Anda di halaman 1dari 10

Implementasi Filsafat Ilmu Dan Etika Akademik

Dalam Penggunaan Teknologi Modern

Nama Mahasiswa*
Progam Studi*Universitas*
email*

ABSTRAK
Perkembangan teknologi sangat cepat pada abad 21. Perkembangan membawa
berbagai dampak perubahan pada kehidupan manusia. Hal ini dapat mengakibatkan
munculnya berbagai persoalan baik secara materiil dan mental. Kehadiran perkembangan
teknologi cenderung berlawanan dengan nila-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila,
baik dari segi agama, moral, sosial budaya yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia. Telaah
ini bertujuan untuk mengkaji implementasi filsafat ilmu dan etika akademik dalam
penggunaan teknologi modern. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah study
literature. Analisis pembahasan menujukkan bahwa filsafat ilmu harus diimplementasikan
secara filsafat agar dapat mewujudkan fungsi keilmuan terutama dalam aspek moral,
intelektual, dan sosial. Ilmu bersifat netral dan tidak bermakna baik atau buruk mengingat
pemilik ilmulah yang berhak menentukan sikap. Pemanfaatan teknologi tergantung individu
yang menggunakannya. Penggunaan yang sesuai akan menghasilkan dampak positif dan
sebaliknya penggunaan yang tidak sesuai akan menimbulkan dampak negatif. Seiring
perkembangan ilmu maka filsafat ilmulah yang berperan mewujudkan etika keilmuan yang
baik. Keberadaan filsafat ilmu bertujuan untuk mengembalikan ruh keilmuan agar tetap
mendorong manusia berpikir dan berperilaku arif dan bijaksana dalam melakukan apapun di
kehidupan.

ABSTRACT
Technological developments are very fast in the 21st century. Developments bring various
impacts on human life. This can lead to the emergence of various problems both materially
and mentally. The presence of technological developments tends to contradict the noble
values contained in Pancasila, both in terms of religion, morals, social culture which are the
hallmarks of the Indonesian nation. This study aims to examine the implementation of the
philosophy of science and academic ethics in the use of modern technology. The method used
in this study is a literature study. The analysis of the discussion shows that the philosophy of
science must be implemented philosophically in order to realize scientific functions,
especially in the moral, intellectual and social aspects. Knowledge is neutral and does not
mean good or bad considering that it is the owner of knowledge who has the right to
determine attitudes. Utilization of technology depends on the individual who uses it.
Appropriate use will have a positive impact and conversely inappropriate use will have a
negative impact. Along with the development of science, it is the philosophy of science that
plays a role in realizing good scientific ethics. The existence of a philosophy of science aims
to restore the scientific spirit so that it continues to encourage people to think and behave
wisely and wisely in doing anything in life.

PENDAHULUAN
Arus globalisasi yang terus membawa perkembangan zaman yang semakin maju
dan diiringi perkembangan teknlogi membuat kehidupan semakin mudah. Fenomena
penggunaan teknologi seperti handphone yang mengakses sosial media dengan bebas marak
terjadi. Segala informasi dapat diakses oleh berbagai usia tanpa terkecuali anak-anak. Anak-
anak bebas melihat tayangan yang tidak sesuai dengan usianya. Mereka mulai menirukan
budaya barat seperti berpakaian terbuka, mengikuti gaya hidup, makan dan mengakses
tayangan berbau negatif. Hal ini disebabkan penggunaan teknologi tidak tepat sehingga
menimbulkan perilaku anak yang menyimpang . Tidak sampai disini saja, perkembangan
zaman juga mendorong manusia untuk berpikir lebih cepat. Mereka berpikir tentang
bagaimana cara mempertahankan hidupnya, mempengaruhi lingkungan dan hal-hal
disekitarnya. Pemikiran manusia selalu berkisar tentang inti sari, esensi dan substansi atau
berpikir tentang hakikat suatu hal tertentu, dengan kata lain manusia telah keluar dari
lingkaran awalnya atau memasuki batas penjelajahan ilmu (science), dan telah memasuki zona
filsafat atau dunia yang penuh dengan cinta kebijaksanaan (Mansur, 2017:28).
Tuntutan kebutuhan yang beraneka ragam memaksa manusia harus semakin
mengembangkan pengetahuannya agar mampu mengatasi segala permasalahan hidup dengan
tidak melanggar norma-norma etis yang berlaku. Etika keilmuan menjadi dasar bagi manusia
agar dapat menangkal dampak buruk akibat tidak terpenuhinya kebutuhan. Pada dasarnya
filsafat dan etika dijadikan sebagai pedoman untuk menjalani kehidupan manusia. Salah satu
yang dapat kita jadikan pedoman adalah Filsafat Pancasila. Pancasila mengandung nilai-nilai
luhur yang terkandung dalam setiap sila. Pancasila merupakan dasar falsafah negara Republik
Indonesia yang tercantum dalam alinea keempat pembukaan Undang-undang Dasar 1945,
yang telah ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sebagai dasar negara,
Pancasila dijadikan pedoman untuk mengatur penyelenggaraan negara dan kehidupan bangsa
Indonesia (Junaedi, 2018). Sudah sewajarnya kita sebagai Bangsa Indonesia
mengimplementasikan filsafat dan etika ini dalam penggunaan tenologi.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka penulis termotivasi untuk
mendiskripsikan implimentasi filsafat ilmu dan etika keilmuan dalam penggunaan teknologi
modern. Kajian mengenai permasalahan tersebut bertujuan agar menambah tinjauan ilmiah
terkait peran filsafat ilmu dalam kehidupan manusia dalam berpikir dan berpengetahuan secara
bijaksana. Kajian ini diharapkan dapat menambah literatur ilmiah yang mengingatkan kembali
bahwa ilmu sejatinya muncul dari penemuan dan pengalaman manusia, sehingga moralitas
manusia memegang peranan penting terhadap arah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedepannya.

METODE
Penyusunani artikel ini mengguanakani pendekatan kualitatif dan menggunakan
study literature. Study literaturei mengkaji kembali temuan peneliti terdahulu yang berkaitan
dengan implementasi filsafat ilmu dan etika keilmuan dalam penggunaani teknologi modern.
Penyusunan artikel menggunakani data sekunder yang berasal dari temuan atau kajian
terdahulu yang dikutip sesuaii kaidah ilmiah. Adapuni metode analisis data yang digunakan
dalam penelitiani adalah tekniki analsiis diskriptifi kualitatif yang bertujuani menganalisis
pokok permasalahan terkait dengan upaya mengembalikan ruh keilmuan dalam penggunaan
teknologi pada masyarakat moderni dengan mengoptimalkan keberadaan filsafat ilmu dan
etikai keilmuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hakikat Filsafat Ilmu
Filsafat dalam bahasa inggris yaitu philosophy, sementara filsafat berasal dari
bahasa yunani philosophia yang bersumberi dari kaya philosi yang berarti cinta dan
shopos yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman. Filsafat
pada intinya menekankan tentang konsepi pengetahuani yang ada dalam diri manusia
untuk menggunakannya dalam rangka mengetahui dan memahami segala sesuatu di
alam semesta ini (Umar, 2018:165).
Ilmu berasal dari bahasa arab yakni alimai ya’lamu ‘ilman dengan wajan fa’ila
yaf’alu yang artinya mengerti, memahami benar-benar. Dalam bahasa inggris disebut
science dari bahasa latini scientia yang berarti pengetahuan. Sementara ilmu dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pengetahuani suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentui yang dapat dipergunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu (Umar, 2018:65). Menurut
beberapa para ahli, seperti yang diungkapkan oleh Karl Person, mengatakan
ilmu adalah keterangani yang konperehensif dan konsisten tentang fakta
pengalaman dengan istilah yangii sederhana. Selanjutnya, menurut Muhammadi
Hatta, ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukumi kausal
dalam suatu golongani masalah yang sama tabiatnya, maupun kedudukannyai
tampak dari luar, maupun menurut bangunannyai dari dalam. Jadi, lmu sebenarnya
menekankan pada persoalan tentang ikhtiar penggunaan fikiran manusia secara
sistematisi dalam menelaahi atau menelitii obyek tertentu, sehingga
memberikan merberikan kesimpulan dan penjelasan, yang ahirnya dapat dijadikan
sebagai landasan pengetahuani secarai teoritis.
Poin i penting yang harus dipahamii terkait pengertian atau batasan filsafat
ilmu, antara lain: (1)Pandangan i tentang filsafat i ilmu seperti yang telah uraikan,
pada dasarnya menekankan i bahwa filsafat ilmu itu sebagai proses ilmiah secara
sistematis yang dilakukan oleh filsuf atau peneliti untuk mengungkapkan dan
mengklasifikasikan i tentang obyek-obyek pengetahuan tertentu. (2) Pengetian filasat
ilmu meskipun berbeda, akan tetapi dari sisi substansi hampir memiliki muatan
yang i sama, yakni menempatkan filasat ilmu sebagai bentuk ikhtiar manusia. (3)
Untuk menegaskan i tentang pengertian filasat ilmu, perlunya memahami batasan antara
filsafat i dan ilmu sebagai parameter untuk menjelaskan kedudukan filasafat ilmu.
Keterkaitan Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Teknologi
Filsafat adlah segala induk dari ilmu pengetahuan yang dapat mengembangkan
teknologi dengan berbagai bidang kajiannya. Filsafat memiliki kedudukan yang
cenderung sentral dan pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal
ini dikarenakan filsafatlah yang menjadi titik awal usaha manusia dalam mencari
kebenaran tentang pengetahuan. Semakin lama ilmu semakin bercabang dan
derkembang dengan pesat. Filsafat dengan ilmu pengetahuan teknologi tidak dapat
dipisahkan. Filsafat memberikan pegangan atas alternatif tindakan ketika dimensi ilmu
tidak dapat menjawab persoalan hidup manusia. Filsafat juga memberikan metode
penemuan dan pemecahan persoalan bagi setiap pengetahuan.
Filsafat Pancasila sebagai Landasan Pendidikan
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem
filsafat lain. Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai
upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Notonagoro (dalam
Semadi,2019) menyatakan bahwa hakikat dasar ontologis Pancasila adalah manusia,
sebab manusia merupakan subjek hukum pokok dari Pancasila. Selanjutnya, hakikat
manusia itu adalah semua kompleksitas makhluk hidup, baik sebagai makhluk individu
maupun sebagai makhluk sosial. Secara lebih lanjut, hal ini bisa dijelaskan bahwa yang
berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial adalah manusia.
Kajian epistemologis filsafat Pancasila, dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari
hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
Menurut Titus (Semadi, 2019: 83) terdapat tiga persoalan mendasar dalam
epistemology, yaitu: (1) tentang sumber pengetahuan manusia; (2) tentang teori
kebenaran pengetahuan manusia; dan (3) tentang watak pengetahuan manusia. Tentang
sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana diketahui bahwa Pancasila digali dari nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia sendiri serta dirumuskan secara bersama-sama oleh “The
Founding Fathers” kita. Jadi bangsa Indonesia merupakan Kausa Materialis-nya
Pancasila. Selanjutnya, Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki susunan
yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-silanya maupun isi arti dari sila-
silanya. Susunan sila-sila Pancasila bersifat hierarkis piramidal. Selanjutnya, sila-sila
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologinya,
yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu
kesatuan.
Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya yang terkandung
pada Pancasila. Nilai Pancasila tersebut harus ditanamkan pada peserta didik melalui
penyelenggaraan pendidikan nasional dalam semua level dan jenis pendidikan. Ada dua
pandangan yang menurut (Semadi, 2019), perlu dipertimbangkan dalam menetukan
landasan filosofis dalam pendidikan Indonesia. Pertama, pandangan tentang manusia
Indonesia. Filosofis pendidikan nasional memandang bahwa manusia Indonesia sebagai:
a. makhluk Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya;
b. makhluk individu dengan segala hak dan kewajibannya;
c. makhluk sosial dengan segala tanggung jawab hidup dalam masyarakat yang
pluralistik, baik dari segi lingkungan sosial budaya, lingkungan hidup, dan segi
kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia di tengah-tengah masyarakat global
yang senantiasa berkembang dengan segala tantangannya.
Kedua, Pandangan tentang pendidikan nasional itu sendiri. Dalam pandangan filosofis
pendidikan nasional dipandang sebagai pranata sosial yang selalu berinteraksi dengan
kelembagaan sosial lainnya dalam masyarakat. Filsafat merupakan suatu pembentukan
kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual)
maupun daya perasaan (emosional) menuju ke arah tabiat manusia, maka filsafat juga
diartikan sebagai teori umum pendidikan. 1993). Pendidikan merupakan usaha sadar
yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan
anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai individu dan sebagai warga
masyarakat.
Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, bahwa
Pancasila pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Karena
itu, sistem pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari, dan
mencerminkan identitas Pancasila. Cita dan karsa bangsa Indonesia diusahakan secara
melembaga dalam sistem pendidikan nasioanl yang bertumpu dan dijiwai oleh suatu
keyakinan, pandangan hidup dan folosofi tertentu. Inilah dasar pikiran mengapa filsafat
pendidikan Pancasila merupakan tuntutan nasional dan sistem filsafat pendidikan
Pancasila adalah sub sistem dari sistem negara Dengan memperhatikan fungsi
pendidikan dalam membangun potensi bangsa, khususnya dalam melestarikan
kebudayaan dan kepribadian bangsa yang ada pada akhirnya menentukan eksistensi dan
martabat bangsa, maka sistem pendidikan nasional dan filsafat pendidikan pancasila
seyogyanya terbina secara optimal supaya terjamin tegaknya martabat dan kepribadian
bangsa. Filsafat pendidikan Pancasila merupakan aspek rohaniah atau spiritual sistem
pendidikan nasional, tiada sistem pendidikan nasional tanpa filsafat pendidikan.
Pentingnya Etika Keilmuan dalam Penggunaan Teknologi
Etika merupakan mengenai nilai baik atau buruk perilaku manusia. Etika
memiliki makna sebagai sistem nilai dalam kehidupan manusia sebagai individu maupun
anggota masyarakat yang menjadi pegangan untuk mengatur perilaku dalam
kehidupannya (Soelaiman, 2019). Jadi, etika dapat diartikan sebagaicabang filsafat yang
bersifat normatif yang berisi norma dan nilai keseharian manusia.
Etika memiliki dua bentuk yaitu etika diskriptif dan etika normatif. Etika
diskriptif berorientasi pada hal yang bersifat realistik yang berkaitan dengan nilai
maupun sikap seseorang. Sementara etika normati berorientasi pada idealitas sikap dan
pola perilaku manusia sehingga tidak menyimpang dari nilai dan norma yang ada.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sejak dahulu selalu dihadapkan
dengan permasalahan moral. Penggunaan teknologi menimbulkan resiko yang
menyimpang dari nili-nili luhur Pancasila. Akan tetapi, secara keseluruhan manusia atau
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat disalahkan karena hanya
sebagian manusia saja tidak bertanggungjawab dan tidak mematuhi nilai yang baik
dalam etika sehingga menimbulkan dampak yang buruk. Ketika perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam penggunaaanya tidk memperhatikan nilai-nilai etika
akan membawa dampak negatif bahkan membawa kehancuan peradapan manusia itu
sendiri.
Implementasi Penggunaan Teknologi Modern sesuai dengan Nilai Pancasila
Seiring menggunakan perkembangan zaman, poly budaya asing khususnya
budaya Barat yg masuk ke Indonesia, perlahan-huma menjajah, menghipnotis &
mentransfer budaya orisinil Indonesia, secara nir eksklusif mengganti norma hayati &
konsep hayati warga Indonesia (Azizah, 2022: 1429). Beberapa budaya asing yg
melanggar anggaran Pancasila sudah merambah & menghipnotis budaya Indonesia,
antara lain: klub malam merupakan program dansa menggunakan gaya musik campuran.
Pesta & klub merupakan hal yg biasa waktu merayakan ulang tahun. Seringkali pada
pesta & program klub, terdapat pesta, minum, penggunaan narkoba, & seks bebas.
Pergaulan bebas Belakangan ini ada kenyataan pada kalangan anak muda. Pergaulan
bebas adalah keliru satu impak budaya asing yg masuk ke Indonesia. Dampak menurut
pergaulan bebas merupakan HIV/AIDS. Penampilan seorang menampakan siapa dirinya.
apabila orang melihat seorang menggunakan celana & baju robek, rambut acak-acakan,
atau pria menggunakan pukulan pada hidung & telinganya, itu pula impak negatif
menurut budaya asing.
Ilmu pengetahuan dan teknolohi sejatinya memiliki keterkaitan dengan nilai
budaya dan agama yang menjadi rambu-rambu dalam proses pengembangan dan
penggunaannya. Pancasila sebagai landasan filsafat pendidikan dan etika penggunaan
teknologi menjadi dasar untuk menempatkan nilai budaya dan agama dalam
menggunakan teknologi. Tidak dapat dipungkiri bahwa selain memiliki dampak positif,
penggunaan teknologi juga memiliki dampak negatif (Astuti, 2021:45). Pengaruh
budaya luar yang bebas masuk ke Indonesia melalui internet karena kemajuan teknologi.
Anak muda lebih menyukai budaya asing dibandingkan budayanya sendiri. Oleh karena
itu, perlu penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan agar tidak menyimpang dari
nilai budaya Bangsa Indonesia. Pancasila berperan dalam pengembangan dan
penggunaan ilmu pengetahuan teknologi. Lima hal yang berkaitan dengan Pancasila
seebagai landasan dalam mengembangkan dan menggunakan teknologi yaitu:
1) Ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan harus menghormati
keyakinan religius masyarakat Indonesia.
2) Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan harus bertujuan
untuk pengembangan manusia yang berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan.
3) Perkembangan teknologi harus menghomogenisasi budaya dan
memperkuat persatuan serta mengembangkan pendidikan Indonesia.
4) Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi harus demokratis dan merata.
5) Kesenjangan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
diminimalisir.
Muktapa (2021:28) mengemukakan bahwa upaya yang dapat dilakukan untuk
mengimplimentasikan Filsafat Pancasila dan Etika ilmu dalam penggunaan teknologi
yaitu:
1) Melalui dunia pendidikan, yaitu dengan menambahkan pembelajaran yang memuat
khusus pembelajaran Pancasila. Di setiap satuan pendidikan dari yang terendah
hingga tertinggi. Dengan demikian, anak sejak dari kecil memiliki pengenalan
sekaligus pemahaman mengenai nilai-nilai Pancasila. Ketika kelak ia dewasa sudah
mampu menerapkkan nilai-nilai Pancasila dengan baik termasuk dalam
menggunakan teknologi.
2) Melakukan penyuluhan atau sosialisasi tentang pentingnya menerapkan nilai
pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila dalam kehidupan sehari hari.
Upaya ini penting dilakukan mengingat kurangnya Pendidikan Pancasila
disetiap daerah dan juga masih minimnya pemahaman nilai-nilai Pancasila
dimasyarakat sehingga mereka belum tahu bagaimana penerapan nilai-nilai
Pancasila yang baik dalam kehidupan. Dengan adanya sosialisasi warga
dapat memahami nilai-nilai Pancasila serta mengetahui makna dari tiap
silanya yang sangat penting bagi mereka dalam menjalankan kehidupan.
3) Memperkenalkan nilai-nilai Pancasila melalui media massa. Seperti yang kita
ketahui di zaman sekarang ini media masa dapat digunakan menjadi media
untuk menyebarkan informasi dengan itu kita bisa memanfaatkan media
masa tersebut sebagai media edukasi yang dapat menjangkau semua
orang untuk lebih mengenal Pancasila baik melalui bacaan di laman berita,
artikel dan juga sosial media seperti postingan di Instagram, maupun melalui
tayangan youtube.
4) Memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
pancasila. Pemberian sanksi ini sangat penting agar tidak terjadi
pelanggaran perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila apalagi
pelanggaran yang dibuat bisa saja merugikan banyak pihak dan membuat
resah masyarakat.Menolak dengan tegas paham –paham yang bertentangan
dengan Pancasila. Seperti yang kita ketahui sekarang ini marak sekali
adanya paham radikalisme dimana paham-paham tersebut mulai menyebar
dan tak luput menyerang kalangan pemuda hal ini perlu dicegah dengan
penolakan tegas paham-paham lain yang tidak sesuai dengan paham Pancasila
karena dapat menimbulkan perpecahan serta perselisihan antar warga.
5) Menjadikan Pancasila sebagai acuan dalam bertindak dan memanfaatkan
teknologi. Nilai-nilai Pancasila ini dapat dijadikan pedoman dalam
menggunakan teknologi yaitu sebagai filter dimana dengan menjadikan
Pancasila acuan atau pedoman ini kita dapat mengetahui mana hal yang baik
dan yang buruk serta dalam menggunakan teknologi dan bertindak tidak
gegabah dan selalu berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila dengan ini tindak
kejahatan atau berbagai pengaruh buruk dari teknologi dapat dicegah dan
juga diminimalisir.
6) Kritis dan bijak serta selalu dapat memilah hal-hal atau informasi yang
didapat agar tidak menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Sebagai warga
negara kita harus pintar dalam menerima dan mengolah informasi yang
kita dapat agar tidak terjadi penyimpangan informasi yang dapat menjadikan kita
salah bertindak atau salah memahami sesuatu karena hal ini sangat
berbayaapalagi jika hal tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.

KESIMPULAN
Pemanfaatan teknologi tergantung individu yang menggunakannya. Penggunaan yang
sesuai akan menghasilkan dampak positif dan sebaliknya penggunaan yang tidak sesuai akan
menimbulkan dampak negatif. Keberadaan filsafat ilmu bertujuan untuk mengembalikan ruh
keilmuan agar tetap mendorong manusia berpikir dan berperilaku arif dan bijaksana dalam
melakukan apapun di kehidupan. Kita sebagai Bangsa Indonesia wajib mengimplementasikan
nilai Pancasila sebagai filsafat dan etika ilmu dalam menghadapi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan dan penggunaan teknologi dengan berlandaskan
nilai-nilai luhur dan etika yang baik akan membawa kehidupan ke arah yang lebih baik,
berguna untuk diri sendiri, orang lain dan juga lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Nabila Ratri Widya. 2021. Pentingnya Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam
Menghadapi Perkembangan IPTEK. Edupsycouns Journal vol. 3, no. 1, 41-50.
Azizah, Winda Nur. 2022. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dapat
Mempengaruhi Gaya Anak Muda Dan Etika Pancasila Pada Masyarakat
Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan Vol. 6 No. 1, 1426-1431.
Junaedi. 2018. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Dalam Penerapan Konsep Negara Hukum
Indonesia. Syntax Literate, Vol. 3, No.12, 97-108.
Muktapa, Muh Irfhan. 2021. Implikasi Filsafat Ilmu dan Etika Keilmuan dalam
Pengembangan Ilmu Pengetahuan Modern. Jurnal Belaindika :Pembelajaran
dan Inovasi Pendidikan Vol. 3., No. 2, 20-29.
Semadi, Yoga Putra. 2019. Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Di Indonesia Menuju Bangsa
Berkarakter. Jurnal Filsafat Indonesia, Vol. 2 No. 2, 82-89.
Umar. 2018. Filsafat Ilmu: Suatu Tinjauan Pengertian Dan Objek Dalam Filsafat
Pengetahuan. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Pendidikan Dasar Vol. 2, No. 2,
160-170.

Anda mungkin juga menyukai