Anda di halaman 1dari 4

Nama : Iksan Riyadi

NIM : 020330011

Reguler sore ( Tugas Mata Kuliah Ilmu Negara)

Merangkum Bab VIII dan IX

BAB VIII

AJARAN KEDAULATAN

A. TEORI KEDAULATAN
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi yang berasal dari Bahasa arab yaitu daulah atau
sebuah kekuasaan, sedangkan Bahasa latin supremus atau tertinggi. Maka secara harfiah
pengertian dari teori kedaulatan adalah wewenang atau kekuasaan tertinggi dalam sebuah
negara di dalam sebuah system pemerintahan.
Menurut ahli tata negara dari Prancis yang terkenal di tahun 1500an dengan teorinya
yang mengemukakan tentang empat sistem kedaulatan yaitu asli, permanen, tunggal, dan tidak
terbatas. Ada macam-macam teori kedaulatan yang ada di dunia dan dikemukakan oleh para
ahli kenegaraan

B. TEORI KEDAULATAN TUHAN


Teori ini menyatakan kekuasaan tinggi dalam negara berasal dari Tuhan, ini artinya
perintah dan kekuasaan pemimpin negara dianggap sama dengan yang diberikan Tuhan. Karena
dipercai, beberapa orang dipilih secara kodrat untuk mengemban tanggung jawab kekuasaan
sebagai pemimpin sekaligus wakil Tuhan di dunia ini.
Teori kedaulatan Tuhan ini di pelopori oleh Augustinus (354-430), Thomas Aquino
(1215-1274), F Hegel (1770-1831) dan F.J Stahl (1802-1861). Teori ini banyak dianut oleh raja-
raja terdahulu serta beberapa negara seperti Belanda, Jepang, Etiophia.

C. TEORI KEDAULATAN RAJA


Teori ini menyatakan bahwa raja memiliki tanggung jawab atas dirinya sendiri dan
kekuasaan yang diberikannya merupakan kekuasaan tertinggi diatas undang-undang karena
dianggap sebagai sebuah jelmaan dari kehendak Tuhan.
Teori ini dipelopori oleh Niccolo Machiavelli (1467-1527) melalui karyanya II Principle,
Niccolo berpendapat bahwa sebuah negara harus dipimpin oleh raja yang berkekuasaan
multlak. Adapun, negara yang menganut teori ini adalah Malaysia, Brunai Darusalam, dan
Inggris.

D. TEORI KEDAULATAN NEGARA


Teori ini menitikberatkan bahwa negara dianggap sebagai lembaga tertinggi dalam
kehidupan bermasyarakat. Ini mengindikasikan bahwa negara memegang kuasa penuh atas
system pemerintahan dalam negera itu. Para pemimpin yang dictator merupakan perwujudan
teori kedaulatan negara dengan penerapan system pemerintahan tirani.
Teori ini dianut oleh beberapa terkemuka yakni Jean Bodin (1530-1596), F. hegel (1770-
1831), G. Jelinek (1851-1911), dan Paul Laband (1879-1958). Negara yang menganut teori ini
adalah Jerman saat dipimpin Hitler, dan Prancis saat masa pemerintahan Raja Louis IV.

E. TEORI KEDAULATAN RAKYAT


Teori ini menekankan bahwa sebagai pemegang kekuasaan tertingi, rakyat secara
sengaja memberikan sebagian kekuasaannya kepada orang-orang tertentu yang akan disebut
sebagai penguasa yang bertugas untuk menjaga hak-hak rakyat, sehingga teori ini
menitiberatkan kepada dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat.

Pencentus teori ini adalah JJ. Rousseau, Johannes Althusius, John Locke, dan
Mostesquieu. Negara yang berpegang pada teori kedaulatan rakyat adalah Indonesia, Amerika
Serikat, dan Prancis.

F. TEORI KEDAULATAN HUKUM


Teori ini menilai kekuasaan tertinggi adalah hokum, dimana pemerintah mendapatkan
kekuasaan dari hokum yang ada baik tertulis maupun tidak tertulis dan bersumber dari rasa
keadilan dan kesadaran hukum. Hukum bertindak sebagai panglima dalam kehidupan
bernegara, sehingga hukum harus ditegakan serta penyelenggaraan negara harus dibatasi oleh
hukum yang berlaku.
Pendukung teori ini seperti Hugo de Groot, Krabbe, Immanuel Kant dan Leon Duguit.
Negara yang menganut teori kedaulatan ini adalah Indonesia dan Swiss.

BAB IX
TIPE – TIPE NEGARA

A. NEGARA PADA ABAD PERTENGAHAN


Tipe negara abad pertengahan ini bersifat dualisme antara rakyat dan pemerintah seperti yang
dikatakan Machiavelli kalau negara ini bukan republik pasti monarkhi. Dimasa Pertengahan inilah
peralihan sistem Monarkhi ke sistem Republik atau Diktator ke Demokrasi ada sebagian wilayah yang
menginginkan demokrasi itu hidup seutuhnya ada pula yang menjaga sistem ke monarkhian Ciri Negara
pada masa ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari tipe negara romawi kuno. Pada zaman ini dikenal
pula hukum perdata dan diterima sebagai dasar-dasar bernegara pada abad pertengahan.
Secara garis besar ciri-ciri Negara pada abad pertengahan adalah:
1. Dualisme, yaitu adanya perlawanan antara penguasa dan yang dikuasai yang diistilahkan dengan
rex (hak raja) dan regnum (hak rakyat)
2. Feodalisme, yaitu penguasa berdasarkan teori patrimonial dari hukum perdata, dengan berslogan
every man must have a lord
3. Perlawanan antara gereja-gereja dan Negara yang kemudian melahirkan teori teokratis dan teori
secularisme (ysitu pemerintahan yangmeliputi urusan keagamaan dan kenegaraan)
4. Standenstaats, yaitu sifat Negara berdasarkan lapisan-lapisanyang ada dalam masyarakat misalnya
bangsawan, rakyat, kota, gereja. Dari lapisan-lapisan itu muncul ide perwkilan yang kemudian
dilengkapi dengan teori-teori yang timbul tentang concili-concili yang diadakan oleh gereja katolik.
Pada teori kenegaraan abad pertengahan ini dijumpai dua aliran yaitu:
1. Ajaran yang merupakan lanjutan dari absolutisme romawi kuno yang dibawakan oleh Machiavelli
dalam bidang politik kemudian dilanjutkan dengan bidang yuridis oleh jean bodin mengenai teori
kedaulatan .
2. Ajaran kaum monarchomachen yang berdasarkan teori kedaulatan rakyat, sebelum dibeokan
menjadi absolutisme melalui Lex-Regianya ulpianus negaranya.

B. NEGARA KESEJAHTERAAN KLASIK


Negara kesejahteraan adalah konsep pemerintahan ketika negara mengambil peran penting
dalam perlindungan dan pengutamaan kesejahteraan ekonomi dan sosial warga negaranya. Konsep ini
didasarkan pada prinsip kesetaraan kesempatan, distribusi kekayaan yang setara, dan tanggung jawab
masyarakat kepada orang-orang yang tidak mampu memenuhi persyaratan minimal untuk menjalani
kehidupan yang layak. Istilah ini secara umum bisa mencakup berbagai macam organisasi ekonomi dan
sosial.[1] Sosiolog T.H. Marshall mengidentifikasi negara kesejahteraan sebagai gabungan demokrasi,
kesejahteraan, dan kapitalisme. Para pakar menaruh perhatian khusus pada cara Jerman, Britania Raya
dan negara-negara lain mengembangkan sistem kesejahteraannya secara historis.
Negara-negara kesejahteraan saat ini meliputi negara Nordik seperti Islandia, Swedia, Norwegia,
Denmark, dan Finlandia.[2] Mereka menerapkan sistem yang dikenal dengan istilah model Nordik.
Esping-Andersen mengelompokkan sistem negara kesejahteraan paling maju menjadi tiga kategori:
Demokratik Sosial, Konservatif, dan Liberal.

Negara kesejahteraan memerlukan transfer dana dari negara ke jasa-jasa yang disediakan
(misalnya layanan kesehatan dan pendidikan) dan perorangan (dalam bentuk tunjangan). Dana
tersebut berasal dari sistem pajak redistribusionis dan sering disebut sebagai contoh "ekonomi
campuran".[4] Perpajakan semacam itu biasanya meliputi pajak pendapatan yang lebih besar bagi
orang-orang berpendapatan tinggi, yaitu pajak progresif. Ini dapat membantu mengurangi kesenjangan
pendapatan antara penduduk kaya dan miskin

C.NEGARA KESEJAHTERAAN MODERN


Negara kesejahteraan Modern ini berlaku asas demokrasi, yang dimana tampuk pemerintahannya
bercabang dari rakyat, dianut oleh paham negara hukum, susunan negaranya kesatuan dan didalam
Negara hanya ada satu pemerintahan yaitu, pemerintahan pusat yang mempunyai wewenang tertinggi.
Sifat pokok pada Negara modern adalah tipe negara hukum, sebagaimana dirumuskan oleh kaum
borjuis illegal yaitu Negara hukum yang demokratis. Menurut ajaran Rousseau jika hanya demokrasi
dalam suatu Negara maka peluang untuk absolute demokrasi sangat besar sebab bagaimanapun juga
suara terbanyak akan absolute dan minoritas selalu tertindas. Guna menjaga Negara demokrasi yang
menimbulkan kekuasaan absolute maka diberikan unsure Negara hukum yang nerfungsi membatasi
Negara demokrasi.
Dengan demikian ciri pokok Negara demokrasi yang berdasarkan hukum adalah:
a. Kekuasaan tertinggi bersumber dari rakyat dengan demikian menimbulkan pemerintahan dari
rakyat.
b. Negara demokrasi
c. Sistem dan lembaga perwakilan
Paham yang menghadirkan unsur hukum dalam menjaga demokrasi itu adalah
konstitusionalisme. Dengan demikian dari semua tipe-tipe Negara itu terdapat ciri-ciri yang pokok
yaitu:
a. Negara timur kuno=>teokrasi yang absolute
b. Negara yunani kuno=>Negara kota dan demokrasi langsung
c. Negara romawi kuno=>permulaan berciri primus inter pares kemudian berubah menjadi raja-raja
absolute
d. Negara abad pertengahan=>teokrasi, feudal dan dasar dualisme dalam Negara
e. Negara modern=>kedaulatan rakyat, demokrasi, sistem dan lembaga perwakilan.

Anda mungkin juga menyukai