Anda di halaman 1dari 25

KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh :

NAMA : LINA MEIWANTRIANI

NIM : 13.18.014

AKADEMI KEPERAWATAN PUTRA


PERTIWI WATANSOPPENG

TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah


memberikan saya kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Kewarganegaraan”. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
Kewarganegaraan. Selain itu untuk mengetahui dan memahami materi Pendidikan
Kewarganegaraan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang "Kewarganegaraan", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih pada pihak – pihak yang telah membantu
proses pembuatan makalah ini. Saya harapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya. Diharapkan pembaca mengerti dan dapat memahami isi makalah
yaitu tentang “Kewarganegaraan”. Tentu saja makalah ini tidak luput dari
kesalahan, saya pihak penulis mengucapkan maaf sebelumnya. Saya harapkan
saran dan kritik untuk kelancaran penulisan selanjutnya.

Soppeng, 29 September 2018

ii
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. ii

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1

A. Latar Belakang……………………….………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………..…………. 1
C. Tujuan ………………………………………………………….……. 2

BAB II ISI …………………………………………………………………. 3

A. Pengertian Warga Negara Dan Kewarganegaraan……………………… 3


B. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional………………... 4

C. Konsep dasar tentang warga negara………….………………………… 6

D. Asas Kewarganegaraan Indonesia…………………………………… 8

E. Unsur-Unsur Kewarganegaraan………………………………………. 9

F. Problem Status Kewarganegaraan …………………………………… 10

G. Karakteristik Warga Negara Demokrat ………………………………. 11

H. Cara & Bukti Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia ……………. 13

I. Hak dan Kewajiban Warga Negara ………………………………….. 15

BAB III PENUTUP……………………………………………………… 19

A. KESIMPULAN …………………………………………………… 19
B. SARAN …………………………………………………………… 21

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep dasar warga negara yang menjadi substansi kita sebagai warga negara.
Konsep tersebut dilandasi dengan asas kewarganegaraan yang meliputi dari sisi
kelahiran atau pun dari sisi perkawinan.

Seorang warga negara yang baik dituntut harus tahu mengenai unsur-unsur
kewarganegaraan. Selain itu problem status kewarganegaraan yang menjadi
masalah yang mendasar yang bisa diselesaikan dengan karakteristik kita sebagai
warga negara demokrat. Namun semua itu harus diimbangi dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Dengan adanya hal-hal tersebut, maka dalam makalah ini akan dijelaskan apa
saja yang mengenai warga negara.

C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian warga negara dan kewarganegaraan?
2. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

3. Apa konsep dasar warga negara ?

4. Apa saja asas kewarganegaraan ?

5. Apa saja unsur-unsur kewarganegaraan ?

6. Bagaimana problem status kewarganegaraan ?

7. Bagaimana karakteristik warga negara demokrat ?

1
8. Bagaimana cara & bukti memperoleh kewarganegaraan Indonesia ?

9. Apa saja hak dan kewajiban warga negara ?

D. Tujuan makalah
1. Untuk mengetahui tentang konsep dasar warga negara
2. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

3. Untuk mengetahui apa saja asas kewarganegaraan

4. Agar dapat memahami unsur-unsur kewarganegaraan

5. Agar megetahui bagaimana problem status dalam kewarganegaraan

6. Agar dapat memahami tentang karakteristik warga demokrat

7. Untuk mengetahui cara & bukti memperoleh kewarganegaraan

8. Untuk mengetahui apa saja hak dan kewajiban sebagai warga negara

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan


Warga Negara
Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah ini dahulu disebut hamba atau
kawula. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang
merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara, karena warga
negara mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu negara, yakni
peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas
dasar tanggung jawab bersama dan untuk kepentingan bersama. Untuk itu,
setiap warga negara empunyai persamaan hakk di hadapan hukuum. Semua
warga negara memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab.

istilah warga negara merupakan terjemahan dari kata citizen (bahasa Ingggris)
yang mempunyai arti sebagai berikut;

Warga negara;
Petunjuk dari sebuah kota;
Sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air;
Bawahan atau kawula.
Menurut As Hikam dalam Ghazalli (2004), warga negara sebagai sebagai
terjemahan dari citizen artinya adalah anggota dari suatu komunitas yang
membentuk negara itu sendiri.

Pengertian warga negara secara umum dinyatakan bahwa warga negara


merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap
negaranya.

3
Pengertian Kewarganegaraan
Istilah kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan anatara negara dan warga negara. Menurut
memori penjelasan dari pasal II Peraturan Penutup Undang-Undang No. 62
tahun 1958 tentang Kewarganeraan Republik Indonesia, kewarganegaraan
diartikan segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan
adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang ang bersangkutan.
Adapun menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
kewarganegaraan adalh segala hal ihwal yang berhubungan dengan negara.

B. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi :

1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.

2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002).

Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah


kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi
antarwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan
kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Selain
itu faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi proses
pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui
interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai
faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara
bangsa beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme
berkembang di Indonesia pada awal abad XX.

4
Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya,The
Power of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang munculnya
identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat
faktor penting, yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor
reaktif.

Faktor pertama, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang


sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis,
bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan
meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Kesatuan tersebut
tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang di kenal dengan
Bhineka Tunggal Ika. Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan
teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya
dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya juga
merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Pembentukan
identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan
dan prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya. Dalam
hubungan ini sangat diperlukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta langkah
yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia. Faktor ketiga,
mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi
dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur
bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga
bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia.
Demikian pula menyangkut biroraksi serta pendidikan nasional telah
dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih senantiasa
dikembangkan. Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian
identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang
hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam
mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia.

5
Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam
membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan,
menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat persatuan
dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan


identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa ini. Oleh
karena itu pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-
unsur lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang
saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang.

C. Konsep dasar tentang warga negara

Warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi
merupakan anggota dari suatu negara tertentu . Warga negara memiliki hubungan
dengan negaranya. Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan hubungan
berupa hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik. Setiap warga negara
mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya. Sebaliknya negara mempunyai
hak dan kewajiban terhadap warganya.

Dalam keseharian pengertian mengenai warga negara sering disamakan dengan


rakyat atau penduduk. Padahal tidak demikian. Sehubungan dengan hal ini maka
perlu dijelaskan pengertian masing-masing dan perbedaannya.

Orang yang berada di suatu wilayah negara dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

6
1. Penduduk

Adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah negara dalam kurun
waktu tertentu. Penduduk dalam suatu negara dapat dipilah lagi menjadi dua yaitu
warga negara dan orang asing. Orang asing adalah orang-orang yang untuk
sementara atau tetap bertempat tinggal di negara tertentu, tetapi tidak
berkedudukan sebagai warga negara. Mereka adalah warga negara dari negara lain
yang dengan izin pemerintah setempat menetap di negara yang bersangkutan.

2. Bukan Penduduk

Adalah orang yang hanya tinggal sementara waktu saja di suatu wilayah negara.

Contoh : Orang Australia yang berada di Bali untuk berwisata selama beberapa
waktu tertentu bukanlah penduduk Indonesia, sedangkan orang Jerman yang
karena tugasnya harus bertempat tinggal atau menetap di Jakarta adalah penduduk
Indonesia.

Di dalam suatu negara terdapat sejumlah orang yang berstatus sebagai warga
negara sekaligus sebagai penduduk, dan sejumlah penduduk yang berstatus bukan
sebagai warga negara (orang asing).

Perbedaan status atau kedudukan sebagai penduduk dan bukan penduduk, juga
penduduk warga negara dan penduduk bukan warga negara menimbulkan
perbedaan hak dan kewajiban. Kebanyakan negara menentukan bahwa hanya
mereka yang yang berstatus sebagai penduduk sajalah yang boleh bekerja di negara
yang bersangkutan, sedangkan bagi mereka yang berstatus bukan penduduk tidak
boleh untuk melakukan pekerjaan apapun. Demikian juga di Indonesia misalnya,
hanya warga negara yang boleh memilih atau dipilih dalam pemilihan umum.
Sedangkan untuk orang asing tidak diperbolehkan melakukan hal-hal yang seperti
itu.

7
D. Asas Kewarganegaraan Indonesia

Dalam menerapkan asas kewarganegaraan ini ada 2 pedoman yaitu :

1. Dari sisi kelahiran

Penentuan kewarganegaraan berdasarkan dari sisi kelahiran dikenal dengan 2 asas


kewarganegaraan yaitu asas ius soli dan ius sanguinis.

2. Dari sisi perkawinan

Penentuan kewarganegaraan berdasarkan dari sisi perkawinan yang mencakup asas


kesatuan hukum dan asas persamaan derajat. Untuk asas kesatuan hukum, yaitu
paradigma suami istri atau ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang
mendambakan hidup sejahtera,sehat, dan bersatu. Sedangkan dalam asas
persamaan derajat ditentukan bahwa status perkawinan tidak dapat merubah status
kewarganegaraan masing-masing pihak.

Disamping asas umum, ada beberapa asas khusus yang menjadi dasar penyusunan
Undang-undang Kewarganegaraan Indonesia, yaitu :

1. Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan


kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita
dan tujuannya sendiri.

2. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa


pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap warga negara
Indonesia dalam keadaan apapun baik didalam ataupun diluar negri.

3. Asas persamaan didalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang


menentukan bahwa setiap warga negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang
sama didalam hukum dan pemerintahan.

8
4. Asas kebenaran substantif adalah prosedur kewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat
permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

5. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam


segala hal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama,
golongan, jenis kelamin dan gender.

6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas
yang dalam segala hal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin,
melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga
negara pada khususnya.

7. Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.

8. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang


memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan
dalam Berita Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.

E. Unsur-Unsur Kewarganegaraan

1. Unsur Darah Keturunan (Ius Sanguinis)

Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan


kewarganegaraan seseorang, artinya kalau orang dilahirkan dari orang tua yang
berwarganegara Indonesia, ia dengan sendirinya akan menjadi warga negara
Indonesia juga.

9
2. Unsur Daerah Tempat Kelahiran (Ius Soli)

Daerah tempat seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan.


Artinya, kalau orang dilahirkan di dalam daerah hukum Indonesia, ia dengan
sendirinya menjadi warga negara Indonesia. Terkecuali anggota korps diplomatik
dan anggota tentara asing yang masih dalam ikatan dinas.

3. Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi)

Meskipun tidak dapat memenuhi prinsip ius sanguinis ataupun ius soli,
seseorang dapat memperoleh kewarganegaraan dengan cara yang lain yaitu
Pewarganegaraan atau Naturalisasi. Dalam unsur ini syarat-syarat dan prosedur
naturalisasi ini di berbagai negara sedikit banyak dapat berlainan, hal tersebut
menurut kondisi dan situasi negara masing-masing.

F. Problem Status Kewarganegaraan

Membicarakan status kewarganegaraan seseorang dalam sebuah negara, maka akan


dibahas beberapa persoalan yang berkenaan dengan seseorang yang dinyatakan
sebagai warga negara dan bukan warga negara dalam sebuah negara. Jika diamati
dan dianalisis, diantara penduduk sebuah negara, ada diantara mereka yang bukan
warga negara (orang asing) di negara tersebut. Problem status kewarganegaraan
meliputi :

1. Apatride

Adalah seseorang yang orang tuanya berasal dari negara yang menganut asas ius
soli lahir di sebuah negara yang menganut asas sanguinis.

2. Bipatride

Adalah seseorang yang memiliki kewarganegaraan rangkap. Hal ini terjadi apabila
seseorang yang orang tuanya berasal dari negara yang menganut asas ius sanguinis
lahir di suatu negara yang menganut asas ius soli.

10
3. Multipatride

Adalah seseorang yang memiliki dua atau lebih kewarganegaraan.

Dalam rangka memecahkan problem kewarganegaraan di atas, setiap negara


memiliki peraturan sendiri-sendiri yang prinsip-prinsipnya bersifat universal
sebagaimana dinyatakan dalam UUD 1945 Pasal 28D ayat (4) yang menyatakan
bahwa setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

G. Karakteristik Warga Negara Demokrat

Karakter atau karakteristik sangat dibutuhkan oleh setiap warga negara untuk
membangun suatu tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadaban. Ada
beberapa karakteristik bagi warga negara yang disebut sebagai demokrat, yakni
antara lain :

1. Rasa Hormat dan Tanggung Jawab

Sebagai warga negara yang demokratis, hendaknya memiliki rasa hormat


terhadap sesama warga negara terutama dalam konteks adanya pluralitas
masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai etnis, suku, ras, keyakinan, agama,
dan ideologi politik. Serta sebagai warga negara juga dituntut untuk turut
bertanggung jawab menjaga keharmonisan hubungan antar etnis serta keteraturan
dan ketertiban negara yang berdiri di atas pluralitas tersebut.

11
2. Bersikap Kritis

Sikap kritis harus ditunjukan oleh setiap warga negara baik terhadap
kenyataan empiris maupun terhadap kenyataan supra-empiris. Tentunya sikap
kritis ini harus didukung oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang
dikritisi.

3. Membuka Diskusi dan Dialog

Di tengah komunitas masyarakat yang plura dan multi etnik untuk


meminimalisasi konflik yang ditimbulkan dari perbedaan tersebut, maka berdiskusi
dan bedialog merupakan salah satu solusi yang bisa digunakan. Oleh karenanya,
sikap membuka diri untuk dialog dan diskusi merupakan salah satu ciri sikap
warga negara yang demokrat.

4. Bersikap Terbuka

Sikap terbuka yang didasarkan atas kesadaran akan pluralisme dan


keterbatasan diri akan melahirkan kemampuan untuk menahan diri dan tidak
secepatnya menjatuhkan penilaian dan pilihan.

5. Rasional

Keputusan-keputusan yang diambil secara tidak rasional akan


menghantarkan sikap yang logis yang ditampilkan warga negara. Sementara, sikap
dan keputusan yang diambil secara tidak rasional akan membawa implikasi
emosional dan cenderung egois.

12
6. Adil

Sebagai warga negara yang demokrat, tidak ada tujuan baik yang patut
diwujudkan dengan cara-cara yang tidak adil. Dengan semangat keadilan, maka
tujuan-tujuan bersama bukanlah suatu yang didiktekan tetapi ditawarkan.

7. Jujur

Memiliki sikap dan sifat yang jujur bagi warga negara merupakan sesuatu
yang niscaya. Kejujuran merupakan kunci bagi terciptanya keselarasan dan
keharmonisan hubungan antar warga negara. Sikap jujur bisa diterapkan di segala
sektor, baik politik, sosial dan sebagainya.

H. Cara & Bukti Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia

Berdasarkan UU No. 12 tahun 2006 kewarganegaraan Republik Indonesia dapat


diperoleh melalui :

1. Kelahiran

Kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh seseorang melalui kelahiran. Setiap


anak yang lahir dari orang tua (ayah dan ibunya) berkewarganegaraan Indonesia
akan memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Demikian juga dalam hal-hal
tertentu, kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh seseorang karena
kelahirannya di wilayah negara Indonesia.

2. Pengangkatan

Anak warga negara asing yang belum berusia 5 tahun yang diangkat secara sah
menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara Indonesia
memperoleh kewarganegaraan Indonesia (pasal 21 ayat 1).

13
3. Perkawinan/Pernyataan

Orang asing yang menikah dengan warga negara Indonesia dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia (pasal 19).

4. Turut ayah atau ibu

Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat
tinggal di wilayah negara Indonesia, dari ayah atau ibu yang yang memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dengan sendirinya berkewarganegaraan Indonesia
(pasal 21 ayat1).

5. Pemberian

Orang asing yang telah berjasa kepada negara Indonesia atau dengan alasan
kepentingan negara dapat diberi kewarganegaraan Indonesia oleh Presiden setelah
memperoleh pertimbangan DPR Indonesia, kecuali dengan pemberian
kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan
ganda (pasal 20).

6. Pewarganegaraan

Syarat dan tatacara memperoleh kewarganegaraan Indonesia melalui pasal 9


sampai 18 Undang-undang ini.

Bukti bahwa seseorang telah memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah :

1. Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh


kewarganegaraan karena unsur kelahiran adalah Akta Kelahiran.

2. Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh


kewarganegaraan karena pengangkatan yang berupa Kutipan Pernyataan Sah Buku
Catatan Pengangkatan Anak Asing.

14
3. Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh karena
dikabulkannya permohonan yaitu berupa Petikan Keputusan Presiden tentang
dikabulkannya permohonan tersebut (tanpa mengucapkan janji setia dan sumpah).

4. Surat bukti kewarganegaraan bagi mereka yang memperoleh


kewarganegaraan karena pewarganegaraan yaitu berupa Petikan Keputusan
Presiden tenteng pewarganegaraan tersebut yang dilakukan melalui janji dan
sumpah setia.

5. Surat bukti kewarganegaraan bagi mereka yang memperoleh


kewarganegaraan karena pernyataan yaitu dengan melalui pernyataan yang telah
diatur dalam Surat Edaran Menteri Kehakiman.

I. Hak dan Kewajiban Warga Negara

1) Hak Warga Negara

Dalam UUD 1945 telah dinyatakan hak warga negara, yaitu antara

lain :

a) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak;

b) Hak berserikat, berkumpul, serta mengeluarkan pikiran;

c) Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan;

d) Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan

melalui perkawinan;

e) Hak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta

perlindungan kekerasan dan diskriminasi bagi setiap anak;

f) Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya;

15
g) Hak untuk mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi, seni
dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan kesejahteraan hidup
manusia;

h) Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara


kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya;

i) Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di depan hukum;

j) Hak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja;

k) Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan;

l) Hak atas status kewarganegaraan;

m) Hak untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih


pendidikan dan pengajaran, pekerjaan, kewarganegaraan, tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.

n) Hak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,


sesuai dengan hati nuraninya;

o) Hak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat;

p) Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan


pribadi dan lingkungan sosialnya, serta hak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengelolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia;

q) Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda di bawah kekuasaannya, serta hak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak
asasi;

16
r) Hak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat
martabat manusia dan hak untuk memperoleh suaka politik negara lain;

s) Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta hak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan;

t) Hak untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh


kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan;

u) Hak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara


utuh sebagai manusia yang bermartabat;

v) Hak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil
alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun;

w) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apa pun;

x) Hak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan
hak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersikap diskriminatif itu;

y) Dihormatinya identitas budaya dan hak masyarakat tradisional selaras


dengan perkembangan zaman dan peradaban.

2) Kewajiban Warga Negara

Kewajiban warga negara adalah :

a) Menjunjung hukum dan pemerintahan;

b) Ikut serta dalam upaya pembelaan negara;

17
c) Ikut serta dalam pembelaan negara;

d) Menghormati hak asasi manusia orang lain;

e) Tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang untuk


menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain;

f) Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara;

g) Mengikuti pendidikan dasar.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu


penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah ini dahulu disebut hamba atau
kawula. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang
merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara, karena warga
negara mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu negara, yakni
peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar
tanggung jawab bersama dan untuk kepentingan bersama. Untuk itu, setiap warga
negara empunyai persamaan hakk di hadapan hukuum. Semua warga negara
memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab.

Istilah kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti keanggotaan yang


menunjukkan hubungan atau ikatan anatara negara dan warga negara. Menurut
memori penjelasan dari pasal II Peraturan Penutup Undang-Undang No. 62 tahun
1958 tentang Kewarganeraan Republik Indonesia, kewarganegaraan diartikan
segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban
negara itu untuk melindungi orang ang bersangkutan. Adapun menurut Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalh segala hal
ihwal yang berhubungan dengan negara.

1. Orang yang berada pada suatu wilayah negara dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu penduduk dan bukan penduduk. Penduduk meliputi warga negara dan warga
asing.

19
2. Ada 2 pedoman dalam menerapkan asas kewarganegaraan yaitu dari sisi
kelahiran yang meliputi asas ius soli dan asas ius sanguinis. Jika dilihat dari sisi
perkawinan meliputi asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.

4. Ada 3 unsur dalam kewarganegaraan yaitu Unsur Darah Keturunan (Ius


Sanguinis), unsur tempat kelahiran, dan unsur pewarganegaraan.

5. Setiap warga negara dapat menimbulkan masalah kewarganegaraan. Masalah


kewarganegaraan tersebut adalah karena timbulnya apatride, bipatride, dan
multipatride.

6. Sebagai warga negara demokrat memiliki karakteristik tersendiri yaitu


adanya sikap yang jujur, tanggung jawab, kritis, rasional, adil, memiliki rasa
hormat kepada orang lain, dan bersikap terbuka.

7. Kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh karena melalui kelahiran,


Pengangkatan, perkawinan, pemberian, pewarganegaraan, dan turut orang tua/
mengikuti kewarganegaraan orangtua nya.

8. Setiap warga negara wajib memperoleh hak atas dirinya dari negara tersebut.
Tetapi bukan hanya menuntut hak saja, namun kewajiban sebagai warga negara
juga harus dilakukan oleh setiap warga negara.

20
B. Saran

Dalam makalah ini telah menjelaskan beberapa hal mengenai warga negara baik itu
pengertian warga negara sendiri atau hal-hal lain yang berkenaan dengan warga
negara. Karena sebagai warga negara kita harus mengetahui apa saja yang
berhubungan dengannya, terutama hak dan kewajiban warga negara agar kita tidak
hanya menuntuk hak tetapi juga melakukan kewajiban kita sebagai warga negara.
Untuk itu,sebagai warga negara haruslah kita mempelajari apa saja yang berkenaan
dengannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://dwilestari96.wordpress.com/2016/01/02/warga-negara-dan-kewarganegaraan/

http://vidyfilan.blogspot.com/

Herdiawanto, Heri dan Jumanta Hamdayama. (2010). Cerdas,Kritis, dan Aktif


Berwarganegara. Jakarta:Erlangga

Dwiyatmi, Sri Harini, dkk.. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan.cet. 1.


Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Salim, Arkal dan A. Ubaidillah. (2000). Demokrasi, HAM dan Masyarakat


Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press

22

Anda mungkin juga menyukai