Anda di halaman 1dari 29

HAKIKAT DAN TUJUAN NEGARA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PPKN

Dosen Pengampu:

Dr. Yumna, M. Ag

Oleh:
Yasira Ponibasalwa Auliya
(1211040136)

TASAWUF PSIKOTERAPI 1 D

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan, berkah iman,
dan berkah Islam, serta memberi kemudahan untuk menyelesaikan makalah ini.
Sholawat dan salam yang tak terlupakan tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.,
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman kemuliaan.
Makalah ini berjudul "Hakikat dan Tujuan Negara", ini saya susun untuk memenuhi
tugas akhir mata kuliah PPKN. Diharapkan materi ini dapat menjadi sumber ilmu
pengetahuan khususnya mengenai hakikat negara dan tujuan negara.
Saya sadari bahwa dalam penyusunan ada banyak kesalahan. Oleh karena itu, saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelemahan saya ini. Terima kasih.

Garut, 22 Desember 2021

Yasira Ponibasalwa Auliya


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1

BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................3
1.3 Tujuan..................................................................................................................................3
BAB 2. PEMBAHASAN......................................................................................................................4

2.1 Pengertian Hakikat Negara......................................................................................................4


2.2 Pengertian Hakikat Negara Menurut Para Ahli.....................................................................5
2.4 Hakikat Fungsi Negara.............................................................................................................7
2.5 Hakikat Sifat Negara...............................................................................................................10
2.7 Pengertian Tujuan Negara......................................................................................................13
2.8 Tujuan Negara Menurut Para Ahli........................................................................................14
2.9 Tujuan Negara Indonesia........................................................................................................16
2.10 Cara Mencapai Tujuan Negara............................................................................................17
2.11 Fungsi Tujuan Negara...........................................................................................................19
2.12 Teori Hakikat dan Tujuan Negara Menurut Para Ahli......................................................21
2.13 Pasal-Pasal Tentang Hakikat dan Tujuan Negara..............................................................23
BAB 3. KESIMPULAN.....................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................27
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menjadi makhluk sosial, manusia punya kecondongan untuk hidup berkelompok dan
bersama dengan orang lainnya sehingga tersebut suatu kelompok yang disebut masyarakat
dan bangsa. Tempat tinggalnya suatu bangsa adalah negara. Di suatu negara tidak hanya
terdapat satu jenis manusia saja, melainkan di masyarakat terdiri dari berbagai jenis ras dan
suku, oleh karena itu penting sekali adanya aturan negara.

Dengan begitu, setiap negara pasti memiliki hakikat dan tujuannya masing-masing.
Sama halnya seperti tadi, hal ini merupakan suatu hal yang penting karena setiap negara
memang harus mempunyai tujuan dan bangsanya harus membantu mewujudkan tujuan
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertian hakikat dan negara?
2. Bagaimana pengertian hakikat negara menurut para ahli?
3. Apa hakikat yang dimiliki negara Indonesia?
4. Apa saja fungsi adanya hakikat negara?
5. Apa saja sifat-sifat dari hakikat negara?
6. Adakah unsur dari hakikat negara?
7. Apa itu pengertian tujuan negara?
8. Bagaimana pengertian tujuan negara menurut para ahli?
9. Apa tujuan negara yang dimiliki bangsa Indonesia?
10. Bagaimana cara mencapai tujuan negara?
11. Apa fungsi dari adanya tujuan negara?
12. Teori-teori apa saja yang menyatakan tentang hakikat dan tujuan negara?
13. Pasal-pasal apa saja yang menyangkut hakikat dan tujuan negara?

1.3 Tujuan
Mengetahui segala aspek pembahasan yang dimuat pada hakikat dan tujuan negara.
Baik dari segi pengertian, isi, fungsi, dan juga unsurnya.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hakikat Negara

Perlu diketahui bahwa penjelasan tentang hakikat negara itu sangat berhubungan
dengan materi terkait arti secara konseptual negara. Untuk mengetahuinya ada beberapa
metode, di antaranya atau salah satunya ialah metode yang digunakan untuk paham kepada
pengertian dari sesuatu adalah dengan metode linguistik khususnya lagi dengan metode
semantik.1

Hakikat berarti sesuatu yang sebenar-benarnya. Hakikat berarti inti sesuatu, puncak
atau asal sesuatu. Di global sufi, hakikat merupakan aspek lain berasal syariat yang bersifat
batin. Secara terminologi, hakikat dapat diartikan sebagai misteri yang paling dalam asal
segala amal, inti asal syariat serta akhir berasal bepergian yang ditempuh oleh seseorang sufi.

Hakikat yang diklaim menjadi kebenaran merupakan makna terdalam asal praktik
serta petunjuk yang terdapat di syariat serta tarekat.

Bisa disimpulkan bahwa Hakikat adalah kalimat atau ungkapan yang digunakan buat
memberikan makna yang sebenarnya atau makna yang paling dasar dari sesuatu mirip benda,
syarat atau pemikiran, tapi ada beberapa yang menjadi ungkapan yang sudah acapkali
dipergunakan pada syarat tertentu, sebagai akibatnya sebagai semacam konvensi, hakikat
seperti diklaim sebagai hakikat secara istiadat kebiasaan.2

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik,
militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah
tadi. 3

Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang
berlaku bagi seluruh individu di daerah tersebut, serta berdiri secara independen. kondisi
utama sebuah negara adalah memiliki warga , mempunyai daerah, dan memiliki
pemerintahan yang berdaulat.

1
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Bandung, 2003), hlm. 285.
2
Novi Puji Astuti. Penjelasan Hakikat. 2021.
3
Irma Setiawati. Tujuan Negara.
Sedangkan syarat sekundernya artinya mendapat pengakuan asal negara lain.
keberadaan negara, seperti organisasi secara umum , artinya buat memudahkan anggotanya
(rakyat) mencapai tujuan beserta atau cita-citanya.

Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai
Konstitusi, termasuk di dalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi sang rakyat sebagai
anggota negara.

Harold J Laski : “Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena


memiliki kewenangan yang bersifat memaksa serta yang secara lebih agung daripada
individu atau grup yang merupakan bagian berasal masyarakat itu. warga adalah suatu
grup insan yang hayati serta bekerja sama untuk mencapai terkabulnya cita-cita-hasrat
mereka bersama. warga artinya Negara jika cara hidup yang harus ditaati baik oleh
individu maupun oleh asosiasi-asosiasi dipengaruhi sang suatu kewenangan yang bersifat
memaksa dan mengikat.”4

Tentang pengertian negara, ada salah seorang ahli ilmu kenegaraan yang
mengemukakan pendapatnya. Beliau berpendapat bahwa “Tidak dapat disangkal bahwa
negara adalah suatu pergaulan hidup sehingga perlu ditinjau secara sosiologis untuk
memahami segala hal yang berkaitan dengannya.”5

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Hakikat negara ialah penjelasan mengenai negara yang
meliputi pengertian, sifat, fungsi, serta unsur-unsur negara. Segala aspek tadi wajib dipahami
setiap masyarakat negara.

2.2 Pengertian Hakikat Negara Menurut Para Ahli

Ada banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang hakikat negara, di
antaranya:

1. Thomas Hobbes

“Negara adalah suatu tubuh yang dirancang oleh orang banyak, yang masing-
masing orang berjanji untuk memakainya menjadi alat keamanan serta proteksi.”6

2. J.J. Rousseau
4
Iwan Swasana. Pemikiran Politik Islam. 2016.
5
Nasroen. Asal Mula Negara (Jakarta, 1986), hlm, 9.
6
https://kumparan.com/berita-hari-ini/unsur-sifat-dan-hakikat-negara-menurut-para-ahli-1w8vl9XGrBf
“Negara merupakan liga dari rakyat yang melindungi dan mempertahankan hak dan
mal masing-masing, namun permanen hidup menggunakan bebas merdeka.”7

3. Karl Marx

“Negara ialah suatu indera kekuasaan bagi insan (penguasa) buat menindas kelas
manusia yang lain”.8

4. J.H.A. Logemann

“Negara artinya suatu organisasi kemasyarakatan yang mempunyai tujuan mengatur


dan menyelenggarakan sesuatu (berkaitan dengan jabatan, fungsi forum kenegaraan, atau
lapangan kerja) pada warga melalui kekuasaannya.”9

5. Roger F. Soltau

“Negara adalah suatu alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan
masalah-persoalan atas nama masyarakat.”10

6. Hans Kelsen

“Negara artinya suatu pergaulan hayati beserta dengan tata paksa.”11

7. R. Kranenburg

“Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok


manusia yang dianggap bangsa.”12

2.3 Hakikat Negara Bangsa Indonesia

Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara yang


pembentukannya dilandasi oleh semangat kebangsaan, keinginan untuk mempersatukan
bangsa Indonesia dengan bekerja sama membangun negara meskipun berbeda asal
usulnya. , ras, budaya, bahasa, dan lainnya.

7
Ibid.
8
ibid
9
ibid
10
ibid
11
ibid
12
ibid
Istilah negara kesatuan sudah sangat sering terdengar karena negara kita adalah
negara kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, istilah negara kesatuan sangat
mendarah daging dalam jiwa bangsa Indonesia.

Sebuah negara kesatuan sering disebut negara tunggal (satu negara), adalah pusat
(pusat), termasuk negara tunggal, konstitusi, pemerintah, kepala negara, negara dan 'badan
legislatif yang berlaku untuk seluruh wilayah negara.

Jadi, negara kesatuan adalah negara satu tingkat dengan kekuasaan pemerintah pusat
untuk mengatur seluruh wilayah. Struktur unik berarti negara yang tidak ada lagi negara.13

Hakikat negara yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu untuk membentuk sistem
atau keseluruhan negara yang berkebangsaan dengan sifat yang modern. Dengan tujuannya
yaitu untuk mencapai nasionalisme.

Pada intinya, negara hakikatnya adalah untuk mencapai tekad yang sama dari
masyarakat untuk membangun masa yang akan datang bersama dalam satu negara yaitu
Indonesia.

2.4 Hakikat Fungsi Negara

Secara garis besar, fungsi negara terbagi menjadi 4. Fungsi negara ada untuk
melaksanakan ketertiban, ada fungsi untuk melakukan kesejahteraan dan kemakmuran, fungsi
untuk pertahanan dan keamanan, dan fungsi untuk keadilan.

Fungsi negara untuk melaksanakan ketertiban disebut juga istilah lainnya yaitu Law
and Order. Dan tentu saja fungsi ini adalah untuk mengatur ketertiban. Fungsi ini sangat
penting. Fungsi ini akan berupaya untuk mencegah pemberontakan serta kerusuhan dan
pertikaian.

Fungsi ketertiban adalah untuk menghadang dan mengatasi segala penyebab yang
akan menimbulkan permasalahan yang akan menjadi penyebab atau penghalang terciptanya
tujuan negara secara lancar.

13
Hisam. Hakikat Kesatuan Negara Republik Indonesia. 2021.
Fungsi negara yang kedua adalah untuk mengatur kemakmuran dan kesejahteraan.
Tentu saja sma-sama penting bagi negara dan masyarakat. Hal ini akan menjadikan
kehidupan bernegara yang makmur dan sejahtera.

Di bidang ekonomi dan sosial masyarakat sangat diperhatikan dalam fungsi ini.
Negara juga melakukan berbagai usaha pembangunan segala aspek agar kondisi tetap stabil.

Fungsi ketiga dari negara adalah untuk pertahanan dan keamanan. Fungsi ini ada
untuk mempertahankan keamanan apalagi terkait serangan dari luar. Selain itu juga serangan
dari dalam atau internal dapat terjadi kapan saja.

Oleh karena itu adanya fungsi ini adalah agar negara selalu aman dan tetap utuh.
Negara wajib melindungi setiap masyarakatnya dari ancaman, hambatan tantangan, serangan,
dan gangguan baik itu internal maupun eksternal.

Fungsi yang terakhir dari negara adalah untuk melaksanakan keadilan. Yang
menjalankan atau lebih berusaha dalam mewujudkan fungsi ini dipandu oleh pemerintah
seperti lembaga-lembaga dibidang peradilan.

Negara harus memperlakukan rakyat dengan adil dalam hal apa pun itu. Tidak boleh
memihak siapa pun dengan dasar karena jabatan atau apa pun. Terlebih dalam pelaksanaan
hak dan kewajiban, maka harus diperlakukan dengan adil.

Fungsi negara dapat diartikan dengan hal-hal yang menunjukkan suatu kemampuan
yang membawa kemanfaatan. Menurut Montesquieu fungsi negara Indonesia di pemerintahan
pusat disebut dengan tiga bentuk politik atau Trias Politica.

Trias Politica ada tiga, yaitu negara berfungsi sebagai lembaga legislatif, fungsi
negara sebagai eksekutif dan yang ketiga secara yudikatif.14

Yang pertama ada fungsi sistem pemerintahan pusat sebagai lembaga Legislatif.
Fungsi ini di jalankan pemerintahannya oleh MPR atau Majelis Permusyawaratan Rakyat,
DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat, dan DPD atau Dewan Perwakilan Daerah. Fungsinya
adalah untuk membuat undang-undang.

Jadi, segala peraturan menyangkut negara di atur oleh Majelis Permusyawaratan


Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewa Perwakilan Daerah. Dengan tugas-tugasnya
yaitu telah tertera diatas atau disebutkan tadi.

14
Ramiyanto, Karyadin. Ilmu Negara.
Yang kedua fungsi sistem pemerintahan negara pusat ada dipegang oleh lembaga
Eksekutif. Lembaga Eksekutif adalah lembaga yang bertugas untuk melaksanakan undang-
undang. Jadi, kalau tadi lembaga sebelumnya yaitu legislatif berfungsi untuk membuat
peraturan maka lembaga eksekutif inilah yang berfungsi untuk eksekusi atau melakukan.

Fungsi melaksanakan undang-undang ini dijalankan pemerintahannya oleh presiden


sebagai pemimpin negara dan wakil presiden sebagai yang membantu presiden pula. Selain
itu ada juga kabinet atau orang-orang yang akan membantu presiden dan wakilnya untuk
menjalankan peraturan.

Yang terakhir ada fungsi pemerintahan negara pusat yaitu ada fungsi lembaga
yudikatif. Di mana fungsi dari lembaga yudikatif ini adalah untuk mengawasi pelaksanaan
undang-undang.

Sudah disebutkan bahwa legislatif berfungsi untuk membuat, makan lembaga


yudikatif ini akan melakukan pengawasan terhadap jalannya undang-undang yang akan di
lakukan oleh presiden serta wakilnya juga dibantu para kabinet.

Yang bertugas sebagai lembaga yudikatif ini tidak lain merupakan orang-orang di
kehakiman. Di antaranya yang bertugas pada lembaga ini adalah Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi serta juga Komisi Yudisial.

Namun begitu, terdapat fungsi lain yang diutarakan oleh beberapa pemikir terkait
fungsi negara. Ada yang berpendapat sama seperti apa yang telah disebutkan diatas. Ada
yang pula menambahkan.

Di antaranya seperti menurut Aristoteles bahwa fungsi negara ialah salah satunya
memiliki fungsi federatif. Fungsi federatif ini diartikan sebagai keharusan negara untuk
membina hubungan dengan negara lain dalam hal perdamaian.15

Kemudian ada pula yang berpendapat tentang fungsi selanjutnya yaitu dari Van
Volling Hoven. Beliau mengemukakan pendapatnya tentang apa-apa saja yang menurutnya
merupakan fungsi negara.

Menurutnya fungsi negara ada 4 yaitu sebagai pembuat peraturan, sebagai


pemerintah, pembina keadilan, dan menjalankan keamanan serta ketertiban.

15
Yulius Sutanggang Sota, Tujuan Negara VS Korupsi. Op. cit.
Dari pendapat selanjutnya yang disampaikan oleh Miriam Budiarjo mengemukakan
beberapa fungsi penting yang dimiliki negara. Ada fungsi menjalankan ketertiban, fungsi
pertahanan, fungsi keadilan, dan fungsi mengadakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Fungsi menjalankan ketertiban yaitu untuk mencegah pemberontakan yang


mengancam keutuhan negara kesatuan republik Indonesia. Menghalau segala ancaman,
gangguan, hambatan, serta tantangan yang bersifat membahayakan negara.

Selanjutnya ada fungsi pertahanan, di mana negara selain berfungsi untuk menjaga
ketertiban juga harus mampu menjalankan pertahanan. Karena keutuhan negara merupakan
hal yang bersifat penting.

Fungsi keadilan artinya harus memutuskan perkara sesuai dengan kadar perbuatan,
tidak boleh berat sebelah dan memihak kepada pihak tertentu. Fungsi ini dilaksanakan oleh
badan pemerintahan terkhususnya bagi badan pengadilan.

Kemakmuran serta kesejahteraan rakyat tidak kalah pentingnya. Negara harus


mengusahakan hal ini karena saat sebuah negara tidak mampu memantau dan menjaga
keamanan masyarakat maka service atau pelayanan negara kepada rakyat dapat dikatakan
kurang bagus16.

2.5 Hakikat Sifat Negara

Sifat dapat diartikan sebagai ciri khas atau segala sesuatu yang melekat. Sifat negara
sebagai hakikatnya adalah bersifat sebagai bentuk pergaulan hidup dengan tanpa memandang
suatu perbedaan apa pun baik dari kelompok dan ciri tertentu.17

Menurut Usep Ranawijaya sifat negara adalah “Sifat pertama yang paling
dimunculkan atau paling terlihat dari suatu negara adalah memiliki sifat sebagai suatu
organisasi atau perkumpulan. Dengan kata lain merupakan suatu bentuk kerja sama antar
manusia (masyarakat) untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah disepakati.”18

George Jellinek mengemukakan pendapatnya pula untuk teori-teori tentang sifat


hakikat negara. Teori-teorinya terbagi menjadi beberapa bagian.
16
Dewantara. Pendidikan Kewargaan. 2018
17
Hotma P Sibuea. Ilmu Negara. 2014.
18
Usep Ranawijaya. Hukum Tata Negara Indonesia Dasar-dasarnya. Jakarta, 1982.
Teori menurut segi sosiologis. Teori ini mengamati manusia dari segi keseluruhan
dalam bermasyarakat yaitu makhluk sosial. Menurut Aristoteles, “sifat hakikat negara
adalah semata-mata untuk mengelompokkan agar manusia tunduk dan bertingkah laku
mengikuti tata tertib masyarakat.”19

Teori yang kedua ada dari sudut pandang segi yuridis yang mana memandang dari
sudut pandang tentang hal-hal yang menyangkut hukum dan peraturan yang dibebankan pada
negara secara menyeluruh.20

Dapat disimpulkan bahwa sifat atau ciri yang dimiliki oleh negara adalah bersifat
memaksa. Artinya warga negara harus tunduk dan patuh terhadap peraturan yang ditetapkan.
Kemudian juga bersifat monopoli, artinya negara mempunyai kewenangan untuk mengatur
apa saja tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Miriam Budiarjo, negara memiliki sifat tambahan sebagai hakikatnya selain
yang tadi disebutkan. Yaitu ada tambahan sifat hakikat negara sebagai hal yang menyeluruh
atau mencakup semua hal.21

Ciri-ciri umum yang dimiliki negara antara lain yaitu mempunyai sifat dapat
memonopoli kekuasaan, mempunyai sifat berhak atau memiliki sepenuhnya pada masyarakat,
bertindak atau melakukan sesuatu untuk masyarakat. Dan yang terakhir yaitu mempunyai
tingkat kedudukan yang ada di atas atau lebih tinggi daripada kelompok lain di masyarakat. 22

2.6 Hakikat Unsur Negara

Unsur artinya bagian pembentuk. Sama halnya seperti kerangka, unsur merupakan
bagian-bagian yang harus ada untuk membentuk sesuatu. Jadi, unsur negara adalah hal atau
bagian-bagian yang membentuk negara.

19
Amzulian Rifai. Teori Sifat Hakikat Negara. Malang, 2010.
20
Ibid
21
Miriam Budiarjo. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta, 2006.
22
Hotma P Sibuea. Ilmu Negara. Op. cit.
Abu Daud Busroh menyatakan definisi untuk unsur adalah “unsur adalah hal-hal
yang menjadikan seuatu negara terbentuk atau dengan kata lain merupakan hal yang perlu
ada untuk membentuk negara.”23

Unsur negara disebut juga dengan elemen pembentuk. Di mana seperti yang dikatakan
tadi artinya elemen negara merupakan syarat yang mutlak atau pasti haru ada dalam upaya
terbentuknya negara.

Yang dimaksud dengan unsur-unsur negara adalah hal-hal yang membuat negara itu
ada atau hal-hal yang diperlukan untuk pembentukan negara (elemen-elemen negara).

a) Area tertentu

Yang dimaksud dengan wilayah tertentu adalah batas wilayah tempat kekuasaan
berada. Dengan kata lain, kekuasaan negara tidak berlaku secara eksternal. negara indonesia
lahir di daerah Indonesia.

b) Pemerintahan otokratis

Organisasi nasional dengan badan pengatur dan badan pengatur yang mengarahkan
dan mengelola Bangsa. Badan semacam itu disebut pemerintahan, dan fungsinya disebut
pemerintahan. Memimpin artinya menjalankan fungsi pemerintahan.24

Ada yang disebut sebagai unsur formal pembentuk negara dan di antaranya ada dua
jenis pandangan atau sudut pandang terhadap hal yang menjadi unsur tersebut. Unsur
unsurnya yaitu adanya wilayah, adanya rakyat atau masyarakat, kemudian adanya pemerintah
dan yang terakhir ada memiliki kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan bangsa
lain. 25

Seperti yang disebutkan tadi untuk sebuah negara harus memiliki wilayah. Wilayah
merupakan unsur paling penting dan dapat tergolong suatu hal yang bersifat primer dalam
pembentuk negara.26

Wilayah adalah suatu tempat yang nantinya akan didiami oleh masyarakat yang
tinggal di sebuah negara. Di mana mereka pun harus tunduk dan patuh atas hukum di negara
tersebut. Wilayah juga merupakan pembatas antara negara satu dengan lainnya.

23
Abu Daud Busroh.
24
Amzulian Rifai. Teori Sifat Hakikat Negara. 2010.
25
Hotman P. Sibuea. Ilmu Negara. Op. cit.
26
Padmo Wahyono. Ilmu Negara.
Elemen negara yang selanjutnya adalah adanya rakyat. Rakyat yang berkelompok
dalam suatu negara akan disebut bangsa. Menurut Bitan R. Sanggih “Bangsa ialah
sekelompok orang yang menjunjung satu kesatuan dengan memiliki satu kesamaan perasaan
budaya dari segi agama, bahasa, dan lainnya.”27

Kemudian yang ketiga negara harus mempunyai suatu pemerintahan yang berdaulat.
Pemerintahan yang berdaulat artinya merupakan pemerintah yang terbentuk dari seseorang
atau beberapa orang yang akan menjalankan pemerintahan atas hukum yang ada di
negaranya.28

Pemerintah juga sama-sama merupakan sebuah unsur yang bersifat primer atau
penting. Tanpa adanya pemerintahan maka suatu negara akan sulit dikendalikan sehingga
bisa saja kacau balau.

Kemudian unsur yang terakhir yang juga tak kalah penting adalah adanya hubungan
atau pengakuan dari negara lain. Unsur ini disepakati oleh pihak internasional. Karena
memang penting juga adanya hubungan dan pengakuan dengan negara lain untuk
kelangsungan hidup bernegara juga.

2.7 Pengertian Tujuan Negara

Tujuan dapat diartikan dengan keinginan atau harapan yang ingin terlaksana. Setiap
orang atau jiwa pasti memiliki sebuah harapan yang ingin diwujudkan. Oleh karena itu,
negara sebagai suatu gabungan dari banyak orang dan negara yang harus memiliki jiwa maka
haru juga sebuah negara memiliki tujuan.

Adanya tujuan dari negara akan menentukan hal-hal yang akan terjadi pada negara.
Saat negara memiliki tujuan maka itu artinya negara ingin mewujudkan suatu hal.

Cita-cita pastilah baik, oleh karena itu dalam mewujudkannya pun harus dengan hal-
hal baik. Sehingga ketika sebuah negara punya tujuan maka negara itu akan berupaya sebaik
mungkin untuk ada pada koridor yang tepat demi tercapainya tujuan negara.

Sejumlah tokoh yang mengusung tujuan negara antara lain Dante Alleghiere yang
teori perdamaian dunianya, Immanuel Kant dikenal sebagai penjamin hak dan kebebasan,
27
Moh Koesnardi, Bintan R Saranggih. Ilmu Negara.
28
A. Sahid Gatra, Ilmu Negara.
teori finalitas negara yang menganggap bahwa semua rakyat bebas dan sederajat sejak lahir,
seperti halnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, menurut
pendapat Barent dalam buku politiknya, yang menyatakan bahwa tujuan negara yang
sebenarnya adalah memelihara ketertiban dan menyelenggarakan kebahagiaan umum dalam
arti seluas-luasnya. Jacobsen dan Lipman menyebutkan bahwa tujuan seperti itu adalah
tujuan utama negara.29

Dalam bentuk globalnya, negara umumnya memiliki dua tujuan umum yang pasti.
Tujuan yang pertama adalah untuk mengatur penghidupan negara dengan yang terbaik dan
sebaik-baiknya. Kemudian yang kedua adalah bertujuan untuk menetapkan aturan dan
mengadakan pemerintahan. Sehingga dapat dilihat bahwa tujuan negara akan dipengaruhi
oleh keadaan-keadaan yang ada di dalamnya.30

2.8 Tujuan Negara Menurut Para Ahli

Dalam masalah kenegaraan tentu tidak terlepas dari pendapat-pendapat yang


dikemukakan oleh para ahli. Dengan adanya beragam pendapat yang dikemukakan tentu
tujuannya adalah untuk memaknai hal yang sama. Perbedaan pendapat hanya bentuk
kecerdasan dari para pemikir saja.

Di antara tujuan-tujuan yang ada, selain secara umum tujuan negara juga ada yang
berdasar pada pendapat para ahli. Ahli-ahli atau para pemikir ini tentu saja sudah melalui
proses panjang dalam mengemukakan pendapatnya. Yang mengemukakan pendapat itu ada
kebanyakan dari Imanuel Kant, dan lainnya.31

1. Shang Yang

Menurut Shang Yang, “Tujuan negara adalah untuk membentuk sebuah kekuasaan yang
sangat besar.”32

2. Immanuel Kant

29
Yulius Sutanggang Sota. Tujuan VS Korupsi.
30
Irma Setiawati. Tujuan Negara.
31
Irma Setiawati. Teori Tujuan Negara. Op. cit.
32
Ibid
“Tujuan negara ialah demi membentuk keamanan dan ketertiban dari hukum agar
terlindungi dan terjamin sehingga hak dan kemerdekaan warga terbina serta terpelihara.”33

Dari pendapatnya tersebut secara jelas Immanuel mengemukakan bahwa sebuah negara
harus memiliki undang-undang atau tata aturan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu
melindungi serta menjamin hukum terutama pelaksanaan hak warga negara.

3. Kranen Burg

“Tujuan negara bukan semata-mata menjalankan ketertiban hukum saja, melainkan


lebih harus fokus pada kesejahteraan warganya dengan dilandasi keadilan.”34

4. Niccolo Maheavelli

“Tujuan negara ialah untuk menjalankan atau menciptakan terselenggaranya sebuah


keamanan, ketertiban serta ketentraman. Oleh hal itu maka negara pasti bersifat kultur.
Tujuan negara pada hakikatnya adalah sebuah kekuasaan.”35

5. Dante Alighieri

“Tujuan dari adanya negara semata-mata ialah untuk mewujudkan suatu perdamaian
duinia.”36

6. Thomas Aquinas

“Tujuan negara adalah demi mencapai suatu penghidupan dan kehidupan yang aman
lagi tenteram dengan menaati aturan-aturan yang telah ditetapkan.”37

2.9 Tujuan Negara Indonesia

Tujuan dapat dipahami sebagai keinginan atau harapan yang ingin dicapai. Setiap
orang atau jiwa pasti memiliki keinginan yang harus dipenuhi. Jadi, negara sebagai persatuan
banyak orang dan suatu bangsa harus memiliki jiwa, demikian juga negara harus memiliki
tujuan. Adanya tujuan negara menentukan apa yang terjadi pada negara.

33
ibid
34
ibid
35
Ibid
36
Ibid
37
ibid
Ketika negara memiliki tujuan, itu berarti ia ingin membuat sesuatu terjadi. Yang
ideal harus baik, jadi mewujudkan itu harus dibarengi dengan hal-hal yang baik. Jadi ketika
suatu negara memiliki tujuan, negara itu akan berusaha sebaik mungkin untuk tetap berada di
jalur untuk mencapai tujuannya.

Secara umum, negara sering kali memiliki dua tujuan bersama yang ditentukan.
Tujuan pertama adalah mengatur kehidupan negara dengan sebaik-baiknya. Kemudian yang
kedua adalah membuat aturan dan menjalankan pemerintahan. Dengan demikian, dapat
diketahui bahwa tujuan negara akan dipengaruhi oleh keadaan yang melingkupinya.38

Suatu tujuan berarti sesuatu yang ingin dicapai dan untuk mencapainya kita
mempunyai keinginan yang kuat, oleh karena itu untuk mencapai atau mewujudkan
keinginan tersebut kita akan berusaha keras untuk mencapainya. Jadi kita juga dapat
menyimpulkan bahwa tujuan negara adalah kesepakatan tentang apa yang ingin dicapai
bersama untuk memajukan suatu negara.

Berdasarkan teori negara Indonesia, kita mengetahui bahwa rumusan tujuan negara
Indonesia tertuang dalam alinea 4 Pembukaan UUD 1945. Kalimat yang menunjukkan
tujuan negara Indonesia adalah satu. memiliki cakupan yang lebih luas daripada rule of law
dalam pengertian Barat.

Dalam negara hukum materi, tujuan yang ingin dicapai adalah kemakmuran materi.
Sedangkan dalam negara kesejahteraan Indonesia, tujuan yang ingin dicapai adalah
kemakmuran ekonomi dan spiritual, keamanan dan kemakmuran dalam kehidupan dunia ini
dan dunia masa depan. Semuanya harus dilakukan selalu berpedoman dan sesuai dengan
nilai-nilai luhur Pancasila.39

Menurut Ibnu Taimiyah tujuan negara adalah berlakunya syari`ah dan jadikan
syariah kekuatan tertinggi di negeri ini (sadarilah taat pada Tuhan). Jadi tugas seorang
pendeta ditentukan dengan fungsi dan tujuan syari`ah. Menurutnya, negara lahir karena
kebutuhan untuk mempertahankan doktrin amar ma`ruf nahi munkar. Baginya, Amar ma`ruf
nahi mungkar tidak mungkin dilakukan dalam keadaan tidak hadir. Negara adalah
kepercayaan, dan negara untuk menegakkan hukum Syariah. Kelola masalah Kemanusiaan
adalah salah satunya syarat utama agama Islam, terlebih lagi, tidak mengatasi masalah

38
ibid
39
Maleha Soemarsono. Negara Hukum Indonesia Ditinjau Dari Tujuan Negara
manusia Agama tidak bisa eksis. Misi serukan kebaikan dan cegah kejahatan tidak dapat
dilakukan tidak ada listrik sama sekali dan kekuasaan, tanpa adanya negara.40

Tujuan negara Indonesia secara jelas terpampang pada pembukaan undang-undang


dasar negara republik Indonesia tahun 1945 tepatnya pada alinea ke 4. Cita-cita negara
Indonesia itu meliputi melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia.

2.10 Cara Mencapai Tujuan Negara

Cara mencapai tujuan tentu harus dimulai dengan tekad yang kuat. Dengan tekad
yang kuat maka tujuan akan tercapai. Tujuan disebut juga cita-cita atau harapan. Harapan
merupakan keinginan yang ingin diwujudkan. Untuk mewujudkan harapan perlu
pengorbanan bermakna.

Dimulai dari tekad maka tujuan akan mudah dicapai. Rintangannya pasti sulit akan
tetapi dengan adanya tekad akan terus menumbuhkan semangat baru dalam menjalani dan
menghabisi segala rintangan yang ada. Oleh karena itu, point penting pertama untuk
mewujudkan suatu cita-cita adalah dengan harus adanya tekad.

Para pahlawan kita sejak dulu pun dalam memperjuangkan kemerdekaan melakukan
pengorbanan. Akan tetapi mereka tidak merasa keberatan sama sekali dikarenakan rasa
ketulusan dan cinta terhadap tanah air Indonesia. Demikian itu kita pula sebagai generasi
penerus bangsa haru memiliki rasa cinta tahan air yang kuat.

Kita harus memiliki sikap saling menghormati kepada perbedaan yang ada di
Indonesia karena negara kita ini begitu beragam.

Kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila. Harus saling
menghormati, hidup rukun dan damai agar tujuan Indonesia yang salah satunya adalah
mencapai dan menjaga persatuan bisa terwujud.

Jalan menuju tujuan harus dimulai dengan tekad yang besar. Dengan tekad yang
tinggi, tujuan akan tercapai. Tujuan disebut juga cita-cita atau harapan.

40
Iwan Swasana. Pemikiran Politik Islam. 2016. Op. cit.
Harapan adalah keinginan yang terpenuhi. Mewujudkan harapan membutuhkan
pengorbanan yang signifikan. Berawal dari tekad, tujuan akan mudah dicapai. Rintangan
pasti berat, namun dengan keteguhan hati mereka akan terus mengangkat semangat baru
dengan menjalani dan menghilangkan segala rintangan yang ada.

Oleh karena itu, poin penting pertama untuk mewujudkan mimpi adalah memiliki
tekad. Pahlawan kita selalu mati dalam perjuangan kemerdekaan. Namun, hal ini sama sekali
tidak mengganggu mereka karena ketulusan dan kecintaan mereka terhadap tanah air
Indonesia.

Demikian pula kita, generasi penerus bangsa, harus memiliki rasa cinta yang
mendalam. Kita harus saling menghargai perbedaan yang ada di Indonesia karena negara kita
sangat beragam.

Untuk mewujudkan kesejahteraan umum maka kita harus menyadari pentingnya


saling menghargai antar hak dan kewajiban sesama baik pada sosial, pada alam, maupun pada
negara. Dengan adanya rasa tenggang rasa akan membuat kemanusiaan lebih ramah dan
tenteram.

Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa maka perlu sebagai manusia kita terus
mencari ilmu. Menuntut ilmu tidak hanya bagi diri kita sendiri tetapi harus diupayakan agar
bermanfaat bagi sesama.

Juga untuk melaksanakan ketertiban dunia kita harus berupaya menjaga negara
Indonesia dari ancaman gangguan tantangan dan hambatan yang akan datang.

Kita harus menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Kita harus
saling menghormati, hidup rukun dan damai untuk mencapai tujuan Indonesia, salah satunya
mencapai dan menjaga persatuan.

Untuk mencapai kebahagiaan bersama, kita harus menyadari pentingnya saling


menghormati hak dan kewajiban satu sama lain, baik secara sosial, terhadap alam maupun
terhadap negara. Dengan toleransi, masyarakat akan lebih ramah dan damai.

Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kita perlu terus mencari ilmu. Mengejar
ilmu bukan hanya untuk diri sendiri tetapi harus diupayakan agar bermanfaat bagi orang lain.

Demikian pula untuk menjamin ketertiban dunia, kita harus berusaha melindungi
negara Indonesia dari ancaman tantangan dan hambatan di masa depan.
Dapat disimpulkan bahwa ketika ingin mewujudkan suatu cita-cita bangsa maka tidak
dapat dijadikan kenyataan apabila tidak didasari dengan kerja sama dan kemauan. Karena
tujuannya adalah tujuan negara maka yang mewujudkannya pun harus seluruh rakyat di
negara tersebut.

Semangat persatuan dan kekeluargaan perlu ditanamkan pada hati sanubari. Karena
jika tidak dimulai dari diri kita sendiri maka sulit untuk mewujudkannya. Rasa kemanusiaan
yang tinggi sangat berperan dalam mewujudkan hidup rukun dengan sesama sehingga
terciptanya persatuan abadi.

2.11 Fungsi Tujuan Negara

Tujuan dapat dipahami sebagai keinginan atau harapan yang ingin dicapai. Setiap
orang atau jiwa pasti memiliki keinginan yang harus dipenuhi. Jadi, negara sebagai persatuan
banyak orang dan suatu bangsa harus memiliki jiwa, demikian juga negara harus memiliki
tujuan. Adanya tujuan negara menentukan apa yang terjadi pada negara.

Ketika negara memiliki tujuan, itu berarti ia ingin membuat sesuatu terjadi. Yang
ideal harus baik, jadi mewujudkan itu harus dibarengi dengan hal-hal yang baik. Jadi ketika
suatu negara memiliki tujuan, negara itu akan berusaha sebaik mungkin untuk tetap berada di
jalur untuk mencapai tujuannya.

Dengan adanya tujuan negara maka akan terbentuknya dorongan dalam jiwa agar
melakukan hal yang bersifat pemberani, bijaksana, dan termotivasi untuk melakukan hal-hal
bermanfaat yang dapat segera mengantarkan pada cita-cita tersebut.

Dengan adanya tujuan negara maka kehidupan bernegara menjadi lebih teratur dan
akan selaras dengan hal-hal yang bersifat rukun. Intinya akan memicu suatu masyarakat
untuk melakukan yang terbaik demi negaranya. Apalagi jika setiap orang memiliki kesadaran
dalam dirinya.

Tujuan dapat dipahami sebagai keinginan atau harapan yang ingin dicapai. Jadi
negara sebagai persatuan banyak orang dan bangsa harus memiliki jiwa, seperti halnya
semua negara harus memiliki tujuan.
Ketika sebuah negara memiliki tujuan, itu berarti ia ingin membuat sesuatu terjadi.
Yang ideal harus baik, maka sadarilah bahwa itu harus dibarengi dengan hal-hal yang baik.
Jadi ketika suatu negara memiliki tujuan, negara tersebut akan berusaha semaksimal mungkin
untuk mencapai tujuannya.

Seiring dengan tujuan negara, akan timbul dorongan dalam jiwa untuk melakukan
sesuatu dengan berani, bijaksana, dan dorongan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat
dapat segera mengantarkan pada cita-cita tersebut. Untuk kepentingan kewilayahan,
kehidupan bernegara menjadi lebih tertib dan selaras dengan hal-hal yang serasi. Intinya, itu
harus menginspirasi komunitas untuk melakukan yang terbaik untuk negara mereka. Apalagi
jika setiap orang memiliki hati nurani di dalamnya.

Dalam menciptakan kenyataan dari kesejahteraan serta kemakmuran bersama dalam


bernegara, maka diperlukan kecondongan dalam bersikap peduli terhadap kemakmuran.
Selain itu, setiap orang perlu menanamkan rasa gotong royong karena ini merupakan tujuan
negara sehingga tidak dapat dibuat atau diwujudkan sendirian.

Masyarakat pun perlu memiliki sikap atau sifat yang ditanamkan dalam dirinya
berupa rasa persatuan atau semangat solidaritas dan kekeluargaan. Dengan begitu masyarakat
akan saling merangkul terhadap sesama sehingga akan terwujud kerukunan dan persatuan.

Seyogyanya seseorang dalam bernegara pun harus mau bersikap mementingkan


urusan negaranya ketimbang dirinya atau tidak bersikap egois. Maksudnya, bukan berarti
setiap ada urusan harus mementingkan negara dulu sementara urusan penting kita diabaikan..
akan tetapi bijak dalam memilih untuk mendahulukan mana yang lebih wajib dan penting.
Apa pun itu asal tidak lupa terhadap kewajiban dalam menjadi rakyat di suatu negara.

Apalagi seorang pemimpin, ia harus mewarisi sifat-sifat luhur para pahlawan dan
mempunyai jiwa kesatria dan sikap rela berkorban demi tanah air. Hal ini demi memberi
contoh kepada rakyatnya sehingga saat pemimpinnya baik dan rakyat mulai meneladaninya.
Maka kehidupan negara akan makmur.

Salah satu hal terpenting lainnya adalah harus punya sikap saling menghormati. Baik
dalam hal perbedaan ras, suku, budaya, apalagi agama. Dengan menanamkan rasa toleransi
maka suatu negara kehidupannya akan harmonis.41

41
Sinaga. Etos Moral Politik. 2004. Hlm. 16
Demikian itulah fungsi adanya tujuan negara. Yaitu dengan adanya tujuan negara
diharapkan setiap masyarakat menanamkan pada dirinya nilai-nilai yang luhur. Seperti
tenggang rasa, toleransi, gotong royong, kepahlawanan, dan sikap serta sifat lainnya.

2.12 Teori Hakikat dan Tujuan Negara Menurut Para Ahli

Teori hakikat negara dapat dilihat dari teori organis, teori hakikat murni, dan teori
kekuatan ikatan.

1. Teori organis atau teori organisasi ialah negara dianggap sama seperti manusia yaitu
memiliki bagian-bagian. Negara dianggap mirip manusia yang memiliki organisme
atau kerangka dan hal-hal yang mendukung berdirinya atau terbentuknya negara.42
2. Ada teori kekuatan ikatan. Menurut teori ini negara mempunyai dua sifat hakikat
yaitu memiliki sesuatu yang diperintah dan sesuatu yang memerintah. Sesuatu yang
diperintah itu adalah rakyat sebagai masyarakat yang dikenai hukum dan harus tunduk
patuh sementara yang memerintah dijalankan oleh para pemerintah dari hukum
hukum negara yang sudah ditetapkan.43
3. Teori hakikat murni. Pada hakikatnya teori ini berarti negara secara alamiah dan
memang nalurinya adalah untuk menjalankan ketertiban hukum. Dengan adanya
hukum maka akan menunjukkan eksistensi adanya negara. Karena memiliki hukum
adalah salah satu identitas atau ciri negara.44

Ada bermacam-macam teori yang dikemukakan terutama pada bidang tujuan negara.
Secara umum atau ditinjau dari garis besar teori mengenai tujuan negara ada pada beberapa
ruang lingkup teori berikut yaitu da teori tentang keamanan dan ketertiban yang dikemukakan
oleh Thomas Hobbes. Selanjutnya Shang Yang juga mengemukakan pendapatnya dengan
garis besar yaitu teori kekuasaan. Yang ketiga ada teori yang dibubuhkan oleh Plato yaitu
mengenai kesusilaan.45

Kemudian selanjutnya ada teori dari Jean Bodin yang mengemukakan tentang teori
kemerdekaan. Lalu dari Scheltema beliau mengemukakan teori kesejahteraan. Selanjutnya
42
Richutajulu. Teori Tentang Hakekat Negara. Denpasar. Hlm. 1
43
Ibid
44
Ibid
45
Hotman P Sibuea. Ilmu Negara. Op. cit
Aristoteles mengemukakan teori kebaikan tertinggi dan selanjutnya ada teori kebebasan yang
dikemukakan oleh Montesquieu.46

1. Harold J. Laski

“Menurut Harold J. Laski, tujuan negara adalah menciptakan kondisi bagi rakyat
untuk mewujudkan keinginannya secara penuh.”47

2. Benoit Spinoza

“Menurut Spinoza, tujuan negara adalah menyelenggarakan perdamaian,


ketentraman, dan kedamaian menghilangkan rasa takut. Untuk mencapai tujuan ini, warga
negara harus mematuhi semua undang-undang dan peraturan negara, itu tidak boleh
dibahas, bahkan jika aturan atau peraturan itu Hukum negara tidak adil dan berbahaya.”48

3. John Locke

“Tujuan negara menurut John Locke adalah memelihara dan menjamin terwujudnya
hak asasi manusia yang tertuang dalam kesepakatan masyarakat.”49

Menurut B.W. Schaper menyatakan terkait tujuan atau cita-cita negara beliau
mengemukakan teori bahwa cita-cita negara terdiri dari beberapa bentuk. Pertama ada
dengan berbentuk kekuasaan. Selanjutnya berbentuk negara totaliter kanan, kemudian
berbentuk negara totaliter kiri. Yang selanjutnya cita-cita negara terbentuk berdasarkan atas
hukum yang dianut.50

Bentuk selanjutnya yang dikemukakan adalah berbentuk kerakyatan, maksudnya


adalah negara kerakyatan. Yang selanjutnya ada bentuk cita-cita negara atas bentuk negara
berkelas. Kemudian ada bentuk negara liberalis dan yang terakhir sebagai negara
kemakmuran.51

46
Ibid
47
Irma Setiawati. Op. cit.
48
Ibid
49
Irma Setiawati. Tujuan Negara. Op. cit.
50
A Ahsin Tohari. Hak Konstitusional dalam Hukum Tata Negara Indonesia. 2016. Hlm. 135.
51
Ibid
2.13 Pasal-Pasal Tentang Hakikat dan Tujuan Negara

Pasal merupakan sebuah aturan yang mengikat masyarakat yang menduduki suatu
wilayah. Pasal-pasal tergabung dalam suatu susunan semacam buku atau kitab karena terdiri
dari banyak pasal. Pasal bisa disebut juga sebuah ayat yang berisi aturan atau dasar pedoman.

Pasal-pasal yang berhubungan dengan hakikat dan tujuan negara tentu ada banyak.
Pasal-pasal di negara Indonesia diatur atau dituliskan dalam undang-undang dasar negara
republik Indonesia tahun 1945.

Para pencetus pasal-pasal negara membuat banyak pasal ialah sebagai pedoman hidup
bangsa dalam berkehidupan bernegara. Dengan adanya pasal yang memuat aturan maka
diharapkan suatu negara akan makmur. Rakyat yang tunduk patuh pada hukum tentunya akan
melangsungkan kehidupan bernegara yang layak. Sementara seseorang yang melanggar
hukum akan mendapat sanksi.

Terkait hakikat negara, ada sebuah pasal yang berfungsi menyatakan secara mutkal
hakikat negara Indonesia. Pasal tersebut termaktub pada undang-udang dasar negara republik
Indonesia tahun 1945 pasal 37 ayat (5)

Pasal 37 ayat (5) berbunyi “Khusus mengenai bentuk negara kesatuan republik
Indonesia tidak dapat diperbaharui”52. Arti atau maksud dari pasal ini ialah menyatakan
bahwa secara mutlak bentuk dari negara Indonesia adalah negara kesatuan yang republik. Hal
ini telah disepakati dan tidak dapat diganggu gugat.

Sebagaimana termaktub pada pasal 1 ayat (1) yang berbunyi “Negara Indonesia
adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik.”53

Kemudian untuk pasal mengenai tujuan negara sudah tertulis pada pembukaan
undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945 pada alinea ke 4. Yaitu “...
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia. Berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial...”.

Demikian itulah pasal-pasal tentang hakikat dan tujuan negara Indonesia yang mana
tidak hanya berfungsi mengatur melainkan juga menunjukkan sebuah ketetapan mutlak.

52
H M Iwan Gayo. Buku Pintar: Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen. Pustaka Warga Negara, Jakarta.
53
Ibid
Bahwa negara Indonesia itu berbentuk republik dan memiliki cita-cita atau tujuan negara
yang mulia.
BAB 3. KESIMPULAN

Hakikat artinya sesuatu yang berarti sebenar-benarnya. Negara adalah kelompok


wilayah yang berkuasa terhadap penduduk yang mendiami wilayahnya. Hakikat negara
menurut para ahli salah satunya dikemukakan oleh Plato. Menurut Plato, “Hakikat adalah
suatu susunan tubuh yang senantiasa maju, berevolusi, dan terdiri dari banyak orang”.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hakikat negara ialah makna sebenarnya dari
pengertian sebuah negara. Yaitu menyangkut hal-hal yang ada di dalam negara itu sendiri.
Seperti penduduk, pemerintah, dan lainnya.

Hakikat negara yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah hakikatnya yaitu
membentuk suatu negara kebangsaan yang didasari dengan semangat nasionalisme. Hakikat
negara Indonesia juga berdasar pada pembangunan modern. Intinya, hakikat negara Indonesia
menjurus pada satu tekad masyarakat untuk membangun masa depan secara bersama-sama di
bawah satu negara yang sama yaitu Indonesia.

Ada tiga fungsi negara menurut Montesquieu, yaitu fungsi legislatif, fungsi yudikatif
dan fungsi eksekutif. Ketiga fungsi inti disebut dengan Trias Politica. Tentunya, dari masing-
masing fungsi pasti ada manfaatnya terutama bagi negara.

Unsur-unsur yang harus ada pada negara sebagai hakikatnya yaitu adanya wilayah,
adanya pemerintah, adanya rakyat, dan adanya pengakuan dari negara lain.

Hakikat negara mempunyai juga sifat. Yang pertama ada sifat memaksa. Kemudian
yang kedua hakikat bersifat monopoli atau memonopoli. Lalu sifat hakikat negara yang
terakhir ialah bersifat mencakup semua hal.

Tujuan berarti sesuatu yang hendak dicapai dan untuk mencapainya kita memiliki
keinginan yang kuat, sehingga untuk mencapai atau mewujudkan keinginan tersebut kita akan
berusaha keras untuk bisa mencapainya. Jadi dapat disimpulkan juga bahwa tujuan negara
adalah sebuah kesepakatan mengenai hal-hal apa saja yang ingin diwujudkan bersama demi
tercapainya kemajuan sebuah negara.

Untuk mendefinisikan tujuan negara, ada beberapa pendapat dari para ahli. Salah satu
pendapat dari para ahli mengenai pengertian tujuan negara adalah menurut Harold J. Laski :
“Tujuan negara ialah demi mewujudkan keadaan yang di mana rakyat dapat mencapai
kemauan atau harapan mereka secara penuh atau maksimal”.

Tujuan dari negara Indonesia adalah untuk “...memajukan kesejahteraan umum,


mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial...” Hal itu termaktub pada isi
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Cara untuk mewujudkan harapan atau tujuan negara adalah dengan dimulai dari diri
kita sendiri sebagai bangsa Indonesia. Kita harus bersama-sama membangun hal-hal untuk
mewujudkan tujuan negara Indonesia. Karena suatu tujuan tidak akan terbentuk apabila tidak
ada yang mau mewujudkannya.

Dengan adanya tujuan negara kita sebagai bangsa akan mau memaknai perjuangan
para pahlawan sehingga kita senantiasa menjaga keutuhan negara. Apabila sebuah negara
tidak memiliki keinginan atau tujuan yang ingin dicapai maka bisa saja dengan mudah
menemui kehancuran.

Beberapa teori tentang hakikat negara ada banyak. Di antaranya yaitu teori organis,
teori kekuatan ikatan, dan teori hukum murni. Adapun untuk teori tentang tujuan negara
salah satunya dikemukakan oleh Plato.

Pasal yang memuat tentang hakikat negara salah satunya ada dari Pasal 1 ayat (1).
Kemudian untuk tujuan negara termuat pada pembukaan UUD NKRI tahun 1945.
DAFTAR PUSTAKA

(Unsur Sifat Hakikat Negara Menurut Para Ahli, 2021)

Astusi, N. P. (2021). Penjelasan Hakikat.

Budiarjo, M. (2016). Dalam Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta.

Busroh, A. D. (t.thn.).

Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Bandung.

Dewantara. (2018). Pendidikan Kewargaan.

Gatra, A. S. (1983). Ilmu Negara.

Gayo, H. M. (t.thn.). Buku Pintar: Undang-Undang Dasar Amandemen. Jakarta: Pustaka


Warga Negara.

Hisam. (2021). Hakikat Kesatuan Negara. Hakikat kesatuan Negara Republik Indonesia.

Koesnardi, M. (1995). Ilmu Negara. Dalam H. P. Sibuea, Ilmu Negara. Jakarta: Gaya Media
Pratama.

Nasroen. (1986). Asal Mula Negara. Jakarta.

Ramiyanto, K. (2007). Ilmu Negara.

Ranawijaya, U. (1982). Hukum Tata Negara Indonesia Dasar-dasarnya. Jakarta.

Richutajulu. (t.thn.). Teori Tentang Hakekat Negara, 1.

Rifai, A. (2010). Teori Sifat Hakikat Negara.

Setiawati, I. (t.thn.). Tujuan Negara.

Sibuea, H. P. (2014). Ilmu Negara. Jakarta: Erlangga.

Sinaga. (2004). Etos Moral Politik.

Soemarsono, M. (t.thn.). Negara Hukum Indonesia Ditinjau Dari Tujuan Negara.

Sota, Y. S. (t.thn.). Tujuan VS Korupsi.

Swasana, I. (t.thn.). Pemikiran Politik Islam. 2016.


Tohari, A. A. (2016). Hak Konstitusional dalam Hukum Tata Negara Indonesia.

Wahyono, P. (1999). Ilmu Negara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai