Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN KE 5

PERTUMBUHAN DAN TUJUAN NEGARA (LANJUTAN)

A. TUJUAN BELAJAR

1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Pertumbuhan dan Tujuan Negara

2. Mahasiswa dapat mendeskripsikan tentang Tujuan Negara

3. Mahasiswa dapat memahami tentang Pertumbuhan dan Tujuan Negara

4. Mahasiswa dapat menunjukkan sikap tentang Pertumbuhan Negara

B. URAIAN MATERI (LANJUTAN)

Teori Hukum Alam

Para penganut teori hukum alam menganggap adanya hukum yang berlaku abadi dan

universal (tidak berubah, berlaku di setiap waktu dan tempat). Hukum alam bukan buatan

negara, melainkan hukum yang berlaku menurut kehendak alam.

Penganut Teori Hukum Alam antara lain:

o Masa Purba: Plato (429-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM)

o Masa Abad Pertengahan: Augustinus (354-430) dan Thomas Aquino (1226-1234)

o Masa Renaissance: para penganut teori Perjanjian Masyarakat

Menurut Plato, asal mula terjadinya negara adalah karena:

o adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam sehingga

menyebabkan mereka harus bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup;


o manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa berhubungan dengan

manusia lain dan harus menghasilkan segala sesuatu yang bisa melebihi

kebutuhannya sendiri untuk dipertukarkan;

o mereka saling menukarkan hasil karya satu sama lain dan kemudian bergabung

dengan sesamanya membentuk desa;

o hubungan kerja sama antardesa lambat laun menimbulkan masyarakat (negara

kota).

Aristoteles meneruskan pandangan Plato tentang asal mula terjadinya negara.

Menurutnya, berdasarkan kodratnya manusia harus berhubungan dengan manusia lain

dalam mempertahankan keberadaannya dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan

itu pada awalnya terjadi di dalam keluarga, kemudian berkembang menjadi suatu

kelompok yang agak besar. Kelompok-kelompok yang terbentuk dari keluarga-keluarga

itu kemudian bergabung dan membentuk desa. Dan kerja sama antardesa melahirkan

negara kecil (negara kota).

Maka, jika digambarkan, terbentuknya negara menurut Aristoteles adalah sebagai

berikut:

Augustinus dan Thomas Aquino mendasarkan teori mereka pada ajaran agama.

Augustinus menganggap bahwa negara (kerajaan) yang ada di dunia ini adalah ciptaan

iblis (Civitate Diaboli), sedangkan Kerajaan Tuhan (Civitate Dei) berada di alam akhirat.

Gereja dianggap sebagai bayangan Civitate Dei yang akan mengarahkan hukum buatan
manusia kepada azas-azas Kristen yang abadi. Sedangkan Thomas Aquino berpendapat

bahwa negara merupakan lembaga alamiah yang lahir karena kebutuhan sosial manusia.

Negara adalah lembaga yang bertujuan menjamin ketertiban dalam kehidupan

masyarakat, penyelenggara kepentingan umum, dan penjelmaan yang tidak sempurna

dari kehendak masyarakatnya.

Teori Hukum Murni

Menurut Hans Kelsen, negara adalah suatu kesatuan tata hukum yang bersifat memaksa.

Setiap orang harus taat dan tunduk. Kehendak negara adalah kehendak hukum. Negara

identik dengan hukum.

Paul Laband (1838-1918) dari Jerman memelopori aliran yang meneliti negara semata-

mata dari segi hukum. Pemikirannya diteruskan oleh Hans Kelsen (Austria) yang

mendirikan Mazhab Wina. Hans Kelsen mengemukakan pandangan yuridis yang sangat

ekstrim: menyamakan negara dengan tata hukum nasional (national legal order) dan

berpendapat bahwa problema negara harus diselesaikan dengan cara normatif. Ia

mengabaikan faktor sosiologis karena hal itu hanya akan mengaburkan analisis yuridis.

Hans Kelsen dikenal sebagai pejuang teori hukum murni (reine rechtslehre), yaitu teori

mengenai mengenai pembentukan dan perkembangan hukum secara formal, terlepas dari

isi material dan ideal norma-norma hukum yang bersangkutan. Menurut dia, negara

adalah suatu badan hukum (rechtspersoon, juristic person), seperti halnya NV, CV, PT.

Dalam definisi Hans Kelsen, badan hukum adalah sekelompok orang yang oleh hukum

diperlakukan sebagai suatu kesatuan, yaitu sebagai suatu person yang memiliki hak dan

kewajiban. (General Theory of Law and State, 1961). Perbedaan antara negara sebagai
badan hukum dengan badan-badan hukum lain adalah bahwa negara merupakan badan

badan hukum tertinggi yang bersifat mengatur dan menertibkan.

Teori Modern

Teori modern menitikberatkan fakta dan sudut pandangan tertentu untuk memeroleh

kesimpulan tentang asal mula, hakikat dan bentuk negara. Para tokoh Teori Modern

adalah Prof.Mr. R. Kranenburg dan Prof.Dr. J.H.A. Logemann.

Kranenburg mengatakan bahwa pada hakikatnya negara adalah suatu organisasi

kekuasaan yang diciptakan sekelompok manusia yang disebut bangsa. Sebaliknya,

Logemann mengatakan bahwa negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang

menyatukan kelompok manusia yang kemudian disebut bangsa. Perbedaan pandangan

mereka sesungguhnya terletak pada pengertian istilah bangsa. Kranenburg

menitikberatkan pengertian bangsa secara etnologis, sedangkan Logemann lebih

menekankan pengertian rakyat suatu negara dan memperhatikan hubungan

antarorganisasi kekuasaan dengan kelompok manusia di dalamnya.

b) Terjadinya negara secara sekunder:

Terjadinya negara secara primer membicarakan bagaimana kelompok atau persekutuan

masyarakat yang sederhana berkembang menjadi suatu negara. Sedangkan terjadinya

negara secara sekunder membicarakan bagaimana terbentuknya negara baru yang

dihubungkan dengan pengakuan dari negara lain.

Pengakuan dari negara lain dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengakuan de facto dan

pengakuan de jure. Pengakuan de facto adalah pengakuan menurut kenyataan bahwa di

suatu wilayah telah berdiri suatu negara. Pengakuan ini bersifat sementara karena masih
perlu dilakukan penelitian mengenai prosedur terjadinya negara tersebut berdasarkan

hukum yang berlaku. Pengakuan de facto dapat meningkat menjadi pengakuan de

jure(menurut hukum) setelah persyaratan hukum berdirinya suatu negara baru dipenuhi.

Pengakuan de jure yang bersifat tetap dan seluas-luasnya biasa diberikan kepada negara

baru setelah pemerintahannya relatif stabil.

1) Teori Organis

Tokoh: Herbert Spencer, F.J. Schmittenner, Constantin Frantz, dan Bluntschi.

Para penganut teori ini berpendapat bahwa negara adalah suatu organisme,

selayaknya makhluk hidup. Individu yang menjadi komponen negara diibaratkan

sebagai sel-sel makhluk hidup itu. Fisiologi negara sama dengan makhluk hidup yang

mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan dan kematian.

2) Teori Anarkhis

3) Teori Mati Tuanya Negara

o Faktor Alam: suatu negara dapat lenyap secara alamiah, misalnya karena gunung

meletus, tenggelamnya pulau atau bencana alam lain. Lenyapnya suatu wilayah

berarti lenyapnya negara dari percaturan dunia.

o Faktor Sosial: suatu negara yang sudah diakui negara-negara lain suatu ketika

dapat lenyap antara lain karena: terjadinya revolusi (kudeta yang berhasil),

penaklukan, persetujuan, penggabungan

1. Tujuan negara;
a. Shangyang

Shang Yang, yang hidup di negeri China sekitar abad V-IV SM menyatakan bahwa

tujuan negara adalah pembentukan kekuasaan negara yang sebesar-besarnya. Menurut

dia, perbedaan tajam antara negara dengan rakyat akan membentuk kekuasaan negara. A

weak people means a strong state and a strong state means a weak people. Therefore a

country, which has the right way, is concerned with weakening the people. Sepintas

ajaran Shang Yang sangat kontradiktif karena menganggap upacara, musik, nyanyian,

sejarah, kebajikan, kesusilaan, penghormatan kepada orangtua, persaudaraan, kesetiaan,

ilmu (kebudayaan, ten evils) sebagai penghambat pembentukan kekuatan negara untuk

dapat mengatasi kekacauan (yang sedang melanda China saat itu). Kebudayaan rakyat

harus dikorbankan untuk kepentingan kebesaran dan kekuasaan negara.

b. nicolo maciaveli

Niccolo Machiavelli, dalam bukunya Il Principe menganjurkan agar raja tidak

menghiraukan kesusilaan maupun agama. Untuk meraih, mempertahankan dan

meningkatkan kekuasaannya, raja harus licik, tak perlu menepati janji, dan berusaha

selalu ditakuti rakyat. Di sebalik kesamaan teorinya dengan ajaran Shang Yang,

Machiavelli menegaskan bahwa penggunaan kekuasaan yang sebesar-besarnya itu

bertujuan luhur, yakni kebebasan, kehormatan dan kesejahteraan seluruh bangsa.

c. Dante
Untuk mencapai perdamaian dunia, yg dapat dicapai apabila seluruh Negara berada

dalam satu kerajaan dunia dengan UU (Undang-undang) yg seragam bagi semua

Negara.

Secara Umum :

1. Untuk Memperoleh Kekuasaan

2. Mencapai Perdamaian Dunia

3. Terjaminnya Hak & Kebebasan Warga Negara

C. LATHAN/TUGAS

1. Bagaimana pengertian negara menurut Hans Kelsen?

2. Diktatur dapat dibedakan menjadi empat macam, sebutkan dan jelaskan!

3. Jelaskan bagaimana pertumbuhan negara sekunder?

4. Jelaskan asal mula terjadinya negara menurut Plato?

5. Bagaimana tahapan terjadinya negara secara Primer?

D. REFERENSI

Abu Daud Busroh. (1990). Aksara Ilmu Negara. Jakarta: Bumi

Budiyanto. (2000). Dasar-dasar Ilmu Tata Negara untuk SMU. Jakarta: Erlangga.

C.S.T Kansil. (2001). Ilmu Negara (Umum dan Indonesia). Jakarta: Pradnya Paramita

Miriam Budiarjo. (1995). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Moh. Kusnardi dan Bintan Saragih. (1998). Ilmu Negara. Jakarta: Mega Media Pratama.

M.Solly Lubis. (1998). Ilmu Negara. Bandung: Penerbit Alumni.

Anda mungkin juga menyukai