NAMA KELOMPOK :
2020
i
KATA PENGANTAR
Pertama kami memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Kewenegaraan ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada I Gusti
Bagus Wirya Agung, S.Psi., M.B.A selaku dosen mata kuliah Kewenegaraan
Universitas Udayana. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi para
pembaca terutama para pelajar dan para kalangan masyarakat. Tujuan dari
makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang
“Negara dan Konstitusi”.
Kami menyadari sepenuhnya dalam makalah yang kami buat ini jauh dari kata
sempurna, meskipun demikian kami berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca, kami juga mengharapkan adanya masukan berupa
kritik dan saran, karena tidak ada yang sempurna tanpa adanya kritik dan saran
yang membangun, sekian dan terimakasih.
Penulis………………………
ii
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………... ……………....i
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………...1
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….. 15
3.2 Saran………………………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 16
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan
ide demokrasi dapat dikatakan tanpa konstitusi, negara tidak mungkin terbentuk.
Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu negara. Dasar-dasar penyelenggaraan
bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hukum dasar. Negara yang
berlandaskan kepada suatu konstitusi dinamakan negara konstitusional. Akan
tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal sebagai negara konstitusional maka
konstitusi negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan ciri-ciri dari
konstitusionalisme. Jadi negara tersebut harus menganut gagasan tentang
konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau
paham. Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan konstitusi pada bab ini terdiri
atas konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara
Republik Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.
2
BAB II PEMBAHASAN
3.
5
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di
Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat
periode, yaitu sebagai berikut:
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD
1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4
pasal aturan paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS. UUD
RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. Periode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6
bab, 146 pasal, dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.
6
itulah yang selanjutnya ditetapkan menjadi UUD Negara Indonesia setelah
mengalami perubahan seperlunya oleh PPKI.
Perubahan yang dilakukan hanyalah hal-hal yang kecil saja, bukan masalah
yang mendasar. Hal ini karenakan PPKI sudah mendapatkan naskah rancangan
hukum dasar yang dihasilkan oleh BPUPKI. Beberapa perubahan tersebut antara
lain:
7
Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia oleh
PPKI dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut.
Jadi yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia yang terdiri atas dua
bagaian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh atau pasal-pasalnya.
Adapun bagian penjelasan dilampirkan kemudian dalam satu naskah yang dibuat
dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946.
Berdasarkan hal itu maka Naskah Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun
II No. 7 Tanggal 15 Februari 1946, terdiri atas:
a) Pembukaan
b) Batang tubuh, dan
c) Penjelasan.
10
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan
ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya.
3. Untuk mengubah dasar-dasar UUD, sidang majelis permusyawaratan rakyat
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota majelis
permusyawaratan rakyat.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan
sekurang-kurangnya 50% ditambah satu anggota dari seluruh anggota majelis
permusyawaratan rakyat.
5. Khusus mengenai bentuk negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat
dilakukan perubahan.
Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan pertama kali oleh MPR
pada siadang umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal 19 oktober
1999. Amandemen atas UUD 1945 dilakukan oleh MPR sebanyak 4 kali. Dengan
demikian UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan yaitu sebagai berikut:
a. Amandemen pertama terjadi pada sidang umum MPR tahun 1999, disahkan
19 Oktober 1999.
b. Amandemen kedua terjadi pada sidang tahunan, disahkan 18 Agustus 2000.
c. Amandemen ketiga terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 10
November 2001.
d. Amandemen keempat terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 10
Agustus 2002.
11
Dengandemikian, naskah UUD 1945 kita terdiri atas:
1. Naskah asli UUD 1945
2. Naskah perubahan pertama UUD 1945
3. Naskah perubahan kedua UUD 1945
4. Naskah perubahan ketiga UUD 1945
5. Naskah perubahan keempat UUD 1945
Naskah UUD 1945 perubahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat
tersebut tertuang dalam putusan MPR tentang UUD 1945 dan perubahannya.
Keputusan MPR tersebut tidak menggunakan nomor keputusan majelis. Hal ini
berbeda dengan jenis keputusan majelis lainnya, yaitu ketetapan majelis dan
keputusan majelis yag menggunakan nomor keputusan majelis.
Dengan amandemen tersebut maka konstitusi negara indonesia UUD
1945 menjadi lebih lengkap dan bertambah jumlah pasal-pasalnya. Jumlah
keseluruhan pasal yang diubah dari perubahan pertama sampai keempat ada 73
pasal. Namun jumlah nomor pasal tetap yaitu 37 tidak termasuk aturan peralihan
dan aturan tambahan. Perubahan diakukan dengan cara menambahkan huruf A,
B, C, dan seterusnya setelah nomor pasal (angkanya). Misalnya pasal 28,
kemudian pasal 28A, pasal 28B dan seterusnya.
4.
13
BAB III PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi masyarakat pada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat
negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup
pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang
disebutnya sebagai negara polis. Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa
latin : constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum
bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen
tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya
menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya.
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan negara, UUD
1945 menempati tempatan tertinggi. Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt)
artinya perubahan. Perubahan yang dilakukan merupakan sisipan dari konstitusi
yang asli. Konstitusi yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang diamandemen
merupakan atau menjadi bagian dari konstitusinya.
3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan
tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih
dipertanggung jawabkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Effendi Suryani & Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa,
Bandung: PT Refika Aditama, 2015.
Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi , Yogyakarta:
Paradigma, 2016.
Lubis Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Medan: AKASHA
SAKTI, 2018.
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007.
15