Anda di halaman 1dari 3

BAB II

 TEORI SIFAT HAKEKAT NEGARA

1. Socrates
Menurut socrates, semua masyarakat pada dasarnya menginginkan kehidupan yang tentram, aman,
dan lepas dari gangguan yang memusnahkan harkat manusia. Pada saat itu, orang-orang ini akan
berkumpul dan membangun benteng sehingga menjadi satu kelompok yang dinamakan sebagai
Polis oleh Socrates. Dalam pandangannya, Socrates mengidentikkan polis dengan masyarakat dan
masyarakat indentik dengan negara.

2. Plato
Plato merupakan murid dari Socrates sehingga memiliki pandangan yang hampir serupa. Paham
Plato mengenai negara adalah keinginan kerja sama antar manusia untuk memenuhi keinginan
mereka. Kesatuan mereka inilah yang kemudian disebut masyarakat dan masyarakat merupakan
negara. Menurut Plato, antara masyarakat dan negara memiliki beberapa kesamaan sifat, seperti
sifat pemikir manusia identik dengan golongan penguasa, sifat keberanian manusia identik dengan
golongan tentara sedangkan sifat membutuhkan aneka kebutuhan identik dengan golongan pekerja
dalam negara

3. Aristoteles
Menurut Aristitoles, yang juga merupakan murid dari Plato, negara adalah gabungan keluarga
sehingga membentuk sebuah kelompok besar. Kebahagiaan dalam negara akan tercapai bila
terciptanya kebahagiaan individu. Sebaliknya, bila manusia ingin bahagia, ia harus bernegara,
karena manusia saling membutuhkan satu sama lain untuk kepentingan hidupnya. Berbeda dengan
Plato yang merupakan peletak dasar ajaran idealisme, Aristoteles merupakan pengembang ajaran
realisme.

4. F.Oppenheimer
Dalam bukunya yang berjudul Die Sache, Oppenheimer menyatakan bahwa negara adalah alat dari
golongan yang kuat untuk melaksanakan suatu tertib masyarakat, golongan yang kuat tadi
dilaksanakan pada golongan yang lemah. Maksudnya untuk menyusun dan membela kakuasaan
dari penguasa

5. LeonDuguit
Dalam bukunya berjudul Traite de Droit Constitutionel, Duguit menyatakan bahwa negara
adalah kekuasaan arang-orang kuat memerintah orang-orang lemah, bahkan dalam negara
moderen, kekuasaan orang-orang yang kuat diperoleh dari faktor-faktor politik

6. R.Kranenburg
a, negara itu pada hakekatnya adalah suatui organisasi kekuasaan, yang diciptakan oleh
sekelompok manusia yang disebut bangsa. Jadi menurut Kranenburg, terlebih dahulu harus ada
sekelompok manusia yang memiliki kesadaran untuk medirikan suatu organsasi dengan
tujuan untuk memelihara kepentingan dari kelompok tersebut.

Kranenburg Juga beranggapan bahwa pengelompokkan manusia didasarkan atas 4 macam


ukuran, yaitu:
a. Pengelompokkan berada pada suatu tempat tertentu dan teratur,
b. Pengelompokkan berada pada suatu tempat tertentu dan tidak teratur,
c. Pengelompokkan tidak berada pada suatu tempat tertentu tetepi gteratur, dan
d. Pengelompokkan tidak pada suatu tempat tertentu dan tidak teratur.

7. Logemann
Dalam pandangannya, Logemann mengatakan bahwa negara itu pada hakekatnya adalah suatu
organisasi kekuasaan yang meliputi atau menyatukan kelompok manusia yang disebut bangsa. Jadi,
pertama-tama negara iu adalah suatu organisasi kekuasaan, maka organisasi ini memiliki suatu
kewibawaan, dalam makna bisa memaksakan kehendaknya pada semua orang yang diliputi oleh
organisasi itu

BAB III

 TEORI PEMBENARAN HUKUM NEGARA


Teori pembenaran Hukum biasa disebut dengan istilah Rechtsvaardiging Theorieen : yaitu suatu teori
yang membahas dasar-dasar yang dijadikan alasan-alasan sehingga tindakan penguasa negara dapat
dibenarkan:
Ada 4 macam toeri yaitu :
1. Pembenaran Negara Dari Sudut Ke Tuhanan ( Theo Cratische Theorieen )
Teori ini beranggapan tindakan penguasa / negara selalu benar, sebab negara diciptakan oleh
Tuhan, ada yang secara langsung / tidak langsung.
 Negara secara langsung adalah dimana penguasa wahyu dari Tuhan
 Negara secara tidak langsung adalah dimana penguasa berkuasa mendapat kodrat dari Tuhan
Menurut Agustinus ada 2 macam negara :
a. Negara yang dipimpin oleh Tuhan
b.Negara Duniawi, merupakan negara buatan setan, karena hanya mengejar kekuasaan dunia
yang akhirnya membawa keruntuhan

2. Pembenaran Negara Dari Sudut Kekuatan


Menurut teori ini, siapa yang berkemampuan maka akan mendapat kekuasaan dan memegang
tampuk kekuasaan atau pemerintahan. Kekuatan yang meliputi jasmani, rohani, materi dan politik.
Menurut Leon Dugut, yang memaksakan kehendak pada orang lain maka ialah yang paling kuat.
Baik kekuatan dari segi fisik, intelegensi, ekonomi dan agama.

3. Pembenaran Negara Dari Sudut Hukum


Teori ini membagi hukum 3 bagian :
a. Hukum kekeluargaan (Patriarchal)
Yang diangkat sebagai kepala keluarga adalah orang yang kuat, berjasa, bijaksana (primus
interparis).
b. Hukum kebendaan (Patrimonial)
Ialah hak milik, raja memiliki hak terhadap daerahnya, rakyat tunduk padanya.
c. Hukum perjanjian
Perjanjian masyarakat :
 Menurut Thomas Hobbes (Pactum Uniones)
 Jhone Locke (Pactum Subjektiones)
 Menurut Jean Jecques Rousseau

4. Pembenaran Negara Dari Sudut Lain


Teori negara ada karena suatu keharusan susila.
a. Menurut Plato dan Aristoteles
Manusia tidak ada artinya apabila belum bernegara, tanpa negara tidak ada manusia dengan
demikian segala tindakan negara dibenarkan.
b. Menurut Emanuel Rant
Tanpa negara, manusia tidak tunduk pada hukum-hukum yang dikeluarkan. Negara adalah
ikatan-ikatan manusia yang tunduk hukum, akibatnya negara dibenarkan.
c. Menurut Wolft
Keharusan membentuk negara merupakan keharusan moral tertinggi. Pendapat ini sukar
diterangkan karena teorinya berpangkal filsafat

Teori-teori lain menyebutkan:


1. Teori Ethis / Teori Etika
2. Teori Absolut dari Hegel
3. Teori Psycologis

BAB IV
TEORI TERJADINYA NEGARA

1. Terjadinya Negara secara Primer (Primaire Staats Wording)


Teori yang membahas terjadinya negara yang tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada
sebelumnya.
Menurut teori ini perkembangan negara secara primer melalui 4 Fase :
a. PHASE GENOOTSHAP (GENOSSENSCHAFT)
Awal kehidupan manusia dimulai dari keluarga, kemudian terus berkembang menjadi
kelompok-kelompok masyarakat hukum tertentu/suku.

b. PHASE REICH (RIJK)

Anda mungkin juga menyukai