Anda di halaman 1dari 16

NEGARA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PPKN

Disusun Oleh :

Nandhita Chandra

11220810000003

Dosen Pengampu :

Lili Supriyadi S.Pd., M.M.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai Negara. Adapun tujuan dari

penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata Nandhiah Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan yang diberikan oleh Bapak Lili Supriyadi S.Pd., M.M.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Lili Supriyadi S.Pd., M.M yang

telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai

dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan

makalah ini. Besar harapan saya bahwa makalah ini dapat bernilai baik dan dapat

bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Jakarta, 10 September 2022

Nandhita Chandra
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1 PENDAHULUAN 4

1.1 LATAR BELAKANG 4

1.2 RUMUSAN MASALAH 5

1.3.TUJUAN 5

1.4 MANFAAT 5

BAB 2 PEMBAHASAN 6

2.1. Pengertian Negara 6

2.2. Unsur Unsur Negara 7

2.3. Sifat Dan Fungsi Negara 10

2.4. Hubungan Negara Dengan Warga Negara 14

BAB 3 PENUTUPAN 15

3.1.Kesimpulan 15

3.2.Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah negara diterjemahkan dari kata-kata asing Staat (akmur Belanda dan Jerman);
State (akmur Inggris); Etat (akmur Prancis). Istilah Staat mempunyai sejarah sendiri.
Istilah itu mula-mula dipergunakan dalam abad ke- 15 di Eropa Barat. Anggapan umum
yang diterima bahwa kata Staat (state, etat) itu dialihkan dari akmur Latin status atau
statum. Secara etimologis kata status itu dalam akmur Latin Klasik adalah suatu istilah
abstrak yang menunjukan keadaan yang tegak dan tetap, atau sesuatu yang dimiliki sifat-
sifat yang tegak dan tegak itu.
Kata “negara” mempunyai dua arti. Pertama, negara adalah masyarakat atau wilayah
yang merupakan satu kesatuan politis. Dalam arti ini India, Korea Selatan, atau Brazil
merupakan negara. Kedua, negara adalah akmur pusat yang menjamin kesatuan politis
itu, yang menata dan dengan demikian menguasai wilayah itu. Sementara itu dalam ilmu
politik, istilah “negara” adalah agency (alat) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan
yang mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-
gejala kekuasaan dalam masyarakat.
Didalam bukunya Politica Aristoteles merumuskan pandangannya tentang negara.
Menurutnya negara adalan persekutuan dari keluarga dan desa guna memperoleh hidup
yang sebaik-baiknya. Negara yang dimaksud adalah negara hukum yang didalamnya
terdapat sejumlah warga negara yang ikut serta dalam permusyawaratan negara (ecclesia).
Yang dimaksud negara hukum ialah negara yang berdiri diatas hukum yang menjamin
keadilan pada warga negaranya.
Negara hakikatnya suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara akmur-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan
mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan.
1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apa yang dimaksud dengan negara?
2. Apa saja unsur unsur negara ?
3. Apa yang dimaksud sifat dan fungsi negara?
4. Bagaimana hubungan negara dengan warga negara?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui definisi negara


2. Mengetahui apa saja unsur unsur negara
3. Mengetahui sifat dan fungsi negara
4. Mengetahui bagaimana hubungan negara dan warga negara

1.4. Manfaat

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah akmurua kewarganegaraan.
Sekaligus untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca yang nantinya diharapkan
dapat memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai akmurua dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Negara

Menurut Max Weber: Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli


dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu masyarakat.

Menurut Roger H. Soltou: Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority)


yang mengatur atau mengendalikan persoalan – persoalan bersama atas nama masyarakat.

Pengertian negara menurut Dr. Wiryono Projodikoro, SH: Negara adalah suatu


organisasi di atas kelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama – sama
mendiami suatu wilayah (teritori) tertentu, dengan mengakui adanya suatu pemerintahan
yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia
tadi.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dikatakan bahwa Negara merupakaan


salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya setiaap
warga mayarakat menjadi anggota dari suatu negara dan harus tunduk pada kekuasaan
negara. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah yangada di dalamnya, masarakat
ingin mewujudkan tujuan tujuan tertentu sepertti teerwujudnya ketentaraman, ketertiban, dan
kesejahteraan masyarakat.Agar pemerintah suatu negara memiliki kekuasaan untuk mengatur
kehidupan masayakat tidak bertindak seenaknya, maka ada system aturan tersebut
menggambarakan suatu hierakhi atau pertindakan dalam aturan yang paling tinggi
tingkatanya sampai pada aturan yng palingrendah.

Negara dan konstitusi adalah dwitunggal. Jika diibaratkan bangunan, negara


sebagaipilar-pilar atau tembok tidak bisa berdiri kokoh tanpa pondasi yang kuat, yaitu
konstitusiIndonesia. Hampir setiap negara mempunyai konstitusi, terlepas dari apakah
konstitusi tersebuttelah dilaksanakan dengan optimal atau belum. Yang jelas, konstitusi
adalah perangkat negara yang perannya tak bisa dipandang sebelah mata.

2.2. Unsur Unsur Negara

Dalam proses pembentukan negara, terdapat beberapa unsur yang harus dipenuhi agar
apa yang sedang dibangun tersebut layak disebut sebagai sebuah negara. Negara sebagai
subyek hukum internasional harus memiliki unsur-unsur terbentuknya negara. Menurut pasal
1 Konvensi Montevideo 1993 unsur suatu negara adalah (1) penduduk yang tetap; (2)
wilayah yang pasti; (3) pemerintahan; (4) kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan
negara lain.

Keempat unsur tersebut, menurut Parthiana dapat dibedakan menjadi 2 (dua) unsur
pokok, yaitu: Pertama, unsur akmur atau riil. Unsur yang akmur atau riil merupakan unsur
yang mudah diamati secara fisik yaitu unsur penduduk, wilayah, atau pemerintahan. Kedua,
unsur yang tidak riil merupakan unsur yang tidak mudah untuk diamati secara fisik, hal
tersebut disebabkan karena unsur ini bersifat akmuru dan subjektif.

Dalam ruang lingkup hukum internasional, pengakuan internasional terhadap suatu


negara didasarkan pada terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat berdirinya suatu negara
terutama dalam konteks wilayah daratan, laut dan udaranya. Dalam konteks hukum
internasional negara dimanifestasikan atau terbentuk oleh setidak-tidaknya unsur-unsur yang
sebagaimana tertuang dalam Konvensi Montevideo Tahun 1993 tentang Hak dan Kewajiban
Negara.

Unsur untuk melengkapi arti negara perlu kiranya diuraikan unsur – unsur negara ada
bagiannya untuk menjadi negara itu ada. Unsur – unsur negara dikenal dalam hal berikut
yaitu :

1. Penduduk yang tetap


Unsur-unsur terbentuknya negara yang pertama adalah penduduk yang
permanen. Rakyat atau masyarakat merupakan unsur utama terbentuknya suatu
negara. Jika membicarakan negara, maka sebenarnya yang dibicarakan adalah masyarakat
manusia, sehingga adanya manusia merupakan suatu keharusan, dan manusia itu berbentuk
kelompok masyarakat. Terbentuknya kelompok masyarakat karena manusia dalam
kenyataannya adalah makhluk sosial (zoon politicon), sebagaimana pendapat Aristoteles.

Hidup bermasyarakat merupakan suatu kelompok yang mempunyai ide dan


cita-cita serta keinginan untuk akmur. Dalam pengamatan ilmu modern adanya ide
atau cita-cita untuk akmur serta kesatuan senasib dan seperjuangan disebut sebagai
tekad untuk membentuk suatu nation (bangsa).

Pada umumnya penduduk suatu negara terdiri dari 2 tipologi. Pertama,


penduduk yang merupakan warga negara yang di setiap negara merupakan mayoritas
dari jumlah penduduknya, di mana penduduk tersebut secara permanen di dalam
wilayah negara yang bersangkutan serta memiliki hubungan khusus dan timbal balik
dengan negara tersebut.

Kedua, penduduk yang bukan warga negara adalah orang asing atau orang
yang bukan warga negara dari negara yang bersangkutan atau ada juga orang yang
tidak mempunyai status kewarganegaraan (stateless).

2. Wilayah Yang Pasti

Unsur-unsur terbentuknya negara yang kedua adalah adanya wilayah


atauteritori yang pasti. Defined territory adalah suatu wilayah yang berfungsi sebagai
tempat bermukim penduduknya. Suatu wilayah dapat dikatakan sebagai pasti atau
tetap apabila wilayah tersebut sudah mempunyai kejelasan batas-batas wilayahnya
yang dituangkan melalui demarkasi dan dilineasi batas wilayah

.Pengertian wilayah adalah suatu ruang yang meliputi wilayah darat, wilayah
laut, dan wilayah udara. Wilayah udara mencakup ruang angkasa sesuai dengan batas
wilayah darat dan laut.

Wilayah darat adalah wilayah yang telah dikukuhkan oleh batas-batas yang
jelas menjadi wilayah negara. Wilayah laut adalah wilayah perairan yang dekat
dengan pantai. Negara menempati suatu akmurua t dengan batas-batas tertentu yang
dianggap sebagai esensi utama suatu negara.
Menurut Willoughby, eksistensi negara sangat bergantung pada hak negara
atas akmurua t yang dimilikinya sebagai sebuah kesatuan sosial yang nyata juga
sebagai kesatuan geograf

3. Pemerintahan yang berdaulat


Unsur-unsur terbentuknya negara yang ketiga adalah adanya pemerintahan
yang berdaulat. Penduduk yang mendiami atau bermukim di suatu wilayah, hidup
dengan mengorganisasikan diri mereka yang kemudian disebut sebagai negara.
Guna mengatur penggunaan dan pengamanan wilayah serta mengatur
hubungan masyarakat dengan wilayah agar dapat mengatur dan membina tata tertib
dalam masyarakat, maka perlu adanya suatu kekuasaan.
Kekuasaan ini dipegang dan dijalankan oleh pemerintah negara. Pemerintah
adalah perwakilan negara untuk menjalankan kekuasaan negara demi tercapainya
suatu tujuan negara.
Suatu pemerintahan dibentuk pasti dengan beberapa tujuan. Yang pasti
pemerintah harus bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Adapun beberapa
tujuan pemerintahan adalahsebagai berikut:
1) hak asasi manusia, kebebasan, kesetaraan, perdamaian, dan keadilan bagi
seluruh rakyatnya.
2) konstitusi sehingga setiap warga negara diperlakukan dengan adil.
3) Perdamaian dan keamanan di dalam masyarakat dengan menerapkan
hukum secara adil.
4) Melindungi kedaulatan bangsa dari berbagai unsur yang mengancam, baik
dari dalam maupun dari luar.
5) Membuat dan menjaga akmur moneter sehingga memungkinka
perdagangan akmuru dan internasional berjalan dengan baik.

4. Kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain.

Unsur-unsur terbentuknya negara yang ke empat adalah kemampuan untuk


mengadakan hubungan dengan negara lain. Kemampuan untuk mengadakan hubungan
hukum internasional dengan negara lain tidak dapat diamati secara langsung karena bersifat
subjektif dan situasional.
Kemampuan untuk mengadakan hubungan hukum internasional ini memerlukan
proses makmur melalui adanya pengakuan adanya negara-negara lain terhadap keberadaan
atau eksistensi negara yang bersangkutan. Dengan demikian adanya pengakuan masyarakat
internasional mengandung nilai hukum yang melandasi eksistensi suatu negara baik secara de
facto (pada kenyataannya) dan de jure (berdasarkan hukum).

Kemampuan suatu negara untuk menjalin hubungan hukum dengan subjek hukum
internasional lain dapat dipandang sebagai manifestasi dari kedaulatan negara, khususnya
kedaulatan yang bersifat eksternal (kedaulatan ke luar). Kedaulatan eksternal inilah yang
menjadi salah satu kewenangan negara dalam melakukan hubungan hukum internasional.

Sedangkan kedaulatan internal bukan merupakan akmur penentu dari eksistensi suatu
negara, oleh karena itu hukum internasional tidak berurusan langsung dengan masalah dalam
negeri masing-masing negara

2.3. Sifat Dan Fungsi Negara

1. Sifat Sifat Negara

Negara memiliki sifat sifat khusus yang merupakan manifestasi kedaulatan yang
dimilikinya dan membedakannya dari organisasi lain juga memiliki kedaulatan. Adapun sifat
sifat negara sebagai berikut :

1. Memaksa

Negara mempunyai sifat memaksa, artinya memiliki kewenangan untuk


mewajibakan seluruh masyarakatnya patuh terhadap peraturan yang berlaku dan telah
diatur dalam perundang-undangan. Yang berarti juga bahwa negara memiliki
kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secara legal agar peraturan undang
undang ditaati sehingga penertiban dalam masyarakat tercapai dan Tindakan anarki
dapat dicegah.

2. Monopoli
Negara memiliki sifat monopoli, artinya memiliki kekuasaan atau kewenangan
yang seutuhnya untuk mengatur dan menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
negara tersebut.
3. Sifat Mencakup Semua

Negara memiliki sifat mencakup semua, artinya semua peraturan perundang-


undangan di negara tersebut berlaku untuk semua warganya tanpa terkecuali.

2. Fungsi Negara

Pandangan hidup yang berbeda beda pada tiap bangsa,akan memunculkan


pemahaman yang berbeda pula tentang fungsi negara. Berikut beberapa pandangan hidup
bernegara yang melandasi pembentukan negara negara di dunia, setidaknya dalam teori
fungsi negara tersebut terdapat lima paham yaitu :

a. Aliran pada abad XVI

Pada abad ke-16 terutama di prancis, fungsi negara meliputi:

1. Fungsi Diplomacie : negara sebagai penghubung antar raja, namun


sekarang sebagai penghubung antar negara
2. Fungsi Diferencie : Negara melanjalankan fungsi keamanan dan
pertahanan negara
3. Fungsi Financie : Negara menyediakan ungsi keuangan negara
4. Fungsi Justice : Negara menjaga ketertiban perselisihan antar warga
negara dan urusan dalam negara
5. Fungsi Police : negara mengurus kepentingan negara yang belum
didelegasikan wewenangnya kepada kementriannya.

b. Anarkisme, menurut paham anarkisme, negara tidak perlu ada.Manusia


pada hakikatnya adalah baik dan berbudi, dan justru rusak budi pekertinya
bila ada pengaturan “memaksa” yang diterapkan oleh negara. Paham
anarkis menyangkal adanya fungsi negara. Jika punada, maksud
sebenarnya fungsi itu dapat diserahkan untuk melaksanakan melalui
bentuk-bentuk sukarela tanpa menerapkan adanya unsur “paksaan” seperti
oleh negara.
c. Individualisme (Liberalisme), paham ini menempatkan kepentingan
individu sebagai tujuan hidup manusia. Fungsi negara haruslah ditujukan
untuk pemenuhan atau pencapaian kepentingan individu.Fungsinya
cukup dibatasi untuk memelihara ketertiban dan keamanan saja tidak
perlu ada campur tangan negara dalam hal lainnya. Negara berfungsi
sebagai “penjaga malam” (nachtwavhter staat) saja.

d. Sosialisme, paham ini beranggapan bahwa kepentingan akmur atau


kepentingan umum harus lebih diutamakan dibandingkan kepentingan
individu (perorangan). Fungsi negara adalah mengaturperimbangan, agar
anggota masyarakat memperoleh kesempatan yang sama dalam
memperjuangkan hidupnya secara layak. Sosialisme, menghendaki
campur tangan negara seluas-luasnya, terutama dalam bidang
perekonomian. Sarana-sarana produksi vital dikelola oleh negara,
namun akmuru menengah ke bawah boleh dikelola oleh akmurua tau
kelompok dalammasyarakat.

e. Komunisme, akmur sama dengan sosialisme, komunisme adalah


menghendaki penguasaan sarana-sarana produksi yang vital oleh negara.
Namun, pribadi individu tidak dibenarkan memiliki sarana produksi
sebagai hak milik, apalagi sarana yang vital untuk kepentingan umum.
Selain itu bedanya adalah bahwa komunismemenganggap negara
diperlukan untuk mengendalikan perjuangan kelas dan menghapus
perbedaan kelas. Jika ini sudah tercapai, maka fungsi negara tidak
diperlukan lagi.Sosialisme tetap menganggap negara
diperlukan.Kemudian lebih lunak dan bersifat evalusioner (menumpuh
usaha melalui jalan damai). Sedangkan komunisme bersifat revolusioner
serta tidak jarang pula menganut prinsip “tujuan menghalalkan cara”.
Mengenai penerapan fungsi negara, komunismetidak jauh berbeda
(masalah sama, kecuali dalam hal berakhirnya negara jika perjuangan
kelas sudah berakhir) dengan sosialisme, yaitu menginginkan
pelaksanaan campur tangan negara seluas-luasnya (dalam kehidupan
sosial, ekonomi dan politik) rakyatnya
Fungsi negara secara umum ada 4, yakni untuk melaksanakan ketertiban dan
keamanan, meraih kemakmuran dan kesejahteraan, fungsi pertahanan serta menegakkan
keadilan. Berikut merupakan penjelasan fungsi-fungsi negara secara umum:

1. Fungsi melaksanakan ketertiban dan keamanan. Fungsi negara yang utama


adalah melaksanakan ketertiban dan keamanan, negara mengatur ketertiban masyarakat
supaya tercipta kondisi yang stabil juga mencegah bentrokan-bentrokan yang terjadi
dalam masyarakat. Dengan tercipta ketertiban, segala kegiatan yang akan dilakukan oleh
warga negara dapat dilaksanakan.

2. Fungsi kemakmuran dan kesejahteraan. Fungsi negara berikut adalah


mengadakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Untuk dapat mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan, negara harus menciptakan sistemperekonomian yang
baik dan juga pembangunan yang akmur di segala bidang.

3. Fungsi pertahanan. Fungsi pertahanan menjadi salah satu fungsi negara yang
penting. Hal ini demi kelangsungan hidup bangsa dannegara yang bersangkutan. Fungsi
pertahanan penting karena untuk mengantisipasi bila ada serangan dari negara lain.
Dibutuhkan personil militer yang kuat untuk menjalankan fungsi ini

4. Fungsi menegakkan keadilan. Negara memiliki fungsi untuk menegakkan


keadilan bagi seluruh warganya meliputi seluruh aspek kehidupanmelalui badan-badan
peradilan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan, dan lain-lain.

Dalam bukunya “Web of Government”, Mac Iver mengemukakan fungsi negara dari
segi transformasi (transformation function of government). Dari segi transformasi itu, fungsi
negara mencakupi:

1.Fungsi kebudayaan (cultural function), di mana fungsi cultural atau kebudayaan ini
sesungguhnya terletak pada aktivitas individu. Karena itu negara harus hanya memajukan dan
mengintensifkan saja usaha-usaha yang dijalankan oleh rakyat dalam aktivitas budaya.
2.Fungsi kesejahteraan umum (public walfare function), yaitu semua aktivitas
manusia yang ditujukan kepada untuk seluruh lapisan masyarakat.

3.Fungsi ekonomi (economic function), di mana negara secara aktif turut campur
dalam bidang perekonomian, dengan maksud agar dapat menjamin kehidupan yang layak
bagi warga negaranya.

2.4. Hubungan Negara Dengan Warga Negara

Kita sangat sering mendengar kata warga desa, warga kota, warga masyarakat, warga
bangsa dan warga dunia. Warga Negara berasal dari dua kata, yaitu warga dan negara. Warga
mengandung arti peserta atau anggota dari suatu organisasi perkumpulan. Jadi secara
sederhana warga negara dapat diartikan sebagai anggota dari suatu negara. Warga negara
sebagai pendukung negara memiliki arti penting bagi negara.

Sebagai anggota dari negara maka warga negara memiliki hubungan atau ikatan
dengan negara. Hubungan warga negara dengan negara terwujud dalam partisipasi, identitas,
dan bentuk-bentuk hak dan kewajiban antara keduanya. Maksudnya adalah warga negara
memiliki hak dan kewajiban terhadap negara dan begitu juga sebaliknya.

Orang-orang yang tinggal di wilayah negara, tetapi bukan warga negara dari negara
itu tidak memiliki hubungan timbal balik dengan negara tersebut. Setiap negara berdaulat
berwenang menetukan siapa-siapa yang menjadi warga negaranya. Negara tidak terkait oleh
negara lain dalam menetukan kewarganegaraan. Begitu sebaliknya negara lain juga tidak
berhak menentukan atau turut campur dalam penentuan kewarganegaraan suatu negara.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Negara merupakan suatu kumpulan atau organisasi yang dimana di dalamnya terdapat
kehidupan masyarakat. Setiap warga negara harus patuh terhadap peraturan yang sudah
dibuat oleh pemerintah negara tersebut. Di dalam pemerintahan tersebut ingin menciptakan
kehidupan bermasyarakat seperti ketertiban, ketentraman dan kesejahteraan. Unsur unsur
negara terdapat 4 yaitu: rakyat,wilayah yang tetap,pemerintahan yang berdaulat dan
kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain.
Negara mempunyai sifat khusus yaitu pertama memaksa masyarakat harus
patuh terhadap peraturan yang dibuat oleh pemerintah,selanjutnya monopoli artinya memliki
kewenangan untuk mengatur, yang terakhir sifat mencakup semua artinya peraturan yang
dibuat untuk semua masyarakat yang ada di negara tersebut. Fungsi negara yakni untuk
melaksanakan ketertiban dan keamanan, meraih kemakmuran dan kesejahteraan, fungsi
pertahanan serta menegakkan keadilan. Sebagai anggota dari negara maka warga negara
memiliki hubungan atau ikatan dengan negara. Hubungan warga negara dengan negara
terwujud dalam partisipasi, identitas, dan bentuk-bentuk hak dan kewajiban antara keduanya.
Maksudnya adalah warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara dan begitu
juga sebaliknya.

3.2. Saran

Diharapkan mahasiswa bisa mengerti pengertian negara,sifat dan fungsi negara,dan


hubungan warga negara dan negara. Masyrakat penting untuk mengetahui hal ini agar
semakin cinta tanah air dan bisa hidup di Indonesia dengan nyaman dan tertib.

DAFTAR PUSTAKA

Huda, N. (2013). ilmu negara. Jakarta: Rajawali pers.


Michael, A. R. (2018). menumbuhkembangkan sikap kritis dan toleransi siswa melalui pengetahuan
siswa tentang ilm negara. jurnal mandiri masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai