Anda di halaman 1dari 6

BAB III

BERDIRI DAN BERAKHIRNYA NEGARA

Andita Purnama Putri


anditaa66@gmail.com
202210110311294
Universitas Muhammadiyah Malang

A. Asal Mula Negara


Dalam hal ini yang dibahas bukan tentang terbentuknya negara
konkrit seperti Jepang, Indonesia, maupun yang lainnya. Namun di sini
berhubungan dengan asal mula terbentuknya suatu yang disebut-sebut
sebagai negara. Seperti yang telah diketahui bahwa negara memiliki anak
pengertian umum, universal, maupun abstrak. Singkatnya adalah negara
adanya hanya dalam pikiran saja. Artinya adalah ketika seseorang
memikirkan sesuatu, maka sesuatu tersebut akan ada dalam pikiran
manusia. Dari sinilah yang dinamakan sebagai negara atau asal mula suatu
negara. Inilah yang melatarbelakangi munculnya berbagai macam pendapat
maupun teori tentang asal usul negara, baik itu ditinjau dari sejarah maupun
teori.1

B. Teori Terjadinya Negara


Teori terjadinya negara adalah membahas tentang asal mula
terjadinya negara. Ada berbagai teori atau pendapat bagaimana suatu negara
itu muncul, di mana ada yang mendasarkan pada perioderisasi (Historis)
lahirnya negara, maupun faktor-faktor lainnya (teoritis).
Berdasarkan perioderisasi timbulnya negara dapat dibagi dalam beberapa
tahap pemikiran yakni:
a. JamanYunani Kuno.
Pelaksanaan pemerintahan pada masa ini berwujud demokrasi langsung
(direct democracy) dimana rakyat dalam polis tersebut ikut secara
langsung memerintah. Dari kata polis inilah nantinya akan dikenal istilah
politeia atau politica
b. Jaman Romawi Kuno.
Pada masa Romawi Kuno ilmu pengetahuan terkait filsafat, negara dan
hukum tidak berkembang dengan pesat. Negara Romawi dimulai dari
keadaan yang terpecah pecah melalui berbagai peperangan negara yang
bersifat polis di satukan menjadi bentuk Imperium (kerajaan dunia)
Romawi yang besar. Perkembangan sejarah politik Romawi mencakup 4
tingkatan masa yaitu: Masa Kerajaan, Masa Republik (pemerintahan
menjalankan kepentingan umum), masa Prinsipat yaitu masa Caesar yang
memerintah secara mutlak dan masa Dominat yakni masa di mana caesar
sudah terang-terangan menjadi raja mutlak, menyeleweng, bertindak
sewenang-wenang.
c. Abad Pertengahan.
Abad pertengahan dimulai dari Abad ke 5 - Abad ke 15 yakni ditandai
dengan runtuhnya Kerajaan Romawi. Di mana dengan runtuhnya Kerajaan
Romawi terjadi perkembangan baru berkaitan dengan perkembangan
negara dan hukum, bersamaan pula dengan perkembangan Agama Kristen.

1
Rahmat Hidayat, 2021, Pengertian Ilmu Negara: Objek, Ruang Lingkup, Hakikat
dan Batasan, https://wawasankebangsaan.id/ilmu-negara/, diakses: 04 Oktober 2022.
Salah satu pengaruh agama Kristen adalah terkait negara adalah adanya
pendapat bahwa negara terbentuk atas kehendak Tuhan (Teori Teokrasi).
d. Abad Renaissance ( Penemuan Kembali Kepribadian )
Kata Renaissance secara etimologi berasal dari Bahasa Prancis yakni
kata Re berarti kembali, dan naitre berarti lahir, sehingga artinya adalah
lahir kembali. Sudiman Kartihadiprodjo menyebut penemuan kembali
kepribadian. Jaman ini berlangsung sesudah perang salib hingga akhir
Abad XVI.
e. Jaman Monarchomachen.
Monarchomachen adalah pandangan yang menentang kekuasaan raja
atau pemerintahan yang mutlak . Dengan demikian munculnya kaum
Monarchomachen adalah untuk membatasi kekuasaan raja yang mutlak
dan mencari dasar untuk membatasi kekuasaan raja. Tokohnya adalah
Johannes Althusius.
f. Jaman Berkembangnya Teori Hukum Alam.
Perkembangan Negara dan hukum pada masa ini dibagi dalam dua fase
yakni fase perkembangan pada Abad ke XVII dengan tokohnya antara lain
:Hugo de Groot, Thomas Hobbes, dan John Locke. Fase kedua yakni :
perkembangan pada abad ke XVIII, dengan tokohnya antara lain :
Montesquieu, JJ Rousseau, Imanuel Kant, dan beberapa tokoh lainnya
seperti
F.J. Sthal dan Mac Iver.
g. Jaman Berkembangnya Teori Kekuatan.
Terbentuknya negara menurut teori kekuatan/kekuasaan hampir sama
dengan ajaran dalam Teori Hukum Alam, di mana manusia pada awalnya
hidup dalam keadaan bebas (in abstracto) . Perbedaannya dengan Teori
Hukum Alam adalah manusia di sini sudah hidup berkelompok dan saling
berhubungan satu dengan lainnya. Selanjutnya terjadi penggabungan antara
keluarga yang satu dengan yang lainnya dan membentuk kelompok yang
lebih besar menjadi masyarakat dan berkembang lagi menjadi negara.
Untuk menjaga ketertiban dalam negara maka dipilih seseorang yang
memiliki kekuatan baik fisik, politik, ekonomi dan sebagainya untuk
memegang kekuasaan.
h. Jaman Berkembangnya Teori Positivisme.
Berbagai pendapat tentang asal mula, hakikat dan kekuasaan negara
tersebut menimbulkan pandangan yang skeptis terhadap negara. Muncul
kemudian “Zweiseiten Theorie” atau teori yang memandang negara dari dua
sudut yaitu sudut sosial ( Soziales Faktum) dan susut yuridis (Rechsliche
Institution). Dilihat dari sudut sosial maka negara dibentuk oleh pergaulan
manusia. Pergaulan antar manusia terjadi karena tinggal dalam suatu
wilayah yang akhirnya menjadi wilayah negara.
i. Jaman Berkembangnya Teori Modern.
Menurut pandangan Teori Modern maka negara itu adalah suatu fakta
atau kenyataan yang terikat waktu, tempat, keadaan tertentu. Tokoh teori
ini adalah R Kranenburg dan Logeman.2

C. Teori Siklus Negara


Teori ini menjelaskan tentang siklus pemerintahan antara penguasa
dengan rakyat dari masa ke masa antara lain :
a. Monarki
Monarki adalah suatu sistem pemerintahan di mana Raja yang
menobatkan dirinya sebagai penguasa tunggal, dan menggunakan
kekuasaan semata-mata untuk rakyatnya. Monarki sendiri dibagi
menjadi tiga yaitu :
i.Monarki absolut (raja memiliki kekuasaan penuh dan bersifat
mutlak).
ii.Monarki konstitusional (kekuasaan raja dibatasi berdasarkan
hukum ataukonstitusi yang berlaku).
iii.Monarki parlementer (parlemen berkuasa penuh, raja hanya
sebagaisimbol).
b. Tirani
Tirani merupakan perubahan sistem pemerintahan, di mana raja
yang sebelumnya merakyat tiba-tiba berkuasa semena-mena dan
melakukan penyelewengan wewenang sehingga rakyat menjadi
tertindas. Sistem ini sama dengan komunisme, fasisme, totaliter, dan
kediktatoran.
c. Aristokrasi
Aristokrat atau golongan bangsawan mulai peduli terhadap rakyat
yangtertindas oleh kebijakan penguasa yang semena-mena.
d. Oligarki
Oligarki adalah perubahan sistem pemerintahan di mana kaum
bangsawan, elit politik, dan kalangan atas juga ikut menindas rakyat
bersama raja sehingga muncul sikap etnosentrisme dan feodalisme.
Melansir Thoughtco, “Oligarki” berasal dari kata Yunani
“oligarkhes”, yang berarti “sedikit yang memerintah”. Jadi, oligarki
adalah struktur kekuasaan yang dikendalikan oleh sejumlah kecil
orang, yang dapat terkait dengan kekayaan, ikatan keluarga,
bangsawan, kepentingan perusahaan, agama, politik, atau kekuatan
militer.3

2
I Nengah Suantra dkk, /Ilmu Negara/, (Denpasar, Cetakan pertama 2017, Penerbit
Uwais Inspirasi Indonesia), hlm. 92-112.
3
Sudirman Muhammadiyah,2022, Catatan Kuliah Ilmu Negara: Teori Siklus
Polybios, Catatan Kuliah Ilmu Negara: Teori Siklus Polybios - Bengkel Narasi, diakses : 04
Oktober 2022.
D. Teori Status Keadaan Khusus Negara
Di Indonesia, perihal keadaan bahaya dan hal ihwal kegentingan
yang memaksa sebagai dasar dari tindakan pemerintah untuk membentuk
Perppu dalam rangka penyelamatan kepentingan bangsa dan negara, dapat
ditemukan landasan hukumnya dalam Pasal 12 dan Pasal 22 UUD 1945.
Pasal 12 menegaskan bahwa “Presiden menyatakan keadaan bahaya, syarat-
syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang”.
Pasal 22 menegaskan bahwa “dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa
Presiden menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang”.
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka dapat diketahui adanya 2 (dua)
kategori dari adanya keadaan yang tidak biasanya (luar biasa) dari negara
atau keadaan darurat negara (state of emergency) yakni Pertama, keadaan
bahaya, dan hal ihwal kegentingan yang memaksa. Kedua kategori tersebut
mempunyai makna yang sama sebagai keadaan darurat negara (state of
emergency), namun keduanya mempunyai perbedaan pada penekanannya
yakni istilah keadaan bahaya lebih menekankan pada strukturnya (faktor
eksternal) sedangkan dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa lebih
menekankan pada isinya (faktor internal).4

E. Teori Negara Gagal atau Bangkrut


Negara gagal merupakan negara yang penuh konflik, tidak aman,
dan diwarnai persaingan sengit oleh pihak-pihak yang sedang berperang.
Militer memerangi pemberontakan-pemberontakan yang tidak mampu
dihadapi oleh penguasa sehingga menimbulkan berbagai kerusuhan
masyarakat, tingkat ketidakpuasan masyarakat pun meningkat. Banyak
perbedaan pendapat yang tertuju kepada negara untuk menuntut perbaikan
atau bahkan pergantian rezim. Di daerah terjadi tuntutan politik untuk
pembagian kekuasaan dan otonomi yang rasional dan berimbang antar
pusat-daerah yang berekses pada pemberontakan langsung dan tuntutan
yang ketat pada penguasa. Contohnya, antara lain: Afganishtan, Angola,
Burundi, Kongo, Liberia, Sierra Leone, dan Sudan.
Negara bobrok merupakan bentuk ekstrim dari Negara Gagal. Di sini terjadi
kekosongan kekuasaan, sehingga hanya merupakan ekspresi geografis.
Tujuan bernegara diusahakan oleh swasta ataupun sarana ad hoc, dan tidak
mampu menciptakan kedamaian atau sekadar memenuhi tujuan bernegara
secara sewajarnya.5

F. Teori Berakhirnya Negara


a) Teori Organis, Teori ini berkembang seiring perkembangan ilmu
pengetahuan terutama biologi, dengan ditemukannya sistem sel pada
binatang dan tumbuhan dan teori evolusi dari Darwin. Penganut teori ini
4
Firnanda Dwi Nurazizah, 2020, Catatan Kuliah Ilmu Negara : Berdiri Dan Berakhirnya Suatu
Negara, https://firnandadwinurazizah.blogspot.com/2022/01/makalah-ilmu-negara-berdiri-
dan.html, diakses : 04 Oktober 2022.
5
I Nengah Suantra dkk, Op. cit. hal. 158.
antara lain: F.J.Schmitthenner, Herbert Spencer, Heinrich Ahrens dan
Bluntschi.

b) Teori Anarchis, menurut teori ini, Negara adalah suatu bentuk susunan
tata paksa yang sesungguhnya yang hanya sesuai jika diterapkan dalam
tatanan kehidupan masyarakat yang masih primitif, bukan pada
masyarakat yang modern dan beradab. Penganut aliran ini percaya,
suatu saat Negara pasti akan lenyap, dan muncul masyarakat yang bebas
dan merdeka, tanpa paksaan dan tanpa pemerintahan dan Negara.
Penganut aliran ini antara lain: William Godwin, Joseph Proudhon,
Kropotkin.

c) Teori Mati tuanya Negara, menurut teori ini, Negara sebagai suatu
struktur tata paksa tidak perlu dihapus atau diperangi, karena
keberadaannya atau kehilangannya sesuai dengan hokum lingkungan
yang berlaku. Negara dating atau lenyap menurut syarat-syarat obyektif
lainnya. Prof. Wirjono Prodjodikoro berpendapat, bila Negara dianggap
terhenti, hancur atau jatuh maka unsur wilayah, dan masyarakat tetap
ada, hanya unsur pemerintahannya yang musnah.

d) Teori lain, Sejarah membuktikan, terdapat unsur lain atas berakhir atau
lenyapnya suatu Negara, yaitu karena peperangan. Beberapa Negara
memang ada yang didahului dengan peperangan. Zaman dahulu Negara
yang kalah perang, akan binasa secara total, tetapi karena manusia sudah
maju dan beradab maka hal semacam ini tidak terjadi lagi.6

6
Firnanda Dwi Nurazizah, 2020, Catatan Kuliah Ilmu Negara : Berdiri Dan Berakhirnya Suatu
Negara, https://firnandadwinurazizah.blogspot.com/2022/01/makalah-ilmu-negara-berdiri-
dan.html, di akses 04 Oktober 2022.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, R. (2022, 01 16). Pengertian Ilmu Negara. Dipetik 10 06, 2022, dari
https://firnandadwinurazizah.blogspot.com/2022/01/makalah-ilmu-negara-
berdiri-dan.html
Nurmawati, I. N. (2017). ILMU NEGARA (Cetakan pertama ed.). (Fungky,
Penyunt.) Denpasar: Uwais Inspirasi Indonesia. Dipetik 10 05, 2022, dari
file:///C:/Users/andit/Downloads/Ilmu%20Negara%20(I%20Nengah%20Suantra,
%20S.H.,%20M.H.%20%20Made%20Nurmawati%20etc.)%20(z-
lib.org)%20(1).pdf
Sudirman Muhammadiyah,2022, Catatan Kuliah Ilmu Negara: Teori Siklus
Polybios, Catatan Kuliah Ilmu Negara: Teori Siklus Polybios - Bengkel Narasi,
diakses : 04 Oktober 2022.
Firnanda Dwi Nurazizah, 2020, Catatan Kuliah Ilmu Negara : Berdiri Dan
Berakhirnya Suatu Negara,
https://firnandadwinurazizah.blogspot.com/2022/01/makalah-ilmu-negara-berdiri-
dan.html, diakses : 04 Oktober 2022.

Anda mungkin juga menyukai