Anda di halaman 1dari 3

Dari film pendek public relations yang berjudul ’’Jenny oh jenny’’ disini saya akan menceritakan

kronologis dan menganalisa mengenai keterkaitan pembahasan ini dengan konsep dasar PR.

Kronologis dan penjelasannya yaitu Jenny disini bertugas sebagai praktisi PR di PT. Unilavar Tbk. Di
dalam video Diapun datang terlambat , dia masuk tidak sesuai jam masuk kantor. Yang mana
seharusnya praktisi PR itu ialah harus datang tepat waktu dan memanage waktu sebaik mungkin. Di atas
tangga , dia bertemu dengan bu sukma. Bu sukma menjabat sebagai (Vice President Corporate
Communicatios) yaitu berperan dalam pertanggungjawabannya terhadap keberlangsungan usaha dan
kepada owner perusahaan. Juga sebagai controler dan evaluator atas pengembangan bisnis. Dia juga
bertugas untuk memelihara hubungan yang baik dengan karyawan dan dengan aparat setempat serta
masyarakat sekitar perusahaan. Vice president  bisa dikatakan memiliki peran yang penting untuk
keberlangsungan perusahaan.

Jenny pun dimarahi oleh bu sukma karena keterlambatannya dan tugas tugas yang belum dia selesaikan.
Dikarenakan dia harus membackup beberapa karyawan yang sedang CSR di Surabaya . Seperti press
release , laporan media monitoring, CSR untuk hari senin, membuat agenda meeting. Yang dimana
semua itu adalah tugas tugas dari public relation itu sendiri. Memanage waktu itu penting sekali supaya
tidak adanya tumpang tindih di dalam pekerjaan dan mempriotaskan segala hal yang penting-penting
dulu. Hingga pada suatu malam ia diharuskan kerja lembur atas konsekuensinya.

Pada malam itu, ia menemukan sebuah fakta yang sangat tak terduga. Yaitu pak broto yang menjabat
Executive Vice President (EVP) ketahuan selingkuh dengan salah satu karyawannya. Disaat itu jenny
langsung mem foto momen itu. Jenny pun memberitahu dan menshare fotonya ke salah satu temannya yang
bekerja sebagai praktisi PR juga di PT NETES Tbk. yang dimana pada saat yang sama, saham PT netes Tbk
anjok Dan kebalikannya, saham PT Unilavar sedang meningkat. Diantara persaingan itu PT Netes pun
berupaya menjatuhkan saham PT Unilavar dengan sebuah isu atau konten yang konkirit. Humas PT Netes pun
menelpon Pihak dari media Kompak yaitu plesetan dari media kompas yaa. Dara pun disitu bekerja sebagai
PR di media kompak.

Malam harinya Kebetulan di sebuah kafe. Dia bertemu dengan Vice president PT Unilavar yaitu bu Sukma.
Langsung saja dara menemui dan menanyakan kabar atau isu terkait mengenai pak broto. Namun sebagai
mana mestinya seorang professional didalam pekerjaan dia akan menjaga reputasi perusahaan dimanapun
dan kapanpun itu contohnya bu sukma, dia menjaga repoutasi perusahaan dan tidak ingin menjawab
pertanyaan karena dia pun sendiri tidak tau apa yang terjadi. Setelah kejadian itu saham PT Unilavar pun
anjlok drastis dan opini public riuh menanyakan kabar tersebut. Adapun cara yang dilakukan pak broto untuk
menjaga reputasinya yaitu dengan menyuruh Jenny untuk mengabari para media wartawan melalui WA
dan meminta no. rekeningnya masing-masing, namun, bu sukma bertolak belakang dengan pak broto. Karena
itu melanggar etika PR itu sendiri. Jenny pun memilih di pihak pak broto supaya berita negatifnya hilang.
Membuat surat pengunduran diri diambil oleh bu sukma karena terdapat penyimpangan kode etik didalam
perusahaan itu sendiri.

Analisa saya ada beberapa konsep Pr dan kode etik yang ada dalam cerita ini contohnya yaitu Teori
Pengaturan Agenda (Agenda Setting) . Melalui agenda setting ini, masyarakat kemudian digiring untuk
berpikir sebagaimana media berpikir. Jika praktisi PR mampu membuat agenda isu yang kemudian
disetujui oleh media, maka PR mampu menggiring publiik memikirkan isu yang diagendakannya.
Misalnya, seorang praktisi PR yang membangun pencitraan opini positif terhadap tokoh yang dicitrakan
sepanjang fakta yang negatif tidak mengikuti. Sebagai contoh tadi melalui isu tadi pak broto ketauan
selingkuh . maka dari praktisi PRnya langsung membangun pencitraan melalui advetorial dan iklan di
berbagai media massa, maka sepanjang pemberitaan di media-media itu tidak memberikan fakta
negative. Dan untuk nama menjaga reputasi sebuah perusahaan dan menstabilkan nilai saham kembali.

a. Teori Pengaturan agenda (agenda setting):


Pihak media massa dalam menyiapkan kontennya menetapkan agenda isu. Isu
yang terkait bisa isu yang hangat dibicarakan di masyarakat atau isu yang
ditentukan oleh pihak media sendiri. Melalui agenda setting ini, masyarakat
kemudian digiring untuk berpikir sebagaimana media berpikir. Terkadang praktisi
PR mencoba mempengaruhi media dengan agenda isu yang digulirkan
perusahaan. (Lattimore: hal 61). Efek dari media ini akan menggiring
terbentuknya opini publik terhadap isu tertentu. Jika praktisi PR mampu membuat
agenda isu yang kemudian disetujui oleh media, maka PR mampu mmengiring
publiik memikirkan isu yang diagendakannya. Misalnya, seorang praktisi PR yang
membangun pencitraan mengenai kandidat calon presiden atau wakil presiden.
Dari agenda tersebut, maka akan muncul opini positif terhadap tokoh yang
dicitrakan sepanjang fakta yang negatif tidak mengikuti. Sebagai contoh, salah
satu calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo membangun pencitraan melalui
advetorial dan iklan di berbagai media massa, maka sepanjang pemberitaan di
media-media itu tidak memberikan fakta negatif, pencitraan akan positif.
Sementara itu, majalah Tempo pada edisi 28 Oktober- 3 November 2013,
mengupas profil Prabowo Subianto. Tempo membahas mengenai kekayaan,

1. Teori Situasional: dikemukakan oleh Grunig dan Hunt yang menjelaskan bahwa
tidak semua publik memiliki respon yang sama terhadap isu tertentu. Ada publik
yang sangat sadar, kenal dan mengetahui dampak isu namun ada yang sebaliknya.
Ada publik yang mencari informasi dan memproses isu bahkan mencari solusi ada
yang sebaliknya. Ada publik yang tingkat keterlibatannya tinggi terhadap isu tertentu
ada yang sebaliknya. Karenanya, praktisi PR harus benar-benar mampu
mengidentifikasi publik sesuai dengan isunya. (Lattimore: hal 53-55)

a.         IPRA (International Public Relation Association) Code of Conduct: “Dalam IPRA Code of
Conduct butir C disebutkan bahwa lembaga kehumasan tidak diperkenankan untuk menyebarkan
secara sengaja informasi yang palsu atau menyesatkan.” PR AA (Nama Maskapai
Disamarkan) dapat dikatakan melanggar kode etik karena terbukti tidak berterus terang perihal
kejadian retaknya badan pesawat.
b.         Kode Etik Kehumasan (KEKI): Dalam salah satu butir ketentuan KEKI pasal III disebutkan
bahwa anggota perhumasan tidak boleh menyebarkan informasi yang tidak benar atau yang
menyesatkan sehingga dapar menodai profesi kehumasan.

Anda mungkin juga menyukai