Anda di halaman 1dari 238

Pendidikan

Kewarganegaraan
MATERI LENGKAP SEMESTER II TAHUN 2017/2018
Daftar Materi Pendidikan
Kewarganegaraan
 Proses dan Asal Usul Pembentukan Negara
 Konstitusi
 Identitas Nasional
 Warga Negara dan Kewarganegaraan
 Geopolitik
 Demokrasi
 Hak Asasi Manusia
 Pengantar Anti Korupsi
TEORI ASAL MULA
DAN TERJADINYA
NEGARA
POKOK BAHASAN :
ASAL MULA NEGARA
TERJADINYA NEGARA
Asal mula Negara

 Secara garis besar teori tentang asal mula negara dapat


dikelompokkan dalam dua kelompok :
 Teori yang bersifat spekulasi, yang terdiri dari teori Ketuhanan, Teori
Kekuatan, dan Teori Juridis
 Teori yang bersifat Historis sosiologis, disebut juga sebagai teori evolusi.
Teori Ketuhanan

 Yaitu suatu teori yang menganggap bahwa asal


mula negara dan kekuasaan seorang penguasa
adalah semata-mata berasal dari Tuhan. Pelopor
teori ini antara lain Agustinus, Thomas Aquino, dan
Frederick Julius Sthal
 Teori Ketuhanan (teokrasi) pada prinsipnya
mengandung 3 pokok masalah :
 Negara itu dibentuk dibawah kuasa Tuhan;
 Kekuasaan seorang Raja adalah atas pemberian
Tuhan;
 Mereka menganggap bahwa tidak ada kedaulatan
selain kedaulatan Tuhan
Teori Kekuatan

 Maksudnya, kekuatan menjadi sumber dan pencipta negara,


negara dilahirkan karena pertarungan kekuatan dimana
yang paling kuat yang akan merupakan pemenang dan
sekaligus pembentuk negara. Faktor kekuatan itu juga dapat
berupa kekuatan ekonomi dan kekuatan otak.
 Tokoh dari teori kekuatan antara lain : Ludwig gunplowitz, Karl
Marx, H.j.Laski, dan Machiavelli.
 Beberapa pandangan dari teori kekuatan diantaranya :
 Negara adalah suatu organisasi dari kekuasaan yang kuat untuk
menindak organisasi yang lemah
 Negara adalah alat kaum kapitalis yang menguasai alat-alat
produksi
 Negara adalah organisasi pemaksa
Teori Juridis

 Teori juridis di bagi dalam beberapa teori, yakni teori


patrialchal, teori matrialchal, teori patrimonial, dan teori
perjanjian masyarakat.
 Teori patrialchal maksudnya, bahwa pemimpin pertama dari
manusia itu adalah semula dari seorang bapak yang
merupakan kepala keluarga kecil, yang kemudian akan
menjadi keluarga yang lebih besar yang akhirnya
membentuk suatu masyarakat, dan masyarakat membentuk
suatu negara dengan garis bapak sebagai pimpinan
 Sedangkan teori matrialchal hampir sama dengan teori
patrialchal, hanya garis ibu yang menentukan
 Sedangkan teori patrimonial juga hampir sama dengan teori
diatas, namun yang menentukan adalah garis ibu dan
bapak.
 Teori perjanjian masyarakat/kontrak sosial/teori hukum
alam pada pokoknya adalah negara merupakan hasil
daripada perjanjian individu-individu yang pada
mulanya tidak mempunyai suatu organisasi pemerintah.
 Dalam sejarahnya dunia dan manusia itu hidupnya
dipisahkan dalam 2 periode yaitu periode sebelum
terbentuknya negara dan periode sesudahnya.
 dalam periode sebelum ada negara (pra negara)
manusia hidup di alam bebas dan oleh karena itu
disebut sebagai alamiah ( manusia in abstakto), hukum
yang menguasai kehidupan manusia in abstakto ialah
hukum alam. Pada suatu saat manusia in abstarkto ini
sepakat untuk mengadakan suatu perjanjian membuat
suatu organisasi yang akhirnya disebut negara.
 Terbentuknya negara merupakan perubahan dari
manusia in abstrakto tadi, yaitu melalui suatu proses
ciptaan manusia yang bersifat rasionil lewat suatu
perjanjian masyarakat. Karenanya teori ini disebut teori
perjanjian masyarakat, dan karena dasarnya adalah
hukum alam, maka disebut juga sebagai teori hukum
alam.
Perbedaan pandangan para sarjana
tentang teori perjanjian
 Thomas Hobbes (sarjana Inggris)
 beliau menganggap manusia in abstrakto itu mempunyai sifat
individualis dan egoistis. Tindakannya tidak ditentukan oleh akal,
tapi hawa nafsunya, sehingga keadaannya penuh dengan
kekacauan, dimana manusia yang satu merupakan lawan dari
manusia lainnya (Homo Homini Lupus dan Bellum Omnium Contra
Omnus)
 Walau manusia in abstrakto memiliki sifat yang buruk, tapi
hakekatnya mereka mempunyai rasio dan kesadaran
untukmempertahankan kelangsungan hidupnya, karenanya
menginginkan kehidupan yang damai, satu-satunya jalan
dengan mengadakan perjanjian, dengan setiap individu
menyerahkan seluruh hak-hak dasarnya kepada seseorang
yang dianggap paling kuat secara mutlak
 Bahwa pihak–pihak yang ikut dalam perjanian itu adalah
manusia-manusia pribadi yang karenanya bentuk perjanjian
tersebut disebut Pactum subyektionis (perjanjian Pribadi).
Selanjutnya hasilnya ialah negara yang berbentuk Monarchi
Absolut, yang mana ciri-cirinya adalah :
 Raja / Pemerintah berdaulat mutlak
 Hukum adalah tergantung kepada yang berkuasa
 John Locke (sarjana Inggris)
 Manusia in abstrakto adalah manusia yang berakal, yang
hidup bebas dan damai. Tetapi ada potensi latent dari
manusia berupa kecenderungan untuk menyerang. Untuk
menghindari kemungkinan kekacauan mereka merasa
perlu adanya suatu organisasi politik yang melindungi jiwa
dan harta mereka, karenanya mereka membentuk
perjanjian.
 Konstruksi perjanjiannya ialah pertama-tama diadakan
perjanjian untuk membentuk badan kolektif (badan
politik) yang akhirnya bernama negara, perjanjian ini
disebut Pactum union.
 Setelah itu badan politik mengadakan perjanjian dengan
seorang raja/penguasa dengan syarat penguasa
tersebut harus menjamin dan melindungi hak-hak asasi
manusia dan memerintah berdasarkan suatu undang-
undang dasar.
 Karenanya hasil perjanjian ini melahirkan suatu
kerajaan/negara yang bersifat Monarchi Konstitusionil
dengan ciri-ciri pemerintah berdasarkan hukum dan
dilindunginya hak asasi manusia. Oleh karena itu John
Locke di juluki Bapak Hak-hak asasi Manusia
 JJ Rousseau (sarjana Perancis)
 Pandangan tentang manusia in abstrakto hampir
sama dengan pendapat john locke, tetapi selain
punya ratio, manusia in abstrakto juga memiliki
kemauan pribadi dan kemauan untuk kepentingan
umum.
 Alasan membentuk negara ialah karena masyarakat
alamiah memiliki potensi untuk berbahaya, maka
dengan rasio dan kemauan untuk kepentingan
umumnya (general whill) sepakat mengadakan
perjanjian masyarakat membentuk body politik yang
bernama negara.
 Konstruksinya ialah individu bebas tersebut
mengadakan perjanjian yang disebut pactum union,
tetapi yang berdaulat tetap rakyat yang mengadakan
perjanjian. Oleh karena itu maka hasilnya adalah suatu
negara yang berkedaulatan rakyat.
 Ciri-ciri negara yang berkedaulatan rakyat
diantaranya :
 Bahwa pemerintah hanyalah wakil dari rakyat
 Kedaulatan adalah tetap ditangan rakyat
 Bahwa hukum adalah ekspresi dari kemauan umum (general whiil)
Terjadinya Negara
 Terjadinya negara di bagi dalam 2 tahap, tahap 1
terjadinya negara secara primer dan tahap 2 secara
sekunder
 Perkembangan negara secara Primer melalui 4 tahap,
yakni :
1. GEMEINSCAFT atau GENOSSENSCAFT adalah suatu
bentuk negara yang terdiri dari perkelompokan
orang-orang yang menggabungkan diri untuk
memenuhi kepentingan bersama dan didasarkan
pada persamaan. Bentuknya masih sederhana,
belum terorganisir, organ-organ seperti parlemen,
kepala negara belum ada. Disini yang nampak ialah
unsur masyarakat paguyuban. Kedudukan antara
individu sama dan segala sesuatu diusahakan
bersama secara gotong royong. Yang memimpin
dalam masyarakat yang homogen ini ialah siapa
yang dianggap paling kuat (Primus Interpares).
Disinilah pertama kali bentuk dari negara yang paling
sederhana sekali, titik tolaknya ialah “unsur rakyat”
2. REICH atau RIJK, bentuk yang kedua ini lebih baik dari bentuk yang
pertama. Bentuk negara yang sederhana sudah mulai berkembang
dengan mulai terlihat adanya pusat-pusat kekuasaan, dimana
diantara pemegang kekuasaan yang satu dengan yang lain mulai
bertentangan, disini siapa yang memegang kekuasaan berdaulat.
Dalam tahap ini masih belum ada pemerintahan yang tetap. Titik
berlakunya adalah unsur “Pemerintahan yang berdaulat”
3. STAAT, yakni pengertian negara sekarang ini dimana unsur
konstitutif (unsur pembentuk) dari suatu negara sudah
terpenuhi, serta pusat kekuasaan hanya ada satu. Dalam
bentuk “staat” ini unsur rakyat dan unsur pemerintah sudah
pasti, dan unsur pemerintahan yang ada tidak bersaing lagi.
Disini batas-batas dari daerah sudah ditentukan. Dalam staat
ini masih banyak sekali adanya negara bukan atas kehendak
rakyat, tetapi dipaksakan oleh penguasa dengan adanya
paksaan tersebut maka timbul gerakan-gerakan rakyat,
gerakan tersebut merupakan “Natie” untuk melepaskan
tekanan-tekanan dari orang-orang yang berkuasa.
4. DEMOKRATIE NATIE, atau negara-negara nasional adalah hasil
dari bentuk staat. Disini perkembangan negara bukan secara
historis, akan tetapi secara kewajaran dan berkembangnya
tersebut adalah karena tingkat peradaban/kecerdasan yang
sudah meningkat dan maju. Perkembangan negara semacam ini
disebut perkembangan secara Prima, dan perkembangan
bentuk negara ini hanya sampai pada bentuk Demokratie natie,
sedangkan adanya Diktatur hanya merupakan variasi dari
Demokratie natie dan timbulnya diktatur tersebut adalah antara
lain karena adanya keputusan-keputusan negara yang diambil
secara cepat tanpa menghiraukan kepentingan masyarakat
yang lain.
Terjadinya negara secara sekunder

 Terjadinya negara secara sekunder terjadi


dilingkungan masyarakat yang sudah bernegara,
yang diperlukan hanya pengakuan.
 Pengakuan terdiri dari 2 macam, yaitu:
 Pengakuan secara de facto, pengakuan
berdasarkan kenyataan yang ada, bersifat
sementara, disini tidak dirasakan adanya
keperluan yang mendesak untuk mengadakan
hubungan dengan bangsa atau negara lain.
Biasanya mengenai hubungan dagang saja.
 Pengakuan secara de jure, bersifat tetap serta
mempunyai arti yang lebih luas kerena
pengakuan oleh negara lain cakupannya lebih
luas antara lain diadakan hubungan kebudayaan,
politik, ekonomi, dan sebagainya. Pengakuan de
jure biasanya di tandai juga dengan adanya
hubungan diplomatik.
KONSTITUSI NEGARA
A. KONSTITUSI NEGARA

Konsep Konstitusi
 Konsep konstitusi berasal dari bahasa Prancis
“constituer” yaitu: membentuk
Artinya : untuk pembentukan suatu negara atau
menyusun dan menyatakan suatu negara
 Konstitusi : peraturan awal (dasar) mengenai
pembentukan negara
 Konstitusi diartikan sebagai hukum dasar
Konsep Konstitusi

 Konstitusi menurut K.C. Wheare: keseluruhan sistem


ketatanegaraan dari suatu negara, berupa kumpulan
peraturan yang membentuk, mengatur, atau
memerintah dalam pemerintahan suatu negara
 konstitusi meliputi konstitusi tertulis dan tidak
tertulis, UUD merupakan konstitusi yang tertulis.
 Istilah UUD merupakan terjemahan istilah Belanda
“Gronwet”. Grond: dasar/tanah, wet: undang-
undang.
Materi Muatan/Substansi Konstitusi

 J. G. Steenbeek, pada umumnya suatu konstitusi


berisi tiga hal pokok: 1(adanya jaminan terhadap hak-
hak asasi manusia warga negaranya; 2) ditetapkannya
susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat
fundamental; 3) adanya pembagian dan pembatasan
tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental

 Miriam Budiardjo, setiap UUD memuat


ketentuan-ketentuan mengenai: 1) Organisasi negara,
misalnya pembagian kekuasaan antara badan
legislatif, eksekutif dan yudikatif, dsb; 2). Hak-hak asasi
manusia; 3) Prosedur mengubah UUD; 4) Adakalanya
memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari
UUD
Materi Muatan/Substansi Konstitusi

Suatu kumpulan kaidah yang


Konstitusi memberikan pembatasan-
pembatasan kekuasaan kepada
para penguasa

Suatu dokumen tentang pembagian


tugas

Suatu deskripsi dari lembaga-


lembaga negara

Suatu deskripsi tentang perlindungan


HAM
Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Konstitusi

 Kedudukan Konstitusi:
Menempati kedudukan yang sangat penting dalam
kehidupan ketatanegaran suatu negara, yaitu : 1)
Sebagai Hukum Dasar, karena berisi aturan-aturan dan
ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam
kehidupan suatu negara; 2) Sebagai Hukum Tertinggi,
konstitusi lazimnya diberi kedudukan sebagai hukum
tertinggi dalam tata hukum sehingga aturan-aturan
yang terdapat dalam konstitusi secara hierarkis
mempunyai kedudukan lebih tinggi/superior terhadap
aturan lainnya
Fungsi Konstitusi Negara

1. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan


2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar
organ negara
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara
organ negara dengan warga negara
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi
terhadap kekuasaan negara ataupun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan
negara
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan
dari sumber kekuasaan yang sah kepada
organ negara
Fungsi Konstitusi Negara

6. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana


pemersatu (symbol of unity), sebagai
rujukan identitas dan keagungan
kebangsaan (identity of nation) serta
center of ceremony
7. Fungsi sebagai sarana pengendalian
masyarakat (social control), baik dalam
arti sempit yaitu bidang politik dan dalam
arti luas mencakup bidang sosial ekonomi
8. Fungsi sebagai sarana perekayasa dan
pembaharuan masyarakat (social
engineering atau social reform)
Tujuan Konstitusi Negara

 Untuk memberikan pembatasan dan


pengawasan terhadap kekuasaan
 Untuk membebaskan kekuasaan dari
kontrol mutlak para penguasa, serta
menempatkan bagi penguasa
tersebut batas-batas kekuasaan
mereka
 Menjamin pemenuhan hak-hak dasar
warga negara
Konstitusi Indonesia

 Konstitusi negara Indonesia adalah Undang-


Undang Dasar 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945
 Dalam tata susunan peraturan perundang-
undangan negara, UUD 1945 menempati
tingkat tertinggi. Menurut jenjang norma
hukum, UUD 1945 merupakan kelompok
Staatsgrundgesetz atau Aturan Dasar/Pokok
Negara yang berada di bawah Pancasila
sebagai Grundnorm atau Norma Dasar
Perubahan UUD 1945 dan Hasil-hasilnya

 Istilah
perubahan konstitusi mencakup
dua pengertian:
a. Amandemen konstitusi
Perubahan yang dilakukan merupakan addendum
atau sisipan dari konstitusi yang asli, konstitusi yang asli
tetap berlaku. Sistem perubahan ini dianut oleh
Amerika Serikat.
a. Pembaharuan konstitusi
Perubahan yang dilakukan adalah “baru” secara
keseluruhan, yang berlaku adalah konstitusi yang baru,
yang tidak ada kaitannya lagi dengan konstitusi yang
lama. Sistem ini dipakai di Belanda, Perancis, Jerman
Perubahan UUD 1945 dan Hasil-hasilnya

 Secara filosofis, Konstitusi sebagai landasan kehidupan


bernegara harus senantiasa menyesuaikan dengan
perkembangan yang terjadi di masyarakat.
 Perubahan UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah
dan memperbaharui konstitusi negara Indonesia agar
sesuai dengan prinsip-prinsip negara demokrasi
 Adanya perubahan terhadap UUD 1945, diharapkan
semakin baik dan lengkap menyesuaikan dengan
tuntutan perkembangan
 Perubahan UUD 1945 menggunakan sistem addendum.
Perubahan UUD 1945 dan Hasil-hasilnya

 Perubahan terhadap UUD 1945 dilakukan oleh MPR


sebanyak 4 (empat) kali, yaitu:
 Perubahan Pertama, Sidang Umum MPR Tahun
1999, disahkan 19 Oktober 1999
 MPR dalam sidang umum tahun 1999 mengeluarkan putusan
mengenai UUD 1945 dengan perubahan yang kemudian
dikenal dengan Perubahan Pertama
 Perubahan pertama atas UUD 1945 tersebut diambil dalam
suatu putusan majelis pada tanggal 19 Oktober 1999
 Perubahan pertama ini MPR mengubah Pasal 5 ayat (1),
Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 ayat (2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17
ayat (2) dan (3), Pasal 20 dan Pasal 21 UUD 1945.
 perubahan pertama, yang telah diamandemen sebanyak 9
(sembilan) pasal
Perubahan UUD 1945 dan Hasil-hasilnya

 Perubahan Kedua, Sidang Tahunan MPR,


disahkan tanggal 18 Agustus 2000
 MPR dalam sidang tahunan tahun 2000 mengeluarkan
putusan mengenai UUD 1945 dengan perubahan yang
kemudian dikenal dengan Perubahan Kedua yang diambil
dan ditetapkan tanggal 18 Agustus 2000
 MPR RI mengubah dan/atau menambah Pasal 18, Pasal
18A, Pasal 18B, Pasal 19, Pasal 20 ayat (5), Pasal 20A, Pasal
22A, Pasal 22B, Bab IXA, Pasal 25E, Bab X, Pasal 26 ayat (2)
dan ayat (3), Pasal 27 ayat (3), Bab XA, Pasal 28A, Pasal
28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, Pasal 28G,
Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal 28J, Bab XII, Pasal 30, Bab XV,
Pasal 36A, Pasal 36B, dan Pasal 36C UUD Republik Indonesia
Tahun 1945
Amandemen UUD 1945 dan Hasil-hasilnya

 Perubahan Ketiga, Sidang Tahunan MPR, disahkan


10 November 2001
 MPR dalam sidang tahunan tahun 2001 mengeluarkan
putusan mengenai UUD 1945 dengan perubahan yang
kemudian dikenal dengan Perubahan Ketiga yang diambil
dan ditetapkan tanggal 10 November 2001
 Pada perubahan ketiga, MPR RI mengubah dan/atau
menambah Pasal 1 ayat (2) dan (3), Pasal 3 ayat (1), (3),
daan (4), Pasal 6 ayat (1) dan (2), Pasal 6A ayat (1), (2), (3)
dan (5), Pasal 7A, Pasal 7B, ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan
(7), Pasal 7c, Pasaal 8 ayat (1) dan (2), Pasal 11 ayat (2) dan
(3), Pasal 17 ayat (4), Bab VIIA, Pasal 22Cayat (1), (2), (3), dan
(4), Pasal 22D ayat (1) , (2), (3), dan (4), Bab VIIB, Pasal 22E
ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6), Pasal 23 ayat (1), (2) dan (3),
Pasal 23A, Pasal 23G ayat (1) dan (2), Pasal 24 ayat (1) dan
(2), Pasal 24A ayat (1), (2), (3), (4) daan (5), Pasal 24B ayat (1),
Perubahan UUD 1945 dan Hasil-hasilnya

 Perubahan Keempat, Sidang Tahunan MPR,


disahkan 10 Agustus 2002
 MPR dalam sidang tahunan tahun 2002 kembali
mengeluarkan putusan mengenai UUD 1945 dengan
perubahan yang kemudian dikenal dengan Perubahan
Keempat yang diambil dan ditetapkan tanggal 10 Agustus
2002
 Perubahan keempat MPR RI mengubah dan/atau
menambah Pasal 2 ayat 1), Pasal 6A ayat (4), Pasal 8 ayat
(3), Pasal 11 ayat (1), Pasal 16, Pasal 23B, Pasal 23D, Pasal 24
ayat (3), Bab XIV, Pasal 33 ayat (4) dan (5), Pasal 34 ayat (1),
(2), (3), dan (4), Pasal 37 ayat (1), (2), (3), (4) dan (5), Aturan
Peralihan Pasal I, II, dan III, Aturan Tambahan Pasal I dan II
UUD Negara RI 1945
 Jadi, pada perubahan keempat ini yang diamandemen
Penjaga UUD NRI Tahun 1945

 Menjaga kemurniaan UUD NRI Tahun 1945 dibentuk


Mahkamah Konstitusi
Tugas Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar

Memutuskan Sengketa Kewenangan antar Lembaga Negara

Memutuskan Pembubaran Partai Politik

Memutuskan Perselisihan Hasil PEMILU

Memutuskan Pendapat DPR dalam Proses Impeachment


Presiden dan / atau Wakil Presiden

Memutuskan Sengketa Pemilihan Kepala Daerah


Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia

Dalam sejarahnya, sejak Proklamasi 17 Agustus 1945


hingga sekarang di Indonesia telah berlaku 3 (tiga)
macam Undang-Undang Dasar dalam empat periode,
yaitu :
 Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 berlaku
UUD 1945. UUD 1945 terdiri dari bagian pembukaan,
batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal Aturan
Peralihan, 2 ayat Aturan Tambahan, dan bagian
Penjelasan
 Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 berlaku
UUD 1949 (Konstitusi RIS). UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197
pasal, dan beberapa bagian
 Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950
yang terdiri atas 6 bab, 146 pasal, dan beberapa
bagian
Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia

 Periode 5 Juli 1959 – sekarang, kembali


berlaku UUD 1945
 Khusus untuk periode keempat berlaku
UUD 1945 dengan pembagian :
1. UUD 1945 sebelum perubahan
2. UUD 1945 sesudah perubahan (1999, 2000, 2001, 2002)
3. UUD hasil perubahan disebut UUD NRI Tahun 1945
Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia

18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950

Oendang-Oendang Dasar Konstitusi RIS

5 Juli 1959 -19 Oktober 1999 17 Agustus 50 – 5 Juli 1959

UUD 1945 UUDS 1950

19 Oktober – 18 Agustus 2000 18 Agustus 2000 – 9 Nopember 2001

Perubahan I UUD NRI Tahun 1945 Perubahan I, II UUD NRI Tahun 1945

9 Nopember 2001 – 10 Agustus 2002 10 Agustus 2002 - sekarang

Perubahan I, II, III UUD NRI Tahun 1945 Perubahan I, II, III, IV UUD NRI Tahun 1945
Terima Kasih
IDENTITAS NASIONAL
Deskripsi Singkat

Bab ini membahas materi tentang identitas nasional yang meliputi


pemahaman tentang pengertian identitas nasional, pluralitas
bangsa Indonesia, unsur pembentuk identitas nasional yang berupa
suku bangsa, kebudayaan bangsa, dan kondisi geografis.

40
Kompetensi yang mau dicapai

 Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan pengertian


identitas nasional
 Mahasiswa dapat memahami parameter identitas nasional
 Mahasiswa dapat memahami unsur-unsur identitas nasional.

41
Subpokok Bahasan

 Pengertian Identitas Nasional


 Parameter Identitas Nasional
 Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional:
• unsur sejarah,
• kebudayaan,
• budaya unggul,
• suku bangsa,
• agama,
• bahasa.

42
Pengertian Identitas Nasional

 Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-


ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakannya
dengan yang lain.
 Sedangkan “Nasional” menunjuk pada sifat khas
kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan, baik fisik
seperti, budaya, agama, bahasa, maupun non-fisik
seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan.
 Jadi, “Identitas nasional” adalah identitas suatu
kelompok masyarakat yang memiliki ciri dan
melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi
sebutan nasional.
43
 Menurut Koenta Wibisono (2005) pengertian Identitas Nasional pada
hakikatnya adalah “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nasion) dengan
ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi suatu bangsa berbeda
dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.
 Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi
makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktuall
yang berkembang dalam masyarakat.

44
Parameter Identitas Nasional

 Parameter artinya suatu ukuran atau patokan yang dapat


digunakan untuk menyatakan sesuatu itu menjadi khas.
 Parameter identitas nasional berarti suatu ukuran yang digunakan
untuk menyatakan bahwa identitas nasional itu menjadi ciri khas
suatu bangsa.

45
 Indikator identitas nasional itu antara lain:
1. Pola perilaku yang nampak dalam kegiatan masyarakat:
adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan.
2. Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara:
bendera, bahasa, lagu kebangsaan.
3. Alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan:
bangunan, peralatan manusia, dan teknologi.
4. Tujuan yang dicapai suatu bangsa:
budaya unggul, prestasi di bidang tertentu.

46
 Unsur-unsur pembentuk identitas nasional berdasarkan ukuran
parameter sosiologis, yaitu:
 suku bangsa,
 kebudayaan,
 bahasa,
 kondisi georafis.

47
Unsur-unsur Pembentuk
Identitas Nasional Indonesia

 Sejarah
 Kebudayaan:
• Akal budi
• Peradaban: i-pol-ek-sos-han
• Pengetahuan
 Budaya Unggul
 Suku Bangsa: keragaman/majemuk
 Agama: multiagama
 Bahasa
48
WARGA NEGARA DAN
KEWARGANEGARAAN
WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN

 Warga Negara
Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
 Kewarganegaraan
segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara.
Dalam kewarganegaraan, tercipta ikatan antara individu dengan
negara, dimana individu secara politis dan yuridis merupakan
anggota penuh dari negara dan berkewajiban untuk setia
kepada negara; sebaliknya negara berkewajiban melindungi
setiap warga negaranya.
WARGA NEGARA INDONESIA MENURUT UNDANG-
UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006

 Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundangan atau


berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan
negara lain sebelum Undang-undang ini berlaku sudah menjadi
Warga Negara Indonesia.
 Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan
ibu Warga Negara Indonesia.
 Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Indonesia dan ibu warga negara asing.
 Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia.
 Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
 Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia.
 Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia.
Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
Anak yang baru lahir yang ditemukan di Wilayah Negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahu.
Anak yang lahir di Wilayah Negara Republik Indonesia apabila ayah
dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya.
Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
Anak dari seorang ayah atau. ibu yang telah dikabulkan
permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya
meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.
Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang
sah, belum berusia 18 (delapan betas) tahun atau belum kawin
diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing
tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia.
Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh warga negara asing
berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga
Negara Indonesia.
ASAS KEWARGANEGARAAN REPUBLIK
 INDONESIA
Asas Ius Sanguinis (law of the blood) adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
 Asas Ius Soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
 Asas Kewarganegaraan Tunggal adalah asas yang
menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
 Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas adalah asas yang
menentu-kan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
 Asas Kepentingan Nasional, adalah asas yang menentukan
bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan
kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan
yang memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri.
 Asas Perlindungan Maksimum, adalah asas yang menentukan
bahwa pemerintah wajib memberikan perlidungan penuh
kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam keadaan
apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
 Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan,
adalah asas yang menentukan bahwa setiap Warga
Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di
dalam hukum dan pemerintahan.
 Asas Kebenaran Substantif, adalah prosedur
pewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat
administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat
permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
 Asas Non Diskriminatif, adalah asas yang tidak
membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal yang
berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras,
agama, golongan, jenis kelamin dan gender.
 Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap HAM,
adalah asas yang dalam segala hal ikhwal yang
berhubungan dengan warga negara harus menjamin,
melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya.
 Asas Keterbukaan, adalah asas yang menentukan bahwa
dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga
negara harus dilakukan secara terbuka.
CARA MEMPEROLEH WARGANEGARAAN INDONESIA
 Permohonan (Naturalisasi). Permohonan Pewarganegaraan
menurut UU No 12 Tahun 2006 dapat diajukan oleh pemohon jika
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat
tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5
(lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh
puluh) tahun tidak berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak
pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu)
tahun atau lebih.
6. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik
Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
 Pernyataan Menjadi Warga Negara Indonesia
(perkawinan)
 Pernyataan dilakukan oleh Warga negara asing yang kawin secara
sah dengan Warga Negara Indonesia di hadapan Pejabat
 Pernyataan dilakukan apabila yang bersangkutan sudah bertempat
tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturutturut.
 Diberikan Kewarganegaraan Indonesia
Orang asing yang telah berjasa kepada Negara Republik Indonesia atau
dengan alasan kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan
Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan
DPR.
 Penetapan Pengadilan
Anak warga negara asing yang belum berusia 5 (lima) tahun yang
diangkat secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh
Warga Negara Indonesia
 Dengan Sendirinya Menjadi Warga Negara Indonesia
Anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin,
berada dan bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia,
dari ayah atau ibu yang memperoleh Kewarganegaraan Republik
Indonesia
KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN
INDONESIA
1. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya
sendiri.
2. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan
lain.
3. dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonan-nya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia
18 (delapan betas) tahun atau sudah kawin, bertempat
tinggal di luar negeri.
4. masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu
dari Presiden.
5. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang
jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya
dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia
6. secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji
setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing
tersebut
7. tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu
yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing
6. mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari
negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai
tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya
7. bertempat tinggal di luar wilayah Negara Republik
Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan
dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah
dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya
untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum
jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5
(lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak
mengajukan pernyataan ini dengan tetap menjadi
Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik
Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal yang bersangkutan, padahal Perwakilan
Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan
secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang
yang bersangkutan tidak menjadi/tanpa
kewarganegaraan.
8. Menikah dengan warga negara asing, jika hukum
negara asal suami atau istri, mengharuskan
kewarganegaraan mengikuti negara suami atau
istrinya tersebut.
CARA MEMPEROLEH KEMBALI
KEWARGANEGARAAN YANG HILANG

 Mengajukan permohonan memperoleh kewarganegaraan melalui


prosedur naturalisasi.
 Apabila kehilangan kewarganegaraan karena bertempat tinggal di
luar negeri 5 tahun berturut-turut tanpa pemberitahuan, dapat
memperoleh kewarganegaraan dengan mengajukan permohonan
tanpa prosedur naturalisasi kepada menteri atau perwakilan RI di
luar negeri.
 Apabila kehilangan kewarganegaraan karena perkawinan dengan
warga negara asing, dapat mengajukan permohonan
kewarganegaran kembali apabila putus hubungan perkawinan
yang dimaksud.
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA RI
 Hak Dasar, sebagai warga negara dalam berbagai bidang
kehidupan, antara lain:
1. menyatakan diri sebagai warga negara dan penduduk Indonesia
atau ingin menjadi warga negara suatu negara (Pasal 26)
2. bersamaan kedudukan di dalam hukum & pemerintahan (Pasal
27 ayat (1))
3. memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasa127
ayat (2))
4. kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran lisan
dan tulisan sesuai dengan undang-undang (Pasal 28)
5. jaminan memeluk salah satu agama dan pelaksanaan ajaran
agamanya masing-masing (Pasal 29 ayat (2))
6. ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
(Pasal30)
7. mendapat pendidikan (Pasal 31)
8. mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32)
9. mengembangkan usaha-usaha dalam bidang ekonomi (Pasal
33), memperoleh jaminan pemeliharaan dari pemerintah sebagai
fakir miskin (Pasal 34).
KEWAJIBAN DASAR WARGA NEGARA
1. menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan
(Pembukaan UUD 1945, alinea I)
2. menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan
kedaulatan bangsa (Pembukaan UUD 1945, alinea II)
3. menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara
dan dasar negara (Pembukaan UUD 1945, alinea IV)
4. setia membayar pajak untuk negara (Pasal 23 ayat 2)
5. wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat 1)
6. wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara (Pasal 30 ayat 1).
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM
PELAKSANAAN DEMOKRASI

 Hak dibidang Politik


hak untuk memilih dipilih, mendirikan dan memasuki suatu
organisasi sosial politik, dan ikut serta dalam
pemerintahan.
 Hak dibidang Pendidikan
hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan
karir pendidikan, mendirikan lembaga pendidikan swasta,
dan ikut serta menangani pendidikan.
 Hak dibidang Ekonomi
hak untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh
penghidupan yang layak, hak memiliki barang, dan hak
untuk berusaha.
 Hak dibidang Sosial Budaya
hak untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan,
pendidikan penerangan hak untuk mengembangkan
bahasa, adat-istiadat dan budaya daerah masing-masing,
dan hak untuk mendirikan lembaga sosial budaya.
GEOPOLITIK
INDONESIA
GEOPOLITIK INDONESIA

 Pengantar
 Geopolitik & Implementasi
 Geopolitik Indonesia
 Perkembangan Geopolitik & Geostrategi
 Upaya Menghadapi Geopolitik & Geostra-tegi Negara Jiran
 Perenungan Menghadapi Masa Depan
 Harapan
Pengantar
 Soekarno : Orang dan tempat tinggal
tidak dapat dipisahkan
 F. Ratzel : Perkembangan negara seperti
teori biologi Darwin
(Darwinisme sosial)
 A.T. Mahan : Kekuatan negara tidak tergan-
tung pada luas wilayah daratan,
tetapi juga tergantung pada akses
ke laut
PENGANTAR
Negara Berdasarkan Geografi

Bentuk Negara
 Negara Daratan (Land Lock Country)
 Negara Berbatasan dengan laut
 Negara Pantai (Coastal archipelago)
 Negara Pulau (Oceanic archipelago)
 Negara Kepulauan (Archipelago)
PENGANTAR
Negara Berdasarkan Geografi
Asas Negara Kepulauan (UNCLOS ps 46)

 Merupakan suatu kesatuan utuh wilayah,


yang batas-batasnya ditentukan oleh laut,
dalam lingkungan mana terdapat pulau-pulau
dan gugusan pulau-pulau
Atau
 Merupakan gugusan pulau-pulau dengan
perairan diantaranya dan angkasa di atasnya
sebagai kesatuan utuh, dengan unsur air
sebagai penghubung.
GEOPOLITIK & IMPLEMENTASI

GEOPOLITIK

POLITIK GEOGRAFI TUJUAN NASIONAL

•Geopolitik : Pengetahuan tentang geomorfologi (konstalasi


geografi) untuk menyelenggarakan pemerintahan nasional

•Geomorfologi (ciri khas) : bentuk, luas, letak/posisi, iklim dan


sumber daya alam
GEOPOLITIK & IMPLEMENTASI
Geostrategi
Geostrategi : merupakan pelaksanaan dari geopolitik

LINGKUNGAN
STRATEGIS

POLITIK
TUJUAN
NASIONAL

KEMITRAAN
STRATEGIS
GEOPOLITIK & IMPLEMENTASI
Penerapan Geopolitik s/d PD II
 Inggris : Wawasan Ralieght  “the British Rules the Waves”
 Jerman : Wawasan Haushoffer  “Lebensraum” (macht und erde)
 Jepang : Wawasan Haushoffer  “Fukoku Kyohei” (rich country
strong army)
 USA : Wawasan Spijkman  dgn utamakan kekuatan laut
Sunardi, 2002 : 175
GEOPOLITIK & IMPLEMENTASI
(Implementasi Pasca PD II)
Pelajaran yang dapat ditarik :
 Kekuatan nyata sesasat belum menjamin kemenangan akhir
 Kekuatan ekonomi & industri tanpa dukungan SDA tidak
menentukan kemenangan perang
 Kesedian SDA sangat tergantung pada luas wilayah
 Faktor kesadaran BN sangat berpengaruh  “partisan”
 Perkembangan Iptek pengaruhi bangsa mengembangkan
wawasan (geopolitik)
 Untuk memelihara kekuatan mil. harus didukung faktor
alamiah : geografi, sda & penduduk (hanya USA & US)
 Terjadi Bi Polar : Blok Barat (Sekutu/Liberal) >< Blok Timur
(Sosialis)
Implementasi Geopolitik
(Pasca Perang Dunia II)

Amerika Serikat
 Wawasan Maritim untuk kuasan daerah bulan
sabit agar Uni Soveyet tidak keluar dari benua.
 Gagasan membendung Uni Sovyet agak
terlambat karena mengutamakan
pengahcuran Jerman
Uni Sovyet
 Wawasn Buana : untuk tetap mejaga wilayah
 Upaya gerakan di daerah panas (Afghanistan,
Ethiopia, Congo), kurang berhasil kecuali Cuba
& Vietnam
GEOPOLITIK INDONESIA
Latar Belakang

 Ciri Khas Indonesia : diapit 2 samudera (India & Pasifik) dan 2 benua
(Asia & Australia), dibawah orbit Geostationary Satelite Orbit
 Negara Nusantara (kepulauan)  nusa diantara air
 Benua Maritim Indonesia
 Geopolitik Indonesia = Wawasan Nusantara
GEOPOLTIK INDONESIA
Konsepsi Dasar Wawasan Nasional
SEJARAH
DIRI BANGSA KONSTITUSI
BUDAYA UUD

W
A
W
A
S
A A
B N
S
A
P
N FALSAFAH N
I TUJUAN
G IDIOLOGI A
R NASIONAL
S S
A
A I
S
I O
N
A
L

LINGKUNGAN DRIVES
(GEOGRAFI) MOTIVE
GEOPOLITIK INDONESIA

Wawasan Nusantara (secara skematis)

Sejarah Tujuan ke dalam:


Perjuangan Bangsa Mewujudkan kesatuan
segenap aspek kehidupan
alamiah:
Wawasan
Aspirasi Bangsa Trigatra:
Nusantara Geografi, Sumber daya alam, Tujuan Cita-cita
Penduduk Nasional nasional
Sosial: Pancagatra
Lingkungan
Ipoleksosbudhankam
Geopolitik
Tujuan Keluar:
Geostrategi Ikut serta mewujudkan
kebaha-giaan, ketertiban
perdamaian seluruh umat
manusia
GEOPOLITIK INDONESIA
 Mewujudkan
Peranan persatuan
Wawasan & kesatuan yang
Nusantara
serasi & selaras segenap aspek kehidupan
nasional
 Menumbuhkan rasa tanggung jawab atas
pemanfaatan lingkungan
 Menegakkan kekuasaan guna melindungi
kepentingan nasional
 Merentang hubungan internasional dalam
upaya ikut menegakkan perdamaian dunia
GEOPOLITIK INDONESIA
(tantangan dari dalam)

 Geopolitik Indonesia : Wawasan Nusantara


 Memahami Deklarasi Juanda  asas negara kepulauan
 FahamiTanah Air  negara kepulauan/benua maritim
Indonesia
 Hakekat laut  dipahami
 Faham TZMKO 442/1934 (contour pulau) harus
dihilangkan
 Tinjau UU Otoda  ps 18 ayat (4) dan (5)
 PAD >< Kerusakan Lingkungan
 RTRW Pusat >< Daerah
GEOPOLITIK INDONESIA
(Tantangan dari luar)
Indonesia menjadi Entity yang besar : 4 macam
negara yang harus dihadapi :
 Negara-negara ASEAN termasuk Australia
 Negara-negara yang berkepentingan terhadap
perikanan
 Negara-negara maritim yang memiliki armada
niaga besar
 Negara maritim besar dalam rangka mencapai
global strategi
Kusumaatmadja. 2002 : 26
GEOPOLITIK INDONESIA
Wajah Wawasan Nusantara

Merupakan gambaran situasi & kondisi


yang dihadapi :
 Landasan konsepsi Geostrategi
 Wawasan Pembangunan Nasional
 Wawasan Pertahanan dan Keamanan
 Wawasan Kewilayahan
GEOPOLITIK INDONESIA

Wawasan Kewilayahan
 Woerjaningrat : = Bekas Hindia Belanda
 M. Yamin : Nusantara (dalam arti luas termasuk Malaya, Timor, Seluruh
Kalimantan, Papua dan Tumasek)
 Soekarno : Tanah-air (tanah dan air satu kesatuan) tidak dapat
dipisahkan dengan orang
Setneg RI, tt : 66
GEOPOLITIK INDONESIA
(Hakekat Laut)
 Bebas, merdeka dan bergerak
 Relatif tetap & tidak mudah dirusak
 Datar tidak dapat dipakai sembunyi
 Tidak dapat dikuasai secara mutlak
 Tidak dapat dikapling  sulit diberi tanda
 Alat angkut volume besar
 Sebagai macam-macam medium
GEOPOLITIK INDONESIA
Hukum Kewilayahan (Hukum Laut)
KONSEP KLASIK KONSEP PERANG LAUT KONSEP HUKUM
(TRADISIONAL/ KUNO) (SEA DENIAL–SEA ASSERTION) (INTERNATIONAL)

•Mare Leberum (Hugo Grotius) • ABSOLUTE CONTROL •HIGH SEAS


•Common Heritage of Mankind • DISPUTING CONTROL •EEZ
•Res Nulius tak ada pemilik • EXERCISING CONTROL •CONTINENTAL SHELF
•Res Communis Omnium •CONTIGUOUS ZONE
hak bersama
•ARCHIPELAGIC WATERS
•First Come First Serve
•TERRITORIAL SEA
•Sea is a whole in one
•INTERNAL WATER
GEOPOLITIK INDONESIA
Sejarah Hukum Laut
• Konsep berkembang setelah teknologi kapal &
pelabuhan Inggris & Belanda mengungguli
teknologi perkapalan Spanyol & Portugal
• Res Nullius >< Res Communis
• Hugo Grotius >< John Selden
• C. Bijenkerschoek  3 mil garis pantai saast
pasang surut
• Indonesia  12 mil berdasarkan point to point
theory
ALKI-III
ALKI-I
ALKI-II C
B
A
Rep. Timor Leste
PERAIRAN NUSANTARA
PERAIARAN ZEE

PETA WILAYAH R.I MENURUT UNCLOS’82 (UU No. 6/1996)


PERAIRAN
KEPULAUAN

PERAIRAN
PEDALAMAN LAUT
TERITORIAL
ZONA LAUT
TAMBAHAN BEBAS
ZEE

12 MIL
DARATAN LANDAS
24 MIL
CONTTNEN

200 S/D 350 MIL


GEOPOLITIK INDONESIA Hukum
Kewilayahan (Hukum Dirgantara)
STATUS HUKUM RUANG DIRGANTARA

RUANG ANTARIKSA
(WILAYAH KEPENTINGAN)

RUANG RUANG UDARA RUANG


UDARA WILAYAH KEDAULATAN UDARA
BEBAS BEBAS

DARATAN
LEO = 100 – 450 KM
MEO = 45 – 34.000 KM
HEO = 34.000 – 36.000 KM
12 NM
GEOPOLITIK INDONESIA
Hukum Kewilayahan (Hukum Dirgantara)
12,82%
DEKLARASI BOGOTA 1976
33.979,07KM
GSO Indonesia
+ 35.871KM

AA
Ket: 5.140KM
A = Ruang Udara Nasional Indonesia E Y D C B BUMI Y
B = Ruang Udara Bebas/ Negara lain
A,B,C, = Atmosfir Bumi
D, E = Ruang Angkasa (Bebas untuk kemanusiaan
dan milik bersama)
Y = Orbit Geostarioner (GSO)
Y
GEOPOLITIK INDONESIA
Otonomi Daerah
 Sentralisasi : Pemerintah diatur dari pusat
 Desentralisasi : Pelayanan langsung kepada rakyat
Filosofi  Pemda ada, ada rakyat yang dilayani
 Rakyat beri legitimasi
Output  Public goods & Public regulation
 Dekonsentrasi : tidak semua tugas2 teknis dapat
dilaksanakan Pemda
GEOPOLITIK INDONESIA
Otonomi Daerah
 Tidak semua pemimpin daerah—termasuk politisi—yang menyadari
filosofi tersebut
 Berusaha memperbesar PAD
 Pemekaran wilayah
 Wilayah terisolasi—dari akses nyata & maya—menjadi hinterland
 Frontier : hinterland di perbatasan dengan negeri jiran
GEOPOLITIK INDONESIA
Otonomi Daerah
Beranda Depan (Daerah Frontier)
 Ekonomi  kemudahan
mendapatkan kebutuhan hidup
 Sosial Budaya  kesamaan sub-
kultur & kemudahan social security
 Politik  kepastian hukum  dapat
terjadi tuntutan referendum
Sunardi. 2002 ; 175
12 PULAU TERLUAR
RAWAN DI KUASAI NEGARA TETANGGA

NO NAMA PULAU SPESIFIKASI NEGARA TETANGGA RAWAN


1 P. RONDO Tdk ada Penduduk India Illegal Fishing
Kab. Sabang Penjaga Mercusuar
NAD
2 P. BERHALA Tdk ada Penduduk Malaysia Illegal Fishing
Kab. Serdang Bedagai Luas : + 2,5 km2 Effektive Occupation
Sumatera Utara
3 P. SEKATUNG Tdk ada Penduduk Vietnam Illegal Fishing
Kab. Natuna Luas : + 0,3 km2
Kepulauan Riau
4 P. NIPA Tdk ada Penduduk Singapura Tenggelam
Kota Batam Luas : + 60 ha, Pelayaran Internasional
Riau 80% karang, 20% Pasir
5 P. MANORE Penduduk + 640 jiwa Filipina Illegal Fishing
Kab. Sangihe Luas : + 214,49 km2 Check Point
Sulawesi Utara Border Crossing Area
6 P. MIANGAS Penduduk + 678 jiwa Filipina Penyeludupan
Kab. Talaud Luas : + 3,15 km2 Dari Filipina 48 mil Terrorisme
Sulawesi Utara ada Listrik Dari Kecamatan 145 mil Mata Uang Peso
12 PULAU TERLUAR RAWAN DIKUASAI NEGARA JIRAN
12 PULAU TERLUAR
RAWAN DI KUASAI NEGARA TETANGGA

NO NAMA PULAU SPESIFIKASI NEGARA TETANGGA RAWAN

7 P. MARAMPIT Penduduk + 1436 jiwa Filipina Illegal Fishing


Kab. Talaud Luas : + 12 km² Belum ada sarana Effective Occupation
Sulawesi Utara

8 P. FANI Ada penduduk Palau Illegal Fishing


Kab. Raja Ampat Luas : + 9km² 220 km² dari Sorong Effective Occupation
Papua 35 jam pelayaran
9 P. FANILDO Tak ada penduduk Palau Illegal Fishing
Kab. Biak Numfar Luas : + 9 km² 280 km dari Kabupaten Effective Occupation
Papua
10 P. BRAS Penduduk + 50 jiwa Republik Palau Illegal Fishing
Kab. Biak Numfor Luas : + 3.375 km Jarak dari Kab 280 km Effective Occupation
Papua dari P. Supriori 240 km

11 P. DANA Tak Ada Penduduk Australia Illegal Fishing


Kab. Kupang Dari P. Rote 4 km Pintu masuk ALKI III Effective Occupation
Nusa Tenggara Timur Dari Kupang 120 km

12 P. BATEK Tak ada Penduduk Timor Leste Illegal Fishing


Kab. Kupang Luas : + 25 ha Sebelah Utara ALKI III Effective Occupation
Nusa Tenggara Timur Tempat Penyu bertelur
Migrasi Lumba-lumba
KETERSEBARAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR

INDONESIA NEGARA TETANGGA


NAD 6 India 6
Sumut 3 Malaysia 17
Kep Riau 20 Singapura 4
Sumbar 2 Vietnam 3
Bengkulu 2 Filipina 11
Lampung 1 Australia 27
Banten 1 Timor Leste 6
Jabar 1 Palau 7
Jateng 1 Papua Niugini 1
Jatim 3 Thailand 9
NTB 1
NTT 5
Kaltim 4
Sulteng 3
Sulut 11
Maluku Utara 1
Maluku 18
Papua 9
GEOPOLITIK INDONESIA
GEOPOLITIK INDONESIA
Otonomi Daerah

Penataan Ruang
(filosofi yang mendasari)
 Pemanfaatan ruang untuk kepentingan semua orang secara terpadu,
efektif, efisien, serasi, selaras, & berkelanjutan
 Keterbukaan, persamaan, keadilan & perlindungan hukum
GEOPOLITIK INDONESIA
Otonomi Daerah
Rencana Tata Ruang Wilayah
 RTRW harus melalui Perda
 Standarisasi penataan RTRW  selama ini mengacu pada negara
kontinen
 Pengaturan wilayah pantai kurang jelas (belum ada marine
cadastre)
 Kerusakan lingkungan tidak terhindar
GEOPOLITIK INDONESIA
(Marine cadastre)

 Banyak pulau yang belum bernama


 Dokumentasi nasional
 Pendaftaran ke PBB
 Kasus Sipadan-Legitan jangan terjadi lagi
 Pembagian wilayah akan lebih akurat
 Jangan sampai kita merasa kehilangan tetapi
tidak tahu apa yang hilang
PERKEMBANGAN GEOPOLITIK &
GEOSTRATEGI
Negara (kecil & maju) cenderung menerapkan teori
Ratzel & Haushoffer
 Malaysia : membangun daerah perbatasan lebih baik
dari negara tetangga, silent occupation
 Singapura : upaya reklamasi pantai & jasa per-
ekonomian dunia
 Filipina : pengaruh sosial, budaya dan ekonomi, silent
occupation
 Palau : silent occupation
 Papua Nugini : pengaruh sosial, sosial dan eko-nomi
 Australia : Australian Maritime Indentification Zone
 Timor Leste : tidak mustahil meniru Malaysia
Peta AMIZ (dari Kompas)
PERKEMBANGAN GEOPOLITIK &
GEOSTRATEGI
 Q.Wrights : dunia menyempit, percepatan jalan sejarah memicu dunia
tanpa batas.
 Benturan budaya.
 NM : perangi terorisme internasional
 Q.Wrights Kebangkitan demokrasi perang fisik di NSB.
 Teknologi informatika merupakan “impe-rialisme” baru (tidak melalui
perang fisik).
UPAYA MENGHADAPI GEOPOLITIK
& GEOSTRATEGI NEGARA JIRAN
 Perebutan wilayah melalui effective occupation
 BPN  Marine cadastre ?
 Perairan gugusan pulau : potensi perikanan & biota
laut  rawan pencurian ikan
 Perlu menggalakkan transmigrasi nelayan, paling
tidak mendirikan pos pengamat & tempat istirahat
nelayan
 Bandingkan upaya Cina mendirikan pos di Kep.
Spraetlly
UPAYA MENGHADAPI
GEOPOLITIK & GEOSTRATEGI
NEGARA JIRAN
 Pendudukan & mendirikan pos di pulau terpencil
 tingkatkan kewaspadaan
 Mercusuar tidak dirusak
 Nelayan tidak larut dgn keinginan pihak asing
 Keberadaan nelayan akan merupakan aspek
kekuatan maritim
 Bgs Indonesia harus mengenal geomorfologi
negara kepulauan diantara 2 lautan & 2 benua
 Bgs Indonesia harus memaknai arti BMI
UPAYA MENGHADAPI GEOPOLITIK
& GEOSTRATEGI NEGARA JIRAN
 Mengadapi ASEAN & Australia
- Waspadai “silent occupation”
- Pemantapan & pembinaan kek. maritim
- AMIZ  kita harus inventarisasi pulau2
- Waspadai “Five Power Defence
Arrangement”
- Kunjungan Presiden/Wapres ke perba-
tasan sangat perlu
UPAYA MENGHADAPI GEOPOLITIK
& GEOSTRATEGI NEGARA JIRAN
Menghadapi negara yang berkepentingan dengan
perikanan
 Meningkatkan kemampuan nelayan
(nelayan pantai  nelayan laut)
 Pembangunan desa pantai
 Nelayan menjadi monitor terhadap penggang-
gu negara kita thd : pencurian ikan, pence-
maran lingkungan, perusakan alat navigasi
UPAYA MENGHADAPI GEOPOLITIK
& GEOSTRATEGI NEGARA JIRAN
 Armada angkutan laut negara besar
 Negara besar tetap ingin berperan dalam era
globalisasi
 ALKI tidak perlu ditambah (permintaan IMO
sebaiknya tidak disetujui)
 ALKI diinformasikan lebih intensif kepada
masyarakat maritim
 Masyarakat maritim proaktif mengawasi
 Konflik daerah banyak terjadi di tempat
yang dilalui ALKI
UPAYA MENGHADAPI GEOPOLITIK
& GEOSTRATEGI NEGARA JIRAN
Amerika Serikat & Rusia (sebelum pecah)
 Negara-negara ini semula menentang
konsep negara Nusantara
 Usul/meminta ALKI diperbanyak 
negara nusantara menjadi terbuka
 Pengupayaan Inner water menjadi high
seas tetap ditolak (memudahkan gerakan AL
neg. adidaya)
PERENUNGAN MENGHADAPI MASA
DEPAN
 Tidak terbuai slogan “bangsa serumpun”, “sesama Muslim”, “solidaritas
ASEAN”
 Slogan “bangsa serumpun” hanya dipakai untuk memantapkan konsep
ketahanan regional
 Mensosialisasikan makna “tanah air”, Nusantara, Benua Maritim
Indonesia.
 Mendorong generasi muda “cinta laut” & ikut mengelola laut
PERENUNGAN MENGHADAPI MASA
DEPAN
 Pengisian dan pembinaan pulau-pulau tidak
berpenghuni, terutama di daerah perbatasan
dengan lebih intensif.
 Pembangunan desa pantai dipercepat untuk
mewujudkan Benua Maritim Indonesia
 Pulau dibina, tidak ditelantarkan, bahkan untuk
tempat sampah B-3 dari LN
 Meninjau kembali UU no 32/2004 khusus ps 18
 Pembagian dan pemberian kewenangan kepada
wilayah tidak mengarah ke “etnik sentris  cegah
The Ottoman Heritage jilid II
PERENUNGAN MENGHADAPI MASA
DEPAN
 Konsep RTRW yang meliputi tanah & laut pedalaman disusun dgn lugas
dan tepat
 Super power menghendaki kita lebih terbuka
 Membangun kekuatan armada laut (TNI, niaga, perikanan, industri,
prasarana maritim)
 Meningkatkan kemampuan nelayan agar tidak tersesat dan mampu
membaca peta
HARAPAN
Menyadarkan anak didik dan masyarakat pentingnya

pengetahuan geopolitik
 Geopolitik untuk membangkitkan semangat cinta tanah air
 Semangat cinta tanah air akan membangkitkan karakter nasional
 Karakter nasional, salah satu elemen kekuatan nasional
Naskah Rujukan
 UU no. 6/1996 ttg Perairan Indonesia
 UU no.23/1996 ttg Pengelolaan Lingkungan Hidup
 UU no.32/2004 ttg Pemerintahan Daerah
 UU no.33/2004 ttg Perimbangan Keuangan Anta Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
 Anderson, Benedict. 2002. Imagined Communities. Yogyakarta : Insist
 Basrie, Chaidir, Drs, MSi, 1995, Wawasan Nusantara, Serpong : LIH ITI
 Ditjen Dikti, 2002. Modul Acuan Proses Pembelajaran MPK Dik Kewarganegaraan.
Jakarta : Ditjen Dikti Dep Dik Nas
 Djalal, Hasjim. 1995, Indonesia and the Law of the Sea, Jakarta : CSIS
• Hardjasumantri, Kusnadi, 1989,Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta : UGM Pres
• Huntington, Samuel P.,1996, The Clash of Civilization and the Remaking of the World
Order. London : Touchtone
 Kusumatmadja, Prof. DR. Mochtar, SH, LLM.,2003, Konsepsi Hukum Negara Nusan-
• tara Pada Konferensi Hukum Laut III, Bandung : Alumni
• Roberts, J.M., 2002, The New Pinguin History of the World, London, UK : Pimguin
 Sekretariat Negara RI, TT, Himpunan Risalah Sidang-sidang BPUPKI dan PPKI yang
berhubungan Penyusunan UUD 45. Jakarta : Setneg RI
 Soemiarno, S, 2005, Ambalat dan Konflik Kepentingan (naskah Seminar), Semarang :
UNES
 Sunardi, RM, 2004, Pembinaan Ketahanan Bangsa Dalam Rangka Memperkokoh Keu-
tuhan NKRI. Jakarta : PT Kuaternita Adidarma
 Wright, Quincy, 1942, Study of War. Chicago Ill. : The University of Chicago Press
 Zen, M.T., 2005, System Pertahanan Untuk Ketahanan Nasional,(naskah pertemuan
Menhan dgn Forum Rektor, Jakarta, Dep Han.
Geopolitik & Geostrategi

 Perang Dunia I : Imperium Inggris, Perancis


 Kecilkan Austria, Hongaria & Rusia
 Sponsor kemerdekaan Yunani dari Turki.
 Men”cegah” negara bangsa di Balkan.
Geopolitik & Geostrategi

Pasca Perang Dunia I


“The Ottoman Heritage” dibagi untuk
Perancis & Inggris sebagai mandataris.
Rusia ingin memerdekakan negara
jajahan dicegah dgn sistem “Negara Mandat”.
Upaya tetap negara Modern Liberal
dengan eksklusifan teritorial =
perdamaian internal, legitimasi dinasti,
sistem perdagangan.
Geopolitik & Geostrategi

 Pasca Perang Dunia I


 Jerman bangkit dan berkoalisi
dengan Jepang dang Itali.
 Pembagian wilayah negara Axis
 Sosial & Liberal berseteru
Situasi Geostrategi Kini
Pasca PD II
 Dunia seolah-olah dibagi dua
 Timbul Negara Dunia III (NSB)
 Geostrategi Negara Pemenang Perang  global strategi
 Negara Pemenang perang mencari “mitra” negara nasional baru.
 Berkembang teori domino bagi Barat.
 Kedua Blok berusaha persuasi negara baru untuk masuk Blok.
Situasi Geostrategi Kini

 Dua Aksioma Q.Wrights memicu dunia tanpa batas.


 Teknologi informatika maju  apa yang terjadi di wilayah lain ditiru?
 Teknologi informasi merupakan “imperialisme” baru (tidak melalui
perang fisik.
 Terjadi benturan budaya.
Situasi Geostrategi Kini

 Pesawat terbang angkutan masal


Dunia terasa sempit.
Perjalanan manusia tidak jelas, muncul
Biro Wisata
Angkutan barang maju  agen
tunggal “hapus”.
Muncul hypermarket oleh MNC
Situasi Geostrategi Kini

 Dampak Positif & Negatif Globalisasi


SDM mahir menerapkan Iptek yang
berlaku pada masa GLOBALISASI.
Timbul kecemburuan bila tidak dapat
mengakses informasi  dis-integrasi
Kecemburuan karena adanya gap info
pada daerah terpencil (frontier)
berpaling ke negara jiran karena masalah
sosial, budaya, ekonomi
Demokrasi
KONSEP DAN NILAI DEMOKRASI

Asal bahasa Latin : DEMOS


CRATEIN/CRATOS

Bahasa Inggris DEMOCRACY

Demokrasi merupakan “konsep yg masih disalahpahami


dan disalahgunakan manakala rezim totaliter dan
diktator militer berusaha memperoleh dukungan rakyat
dg menempelkan label demokrasi pada diri mereka
sendiri”
 The advanced learner’s dictionary of
current engglish (Homby et al) DEMOCRACY
:

“Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan


negara atau masyarakat di mana warganegara
dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan
melalui wakilnya yang dipilih, pemerintahanya
mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragama, berpendapat, berserikat,
menegakkan rule of low, adanya pemerintahan
mayoritas yang menghormati hak kel. Minoritas,
dan masyarakat yg warganegaranya saling
memberi perlakuan yang sama”
KONSEP DASAR DEMOKRASI, Abraham lincoln

FOR

FROM
THE PEOPLE

BY
Rakyat sebagai centrumnya

Pabotinggi (2002)

Demokrasi : pemerintahan yg memiliki


paradigma otocentricity yakni rakyat (people)
yg harus menjadi kriteria dasar demokrasi.

Konsep Demokrasi : seperangkat gagasan dan


prinsip tentang kebebasan, yg juga mencakup
seperangkat praktek dan prosedur yg terbentuk
melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku.
Pendeknya Demokrasi : PELEMBAGAAN DARI
KEBEBASAN (Usis, 1995)
CICED (1999) DEMOKRASI dipandang sbg konsep yg
MULTIDEMENSIONAL yaitu

1. FILOSOFIS : demokrasi sbg ide, norma, prinsip


2. SOSIOLOGIS : sistem sosial
3. PSIKOLOGIS : wawasan, sikap dan perilaku
dlm
hidup bermasyarakat

“Demokrasi dipandang sebagai kerangka berpikir dlm


melakukan pengaturan urusan umum atas dasar prinsip
dari, oleh dan untuk rakyat diterima baik sbg idea, norma
dan sistem sosial maupun sbg wawasan, sikap dan
perilaku individual yg secara konstektual diwujudkan,
dipelihara dan dikembangkan”
Sebagai sistem kenegaraan (USIS, 1995)
DEMOKRASI sbg sistem yg memiliki 11 pilar
atau soko guru:

1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasar persetujuan dari yg diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan HAM
6. Pemelihan yg bebas dan jujur
7. Persamaan didepan hukum
8. Proses hukum yg wajar
9. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
11. Nilai nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat
Sanusi (1998) mengidentifikasi 10 pilar
DEMOKRASI konstitusional menurut UUD 45

1. Demokrasi yg berketuhanan yang maha esa (Udin S)


2. Demokrasi dg kecerdasan
3. Demokrasi yg berkedaulatan rakyat
4. Demokrasi dg rule of low
5. Demokrasi dg pembagian kekuasaan negara
6. Demokrasi dg HAM
7. Demokrasi dg pengadilan yg merdeka
8. Demokrasi dg otonomi daerah
9. Demokrasi dg kemakmuran
10. Demokrasi yg berkeadilan sosial
Demokrasi (USIS) VS Demokrasi (Sanusi)

KESESUAIAN

PERBEDAAN
Demokrasi berdasarkan ketuhanan YME

Kekhasan demokrasi indonesia

TEODEMOKRASI
(Maududi & kaum Muslim)
TEODEMOKRASI (Maududi & kaum Muslim) : Demokrasi dalam kontek
kekuatan Tuhan Yang Maha Esa

DEMOKRSAI UNIVERSAL (Usis, 1998) : demokrasi yang bernuansa


sekuler
Torres (1998) DEMOKRASI dapat dilihat dari 3 tradisis
pemikiran politik :

1. Classical Aristotelian theory : demokrasi merupakan salah satu


bentuk pemerintahan, yakni pemerintahan oleh seluruh
warganegara yg memenuhi syarat kewarganegaraan.
2. Medieval theory : landasan pelaksanaan tertinggi di tangan
rakyat
3. Contemporary doctrine of democracy : konsep republik
dipandang sebagai bentuk pemerintahan rakyat yang murni
Torres (1998) lebih condong melihat DEMOKRASI
dalam 2 aspek :

1. Formal democracy : demokrasi dalam arti sistem


pemerintahan
2. Substantive democracy : merujuk proses demokrasi,
diidentifikasi dlm 4 bentuk demokrasi
4 bentuk demokrasi :
1. Konsep protective democracy : kekuasaan ekonomi
pasar, dimana proses pemilu dilakukan secara reguler
sebagai upaya memajukan kepentingan pasar dan
melindunginya dari tirai negara
2. Developmental democracy : model manusia sbg
individu yg posesif, yakni manusia sbg conflicting, self-
interested consummers and appropriators, yg
dikompromikan dg konsep manusia sbg a being
capable of developing his power or capacity atau
mahluk yg mampu mengembangkan kekuasaan atau
kemampuannya.
3. Equilibrium democracy atau pluralist democracy :
perlunya penyeimbangan nilai partisipasi dan
pentingnya apatisme, dg alasan bahwa apatisme
dikalangan mayoritas warganegara menjadi
fungsional bagi demokrasi karena partisipasi yg intensif
sesungguhnya dipandang tdk efisien bagi individu yg
rasional. Atau partisipasi membangkitkan
otoritarianisme yg laten dlm masa & memberikan
beban yg berat dg tuntutan yg tdk bisa dipenuhi
4. Participatory democracy : kita tdk dapat mencapai
partisipasi yg demokratis tanpa perubahan lebih dulu
dalam ketidakseimbangan sosial dan kesadaran sosial,
tetapi juga kita tdk dapat mencapai perubahan dalam
ketakseimbangan sosial dan kesadaran sosial tanpa
peningkatan partisipasi lebih dulu.

ATAU

perubahan sosial dan partisipasi demokrasi perlu


dikembangkan secara bersamaan karena satu sama
lain saling memiliki ketergantungan.
Huntington (1991)  Gelombang Demokrasi Ketiga 
METODE DEMOKRASI :

“Posedur kelembagaan untuk mencapai keputusan politik yg didalamnya


individu memperoleh kekuasaan untuk membuat keputusan melalui
perjuangan kompetitif dalam rangka memperoleh suara rakyat”. BERTOLAK
DARI TRADISI TSB
sistem politik abad 20 dinilai demokratis apabila “para pembuat keputusan
kolektif yg paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemeilihan umum yg
adil, jujur dan berkala, dan dalam sistem itu para calon secara bebas
bersaing untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa
berhak memberikan suara”

(Udin)
Secara EVOLOSIONER demokratisasi di masa modern
dikategorikan dlm 3 gelombang :

1. Gelombang panjang demokratisasi pertama (1828-1926) yg berakar pd


revolusi Prancis
2. Gelombang balik pertama (1922-1942) Ditandai adanya kecenderungan
demokrasi yg mengecil dan munculnya rezim otoriter menjelang PD II
3. Gelombang pendek demokratisasi ke dua (1943-1962) ditandai
munculnya lembaga demokrasi di wilayah pendudukan sekutu pada
masa PD II
4. Gelombang balik kedua (1958-1975) kembali ke otoriterisme, antara lain di
Amerika Latin
5. Gelombang Demokrasi ketiga (1974-…..) ditandai dg munculnya rezim
demokratis menggantikan rezim totaliter disekitar 30 negara dlm kurun
waktu 15 tahun
Dalam konteks teori Huntington (1991) :

Dunia temasuk Indonesia sedang berada dlm gelombang


demokrasi ketiga yg dinilainya sangat spektakuler ok melanda
seluruh penjuru dunia.

Isu yg menonjol :
1. Hub. timbal balik perkembangan ekonomi dg proses demokratisasi dan
pemerintahan yg demokratis kususnya yg berkaitan dg kebebasan
individu, stabilitas politik, dan implikasinya thd hub. Internasional.
2. Penyiapan warga negara agar mampu berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab  ethos demokrasi sebenarnya tidak diwariskan
tetapi dipelajari dan dialami
Latar belakang timbulnya DEMOKRASI

Huntington (1991) : “Korelasi yg tinggi antara agama


kristen barat dg demokrasi”

Alasan : 68 negara yg dianggap demokratis sebesar 57% merupakan negara


yg dominan kristen barat, dan hanya 12% dari 58 negara yg dominan
agama lainnya merupakan negara demokrasi.

Disimpulkan : Demokrasi sangat jarang terdapat di negara dimana mayoritas


besar penduduknya beragama islam, budha, atau konfusius.
Bagaimana Islam dan demokrasi :

John L Esposito dan John O Voll (1996) studi komfaratif di Iran,


Sudan, Pakistan, Malaysia, Aljazair dan Mesir.

“Kebangkitan islam dan demokrasi di dunia muslim berlangsung dalam


konteks global yg dinamis”, dimana terjadi proses “menguatnya identitas
komunal dan tuntutan terhadap partisipasi politik rakyat muncul dalam
lingkungan dunia yg begitu kompleks ketika teknologi semakin memperkuat
hubungan global, sementara pd saat yg sama identitas lokal, nasional, dan
budaya lokal masih sangat kuat”.
Pemikir Muslim

“Proses global dlm kebangkitan agama dan demokratisasi


dapat, khususnya di dunia muslim, benar benar saling mengisi.
Kedua proses itu akan bertentangan jika “demokrasi”
didefinisikan secara sangat terbatas dan dipandang hanya
mungkin jika pranata-pranata khas eropa Barat atau Amerika
diterapkan, atau jika prisnsip prinsip utama Islam didefinisikan
secara tradisional dan kaku”. (Elposito dan Voll, 1996)
Muslim menempakan Tauhid sebagai inti dari keimanan,
tradisi dan praktek kehidupan islam.

Pengakuan bahwa tidak ada tuhan selain Allah

Hanya ada satu kedaulatan yaitu Tuhan

Tdk mengandung arti islam menolak demokrasi

Hadist : umat islam diperintahkan taat pd Allah, Rasul dan


pemerintah
Konsep : khilafah bentuk kepemimpinan politik masyarakat
Syura  tradisi musyawarah
ijma  bentuk persetujuan
Ijtihad penafsiran mandiri
Prospek perkembangan demokrasi di negara muslim :

“mengingat realitas politik dan ekonomi yg ada di banyak masyarakat


Muslim masa depan demokratisasi masih diragukan”

Dengan kata lain : negara muslim memiliki potensi utk secara adaptif
mengembangkan proses demokratisasi secara gradualsesuai dengan
keadaan da kebutuhannya masing masing.
Perkembangan demokrasi di negara Indonsia

Mengacu Konstitusi yg pernah dan sedang berlaku :

1. UUD 45  Pembukaan UUD 1945


2. Konstitusi RIS 1949 Mukadimah Konstitusi RIS
3. UUDS 1950  Mukadimah UUDS RI 1950

Cita-cita, nilai dan konsep demokrasi secara formal konstitusional dianut


oleh ketiga konstitusi tersebut
Di indonesia sekarang timbul berbagai wacana
demokrasi seperti demokrasi yg dikaitkan dg
masyarakat madani dll

Komitmen terhadap upaya peningkatan berkehidupan


demorasi di Indonesia sedang memuncak. Dg kata lain dimasa
yg akan datang instrumentasi dan praksis berkehidupan
demokrasi di Indonesia akan mengalami penyempurnaan yg
terus menerus sejalan dg dinamika partisipasi seluruh
warganegara sesuai dg kedudukan dan perannya di
masyarakat
HAK ASASI
MANUSIA
Istilah HAM
 Berasal dari 3 kata, Hak, Asasi dan Manusia
 Hak berasal dari Bahasa Arab haqqa, yahiqqu,haqqaan
yang artinya benar, pasti, nyata, tetap dan wajib. Karena
itu haqq adalah kewenangan/kewajiban untuk
melakukan/tidak melakukan sesuatu.
 Kata asasi berasal dari kata assa, yaussu, asasaan yang
artinya membangun, mendirikan meletakan, asal, asas,
pangkal, dasar. Karena itu asasi adalah segala sesuatu
yang bersifat mendasar & fundamental yang selalu
melekat pada objeknya.
 Manusia dari kata Indonesia yang artinya umat, ciptaan
Tuhan yg berakal budi.
 Jadi HAM diartikan sebagai hak-hak mendasar pada diri
manusia.
 Mahmud MD
HAM sebagai hak yg melekat pada martabat
manusia sebagai mahluk ciptaan tuhan , dan hak
tersebut dibawa manusia sejak lahir ke muka
bumi sehingga hak tersebut bersifat fitri (kodrati).

Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi


Manusia Pasal 1

Hak Asasi Manusia adalah :


seperangkat hak yang melekat pada hakikát dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat
manusia.
Jenis Hak-hak Asasi Manusia :
Hak-hak asasi pribadi (personal rights)  kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak

Hak-hak asasi ekonomi (property rights)  hak untuk memiliki


sesuatu, membeli, dan menjual serta memanfaatkannya

Hák-hak asasi politik (political rights)  hak untuk ikut serta


dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam suatu
pemilihan umum), dan hak untuk mendirikan partai politik

Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam


hukum dan pemerintahan (rights of legal equality).

Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan (social and culture rights)


 hak untuk memilih pendidikan dan hak untuk mengembangkan
kebudayaan

Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata-cara peradilan


dan perlindungan (procedural rights)  peraturan dalam hal
penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan
LATAR BELAKANG DAN SEJARAH LAHIRNYA HAM

 Piagam Magna Charta Inggris 1215 M


 Kekuasaan raja absolut
 Merugikan rakyat banyak
PENGUASA JANGAN SEWENANG-WENANG
 Lahirnya Magna Charta ini kemudian diikuti oleh
lahirnya Bill of Rights di Inggris pada Tahun 1989. Pada
masa itu mulai timbul adagium “Manusia sama di muka
hukum (Equality before The Law).
 Perkembangan HAM selanjutnya, munculnya The
American Declaration of Independence yang lahir
dari paham Rousseau (Teori Kontrak Sosial) dan
Montesquieu (Teori Trias Politika), dimana mempertegas
bahwa manusia adalah makhluk merdeka sejak di dalam
perut ibunya.
 The French Declaration (1789) dimana dimuat dalam The
Rule of Law yang anatara lain berbunyi tidak boleh ada
penangkapan dan penahanan semena-mena dan
presumption of innocent. Dipertegas oleh freedom of
expression (kebebasan mengeluarkan pendapat), freedom
of religion (kebebasan menganut agama), the right of
property (perlindungan hak milik) dan hak-hak dasar lainnya.
 The Four Freedom of Roosevelt (6 Jan 1941) yakni hak
kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak
kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan
ajaran agama yang dipeluknya, hak kebebasan dari
kemskinan, dan hak kebebasan dari ketakutan.
 Deklarasi Philadelphia (1994) tentang kebutuhan penting
untuk menciptakan perdamaian dunia berdasarkan
keadilan sosial dan perlindungan seluruh manusia apapun
ras, kepercayaan atau jenis kelaminnya, memiliki hak untuk
mengejar perkembangan material dan spiritual dengan
bebas dan bermartabat, keamanan eknomi dan
kesempatan yang sama
 DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA
10 DESEMBER 1948

 Akibat kekejaman PD II dikeluarkanlah


UDHR (The Universal Declaration of
Human Rights) di Paris Th.1948
 UDHR terdiri dr 30 pasal memuat:
kebebasan, persamaan, pemilikan harta,
hak perkawinan, pendidikan,kerja, dan
beragama, hak tunjangan ekonomi,
jaminan sosial, kehidupan yang layak dan
pendidikan.
Perkembangan Pemikiran HAM
• Generasi Pertama

Berpendapat bahwa pengertian HAM hanya berpusat pada


bidang hukum dan politik disebabkan oleh dampak dan
situasi perang dunia II dan adanya keinginan negara-negara
yang baru merdeka untuk menciptakan suatu tertib huku
yang baru.
• Generasi Kedua

 Peluasan konsep dan cakupan HAM


dimana tidak saja menuntut hak yuridis
melainkan hak sosial, ekonomi, politik,
dan budaya.
 Lahir 2 Covenant yaitu International
Covenant o Economic, Social, and
Cultural Rights dan International
Covenant on Civil and Politicak
Rights (1966).
• Generasi Ketiga

Adanya kesatuan antara hak ekonomi,


sosial, budaya, politik, dan hukum yang
Hak Melaksanakan Pembangunan (The
Rights of Development).
• Generasi Keempat

 Dipelopori oleh negara-negara di


kawasan Asia yang melahirkan deklarasi
HAM yang disebut Declaration of Basic
Duties of Asia People and Goverment.
 Deklarasi tersebut tidak saja mencakup
tuntutan struktural tetapi juga berpihak
kepada terciptanya tatanan sosial yang
berkeadilan.
 Deklarasi ini sudah berbicara tentang
kewajiban asasi bukan hanya hak asasi.
LINTAS SEJARAH HAM DI
INDONESIA
1. Nilai HAM menyatu dengan peradaban
Misalnya : Konsep Dalihan pada Masyarakat Batak
(Tapanuli), Masyarakat Minahasa/Manado ( Sitou timou
tumoutou), Masyarakat Bolaang Mongondow : Mototabian,
Mototompiaan bo Mototanoban: (artinya Baku-baku
sayang, baku-baku bae dan baku-baku inga ), Masyarakat
Sangihe : Somahe Kai Kahage ( Artinya Walau Menentang
Arus Tetap Bertahan )
2. Pembukaan UUD 1945 sarat dengan nilai-nilai HAM
3. Terbentuknya Komnas HAM 1993
4. HAM berkembang pesat sejak era
reformasi dengan lahirnya Keppres
Nomor 129 tahun 1998 tentang
RANHAM I dan Keppres Nomor 40
Tahun 2004 tentang RANHAM II Tahun
2004-2009 dan Perpres Nomor 23 tahun
2011 tentang RANHAM III 2010-2014
5. Terbentuk Meneg Urusan HAM 1999
6. HAM go public
6 PRINSIP POKOK HAK ASASI
MANUSIA
1. Tidak bisa dibagi (indivisibility)
2. Saling bergantung dan berkaitan
(interdependence and interrelation)
3. Universal dan tidak dapat dicabut
(universality and inalienability)
4. Kesetaraan dan non diskriminasi (equality
and non-discrimination)
5. Partisipasi dan kontribusi (participation and
contribution)
6. Tanggung jawab Negara dan penegakan
Hukum (state responsibility and rule of law)
SUBJEK HAK ASASI
MANUSIA
1. Pemegang Hak (Rights Holder).
Pemegang hak adalah manusia
sebagai individu maupun kelompok
yang memiliki hak, yang wajib
dihormati, dilindungi dan dipenuhi
oleh Negara.
2. Pemangku kewajiban dalam
pelaksanaan HAM adalah Negara.
2.Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap
perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk Aparat Negara baik disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara melawan hukum, mengurangi,
menghalangi, membatasi dan atau mencabut
Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok
orang yang dijamin oleh Undang-undang ini,
dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan
tidak akan memperoleh penyelesaian hukum
yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku (Pasal 1 Ayat 6 UU No. 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia)
Memaksakan tindakan-tindakan yang
bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok, atau
Memindahkan secara paksa anak-anak dari
kelompok tertentu ke kelompok lain (Pasal
8 UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia)
6. Kejahatan Terhadap Kemanusiaan adalah
salah satu perbuatan yang dilakukan
sebagai bagian dari serangan yang meluas
atau sistematik yang diketahuinya bahwa
serangan tersebut ditujukan secara langsung
terhadap penduduk sipil berupa:
Pembunuhan
Pemusnahan
Perbudakan
Pengusiran atau pemindahan penduduk
secara paksa
Perampasan kemerdekaan atau
Perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang- wenang atau melanggar asas-asas
ketentuan pokok Hukum Internasional
Penyiksaan
Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran
secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa
atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain
yang setara.
Penganiayaan terhadap suatu
kelompok tertentu atau perkumpulan
yang didasari persamaan paham
politik, Ras, Kebangsaan,Etnis, Budaya,
Agama, Jenis kelamin atau alasan lain
yang telah diakui secara universal
sebagai hal yang dilarang menurut
Hukum Internasional.
Penganiayaan orang secara paksa
atau
Kejahatan Apartheid (kelompok rasial
atau kelompok ras lain)
(Pasal 9 UU No. 26 Tahun 2000 tentang
7. Penyiksaan adalah Setiap perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja, sehingga menimbulkan
rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik
Jasmani maupun Rohani, pada seseorang untuk
memperoleh pengakuan atau keterangan dari
seseorang atau dari orang ketiga, dengan
menghukumnya atas suatu perbuatan yang telah
dilakukan atau diduga telah dilakukan oleh seseorang
atau orang ketiga, atau mengancam atau memaksa
seseorang atau orang ketiga, atau untuk suatu alasan
yang didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi,
apabila rasa sakit atau penderitaan tersebut
ditimbulkan oleh atas hasutan dari, dengan
persetujuan, atau sepengetahuan siapapun dan
atau pejabat publik (Pasal 1 Angka 4 UU No. 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia).
8. Penghilangan Orang Secara Paksa
adalah Tindakan yang dilakukan oleh
sipapun yang menyebabkan seseorang
tidak diketahui keberadaan dan
keadaannya (Penjelasan Pasal 33
Ayat 2 UU No. 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia).
INSTRUMEN HAM NASIONAL
- Undang-Undang Dasar 1945
- TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM
- UU No. 3 Tahun 1977 tentang Peradilan Anak
- UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
- UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
- UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum
- UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
- UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
- UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
- UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman
- UU No. 8 Tahun 2004 tentang Peradilan
Umum
- UU No. 9 Tahun 2004 tentang PTUN
- UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
Republik Indonesia
- Keppres Nomor 129 Tahun 1998 tentang
RANHAM I Tahun 1998-2003
- Keppres Nomor 40 Tahun 2004 tentang
RANHAM II Tahun 2004-2009
- Perpres Nomor 23 Tahun 2011 tentang
RANHAM III Tahun 2011-2014
HAM DALAM UUD 1945
1. Pembukaan UUD 1945 pada Alinea I
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
2. Batang Tubuh UUD 1945 pada Pasal 27, 28, 29, 30, 31 dan 34
a. Pasal 27
- Segala warga negara bersamaan kedudukannya
didalam hukum dan Pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya
- Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
b. Pasal 28
- Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan
kehidupannya (Pasal 28 A)
- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah (28 B ayat 1)
- Hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi (28 B ayat 2)
- Hak untuk mangembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasar (28 C ayat 1)
- Hak untuk mendapatkaf pen$idikan dan
memperoleh
- Hak memajukan diri Dalam memperjuangkan haknya
secara kolektIf untuk membangun masyarakat
bangsa dan negaranya. (28 C ayat 2)
- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta pengakuan yang sama di hadapan
hukum (28 B ayat 1)
- Hak untuk bekerja dan dapat imbalan serta perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja (28 D ayat 2)
- Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan (28 D ayat 3)
- Hak atas status kewarganegaraan (28 D ayat 4)
- Hak Kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah
menurut agamanya (28 E ayat 1)
- Hak memilih pekerjaan (28 E ayat 1)
- Hak memilih kewarganegaraan (28 E ayat 1)
- Hak memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkanya,serta berhak untuk kembali (28 E ayat 1)
- Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati nuraninya
(28 E ayat 2)
- Hak kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat (28 E ayat 3)
- Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
(28 F)
- Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat dan harta benda (28 G ayat 1)
- Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
yang merupakan hak asasi (28 G ayat 1)
- Hak untuk bebas dari penyiksaan (torture) dan
perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia. (28 G ayat 2)
- Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat (28 H ayat 1)
- Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan (28 H ayat
1)
- Hak untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus
guna mencapai persamaan dan keadilan (28 H ayat 2)
- Hak atas jaminan sosial (28 H ayat 3)
- Hak atas milik pribadi yang tidak boleh diambil alih
sewenang-wenang oleh siapapun (28 H ayat 4)
- Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut (retroaktif) (28 I ayat 1)
- Hak untuk bebas dari perlakuan diskriminasi atas dasar
apapun dan hak mendapat perlindungan diskriminatif
tersebut (28 I ayat 2)
- Hak atas identitas budaya dan hak masyrakat tradisional
(28 ayat 3)
Pasal 29
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu (Pasal
29 ayat 2)
UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999
1. Hak untuk Hidup 10 HAK ASASI
Hak untuk hidup, mempertahankan hidup,
meningkatkan taraf hidup, hidup tentram, damai,
bahagia, sejahtera dan lingkungan hidup yang baik
dan sehat
2. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan
Hak membentuk suatu keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan
3. Hak Mengembangkan Diri
Hak memenuhi kebutuhan dasar, perlindungan bagi
pengembangan pribadi, memperoleh manfaat ilmu
pengetahuan dan teknologi, berkomunikasi dan
memperoleh informasi, memperjuangkan hak
pengembangan diri dan hak untuk melakukan
pekerjaan sosial
4. Hak Memperoleh Keadilan
Hak memperoleh keadilan, dianggap tidak bersalah,
mendapatkan bantuan hukum, tidak dituntut dua kali
dalam perkara yang sama, dan hak tidak dirampas
seluruh harta bendanya
5. Hak Atas Kebebasan Pribadi
Hak untuk tidak diperbudak keutuhan pribadi, bebas
memeluk agama dan kepercayaannya, keyakinan
politik, berserikat, menyampaikan pendapat, status
kewarganegaraan dan bebas bergerak dan bertempat
tinggal
6. Hak Atas Rasa Aman
Hak suaka, hak rasa aman, tidak diganggu tempat
kediaman, rahasia surat menyurat, bebas dari
penyiksaan, tidak ditangkap sewenang-wenang dan
hidup damai dan tentram
7. Hak Atas Kesejahteraan
Hak mempunyai milik, tidak dirampas hak miliknya,
pekerjaan yang layak dan upah yang adil,
mendirikan serikat pekerja, tempat tinggal yang
layak, jaminan sosial dan hak perawatan, pendidikan,
dan bantuan hukum bagi lansia dan orang cacat.
8. Hak Turut Serta Dalam Pemerintahan
Hak memilih, di[ilih, diangkat dalam suatu jabatan,
dan usul/ pendapat untuk pemerintahan yang bersih
dan berwibawa
9. Hak Wanita
Hak keterwakilan wanita dalam pemerintahan,
kewarganegaraan, pendidikan, memilih/ dipilih,
perbuatan hukum sendiri, dan hak tanggung jawab
yang sama dengan suami dalam keluarga
10. Hak Anak
Hak perlindungan, hak untuk hidup, nama dan
kewarganegaraan, perawatan, pendidikan,
beribadah, mengetahui orang tuanya, dipelihara
orangtuanya, perlindungan hukum, tidak dipisah
dari orang tua, beristirahat dan bermain,
mendapatkan kesehatan, perlindungan eksploitasi
ekonomi dan seksual, bebas dari penganiayaan,
mendapatkan bantuan hukum dan tidak dirampas
milik dan kebebasannya
EMPAT KEWAJIBAN DASAR
1. Wajib patuh pada Peraturan Perundang-undangan , hukum
tak tertulis dan hukum internasional HAM yang telah diterima
Indonesia
2. Wajib ikut serta dalam upaya bela negara
3. Wajib menghormati HAM orang lain, moral, etika dan tata
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
4. Wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan undang-
undang
INSTRUMEN INTERNASIONAL
DUHAM, KOVENAN HAK SIPIL POLITIK DAN KOVENAN HAK
EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
HAK SIPIL:
1. Hak untuk menentukan nasib sendiri
2. Hak untuk hidup
3. Hak untuk tidak dihukum mati
4. Hak untuk tidak disiksa
5. Hak untuk tidak ditahan sewenang-wenang
6. Hak atas peradilan yang adil
INSTRUMEN INTERNASIONAL
DUHAM, KOVENAN HAK SIPIL POLITIK DAN KOVENAN
HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

HAK-HAK POLITIK:
1. Hak untuk menyampaikan
pendapat
2. Hak untuk berkumpul dan berserikat
3. Hak untuk mendapatkan
persamaan di depan umum
4. Hak untuk memilih dan dipilih
INSTRUMEN INTERNASIONAL
DUHAM, KOVENAN HAK SIPIL POLITIK DAN
KOVENAN HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

HAK EKONOMI DAN SOSIAL:


1. Hak untuk bekerja
2. Hak untuk mendapatkan upah yang sama
3. Hak untuk tidak dipaksa bekerja
4. Hak untuk cuti
5. Hak atas makanan
6. Hak atas perumahan
7. Hak atas kesehatan
8. Hak atas Pendidikan
9. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang sehat
10. Hak untuk memperoleh perumahan yang layak
11. Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
memadai
HAK ASASI MANUSIA YANG TIDAK
DAPAT DIKURANGI
- Hak Hidup
- Hak untuk tidak disiksa
- Hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani
- Hak beragama
- Hak untuk tidak diperbudak
- Hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan
hukum
- Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
(adalah HAM yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun dan oleh siapapun, Pasal 4 UU No. 39 Tahun 1999)
PEMBERDAYAAN HAM
Salah satu yang mendasar, yang dihadapi Indonesia sejak
memproklamirkan sebagai negara merdeka dan bardaulat adalah
masalah pengetahuan, pemahaman serta pembudayaan HAM.
Dalam Pasal 71 UU No. 39 Tahun 1999 ditegaskan bahwa :
“Pemerintah wajib dan bertanggungjawab menghormati,
melindungi, menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam
undang-undang ini. Peraturan perundang-undangan lain dan
Hukum Internasional tentang HAM yang diterima oleh Negara RI.
Pelanggaran HAM berat

Perihal pelanggaran berat yang dimaksudkan, sesuai dengan


UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia,
mencakup Kejahatan Qenosida dan Kejahatan
Kemanusiaan.
I) Kejahatan Genosida

Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud


untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnik,
kelompok agama, dengan cara:

a.membunuh anggota kelompok;

b.mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat


terhadap anggota-anggota kelompok;

c.menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan


mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau
sebagiannya;

d.memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah


kelahiran di dalam kelompok; atau

e.memindahkan secara paksa anak-anak dan kelompok


tertentu ke kelompok lain.
2)Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

Adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan serangan yang
meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan
langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
a.pembunuhan
b. pemusnahan
c. perbudakan;
d.pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
e.perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-
wenang
f.penyiksaan;
g.perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual
lain yang setara;
h.penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, tau
alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut
hukum internasional;
i.penghilangan orang secara paksa; atau
j.kejahatan apartheid.
Pelanggaran dan Peradilan HAM
Internasional
Proses Peradilan HAM Internasional

Dalam rangka menyelesaikan masalah pelanggaran HAM mi


pula, PBB membentuk Komisi PBB untuk Hak Asasi manusia
(The United Nations Commission on Human Right)
Cara kerja Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk sampai pada proses
peradilan internasional,
Melakukan pengkajian (studies) terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan, baik dalam suatu negara tertentu maupun secara global.
Terhadap kasus-kasus pelanggaran yang terjadi, kegiatan Komisi terbatas
pada himbauan serta persuasi. Kekuatan himbauan dan persuasi terletak
pada tekanan opini dunia internasional terhadap pemerintah yang
bersangkutan.
Seluruh temuan Komisi mi dimuat dalam Yearbook of Human Rights yang
disampaikan kepada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Mahkamah Internasional sesuai dengan tugasnya, segera


menindakianjuti baik pengaduan oleh anggota maupun warga negara
anggota PBB, serta hasil pengkajian dan temuan Komisi Hak Asasi
Manusia PBB untuk diadakan penyidikan, penahanan, dan proses
peradilan.
Peradilan HAM Internasional
1948 PBB mengeluarkan Dekiarasi Universal Hak Asasi
Manusia (Universal Declaration of Human Rights) yang menjadi
dasar hukum internasional baru bagi persoalan HAM.
Lembaga bernama International Criminal Court mulai bekerja
pada 2002 untuk mengadili kejahatan perang, pembersihan
etnik (genosida), kejahatan terhadap kemanusiaan, dan
kejahatan agresi .
ICC berkedudukan di Belanda

Peradilan lain yang dibentuk oleh PBB:

1. Mahakmah Internasional untuk bekas Yugoslavia(Int.


Criminal Tribunal for The Former Yogoslavia)1993
2. Mahkamah Internasional untuk Rwanda (Internasional
Tribunal for Rwanda) 1994
PERADILAN HAK AZASI MANUSIA INTERNASIONAL

DibentukICC ( INTERNATIONAL CRIME COURT) 17 Juni 1998 di Roma.


Dalam konferensi / sidang Unitet Nations Diplomatic Conference On
Criminal Court.

Disepakati bahwa kejahatan kejahatan itu adalah:


1.The Crime Of Genocide (permusuhan masal thd kelompok etnis atau
agama tertentu
2.Crime Against Humanity (kejahatan melawan kemanusiaan)
3.War Crimes (kejahatan perang)
4.The Crimes of Agression (penyerangan suatu bangsa atau negara
terhadap negara )lain
SANKSI INTERNASIONAL ATAS PELANGGARAN HAM

1.Di berlakukannya travel warning terhadap warga negaranya


2.pengalihan investasi atau penanaman modal asing
3.Pemutusan hubungan diplomatik
4.Pengurangan bantuan ekonomi
5.Pengurangan tingkat kerjasama
6.Pemboikotan produk eksport
7.Embargo Ekonomi
Proses Penegakan HAM
di Indonesia
PERADILAN HAM BERAT

Pemeriksaan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang


berat, dilakukan oleh majelis hakim pengadilan HAM yang
berjumlah lima orang terdiri atas dua orang hakim pada
Pengadilan HAM yang bersangkutan dan tiga orang hakim ad
hoc.

Hakim ad hoc adalah hakim yang diangkat dan luar hakim


karier yang memenuhi persyaratan profesional, berdedikasi
tinggi, menghayati cita-cita negara hukum dan negara
kesejahteraan yang berintikan keadilan, memahami dan
menghormati hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia.
UPAYA PENEGAKAN HAM
A. PENCEGAHAN

1. Penyusunan Perundang-Undangan HAM


2. Pembentukan Lembaga Pemantau HAM baik LSM maupun
Lembaga Independen
3. Pembentukan Peradilan HAM
4. Pelaksanaan Pendidikan HAM

B. PENINDAKAN
1. Pendampingan bagi masy yg terkena kasus HAM
2. Penerimaan Pengaduan korban pelanggaran HAM
3. Investigasi
4. Penyelesaian perkara
• Proses penegakan HAM di Indonesia dilakukan melalui
lembaga Komnas HAM dan Pengadilan HAM
• Komnas HAM dibentuk melalui Keppres No. 50 Tahun 1993
dan dalam perkembangannya diperkuat dengan UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM.
• Tujuan Komnas HAM :
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan HAM, baik yang ada dalam
perangkat hukum nasional maupun Deklarasi
Universal HAM dan Piagam PBB
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan
HAM guna berkembangnya pribadi manusia
Indonesia seutuhnya dan kemampuannya
berpartisipasi dalam berbagai bidang
kehidupan.
 Pengadilan HAM dibentuk
Pemerintah Indonesia
berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000
tanggal 23 November 2000
tentang Pengadilan HAM.
 Pengadilan HAM Indonesia
berwenang untuk mengadili
pelanggaran berat HAM setelah
UU No 26 Tahun 2000 berlaku.
ORGANISASI LSM YANG BERGERAK DALAM
PENEGAKAN HAM

1. KONTRAS
2. IMPARSIAL
3. YLBHI
4. PBHI
5. ELSAM

ORGANISASI DALAM PENEGAKAN HAM YANG DIBENTUK


PEMERINTAH

KOMNAS HAM
Hambatan penegakkan HAM
a.Faktor Kondisi Sosial-Budaya.

b.Faktor Komunikasi dan Informasi,


1)Letak geografis Indonesia yang luas
2)Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum
terbangun secara baik
3)Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih
sangat terbatas.
C.Faktor Kebijakan Pemerintah.
1) Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang
pentingnya jaminan hak asasi manusia.
2) Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak
asasi manusia sering diabaikan.

d.Faktor Perangkat Perundangan.


1)Pemerintahan tidak segera meratifikasi hasil-hasil konvensi
internasional tentang hak asasi manusia.
2)Kalaupun ada, peraturan perundang-undangannya masih sulit
untuk diimplementasikan.
e.Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement).

1)Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi


mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak
asasi manusia.
2)Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai
masih belum layak sering membuka peluang ‘jalan
pintas’ untuk memperkaya din.
3)Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih
diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan
penyimpangan berupa KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Kasus Pelanggaran HAM
di IndonesiaA. Di masa orde baru:
1. Kasus Tanjung Priok Jakarta ( 1984 )
2. Kasus Talang sari di lampung ( 1989 )
3. Operasi Militer di Aceh ( 1989 - 1998 )
4. Kasus terbunuhnya Marsinah ( 1994 )
5. Kasus terbunuhnya Fuad Muhammad Syafruddin
alias Udin wartawan harian Bernas ( 1996 )
6. Peristiwa penculikan para aktivis ( 1998 )
7. Kasus Timika di Papua ( 1994 )
B. Di masa Reformasi :

1. Kasus Trisakti
2. Kasus Semanggi I dan II
3. Peristiwa kemerdekaan Timor Timur
4. Kasus Ambon di Maluku
5. Kasus Poso di Sulawesi Tenggara
6. Kasus Sampit di Kalimantan Tengah
7. Kasus TKI di Malaysia
Pelanggaran HAM di lingkungan keluarga:
contoh: - kekerasan fisik
- kekerasan terhadap pembantu
- anak diintimidasi oleh orang tua
* Pelanggaran HAM di lingkungan sekolah:
contoh: - kekerasan fisik terhadap siswa
- pelecehan
* Pelanggaran HAM di masyarakat:
contoh: - main hakim sendiri
- pemerkosaan
- tindak kejahatan
- dan lain-lain
Upaya penegakkan HAM

Upaya yang dapat dilakukan untuk menegakkan HAM :


Pemerintah
a. mengenalkan pendidikan HAM kepada masyarakat
b. ketegasan sanksi terhadap pelanggaran HAM
c. proses pengadilan HAM yang bebas dan tidak memihak
• Masyarakat

a. Bersikap kritis dalam mendukung upaya pemerintah


b. Melaporkan setiap ada pelanggaran ham
c. Menghindari segala tindakan yang melanggar ham
d. Bersikap proaktif dalam meneggakkan hukum
PENGERTIAN
KORUPSI
&
PRINSIP-PRINSIP
ANTI-KORUPSI
Korupsi secara Etimologi
• Istilah korupsi berasal dari
bahasa latin “corrumpere”,
“corruptio” atau “corruptus”
• Dari bahasa latin tersebut
kemudian diadopsi oleh
beberapa bangsa di dunia
• Beberapa bangsa di dunia
memiliki istilah tersendiri
mengenai korupsi
Etimologi…(cont’d)
Bahasa inggris Bahasa perancis Bahasa belanda

Corruption, Corruptie,
Corruption
Corrupt Korruptie

Jahat, rusak,
Rusak
curang

Istilah “korupsi” yang dipakai di indonesia


merupakan turunan dari bahasa belanda
Beberapa terminologi korupsi
• Korup = busuk, palsu, suap
(kamus besar bahasa indonesia,
1991)
• Korup = suka menerima uang
sogok, menyelewengkan
uang/barang milik perusahaan
atau negara, menerima uang
dengan menggunakan jabatan
untuk kepentingan pribadi
(kamus hukum, 2002)
• Korup = kebejatan,
ketidakjujuran, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian
(the lexicon webster dictionary,
1978)
Terminologi … (cont’d)
o David M. Chalmers:
Tindakan-tindakan manipulasi dan
keputusan mengenai keuangan
yang membahayakan ekonomi
(financial manipulations and
decision injurious to the economy
are often libeled corrupt).
o J.J. Senturia:
Penyalahgunaan kekuasaan
pemerintahan untuk keuntungan
pribadi (the misuse of public power
for private profit).
Terminologi … (cont’d)
o Syed Husein Alatas:
Tindakan yang meliputi
penyuapan (bribery),
pemerasan (extortion) dan
nepotisme.

Extortion o Transparency International:


Penyalahgunaan kekuasaan
(a misuse of power),
kekuasaan yang
dipercayakan (a power that is
entrusted), dan keuntungan
pribadi (a private benefit)
baik sebagai pribadi,
anggota keluarga, maupun
Bribery kerabat dekat lainnya.
3 tingkatan KORUPSI
Material benefit
(Mendapatkan keuntungan material yang
bukan haknya melalui kekuasaan)

Abuse of power
(Penyalahgunaan kekuasaan)

Betrayal of trust
(Pengkhianatan kepercayaan)
Pengkhianatan terhadap kepercayaan
(betrayal of trust)
• penghianatan merupakan
bentuk korupsi paling
sederhana
• Semua orang yang
berkhianat atau
mengkhianati kepercayaan
atau amanat yang
diterimanya adalah koruptor.
• Amanat dapat berupa
apapun, baik materi maupun
non materi (ex: pesan,
aspirasi rakyat)
• Anggota DPR yang tidak
menyampaikan aspirasi
rakyat/menggunakan
aspirasi untuk kepentingan
pribadi merupakan bentuk
korupsi
Diskusi
Apakah jika seseorang melakukan
perselingkuhan, dia juga sudah
melakukan korupsi, dan pantas disebut
koruptor?
Penyalahgunaan kekuasaan
(abuse of power)
• Abuse of power merupakan
korupsi tingkat menengah
• Merupakan Segala bentuk
penyimpangan yang dilakukan
melalui struktur kekuasaan, baik
pada tingkat negara maupun
lembaga-lembaga struktural
lainnya, termasuk lembaga
pendidikan, tanpa mendapatkan
keuntungan materi.
Penyalahgunaan kekuasan untuk
mendapatkan keuntungan material (material
benefit)
• Penyimpangan kekuasaan untuk
mendapatkan keuntungan
material baik bagi dirinya sendiri
maupun orang lain.
• Korupsi pada level ini merupakan
tingkat paling membahayakan
karena melibatkan kekuasaan
dan keuntungan material.
• Ini merupakan bentuk korupsi
yang paling banyak terjadi di
indonesia
Unsur-unsur yang dapat
menentukan sesuatu
dapat dianggap sebagai
korupsi

1. Secara melawan hukum


2. Memperkaya diri
sendiri/orang lain
3. Merugikan keuangan/
perekonomian negara
MERUGIKAN KEUANGAN/ PEREKONOMIAN
NEGARA

1. Korupsi menghambat pembangunan &


kegiatan usaha di Indonesia
2. Setiap kegiatan perekonomian harus
melewati “pintu-pintu” korupsi
3. Perkembangan kegiatan usaha terhambat,
pengangguran makin banyak, harga barang
& jasa menjadi melambung
4. Pendidikan dan kesehatan sangat mahal
Salah satu hal mengapa di
indonesia korupsi semakin sulit
diberantas
• Karena korupsi sudah
“mendarah daging”, sehingga
perilaku korupsi sudah menjadi
hal yang biasa dan bukan lagi
dianggap sebagai
“penyakit”yang harus segera
disembuhkan.
• Dengan demikian, semakin
sulitnya membedakan mana
perilaku korupsi dan mana
yang bukan korupsi
• Ibarat maling teriak maling
PRINSIP-PRINSIP
ANTI KORUPSI
Transparansi

Akuntabilitas Kewajaran
PRINSIP-
PRINSIP
ANTI-
KORUPSI

Kontrol
Aturan Main
Aturan Main
Akuntabilitas
• Akuntabilitas mengacu pada kesesuaian antara
aturan dan pelaksanaan kerja
• Semua lembaga mempertanggungjawabkan
kinerjanya sesuai aturan main baik dalam
bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi
(de jure), baik pada level budaya (individu
dengan individu) maupun pada level lembaga.
Bagaimana mengukur Akuntabilitas ?

1. Akuntabilitas harus dapat diukur dan


dipertanggungjawabkan melalui
Mekanisme pelaporan dan
pertanggungjawaban atas
pelaksanaan semua kegiatan.
2. Evaluasi atas kinerja administrasi, proses
pelaksanaan, dampak dan
manfaat yang diperoleh masyarakat
baik secara langsung maupun
manfaat jangka panjang dari sebuah
kegiatan.
Transparansi
 Transparansi merupakan prinsip yang
mengharuskan semua proses kebijakan
dilakukan secara terbuka, sehingga segala
bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh
publik.
 Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus
kontrol bagi seluruh proses dinamika
struktural kelembagaan.
 Dalam bentuk yang paling sederhana,
transparansi mengacu pada keterbukaan dan
kejujuran untuk saling menjunjung tinggi
kepercayaan (trust).
Perlunya Keterlibatan masyarakat dalam
proses transparansi:
 Proses penganggaran yang bersifat bottom up, mulai dari perencanaan,
implementasi, laporan pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi)
terhadap kinerja anggaran.
 Proses penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan. Hal ini terkait
pula dengan proses pembahasan tentang sumber-sumber pendanaan
(anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran (anggaran belanja).
 Proses pembahasan tentang pembuatan rancangan peraturan yang
berkaitan dengan strategi penggalangan (pemungutan) dana, mekanisme
pengelolaan proyek mulai dari pelaksanaan tender, pengerjaan teknis,
pelaporan finansial dan pertanggungjawaban secara teknis.
 Proses pengawasan dalam pelaksanaan program dan proyek pembangunan
yang berkaitan dengan kepentingan publik dan yang lebih khusus lagi
adalah proyek-proyek yang diusulkan oleh masyarakat sendiri.
 Proses evaluasi terhadap penyelenggaraan proyek yang dilakukan secara
terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban secara administratif, tapi
juga secara teknis dan fisik dari setiap out put kerja-kerja pembangunan.
Kontrol masyarakat sangat diperlukan
Proses Perencanaan
Program Pembangunan,
Anggaran Pendapatan
dan Anggaran Belanja Negara
atau Daerah

Evaluasi dan Penilaian Implementasi


Kinerja Anggaran
Kontrol Alokasi Sektor,
Out Come Jangka Pendek Masyarakat Pelaksanaan,
& Jangka Panjang serta Pengawasan Format

Laporan Pertanggungjawaban
Out Put
(Teknisi Fisik dan Administrasi)
Fairness

Prinsip fairness ditujukan


untuk mencegah
terjadinya manipulasi
(ketidakwajaran) dalam
penganggaran, baik
dalam bentuk mark up
maupun ketidakwajaran
lainnya.
lima langkah penegakan prinsip fairness

1. Komprehensif dan disiplin yang berarti mempertimbangkan


keseluruhan aspek, berkesinambungan, taat asas, prinsip
pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui batas (off budget).
2. Fleksibilitas yaitu adanya kebijakan tertentu untuk efisiensi dan
efektifitas.
3. Terprediksi yaitu ketetapan dalam perencanaan atas dasar asas
value for money dan menghindari defisit dalam tahun anggaran
berjalan. Anggaran yang terprediksi merupakan cerminan dari
adanya prinsip fairness di dalam proses perencanaan
pembangunan.
4. Kejujuran yaitu adanya bias perkiraan penerimaan maupun
pengeluaran yang disengaja, yang berasal dari pertimbangan teknis
maupun politis. Kejujuran merupakan bagian pokok dari prinsip
fairness.
5. Informatif, yaitu adanya sistem informasi pelaporan yang teratur
dan informatif sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran dan proses
pengambilan keputusan. Sifat informatif merupakan ciri khas dari
kejujuran.
Kebijakan Anti-Korupsi
• Kebijakan anti korupsi mengatur tata interaksi agar tidak
terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan
masyarakat.
• Kebijakan anti korupsi tidak selalu identik dengan undang-
undang anti-korupsi, namun bisa berupa undang-undang
kebebasan mengakses informasi, undang-undang
desentralisasi, undang-undang anti-monopoli, maupun
lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui
sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan
anggaran negara oleh para pejabat negara.
4 Aspek Kebijakan Anti-Korupsi

Pembuat
Isi

Kebijakan Anti-korupsi

Kultur Pelaksana
4 Aspek Kebijakan ….
 Isi kebijakan:
Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila di dalamnya
terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan
korupsi.
 Pembuat kebijakan:
Kualitas isi kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas
pembuatnya.
 Pelaksana kebijakan:
Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila
didukung oleh aktor-aktor penegak kebijakan; yaitu
kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lembaga
pemasyarakatan.
 Kultur kebijakan:
Eksistensi sebuah kebijakan terkait dengan nilai-nilai,
pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat
terhadap hukum atau undang-undang anti korupsi. Lebih
jauh kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi
masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
Kontrol Kebijakan

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang


dibuat betul-betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk
korupsi.
3 Model Kontrol Kebijakan

Partisipasi Oposisi

KEBIJAKAN

Revolusi
3 Model Kontrol Kebijakan
 Partisipasi:
Melakukan kontrol terhadap kebijakan
dengan ikut serta dalam penyusunan dan
pelaksanaannya.
 Oposisi:
Mengontrol dengan menawarkan
alternatif kebijakan baru yang dianggap
lebih layak.
 Revolusi;
Mengontrol dengan mengganti kebijakan
yang dianggap tidak sesuai.
Perbedaan kontrol terhadap kebijakan
tergantung pada sistem yang
terbangun. Dalam sistem demokrasi
yang sudah mapan (established),
kontrol kebijakan tersebut dapat
dilakukan melalui partisipasi dan oposisi.

Anda mungkin juga menyukai