Anda di halaman 1dari 20

II.1.

TEORI ASAL MULA NEGARA/TERJADINYA


2.1. Teori Asal Mula/Terjadinya Negara
 Obyek pembahasan :
Perpindahan dari keadaan manusia belum
bernegara/manusia in abstracto/status naturalis
menjadi keadaan manusia bernegara /status civilis.
 Tinjauannya dilakukan berdasarkan :
1. Periodisasi : Dari Periode Jaman Yunani Kuno s/d
Teori Modern.
2. Kategorisasi : (a) Teori Ketuhanan, (b) Teori Hukum
Alam, (c) Teori Kekuatan, (d) Teori
Perjanjian, (e) Teori Organis dan
(f) Teori Garis Kekeluargaan.
3. Pentahapan : Terjadinya Negara Secara Primer dan
Sekunder.
2.1.1. Periodisasi Asal Mula/Terjadinya Negara
A. Jaman Yunani Kuno
1. Socrates : Negara bukanlah keharusan yang bersifat obyektif, yang
asal mulanya berpangkal dari pekerti manusia dalam arti
keberadaban manusia atau kemanusiaan manusia yang beradab
dalam mengorganisasikan dirinya agar terlindung dari kepunahan
dan acaman.
2. Plato : asal mula negara (polis) karena adanya kebutuhan dan
keinginan manusia yang beraneka ragam, yang mengakibatkan
mereka harus bekerja sama untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Aristoteles : polis terjadi karena penggabungan keluarga menjadi
suatu kelompok yang lebih besar, kelompok itu bergabung lagi
menjadi desa, dan desa-desa bergabung lagi menjadi negara.
4. Epicurus : negara merupakan hasil perbuatan manusia yang
diciptakan untuk menyelenggarakan kepentingan individu.
B. Jaman Romawi Kuno
 Pada jaman ini ilmu kenegaraan tidak berkembang, sebab bangsa Romawi lebih
menitikberatkan ha-hal yang bersifat praktis.
 Kerajaan Romawi dimulai dari keadaan yang terpecah-pecah, kemudian melalui
peperangan-peperangan, keadaan di Romawi mengalami perubahan-perubahan
yang mengakibatkan ;
1. Romawi menjadi suatu imperium (kerjaan dunia).
2. Orang atau warganegara dipisahkan dengan negara,dan hubungan antara
orang dengan orang diatur dalam hukum perdata, sedangkan hubungan
yang berkaitan dengan negara diatur dalam hukum publik.
3. Orang atau warga negara mempunyai hak terhadap negara dan dapat
mengajukan gugatan terhadap negara.
4. Lahir cara berpikir yuridis murni, dimana hukum dan kesusilaan benar-benar
dipisahkan.
C. Abad Pertengahan (Abad Kegelapan)
 Pemikiran mengenai kenegaraan tidak berkembang, karena gejala yang ada di dunia
ini selalu dikembalikan lagi ke asalnya yaitu Tuhan.
 Semua tokoh pada masa ini selalu mengatakan bahwa terjadinya negara karena
kehendak Tuhan, sehingga masalahnya adalah siapa yang menjadi wakil Tuhan di
dunia ini ?
Masalah tersebut melahirkan Aliran Canonist dan Ligist.
Tokoh-tokohnya :
1. Augustinus : negara yang ada di dunia ini merupakan suatu
organisasi yang mempunyai tugas untuk memusnahkan perintang-perintang agama
(Teokratis Mutlak).
2. Thomas Aquinas : antara negara dengan agama (gereja) ada kerja-sama yang erat
dalam mencapai kemulyaan abadi.
3. Marsillius : terjadinya negara itu tidak semata-mata karena kehendak Tuhan,
melainkan karena perjanjian penundukan (factum subjectiones).
D. Aliran Monarchomachen

 Johannes Althusius, negara merupakan kesatuan


keluarga dalam bentuknya yang paling tinggi,
dan mempunyai tujuan beraneka macam, yang
secara berangsur-angsur berkembang dan
akhirnya mencapai bentuknya sebagai negara.
E. Jaman Berkembangnya Hukum Alam
(Teori Hukum Alam)
Pada masa ini manusia mulai sadar akan hak-haknya
sebagai warganegara dan kewenangan penguasa
yang memerintah dengan kekuasaan yang absolut.

Tokoh-tokohnya :
1. Grotius (Hugo de Groot)
2. Thomas Hobbes
3. John Lock
4. Jean Jacques Rousseau
5. Imanuel Kant
1. Grotius (Hugo de Groot)
Terjadinya negara disebabkan oleh perjanjian, dan perjanjian itu diadakan
karena manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki rasio.

2. Thomas Hobbes
Manusia dalam keadaan alamiah terjadi bellum omniun contra omnes, yang
disebabkan sifat manusia in abstracto yang (a) competitio, (b) defentio dan
(c) gloria; yang mengakibatkan munculnya sifat-sifat lain manusia yaitu
(a) takut mati, (b) ingin memiliki sesuatu, (c) ingin memiliki kesempatan
bekerja.
Adanya ketiga sifat manusia yang terakhir itu, manusia menghendaki
perdamaian, yang diwujudkan dengan mengadakan perjanjian masyarakat.
Dalam Perjanjian masyarakat itu, rakyat menyerahkan seluruh haknya
kepada raja, dan raja mempunyai kekuasaan absolut untuk mewujudkan
perdamaian.
3. John Locke
 Dalam keadaan alamiah telah ada perdamaian, dan manusia telah memiliki
hak-hak alamiah, namun dalam keadaan alamiah itu hak-hak tersebut tidak
dapat dilaksanakan.
 Untuk menjamin pelaksanaan hak-hak alamiah itu, manusia mengadakan
perjanjian masyarakat. Dalam perjanjian itu, masyarakat tidak menyerahkan
seluruh haknya kepada raja, dan raja diberi wewenang untuk menjaga dan
menjamin terlaksana- nya hak-hak asasi manusia.

4. Jean Jacques Rousseau


 Dalam keadaan alamiah terdapat kekacauan, sehingga manusia memerlukan
jaminan keselamatan jiwa miliknya. Lalu mereka menyelenggarakan
perjanjian masyarakat.
 Dalam perjanjian masyarakat itu mereka menyerahkan seluruh haknya untuk
membentuk kesatuan yang tercipta berdasarkan volonte generale dan
membentuk gemainschaft.
5. Immanuel Kant
 Negara adalah suatu keharusan, karena negara harus menjamin
terselenggaranya kepentingan umum.
 Pada prinsipnya ia menerima pendapat bahwa ;
 negara terjadi karena perjanjian masyarakat,
 kedaulatan ada di tangan rakyat, serta
 kemauan umum menjelma menjadi Per-UU-an negara.
 Namun menurutnya perjanjian masyarakat itu hanyalah konstruksi yuridis
untuk menerangkan bagaimana terjadinya negara.
F. Jaman Berkembangnya Teori Kekuatan

 Menurut penganut teori kekuatan; dalam keadaan


alamiah, manusia selalu hidup berkelompok, manusia
yang satu dengan lainnya saling mengadakan
hubungan. Kelompok terkecil dari manusia adalah
keluarga.
 Para tokohnya :
1. Oppenheimer
2. Karl Marx
3. Harold J. Laski
4. Leon Duguit
1. Oppenheimer
 Negara merupakan suatu alat dari golongan yang kuat untuk memaksakan
tertib masyarakat kepada golongan yang lemah.

2. Karl Marx
 Negara hanya digunakan sebagai alat dari golongan yang kuat untuk menindas
golongan yang lemah ekonominya.

3. Harold J. Laski
 Negara merupakan alat pemaksa untuk menjamin pelaksanaan sistem
produksi yang stabil.

4. Leon Duguit
 Orang yang kuat selalu memaksakan kehendaknya kepada orang yang lemah.
Orang yang kuat mempunyai kekuasaan, karena ia memiliki keunggulan.
G. Teori Positivisme

 Menurut Hans Kelsen, kita tidak perlu mempersoalkan


asal mula negara, sifat serta hakekat negara, dan
sebagainya, karena kita tidak mengalami sendiri.
 Adanya negara saat ini bukan merupakan kelahiran yang
asli, melainkan merupakan kelahiran kembali negara
yang telah ada sebelumnya, sehingga membahas tentang
negara dilakukan sebagaimana adanya.
 Setiap negara hanya dapat dipahami di dalam sistem
hukumnya sendiri.
H. Teori Modern
 Jika hendak menyelidiki negara, maka anggaplah negara sebagai suatu fakta
yang terikat pada keadaan, tempat dan waktu.
 Tokohnya :
1. Kranenburg
Negara adalah organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok
manusia yang disebut bangsa.
2. Logemann
Negara adalah organisasi kekuasaan yang meliputi atau menyatukan
kelompok manusia yang disebut bangsa.
 Menurut Ernest Renan, bangsa adalah suatu nyawa, asas akal yang terjadi
karena ;
(a) adanya kesamaan riwayat , dan
(b) adanya kemauan/keinginan untuk hidup bersatu.
2.1.2. Kategorisasi Asal Mula /Terjadinya Negara
2.1.2. Kategorisasi Asal Mula /Terjadinya Negara
(a) Teori Ketuhanan : kehendak Tuhan.
(b) Teori Hukum Alam: perjanjian.
(c) Teori Kekuatan : alat golongan kuat (alat pemaksa).
(d) Teori Perjanjian Masyarakat : volonte generale.
(e) Teori Organis : perkembangan masyarakat atau
bangsa.
(f) Teori Garis Kekeluargaan : garis kekeluargaan
berdasarkan patriarkal atau matriarkal.
2.1.3. Pentahapan Asal Mula /Terjadinya Negara
A. TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER
 Tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya.
 Diawali dengan :
(1) Fase Genootshap (orang-orang melakukan penggabungan diri untuk
kepentingan bersama yang didasari pada persamaan, pimpinannya dipilih
secara primus inter pares;
(2) Fase Reich (orang mengabungkan diri karena kesadaran akan hak milik atas
tanah);
(3) Fase Staat (orang telah sadar mereka berada dalam satu kelompok karena
merasa adanya kesamaan bangsa, wilayah dan pemerintahan);
(4) Fase Democratische Natie (terbentuk karena kesadaran
berdemokrasi), dan Dictatuur (merupakan perkembangan atau varian dari
fase Democratische Natie).
B. TERJADINYA NEGARA SECARA SEKUNDER
 Terjadinya negara yang dihubungkan dengan negara yang telah
ada sebelumnya, sehingga masalah pengakuan (erkening)
menjadi penting.
 Erkening dibedakan menjadi :
A. Pengkuan de facto;
B. Pengakuan de yure;
C. Pengakuan atas pemerintahan de facto.

Anda mungkin juga menyukai