Anda di halaman 1dari 7

Asal Mula Terbentuknya Negara

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari Negara lain. Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada. Asal mula terjadinya negara dibagi menjadi 2 yaitu Secara Primer atau Asal mula terjadinya negara berdasarkan pendekatan teoritis dan Secara Sekunder atau Asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta. 1. Secara Primer Asal mula terjadinya Negara secara primer biasa disebut juga pendekatan teoritis yang bersifat dugaan yang dianggap benar. Negara terjadi melalui beberapa tahapan dan tidak ada hubungan dengan Negara yang telah ada sebelumnya. Tahapan terjadinya Negara: o Genoot Schaft (Suku). Terdapat istilah Primus Interpares yang artinya Yang utama di antara sesama.

o Rijk/Reich (Kerajaan) Di sini muncul kesadaran hak milik dan hak atas tanah. o Staat Kesadaran akan perlunya demokrasi dan kedaulatan rakyat. o Diktatur Natie Pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pilihan rakyat yang kemudian berkuasa secara mutlak. 2. Secara Sekunder Asal mula terjadinya Negara secara sekunder lebih pada pendekatan fakta atau kenyataan. Terjadinya Negara/lahirnya Negara ada hubungan dengan Negara yang telah ada sebelumnya. Terdapat beberapa macam dari asal mula terjadinya Negara secara sekunder, yaitu: Proklamasi Pernyataan kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain. o Fusi - Peleburan 2 negara atau lebih dan membentuk 1 negara. o Aneksasi - Pencaplokan. Suatu daerah dikuasai Negara lain tanpa perlawanan. o Cessie - Penyerahan. Sebuah berdasarkan perjanjian. o Acessie - Penarikan. Bertambahnya suatu wilayah karena proses pelumpuran laut dalam kurun waktu yang lama dan dihuni oleh kelompok. o Okupasi - Pendudukan. Suatu wilayah yang kosong kemudian diduduki sekelompok bangsa sehingga berdiri Negara. o Inovasi - Suatu Negara pecah, kemudian lenyap dan memunculkan Negara baru di atasnya. daerah diserahkan kepada Negara lain

o Separasi - Suatu wilayah yang semula merupakan bagian dari negara tertentu, kemudian memisahkan diri dari negara induknya dan menyatakan kemerdekaan. Contoh: Belgia pada tahun 1839 melepaskan diri dari Belanda.

Teori Asal Usul Berdirinya Sebuah Negara Banyak teori yang berkembang tentang asal-usul berdirinya sebuah negara. Berikut teori asal-usul berdirinya negara : a. Teori Ketuhanan. Teori ini menganggap bahwa terjadinya negara memang sudah kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Anggapan ini berawal dari determinasi relegius, yaitu segala sesuatu terjadi ini sudah takdir Allah. Misalnya, dapat membaca UUD 1945 atas berkat rahmat Allah dan seterusnya. Penganut teori ini adalah Fiedrich Julius Stah, yang menyatakan bahwa negara tumbuh secara berangsur-angsur melalui proses bertahap mulai dari keluarga menjadi bangsa dan Negara. b. Teori Kenyataan. Teori menganggap bahwa negara itu timbul karena kenyataan, artinya berdasarkan syarat-syarat tertentu yang sudah dipenuhi, misalnya adanya pemerintahan, wilayah, penduduk, dan pengakuan dari dalam dan luar negeri. c. Teori Perjanjian dan Kontrak Sosial. Teori ini menganggap negara itu terbentuk berdasarkan perjanjian bersama. Perjanjian ini dapat antar individu yang bersepakat mendirikan suatu negara ataupun perjanjian antar individu yang menjakah dan yang dijajah. . Teori ini didukung oleh ilmuwan Thomas Hobbes, John Locke, dan J. J. Rousseau. Menurut Thomas Hobbes, kehidupan manusia sebelum adanya negara terdapat dalam keadaan alamiah sama sekali bukan keadaan yang aman dan sejahtera, akan tetapi sebaliknya keadaan alamiah merupakan keadaan yang kacau, tanpa hukum, tanpa pemerintah, dan tanpa ikatan-ikatan sosial antar

individu di dalamnya.. Kondisi ini sering disebut sebagai homo homini lupus (manusia satu menjadi serigala bagi manusia lain). suatu Berbeda dengan Hobbes yang melihat keadaan almiah sebagai

keadaan yang kacau. John locke justru melihatnya sebagai suatu keadaan yang damai, penuh komitmen, saling menolong antara individu-individu didalam sebuah kelompok masyarakat. Sekalipun keadaan alamiah dalam pandangan Locke merupakan sesuatu yang ideal, ia berpendapat bahwa keadaan ideal tersebut memiliki potensi terjadinya kekacauan lantaran tidak adanya organisasi dan pimpinan yang mengatur kehidupan mereka. Di sini unsur pimppinan atau negara menjadi sangat penting demi menghindari konflik antar warga negara. Penyerahan diri warga negara untuk menjamin kondisi alamiah yang

ideal inilah yang disebut Pactum Unionis. Dalam hal ini yang membedakan Locke dengan Hobbes, bahwa justru kehadiran adanya negara untuk menjamin hak-hak individu. Sedangkan, menurut Rousseau keberadaan suatu negara bersandar pada perjanjian warga negara untuk mengikatkan diri dengan suatu pemerintah yang dilakukan melalui organisasi politik. Dengan kata lain, ia juga sekaligus dikenal sebagai penggagas paham negara demokrasi yang bersumberkan pada kedaulatan rakyat, yakni rakyat yang berdaulat dan penguasa-penguasa negara hanyalah merupakan wakil-wakil pelaksana mandat bersama. d. Teori Penaklukan. Teori ini menganggap bahwa negara itu timbul karena adanya kelompok manusia mengalahkan kelompok manusia yang lain. Dengan demikian pembentukan negara dapat terjadi karena proklamasi, peleburan dan penguasaan atau pemberontakan. Teori ini juga disebut teori kekuatan karena dalam teori ini kekuatan membuat hukum, dan kekuatan itu sendiri adalah pembenaran. e. Teori Alamiah.

Teori ini menganggap bahwa negara adalah ciptaan alam karena manusia dianggap sebagai mahluk sosial dan sekaligus mahluk politik. Oleh karena itu, manusia ditakdirkan untuk hidup bernegara. Jadi dalam situasi dan kondisi setempat yang ada, negara terebetuk dengan sendirinya. f. Teori Filosofis. Teori Filosofis ini juga dikenal sebagai teori idealistis, teori mutlak, teori metafisis. Teori ini bertsifat filosofis karena merupakan renungan-renungan tentang negara dan bagaimana negara itu seharusnya ada. Bersifat idealis karena merupakan pemikiran tentang negara sebagaimana negara itu seharusnya ada, Negara sebagai ide bersifat mutlak karena melihat negara sebagai suatu kesatuan yang omnipeten dan omnokompeten. Bersifat metafisis karena adanya negara terlepas dari individu yang menjadi bagian dari bangsa. Negara mempunyai atau memiliki kemauan sendiri, kepentingan sendiri, dan nilai moral sendiri. g. Teori Historis. Teori ini menganggap bahwa lembaga-lembaga sosial tidak dibuat, tetapi timbul secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia. Oleh karenanya lembaga-lembaga sosial kenegaraan itu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dari lingkungan setempat, waktu, dan tuntutan zaman sehingga secara historis berkembang menjadi negara-negara seperti yang kita lihat sekarang ini. h. Teori Organis. Teori ini menganggap bahwa negara sebagai manusia. Pemerintah dianggap sebagai tulang, undang-undang dianggap sebagai syaraf, kepala negara dianggap sebagai kepala, masyarakat dianggap sebagai daging. Dengan demikian, negara itu dapat lahir, tumbuh, dan berkembang lalu mati. i. Teori Patrilineal dan Matrilineal.

Teori ini menganggap bahwa negara itu timbul dari perkembangan kelompok keluarga yang dikuasai oleh garis keturunan Ayah (Patrilineal) atau garis keturunan Ibu (Matrilineal). Keluarga tersebut berkembang menurut garis keturunan yang ada dan menjadi benih-benih negara sampai terbentuk pemerintahan yang terdesentralisi. j. Teori Kadaluwarsa. Teori ini menganggap bahwa negara terbentuk karena memang kekuasaan raja (diterima atau ditolak oleh rakyat) sudah kadaluwarsa memiliki kerajaan (sudah lama memiliki kekuasaan) dan pada akhirnya menjadi hak milik oleh karena kebiasaan. Menurut teori ini, raja bertahta bukan karena hak-hak ketuhanan, tetapi berdasrkan kebiasaan. Laju dan organisasinya yaitu negara kerajaan timbul karena adanya milik yang sudah lama yang kemudian melahirkan hak milik. Raja bertahta oleh karena hak milik itu yang didasarkan pada hukum kebiasaan.

Sumber : Isjawara, F . 1980. Pengantar Ilmu Politik. Bandung : Binacipta. http://siswamiskin.blogspot.com/2012/11/teori-perjanjian-masyarakat.html

kawarpi.wordpress.com Anaajat.blogspot.com/2013/04/asal-mula-terbentuknya-suatu-negara.html

Anda mungkin juga menyukai