memerintah suatu Negara bukan Tuhan melainkan Raja atas

nama Tuhan. Raja memerintah atas kehendak Tuhan sebagai karunia.

2. Teori Kekuasaan/ Teori kekuatan

Teori kekuatan membetulkan adannya negeri bersumber pada kekuatan

sekelompok orang ataupun seorang kekuatan yang dimilikinnya apakah itu

ialah kekuatan jasmani, rohani, ataupun kekuatan materi

a) Teori Kekuatan Jasmani

Teori ini membetulkan bila penguasa memiliki kekuatan jasmani yang baik

secara raga besar serta kokoh, ataupun mempunyai keahlian dalam

memakai senjata perang.

b) Teori Kekuatan Ekonomi

Teori ini seseorang penguasa bagaimanapun kekuatan jasmani serta

rohaninnya namun tidak mempunyai kekuatan ekonomi, hingga dia tidak

sanggup memerintah dalam negeri.

c) Teori Kekuatan Rohani

Dalam teori ini penguasa dalam negeri tidak hanya wajib mempunyai

kekuatan jasmani wajib pula mempunyai kekuatan rohani.

3. Teori Yuridis

bahasan teori pembenaran Negara secara yuridis terbagi dalam peninjauan,

yaitu segi Hukum Perdata dan Hukum Publik. Dari segi hukum perdata,

pembahasannya meliputi teori Hukum Keluarga, Hukum Benda, dan Hukum

Perjanjian.

1) Dari Segi Hukum Perdata

• Teori Hukum Keluarga (Patriarchaal)

Adanya negara disebabkan suatu pertumbuhan dari keluarga/family,

yang terjadi secara bertingkat atau melalui beberapa fase.pada

tingkatan pertama keadaan keluarga masih sangat sederhana tetapi


telah memiliki kebiasaan. Fase berikutnnya keluarga tersebut menjadi

lebih besar, menjadi klan yang dipimpin oleh klan. Proses ini juga dapat

melalui perkawinan antar anggota keluarga sehingga terjaid

penggabungan keluarga.

• Teori Hukum Benda (Patrimonial)

Patrimonial berasal dari istilah patrimonium yang artinya hak milik.

Pembenaran adanya Negara adalah hak milik atas suatu benda, yaitu

tanah.

• Teori Hukum Perjanjian

Menurut teori hukum perjanjian, Negara merupakan hasil perjanjian

dua pihak dengan dua kepentingan yang berbeda, sehingga bersifat

dualistis dan timbal balik.

2) Dari Segi Hukum Publik

Negeri berdasar teori public ialah hasil perjanjian segala rakyat dengan

satu tujuan, ialah membentuk negeri pernjanjian ini diucap perjanjian

warga bertujuan buat memilah siapa yang hendak jadi penguasa serta pula

jadi bawah buat mebenarkan tindakannya teori perjanjian ini pula

dikemukakan oleh 3 tokoh ialah Thomas Hobbes, John Locke serta JJ

Rousseau.

➢ Pendapat Thomas Hobbes

Manusia itu senantiasa hidup dalam ketakutan ialah khawatir akan

diserbu oleh manusia yang lain yang lebih kokoh kondisi jasmaninnya

setelah itu komentar Thomas Hobbes ini disedrhanakan oleh John

Locke.

➢ Pendapat John Locke

Bagi John Locke bila kita khawatir hingga lakukanlah perjanjian

dengan negeri lain supaya kita merasa nyaman setelah itu raja serta

rakyat adakanlah perjanjian supaya raja yang berkuasa melindungi hak

rakyatnya, kalua raja berperan sewenang- wenang hingga rakyat bisa

memohon pertanggungjawaban.
➢ Pendapat Jean Jacques Rousseau

Komentar Jean Jacques Rousseau ini menajadi cikal bakal

lahirnnya demokrasi Rousseau berkata kalau perjanjian pula

melahirkan antara rakyat serta negeri sebab seperti itu lahirlah suatu

kedaulatan rakyat Kala ngomonginkedaulatan rakyat tentu terdapat

Batas sebab rakyat tidak sempat membagikan cek kosong ataupun

sepenuhnnya kekuasaan pada negeri.

Tujuan Negara

Setiap Negara mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Apa yang menjadi

tujuan bagi suatu Negara, ke arah mana suatu organisasi Negara ditujukan adalah

masalah penting, sebab tujuan inilah yang bakal menjadi pedoman tentang

bagaimana Negara usun dan dikendalikan, dan bagaimana kehidupan rakyatnya

diatur sesuai tujuan itu.

❖ LORD SHANG/SHANG YANG (abad III-IV)

Menurut shang, rakyat lemab berarti negara kuat, dan negara kuat

beranti rakyat lemab, Oleh karena itu negara yang mempunyai tujuan yang

betul, hendaklah bertindak melemahkan rakyat.

❖ NICOLLO MACCHIAVELLI (Italia, 1429-1527)

Macchiavelli mengartikan pemerintahan itu sebagai cara untuk

memperoleh kekuasaan dan menjalankan kekuasaan itu. Macchiavelli tidak

setuju dengan moral, kebudayaan, agama, dan sebagainya. Menurut

Macchiavelli, pemerintah harus selalu berusaha agar tetap berada diatas

segala aliran-aliran yang ada, dan bagaimanapun lemahnya pemerintah,

harus ia perhatikan bahwa ia tetap lebih berkuasa.

❖ DANTE ALLEGHIERE (Florence, Italia, 1265-1321)

Dante adalah seorang penyair yang mempunyai pengarub politik, di

negaranya, Tuiuan yang dimaksud oleh dante tidak untuk memperoleh

kekuasaan yang mutlak, tetapi dengan mempersatukan semua

negara-negara dibawah satu kekuasaan untuk membawa kemajuan umat


manusia diseluruh dunia. Menurut dante yang meniadi tujuan negara

adalah meciptakan perdamaian dunia, dengan mensiptakan

undang-undang yang seragam bagi selurub umat manusia.

❖ IMMANUEL KANT (Koningsbergen, Jerman, 1724-1804)

Tujuan negara menurut Kant adalah untuk membentuk dan

mempertahankan hukum, yang hendak meniamin kedudukan hukum dari

individu-individu di dalam masyarakat. Kant juga berpendapat bahwa

manusia dilahirkan sederajat.

❖ KAUM SOSIALIS

Pola pikir dasar Kaum sosialis adalah, manusia dilahirkan dengan hak

sama dan berhak atas perlakuan yang sama. Karena itu tujuan bernegara

bagi kaum sosialis adalah. memberikan kebahagiaan yang

sebesar-besarnya dan merata bagi tiap manusia.

❖ KAUM KAPITALIS

Pola pikir dasarnya adalah bahwa tiap-tiap orang lebih berbakti kepada

masyarakat jika masing-masing mencoba mencapai tujuannya

sendiri-sendiri.

❖ FASCISME

Negara fascis merupakan bangunan tertinggi di dalam masyarakat.

Tujuannya untuk mengembangkan individu-individu yang lebih baik.

❖ INDONESIA

Tuiuan negara republik Indonesia tercantum pada pembukaan UUD

1945 alinea ke-4, yaitu melindungi segenap bangsa dan selurub tumpah

darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Terjadinya Negara

Teori terjadinya Negara terbagi atas dua segi peninjauan, yaitu terjadinya

secara primer dan secara sekunder. Secara primer, pembahasanny logis, bukan

histories, dengan melihat pada pada masalah terbentuknya unsur-unsur Negara.


Berikut penjelasan lebih lanjut:

a) Pertumbuhan primer

Pertumbuhan primer ialah pertumbuhan negara dalam bentuk

sederhana dan kemudian berkembang melalui tingkat-tingkat yang lebih

maju menjadi negara modern. Teori ini membahas tentang teriadinya

negara tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya.

Pertumbuhan negara secara primer teriadi melalui 4 (fase), yaitu :

1. Phase Genootshaap (Genossenschaft)

Phase ini merupakan pengelompokan dari orang-orang yang

menggabungkan dirinya untuk kepentingan bersama, dan disadarkan

pada persamaan.

2. Phase Reich (Rijk)

Pada phase ini kelompok orang-orang yang menggabungkan diri tadi

telah. sadar akan hak milik atas tanah, hingga muncullah tuan yang

berkuasa atas tanah dan orang-orang yang menyewa tanah, sehingga

timbul sistem feodalisme.

3. Phase Staat

Pada phase ini masyarakat telah sadar dari tidak bernegara mejadi

bernegara dan mereka telah sadar bahwa mereka berada pada suatu

kelompok. Dalam hal ini unsur-unsur negara yaitu rakyat, wilayah, dan

pemerintah yang berdaulat sudah terpenuhi.

4. Phase Democratische Natie

Phase ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari phase staat,

dimana democratische ini terbentuk atas dasar kesadaran demokrasi

nasional, kesadaran akan adanya kedaylatan ditangan rakyat.

5. Phase Dictatuur (Dictatum)

Dictatuur ini bukaniah merupakan perkembangan lebih lanjut dari

Democratische Natie, tetapi merupakan variasi atau penyelewangan

dari Democratische Natie.


b) Pertumbuhan Sekunder

Yang dimaksud dengan teori pertumbuhan negara sekunder adalah

teori yang membahas tentang teriadinya negara yang dihubungkan dengan

negara-negara yang telah ada sebelumnya. Pertumbuhan sekunder negara

disebabkan karena penaklukan, pemisahan, perpecahan, penyatuan, atau

penggabungan yang berakibat hilangnya negara yang lama dan digantikan

dengan negara yang baru. Jadi pentingnya dalam masalah ini adalah

pengakuan atau erening. Masalah erkening ini ada 3 (tiga) macam, yaitu:

1) Pengakuan de Facto

Pengakuan ini adalah pengakuan yang bersifat sementara terhadap

munculnya atau terbentuknya suatu negara baru.

2) Pengakuan de Jure (pengakuan yuridis)

Yang dimaksud dengan pengkuan ini adalah pengakuan yang

seluas-luasnya bersifat tetap terhadap munculnya atau timbulnya atau

bahkan terbentuknya suatu negara, dikarenakan terbentuknya negara

baru adalah berdasarkan yuridis.

3) Pengakuan atas Pemerintahan de Facto

Pengakuan ini diciptakan oleh seorang sarjana Belanda pada saat prok

kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus. 1945. Yang dimaksud

dengan pengakuan atas pemerintahan de facto adalah suatu

pengakuan hanya terhadap pemerintahan sedangkan wilayahnya tidak

diakui. Dan suatu negara dapat runtuh atau hilang karena dua faktor

yaitu karena faktor alam dan karena faktor social.

Tipe-Tipe Pokok Negara

Teori tipe-tipe negara bermaksud membahas tentang penggolongan

negara didasarkan kepada ciri-ciri yang khas teori ini terbagi menjadi 5 yaitu:

1) Tipe Pokok Negara Timur Purba/Kuno

Teori negara timur purba merupakan paham keagamaan raja dianggap

sebagai dewa atau wakil tuhan definisi ini dikemukakan oleh

sarjana-sarjana barat
2) Tipe Pokok Negara Yunani Kuno

Negara Yunani Kuno mempunyai tipe sebagai negara kota atau polis seperti

sparta dan athena rakyatnnya mengenal dan menghayati zoon politicon

sistem pemerintahannnya demokrasi langsung sehingga rakyatnnya aktif

dalam kegiatan.

3) Negara Romawi Purba/Kuno

Pada zaman ini negara berkembang mulai melakukan ekspansi untuk

menjadi negara yang besar dan pada zaman ini dikenal dengan kodifikasi

karena dimulai dengan kodifikasi dan diakhiri dengan kodifikasi

4) Negara Abad Pertengahan

Dimana orang mulai mengenal bernegara dan demokrasi meski masih

dikuasai sekelompok orang dengan oteriternnya.

5) Negara Modern

Mulai berkembang orang mengatakan negara ini dibentuk melalui hukum

bukan kekuasaan.

Anda mungkin juga menyukai