Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Rafi Azhari

Str Keperawatan Anestesiologi

P07120322013

Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu

Kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)


mengakibatkan peradaban manusia mengalami perubahan yang sangat signifikan.
Berbagai dibelahan dunia seakan berada dalam radius yang sangat dekat, jarak
tidak lagi menjadi penghalang dalam berkomuinkasi. Berbagai teknologi canggih
yang bertujuan untuk mempermudah segala macam urusan manusia telah
ditemukan dan dikembangkan untuk dipakai oleh masyarakat luas. Perkembangan
teknologi digital telah mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, tidak hanya
sebagai mesin penggerak ekonomi namun juga termasuk bidang IPTEK dan
pendidikan tinggi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian
cepat, selain memberikan dampak positif seperti memberi kemudahan dalam
kehidupan manusia dan masyarakat, juga ditengarai akan menyumbangkan hal-hal
negatif yang diperkirakan dapat merusak sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia.
Penyalahgunaan IPTEK akan mengancam eksistensi hidup manusia di masa yang
akan datang. Oleh karena itu, dalam tulisan ini hendak dipaparkan bagaimana
seharusnya Pancasila dijadikan sebagai dasar pengembangan IPTEK agar selalu
memberikan dampak positif bagi kehidupan bangsa Indonesia. (1)

Perkembangan ilmu amat pesat sejak revolusi pemikiran yang membawa


dampak pada revolusi industri di Eropa pada abad XVIII-XIX. Perubahan dan
perkembangan pada pemikiran keilmuan itu bukanlah satu saat yang datang
mendadak, melainkan telah diawali oleh berbagai pemikiran pada filsuf jauh
sebelumnya. Diawali oleh Roger Bacon (1274-1292), kemudian dilanjlutkan oleh
Francis Bacon (1561-1626) telah mengembangkan metode induksi yang pada
saatnya menjadi metode kuantitatif. Perkembangan pemikiran ini mendapat
coraknya sebagai pemikiran keilmuan yang dilihat setelah metode induktif yang
kemudian berkembang menjadi metode eksperimen di abad XVIII yang mencapai
puncaknya pada abad XIX. Pemikiran keilmuan yang semula menjadi pemikiran
para filsuf pada abad ini mulai dikembangkan secara professional oleh para
ilmuan. Ilmu kealaman yang semula merupakan filsafat alam, setelah menemukan
metode ini kemudian memisahkan diri dari induknya yaitu filsafat, yang di waktu
kemudian diikuti oleh cabang ilmu lainnya. Setiap ilmu harus memiliki objek,
baik objek formal maupun material, yang dimaksud objek material adalah sesuatu
hal yang ingin dikaji, sedangkan objek formal adalah sudut pandang atau “kaca
mata” yang dipakai untuk mengkaji. Ilmu yang satu dengan ilmu yang lain
berbeda justru terletak pada objek formalnya. Objek material dapat sama, tetapi
yang membedakan adalah objek formalnya.

Satu ilmu harus bersistem. Artinya harus merupakan satu kesatuan yang
bulat dan utuh. Dari kesatuan ini mempunyai bagian-bagian yang saling
berhubungan interrelasi maupun hubungan interdependensi, secara keseluruhan
yang bulat.

Setiap ilmu juga memiliki metode sendiri-sendiri. Satu jalan atau cara
untuk mencapai satu tujuan yang diinginkan. Akhirnya, kebenaran satu ilmu harus
bersifat universal, artinya berlaku di sembarang tempat, ruang, dan waktu. (2)

Kehadiran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ditengah-tengah kita akan


memberikan kemudahan dan memecahkan berbagi persoalan hidup dan kehidupan
yang dihadapi manusia.Beberapa peristiwa yang terjadi didunia ini misalnya
dampak negatif dari bom atom yang dijatihjan di Hiroshima dan Nagasaki pada
waktu Perang Dunia kedua, dampak ini akan berdampak negatif kepada
masyarakat Jepang waktu dan menimbulkan traumatik kepada generasi
berikutmya. Dan bahkan akan berdampak enyentuh pada nilai kemanusian secara
universal. Nilai kemanusiaan itu akan bukan milik sekelompok orang tertentu
tetapi milik bersama umat manusia. Sehingga urgensi Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang
dikembangkan di Indoenesia haruslah berdasar dan tidak bertentangan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
2. Setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai
nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek
3. Pancasila dijadikan sebagai rambu rambu normatif dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia agar nantinya mampu
mengendalikan diri serta tidak keluar dari cara berpikir bangsa Indonesia.

Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan Ilmu


Pengetahuan dan Teknologi khususnya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara diharapkan dapat menjadi dasar dan akar pada pengembangan
keilmuan yang disesuaikan dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia, sehingga pengembangan iptek tadi tidak keluar dari nilai-nilai yang
telah dimilliki bangsa Indonesia. (3)

Sumber:

1. http://repository.lppm.unila.ac.id/13309/1/SEMNAS%20PENDIDIKAN%20FKIP
%20UNILA%202019%20Hermi%20Yanzi.pdf

2. https://journal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/23216/15307

3. https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/syariati/article/view/1178/668

Anda mungkin juga menyukai