Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang
telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga makalah
MANAJEMEN KEPERAWATAN ini dapat kami selesaikan. Makalah
tersebut kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh kelompok 3 dengan berbagai rintangan. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini tentu
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu , kritik dan saran selalu penulis
harapkan agar menjadi pedoman di masa yang akan datang. Akhir kata
kami ucapkan banyak Terima kasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Watansoppeng, 06 Oktober 2019

Kelomppok 3

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
i
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari
pelayanan rumah sakit. Hal initerjadi karena pelayanan
keperawatan diberikan selama 24 jam kepada pasien
yangmembutuhkannya, berbeda dengan pelayanan medis dan
pelayanan kesehatan lainnyayang hanya membutuhkan waktu
yang relatif singkat dalam memberikan pelayanankesehatan
kepada kliennya. Dengan demikian pelayanan keperawatan perlu
ditingkatkankualitasnya secara terus-menerus dan
berkesinambungan sehingga pelayanan rumahsakit akan
meningkat juga seiring dengan peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan.
Kualitas pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh
proses, peran dan fungsi darimanajemen pelayanan keperawatan,
karena manajemen keperawatan adalah suatu tugaskhusus yang
harus dilaksanakan oleh manajer/ pengelola keperawatan yang
meliputiperencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta
mengawasi sumber-sumber yang ada,baik sumber daya maupun
sumber dana sehingga dapat memberikan pelayanankeperawatan
yang efektif dan efisien baik kepada klien, keluarga dan
masyarakat.Mengingat pentingnya peranan manajemen pelayanan
keperawatan, maka dalam makalahini penulis akan menguraikan
tentang pengertian, proses, peran, fungsi manajemenpelayanan
keperawatan dan prinsip-prinsip yang mendasari, sehingga
dapatmenggambarkan bagaimana manajemen keperawatan
seharusnya dilaksanakan.

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
ii
2. Rumusan Masalah
a. Konsep model praktIk keperawatan professional
b. Konsep mutu pelayanan keperawatan
c. Konsep teoritis penjaminan mutu
3. Tujuan Penulisan
a. Agar mahasiswa dapat memahami tentang konsep model
praktek keperawatan professional
b. Agar mahasiswa dapat memahami tentang konsep mutu
pelayanan keperawatan
c. Agar mahasiwa dapat memahami tantang konsep teoritis
penjaminan mutu

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP MODEL PRATEK KEPERAWATAN PROFESIONAL


1. Pengertian
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah
suatu system (Struktur,proses,dan nilai nilai professional),yang
memfasilitasi perawat professional,mengatur pemberian asuhan
keperawatan,termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut
diberikan.Pengembangan MPKP merupakan upaya banyak
Negara untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan
lingkungan kerja perawat.
Perawat professional pada pengertian diatas adalah Perawat
Ahli Madya,Perawat Ahli,Ners,Ners Spesialis dan Ners
Konsultan yang pendidikan keperawatannya berasal dari
jenjang perguruan tinggi keperawatan.Praktek keperawatan
sebagai tindakan keperawatan professional menggunakan
pengatahuan teoritis yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu
dasar(Biologi,Fisika,Biodemik,Perilaku,Sosial dan Ilmu
Keperawatan sebagai landasan untuk melakukan
pengkajian,Diagnosis,Menyusun perencanaan,melaksanakan
asuhan keperawatan dan evaluasi hasil hasil tindakan
keperawatan yntuk menentukan tindakan selanjutnya.
Menurut Malkemes, L.C (1983)Mengatakn bahwa praktek
keperawatan professional (Profesional Nursing Practice)Adalah
suatu proses ketika ners terlibat dengan klien dan melalui
kegiatan ini masalah kesehatan klien di identifikasi dan diatasi.

2. Falsafat Praktek Keperawatan


Sebagian besar dasar falsafa praktek keperawatan
professional disusun merjuk kepada konsep praktik
Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional
DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
1
keperawatan professional dan teori keperawatan.Falsafa
praktek keperawatan secara umum mengandung dasar dasar
pemikiran yang sama untuk mengembang tugas
keperawatan,tetapi di setiap Negara,pernyataan yang disusun
juga disesuaikan dengan nilai dan latar belakang budayanya.
Dalam Lokarnya Nasional Bulan Januari 1983 telah
disepakati adanya profesionalisasi keperawatan,dengan
menetapkan pengertian keperawatan,falsafa keperawatan,serta
peran dan fungsi perawat.
Pernyataan Falsafa Keperawatan Di Indonesia
a. Perawat merupakan bantuan,diberikan karna adanya
kelemahan fisik dan
mental,keterbatasanpengetahuan,serta kurangnya
kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan
kegiatan hidup sehari hari
b. Kegiatan dilakukan dalam upaya
penyembuhan,pemuliha,serta pemeliharaan kesehatan
dengan penekanan kepada upaya pelayanan utama(PHC)
sesuai dengan wewenan,tanggung jawab dan etika
keperawatan.

Falsafah keperawatan dari lokarya 1983 dapat dipakai


sebagai kerangka untuk menyusun falsafah praktek
keperawatan.dalam mengembangkan falsafah keperawatan kita
tidak dapat hanya mengacuh kepada satu teori keperawatan
,namun falsafah harus menjelaskan berbagai pandangan dasar
tentang hakikat manusia dan esensi keperawatan sehingga
dapat dijadikan kerangka dasar yang kokok bagi praktik
keperawatan.

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
2
3. Kerakteristik Praktik Keperawatan Profesional
a. Otorotas (authority), Yakni memiliki kewenangan sesuai
dengan keahliaanya yang akan memengaruhi proses
asuhan melalui peran professional.
b. Akuntabilitas (accountability), Yakni tanggung gugat
terhadao apa yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
hokum yang berlaku dan bertanggung jawab kepada
klien,diri sendiri,dan profesi serta mengambil keputusan
yang berhubungan dengan asuhan.
c. Pengambilan keputusan yang mandiri (Independent
Decisionmaking),Berarti sesuai dengan kewenangannya
dengan dilandasi oleh pengatuhuan yang kokoh dan
menggunakan pendekatan yang ilmiah dalam membuat
keputusan (Judgments)pada tiap tahap proses keperawatan
dalam menyelesaikan masalah klien.
d. Kolaborasi (collaboration),artinya dapat bekerja sama,baik
lintas program maupun lintas sector dengan mengadakan
hubungan kerja dengan berbagai disiplin dalam mengakses
masalah klien,dan membantu klien menyelesaikannya.
e. Pembelaan/Dukungan(advocacy)artinya bertindak demi hak
klien untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dengan
mengadakan intervensi untuk kepentingan atau demi
klien,dalam mengatasi masalahnya,serta berhadapan
dengan pihak pihak lain yang lebih luas(System At large).
f. Fasilitasi (Fasilitation),artinya mampu memberdayakan klien
dalam upaya dalam meningkatkan derajat kesehatannya
dengan memaksimalkan potensi dari organisasi dan system

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
3
klien-keluarga(client-family system) dalam asuhan
(chaska,1990)
4. Hakikat Praktik Keperawatan
Pada hakikatnya,keperawatan sebagai profesi senantiasa
mengabdi kepada kemanusiaan ,mendahulukan kepentingan
kesehatan klien diatas kepentingan sendiri,bentuk pelayanan
bersifat humanistic,menggunakan pendekatan secara
holistic,dilaksanakan berdasarkan pda ilmu dan kiat keperawatn
serta menggunakan kode etik sebagai tututan utama dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.Asuhan keperawatan yang
merupakan inti praktik keperawatan ditujukan pada klien yaitu
individu,Keluarga,Dan Masyarakat yang didasarkan pada
hubungan professional perawat-klien.
Hubungan Profesional Perawat-Klien yang pada hakikatnya
mengacu pada system interkasi antara perawat-klien serta
positif atau mengadakan hubungan terapeutik yang berarti
bahwa setiap interaksi yang dilakukan memberikan dampak
terapeutik yang memungkinkan klien untuk berkembang lebih
baik.
Kerakteristik hubungan professional
 Berorintasi pada hubungan klien.
 Diarahkan pada pencapaian tujuan.
 Bertanggung jawab dalam menyelasaikan masalah klien.
 Memahami kondisi klien dengan berbagai keterbatasanya.
 Memberikan penilaian berdasarkan norma yang disepakati
antara perawat-klien.
 Berkewajiban member bantuan pada klien agar mampu
menolong dirinya secara mandiri.
 Berkewajiban untuk membina hubungan berdasarkan pada
rasa percaya

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
4
 Bekerja sesuai dengan kaidah etik untuk menjaga
kerahasiaan klien dan hanya menggunakan informasi unruk
kepentingan dan persetujuaan klien.
 Berkewajiban menggunakan komuniksi efektif dalam
memenuhi kebutuhan klien.
Dengan terciptanya hubungan profesinal perawat-klien,maka
perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan atau praktisi
keperawatan akan mendapat suatu kepercayaan(professional
trust).Dengan adanya kepercayaan tersebut,perawat telah
menunjukan kemampuan atau kompotensina kepada klien
berupa kemampuan intelektual,keterampilan teknis dan sikap
yang dilandasi etika profesi sehingga mampu mebuat keputusan
(judgment)secara profesinal.
5. Praktik Keperawatan Profesional
Praktik keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya
kesehatan masyarakat dunia dan system kesehatan
nasional.fokus utama keperawatan saat ini adalah kesehatan
masyarakat denga target populasi total.manusia tidak
dipandang hanya dari aspek fisik tetapi dipandang sebagai
makhluk yang holistic yang terdiri atas bio-psiko-sosio-kultural
dan spiritual.
Tujuan praktik keperawatan sesuai dengan direncanakan
WHO(1985) harus diupayakan pada pencegahan
primer,peningkatan kesehatan pasien,keluarga dan
masyarakat,perawatan diri,dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi 5 area yang terkait dengan
kesehatan(kozier&Erb,1990),yaitu:
a. Peningkatan kesehatan (health promotion),
Peningkatan kesehatan adalah kerangka aktifitas
keperawatan.Kesadaran diri klien,kesadaran
kesehatan,krterampilan kesehatan dan penggunan semua
Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional
DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
5
sumber yang dipertimbangkan sebagai perawatan yang
diberikan oleh perawat.peningkatan kesehatan membantu
masyarakat dalam mengembangkan sumber untuk
memelihara atau meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan mereka.Tujuan kesehatan yang ingin
diwujudkan adalah mencapai derajat kesehatan yang
optimal.fokus meningkatkan kesehatan diarahkan untuk
memeliharanatau meningkatkan kesehatan
umum,individu,keluarga dn komunitas.
b. Pencegahan penyakit,

Aktifittas pencegahan penyakit secara objektif untuk


mengurangi risiko penyakit, untuk meningkatkan kebiasaan
kesehatan yang baik dan untuk mempertahankan fungsi
individu secara optimal. Aktivitas atau kegiatan yang capat
dilaksanakan antara lain sebagai berikut :

1) Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya


perawatan ibu hamil, program melarang/menghindari
rokok,seminar “mengurangi/mencegah stress”, dll.
2) Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan
gaya hidup sehat, misalnya melakukan senam
aerobic,berenang atau program kebugaran.
3) Memberikan informasi tentang kesehatan seperti
makanan yang sehat,olaharaga dan lingkungan yang
sehat melalui liflet,media massa atau media elektronik
4) Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat
menjamin kesehatan ibu hamil dan kelahiran bayinya
dengan sehat.
5) Memantau tumbuh-kembang bayi dan balita
6) Memberikan imunisasi

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
6
7) Melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi tekanan
darah tinggi,kadar kolestrol,dan kenker.
8) Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat
kekurangannutrisi dan penghentian rokok.
Peran perawat dalam upaya peningkatan kesehatan meliputi
hal-hal berikut.
a. Bertindak sebagai model peran dalam berperilaku serta
bergaya hidup sehat.
b. Mengajarkan klien tentang strategi keperawatan dan usaha
meningkatakan kesehatan ,misalnya dengan cara perbaikan
gizi, pengendalian stress, usaha untuk membina hubungan
yang baik dengan sesama.
c. Memengaruhi klien untuk meningkatkan derajat
kesehatannya.
d. Menunjukkan klien cara pemecahan masalah yang tepat dan
mengambilkeputusan yang efektif
e. Menguatkan perilaku peningkatan kesehatan pribadi dan
keluarga.
c. Pemeliharaan kesahatan (health maintenance),
Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah
kegiatan yang membantu klien memelihara status kesehatan
mereka. Perawat melakukan aktivitas untuk membantu
masyarakat mempertahankan status kesehatannya.
Tiga perkembangan pemeliharaan kesehatan :
1. Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum
penderita mengidapnya, misalnya melakukan pemeriksaan
fisik swcara teratur untuk usia diats 35 tahun
2. Menungkatkan keterkaitan terhadap masalah kesehatan
sehubungan dengan perubahan struktur social masyarakat.
3. Keterkaitan pada faktor lingkungan sehubungan dengan
penyebab penyakit karena stress.
Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional
DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
7
d. Pemulihan kesehatan(health Restoration),dan
Pemulihan kesehatan berarti perawat membantu pasien
meningkatkan kesehatan setelah pasien memiliki masalah
kesehatan atau penyakit.
Kegiatan yang dilakukan dalam perbaikan kesehatan meliputi
hal hal berikut
a. Memberikatan perawatan secara langsung pada individu
yang sedang sakit , misalnya, dengan memberikan
perawatan fisik.
b. Memberikan perawatan pada pasien yang mengalami
gangguan kesahatan mental.
c. Melakukan diagnostic dan pemeriksaan untuk mendeteksi
penyakit
d. Merencanakan pengajaran dan rehabilitasi pada pasien-
pasien tertentu , misalnya pada pasien stroke, serangan
jantung , artritis.
e. Perawatan pasien menjelang ajal
Area praktik keperawatan ini mencankup perawat memberikan
rasa nyaman dan merwat dalam keadaan menjelang ajal.
Kegiatan dapat dilakukan di rumah sakit, rumah, dan fasilitas
kesehatan lainnya.
Lingkup praktik keperawatan pada dasarnya sangat berkaitan
dengan kompetensi lulusan pendidikan professional keperwatan
yang diharapkan mampu berperan atau mengemban fungsi
perawat profesional baik sebagai pemberi asuhan keperawatan,
pendidik, pengelola, maupun peneliti.
6. Fenomena Keperawatan
Inti praktek keperawatan ialah pemberiaan asuhan
keperawatan yang bertujuan keperawatan. Fenomena
keperawatan adalah penyimpanan atau tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosial-spritual), mulai dari
Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional
DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
8
tingkat individu utuh (mencakup seluruh siklus kehidupan )
sampai pada tingkat masyarakat. Penyimpangan ini tercermin
pada tingkat sitem organ fungsional sampai subseluler
(kelompok kerja keperawatan KDIK, 1992 ). Fenomena tersebut
merupakan deviasi dari kebutuhan dasar berikut :
a. Bernafas normal
b. Makan dan minum yang cukup
c. Eliminasi
d. Bergerak dan mempertahankan sikap yang dibutuhkan
(bergerak,duduk, berbaring )
e. Tidur dan istirahat
f. Memilih, menentukan, dan menganti pakaian
g. Mempertahankan suhu tubuh normal , dengan cara
menyesuaikan pakaian dan memodifikasi lingkungan
h. Mempertahan kebersihan tubuh, penampilan yang baik, dan
melindungi kulit
i. Menghindari bahaya lingkungan dan menghindari melukai
orang lain
j. Berkomunikasi dengan orang lain untuk mengespresikan
kebutuhan dan perasaan
k. Melaksanakan ibada sesuai kepercayaan
l. Melakukan pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan
m. Bermain atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekriasi
n. Belajar menemukan sesuatu yang baru atau memuaskan
rasa ingin tahu yang mrngarah perkembangan dan
kesehatan yang normal. (Henderson, 1966 dalam kozier et
al, 1997; linberg et al, 1994).

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
9
7. Hubungan Perawat-Klien
Hubungan interpersonal merupakan alat yang ampuh untuk
membangun hubungan perawat-klien. Mutu hubungan ini
dumulai sejak klien pertama kali bertemu dengan
perawat,kemudian direfleksikan pada tingkat pencapaian tujuan
asuhan keperawatan. Oleh kerena itu, perawat harus mampu
menggunakan pengetahuan tentang teori-teori komunikasidan
pengembangan diri sehingga dapat membangun hubungan
saling membantu(helping relationship).
Rogers dalam stuart & sundeen (1990),mendefinisikan
hubungan saling membantu, yaitu suatu situasi yang salah satu
pihak mempunyai niat untuk menigkatkan pertumbuhan,
perkembangan maturitas, peningkatan fungsi, dan peningkatan
kemampuan koping kehidupan pihak lain. Dalam hubungan
tersebut, perawat dan klien akan berinteraksi untuk mengatasi
masalah kesehatan, jika memungkinkan saling memberikan
masukan untuk mengatasi masalah dan menemukan cara agar
klien dapat beradaptasi dalam situasi tersebut. Hubungan
perawat-klien menjadi inti dalam pemberian asuhan
keperawatan, karena keberhasilan penyembuhan da
peningkatan keehtan klien sangat dipengaruhi oleh hubungan
perawat-klien.
Oleh karena metode pemberian asuhan keperawatan harus
memfasiltasi efektifnya hubungan tersebut. Terdapat beberapa
konsep dasar tentang hubungan perawat-klien yang sangat
relevan dalm peraktik keperawatan professional, yaitu konsep
tentang hubungan saling percaya, empati, caring, otonomi, dan
mutualitas (Kozier et al, 1997).

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
10
Langkah-lanhkah aplikasi proses empati pada hubungan
perawat-klien :
a) identifikasi : Pertama-tama perawat, memahami situasi
dan perasaan klien sehingga situasi perasaan tersebut
seolah-olah menjadi situasi dan perasaan perawat.
b) Inkorporasi. Situasi dan perasaan klien yang seolah olah
menjadi situasi dan perasaan perawat, tetap masih harus
disadari sebagai pengalaman orang lain.
c) Reverberasi. Perasaan tersebut selanjutnya mengalami
interaksi dengan perasaan perawat sehingga seseorang
perawat dapat memahami perasaan orang lain.
d) Terminasi. Akhirnya perawat kembali keperasaanya
semula. Hasil proses itu dikombinasikan dengan
pengetahuan tentang masalah klien agar dapat
digunakan untuk membantu klien.
1) Konsep Hubungan Saling Percaya
Hubungan ibu-anak dalam berbagai hal direfleksikan
dalam hubungan perawat –klien. Seorang anak di bantu ibu
pada saat pertama kali sakit, dengan memberikan kasih
sayang , perhatian , bantuan sehingga anak merasa tenang
dan nyaman. Perawat diharapkan berperilaku demikian
ketika bertemu dengan klien. Agar hubungan perawat-klien
seperti hubungan ibu dan anak, hubungan ini harus
didasarkan atas hubungan saling percaya. Hubungan saling
percaya ditumbuhkan melalui sikap ikhlas dan dari perawat
(genuineness) sehingga klien akan merasakan ketulusan
perawat dan akhirnya klien mempercayai perawat. Perhatian
yang cermat ( careful antention ) terhadap setiap permintan
klien sangat berpengaruh untuk menumbuhkan hubungan
saling percaya(potter &perry, 1997 ).

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
11
Melalui kehadiran perawat didekat klien, menunjukkan
sikap caring dan menggunakan teknik komunikasi yang
kompeten akan membuat klien merasa di perhatikan. Melalui
hubungan tersebut akan tercipta keterbukaan antara
perawat-klien dan hal ini sangat bermanfaat dalam
pencapaian tujuan asuhan keperawatan.

2) Konsep Empati

Kemampuan seorang perawat untuk berempati


kepada klien mempunyai pengaruh besar terhadap
hubungan perawt-klien. Empati berarti kemampuan untuk
masuk kedalam kehidupan orang lain sehingga dapat
memersepsikan secara akurat perasaan orang tersebut dan
memahami arti perasaan tersebut bagi yang bersangkutan.
Pada hubungan perawat-klien, empati menambah suatu
dimensi lain bagi adanya saling pengertian diantra perawat
dan klien. Sikap empati dapat membantu klien mengerti dan
mengeksplorasi perasaannyasehingga dapat mengatasi
maslahnya (petter & Perry, 1997).

Proses ini seringkali terjadi secara spontan dan


sangat cepat serta sulit membedakan setiap langkah karena
terjadi tumoang tindih. Melalui sikap empati, perawat dapat
berkomunikasi secra verbal dan nonverbal kepada klien dan
memfasilitasi klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Sikap empati mrupakan salah satu aspek penting pada
asuhan keperawatan yang bermutu (Idval & Rooke, 1998)

3) Konsep Caring

Caring berarti mengandung 3 hal yang tidak dapat


dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab, dan dilakukan

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
12
dengan ikhlas (Kozier & Erb,1988). Ide tentang caring
menyatu dalam hubungan membantu. Seringkali klien
bertanya dalam hati “ sejauh mana perawat care terhadap
mereka”. Perasaan bahwa klien diperhatikan sebagai
individu membuat klien merasa aman walaupun ia dalam
keadaan sakit atau bahaya. Pada umumnya klien merasa
cemas saat kontak dengan perawat, sehingga sikap perawat
yang memperhatikan, mau membantu, dan menghargai klien
akan membantu mengurangi kecemasan klien. Sikap caring
juga akan meningkatkan kepercayaan klien terhadap
perawat.

Menurut Laddy & Pepper (1993), perilaku seorang


perawat yang caring terhadap klien, misalnya menjadi
pendengar yang baik member arti bagi pasien : bahwa
pasien merasa dihargai oleh perawat dan perawat menaruh
perhatian kepada pasien. Tanpa menjadi pendengar yang
baik, klien tidak akan terbuka, merasa tidak dihargai, dan
tidak akan puas. Dengan demikian, sikap care perawat saat
berkomunikasi ialah :

a) Berhenti berbicara atau paling tidak berbicara apabila


klien tidak berbicara dan jangan memotong pembicaraan
klien.
b) Menjauhkan distraksi.
c) Melihat klien pada saat berbicara.
d) Memerhatikan hal-hal yang utama.
e) Mengevaluasi bagaimana penerimaan pasien yang sudah
diberikan.
f) Mengkaji apa yang diabaikan dalam komunikasi tersebut.
g) Mengevaluasi intensitas emosi yang ditunjukkan klien.

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
13
Sikap perawat yang care akan membantu klien
mengerti masalahnya sehingga dapat mengatasinya. Hal
itu dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dan
penyebabnya bersama klien, menjelaskan
kecenderungan yang mungkin terjadi, menjelaskan tujuan
berbagai tindakan, dan bertanggung jawab atas asuhan
klien. Sikap yang care juga akan meningkatkan
kepercayaan klien dan mengurangi kecemasan klien.
Kedua hal tersebut dapat memperkuat mekanisme koping
klien sehingga memaksimalkan proses penyembuhan.
Perawat yang caring juga akan menghargai klien
dengan menunjukkan komitmennya untuk mengerti,
menerima klien, dan meningkatkan kemampuan klien
untuk bertanggung jawab atas dirinya sehingga identitas
diri klien meningkat. Caring yang berarti memelihara
(nurturing )dan membantu orang lain menjadi komponen
utama praktik keperawatan professional (chitty, 1997).
4) Konsep Otonomi dan Mutualitas
Otonomi adalah kemampuan untuk menentukan
sendiri atau kemampuan untuk mengatur diri sendiri. Hal ini
berarti bahwa otonomi menghargai manusia sebagai
seseorang yang mampu menentukan sendiri apa yang baik
bagi dirinya. Mutualitas berarti kerja sama dengfan orang
lain. Konsep tersebut sangat penting dalam hubungan
perawat-klien karena mereka akan bekerja sebagai satu tim.
Pada saat kontak dengan perawat, klien bergantung kepada
perawat dan perawat menginginkan klien kooperatif, yaitu
mengikuti ajuran tanpa bertanya. Disisi lain kien
mengharapkan perawat mengatasi masalahnya secepat
mungkin. Agar hal ini dapat terjadi, dibutuhkan kerja sama

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
14
antara perawat dan klien memberikan masukan dan
informasi.
Perwat memberikan kesempatan kepada klien untuk
membantu keputusan bagi dirinya walaupun dalam hal yang
sederhana, misalnya menentukan waktu mandi. Secara
bertahap perawat meningkatkan kemampuan klien untuk
membuat keputusan dengan berperan sebagai pembela
klien (advokat).
Peran sebagai pembela klien dibutuhkan karena klien
dalam keadaan sakit yang menyebabkan ia kehilangan
kebebasan untuk melakukan sesuatu atau menyebabkan ia
bergantung kepada tenaga kesehatan. Sakit juga
menyebabkan perubahan kemampuan klien dalam
menjalangkan haknya sehingga memerlukan seseorang
untuk menjadi pembelanya perawat berkeyakinan bahwa
perilaku disebut etis apabila hak klien di hargai dan
menjamin bahwa setiap klien mendapat informasi yang
cukup sehingga dapat membuat keputusan bagi dirinya agar
klien dapat membuat keputusan yang tepat, perawat perlu
menggunakan informasi dengan cara yang dapat di mengerti
klien.
Hubungan perawat klien yang didasarkan pada
konsep saling percaya, empati, caring, otonomi dan
mutualitas difasilitasi melalui penglolaan asuhan
keperawatan yang tepat. Hubungan ini akan lebih efektif
apabila hubungan perawat-klien terjadi dalam waktu yang
berkesinambungan sehingga cukup waktu untuk saling
memahami dan saling mengenal. Mutu hubungan perawat-
klien memengaruhi pencapaian tujuan asuhan keperawatan.
Oleh karena itu, untuk memberikan layanan yang
professional,pengembangan hubungan perawat-klien yang
Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional
DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
15
efektif perlu dipertimbangkan. Hubungan yang efektif itu
menjadi dasar utama keberhasilan intervensi keperawatan.
8. Lingkup Kewenangan Perawat
Kewenangan perawat adalah hak dan otonomi untuk
melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan kemampuan,
tingkat pendidikan, dan posisi yang dimiliki. Lingkup
kewenangan perawat dalam praktik keperawatan professional
pada kondisi sehat dan sakit, sepanjang daur kehidupan (mulai
dari konsepsi sampai meninggal dunia), mencakup hal hal
berikut.
 Asuhan keperawatan anak, yaitu asuhan keperawatan
yang diberikan pada anak berusia mulai dari 28 hari
sampai 18 tahun.
 Asuhan keperawatan maternitas, yaitu asuhan
keperawatan klien wanita pada masa subur dan
neonates ( bayi baru lahir sampai 28 hari )dalam
keadaan sehat
 Asuhan keperawatan medikal bedah, yaitu asuhan pada
klien usai diatas 18 tahun sampai 60 tahun dengan
gangguan fungsi tubuh baik karena trauma atau klien
fungsi tubuh.
 Asuhan keperawatan jiwa, yaitu asuhan keperawan pada
semua usia yang mengalami berbagai masalah
kesehatan jiwa.
 Asuhan keperawatan keluarga, yaitu asuhan
keperawatan pada klien keluarga sebagai unit terkecil
dalam masyarakat sebagai akibat pola penyesuaian
keluarga yang tidak sehat sehingga tidak terpenuhinya
kebutuhan keluaraga
 Asuhan keperawatan komunitas, yaitu asuhan
keperawatan kepada klien masyarakat pada kelompok
Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional
DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
16
diwilayah tertentu pada semua usia sebagai akibat tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
 Asuhan keperawatan gerontik, yaitu asuhan keperawatn
pada klien usia 60 tahun keatas yang mengalami proses
penuaan dan permasalahanya.

Kewenangan perawat terkait lingkup diatas mencakup hal


hal berikut :

a) Melaksanakan pengkajian keperawatan kepada


individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
disarana kesehatan yang meliputi status bio-psiko-
sosio-kultural dan spiritual klien
b) Merumuskan diagnosis keperawatan terkait dengan
fenomena dan garapan utama yaitu tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar klien.
c) Menyusun rencana untuk tindakan keperawatan
sederhana dan kompleks pada individu, keluarga,
masyarakat disarana kesehatan.
d) Melaksanakan tindakankeperawatn sesuai tingkat
kesulitan
e) Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan
keperawatn yang telah dilakukan.
f) Mendokumentasikan hasil keperawatan yang
dilaksanakan.

Praktik keperawatan menggunakan proses


keperawatan. Yang merupakan proses yang sistematis,
metode rasional dalam menyusun rencana dan
melaksanakan asuhan keperawatan., sebagai proses ilmiah,
proses keperawatan bermula dengan pengkajian,dan
berakhir pada evaluasi hasil tindakan keperawatan. Proses

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
17
keperawatan merupakan proses yang utuh dan
berkelanjutan (cyclical)sampai klien atau pasien dapat
kembali melaksanakan kegiatan hidupnya sehari hari secara
mandiri (atau pasien meninggal dunia.)

Kompetensi berdasarkan kewenangan melakukan praktik


keperawatan dibagi sebagai berikut :

 Kompetensi mandiri yaitu kemampuan perawat


professional melakukan praktik keperawatan
professional sesuai dengan tingkat kemampuan yang
dimiliki
 Kompetensi dilegasi yaitu kemampuan yang
didelegasikan dari perawat professional kepada
perawat fokasional dan kemampuan yang
didelegasikan dari tenaga medis kepada perawat
 Kompetensi diperluas, yaitu kemampuan perawat
professional untuk melakukan tindakan tertentu
setelah yang bersngkutan mendapatkan pelatihan
dan pengalaman khusus.
9. Nilai Nilai Profesional Praktik Keperawatan

Nilai nilai professional yang terkait dalam praktik


keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Nilai intelektual

Terdiri dari tiga komponen yang sangat terkait,yaitu :

 Body of knowledge yang melandasi paraktik


professional;
 Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan kelompok
ilmu pengetahuan

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
18
 Penggunaan pengetahuan dalam berpikir secara kritis
dan kreatif
b. Nilai komitmen moral

Perilaku perawat harus dilandasi oleh aspek moral


yang meliputi hal hal berikut :

1. Beneficience yang berarti sebagai seorang professional


perawat harus selalu mengupayakan tiap kepurusan
yang dibuat berdasarkan keinginan untuk melakukan
yang terbaik dan tidak merugikan klien (Johnstone,
1994 )
2. Adil yang berarti tidak mendisktiminasikan klien
berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan
ekonomi, dan sebagainya tetapi memperlakukan klien
sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan
keunikan yang dimiliki.
3. Fidelity yang berarti bahwa perilaku caring, selalu
berusaha menepati janji, memberikan harapan yang
memadai, memiliki komitmen moral serta memperhatikan
kebutuhan spiritual klien.
c. Otonomi, kendali, dan tanggung gugat

Otonomi berarti kebebasan dan kewenangan


melakukan tindakan secara mandiri, kendali mempunyai
implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu
atau orang; dan tanggung gugat berarti bertanggung jawab
terhadap tindakan yang telah dilakukan.

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
19
B. KONSEP MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN

Peningkatan mutu pelayanan adalah derajat memberikan


pelayanan secara efesien dan efektif sesuai dengan standar
profesi,standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh
sesuai dengan kebutuhan pasien,memanfaatkan teknologi tepat
guna dan hasil penelitian dalam pengembangan pelayanan
kesehatan/keperawatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal.

1. Pengukuran Mutu Pelayanan

Menurut Donabedian,mutu pelayanan dapat diukur dengan


menggunakan tiga variable yaitu:

a. Input adalah segalah sumber daya yang diperlukan untuk


melaksanakan kegiatan seperti tenaga,dana,obat,fasilitas
peralatan,teknologi,organisasi dan informasi.
b. Proses adalah interaksi professional antara pemberian
pelayanan dengan konsumen (pasien dan masyarakat).
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan,pelayanan
keperawatan yaitu perubahan yang terjadi pada konsumen
termasuk kepuasan dari konsumen.tanpa mengukur hasil
kinerja rumah sakit/keperawatan tidak dapat diketahui
apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan
output yang baik pula.
2. Upaya Peningkatan Mutu
Peningkatan mutu dapat dilakukan berbagai macam cara
yang akan dijelaskan sebagau berikut.
 Mengembangkan akreditasi dalam meningkatkan mutu
rumah sakit dengan indicator pemenuhan standar pelayanan
yang ditetapkan kementerian kesehatan RI.

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
20
 ISO 9001:2000 Yaitu,suatu standar internasional untuk
system menajem kualitas yang bertujuan menjamin
kesesuaian proses pelayanan terhadap kebutuhan
masyarakat yang dispesifikasikan oleh pelanggan dan
rumah sakit.
 Memperbarui keilmuan untuk menjamin bahwa tindakan
medis atau keperawatan yang dilakukan telah didukung oleh
bukti ilmiah yang mutakhir
 Good corporate governance yang mengatur aspek
institusional dan aspek bisnis dalam penyelenggaraan
sarana pelayanan kesehatan.
 Clinical governance yaitu sebuah kerangka kerja organisasi
pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab atas
peningkatan mutu secara berkesinambungan.
 Membangun asiliansi strategis dengan rumah sakit lain baik
didalam atau luar negeri.
 Melakukan evaluasi terhadap strategi pembiayaan,sehingga
tariff pelayanan bisa bersaing secara global.
 Orientasi pelayanan sering terjadi benturan nilai,di satu
pihak .
 Orientasi bisnis dapat besar dampak positifnya bila potensial
negative dapat dikendalikan.
3. Indikator Penilaian Mutu Asuhan Keperawatan
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu
terkait dengan struktur proses,dan aoutocome system
pelayanan RS tersebut.Secara umum aspek penilaian meliputi:
a. Aspek struktur (input)
Struktur adalah semua input untuk system pelayanan
RS.Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika
struktur RS tertata dengan baik akan menjamin mutu
pelayanan.
Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional
DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
21
b. Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter,perawat dan tenaga
profesi lain yang mengadakan interks secara professional
dengan pasien.
c. Outocome
Outocome adalah hasil akhir kegiatan dokter,perawat,dan
tenaga profesi lain terhadap pasien.
4. Audit Internal Pelayanan Keperawatan
Audit internal adalah suatu kegiatan penjagaan mutu dan
konsultasi oleh tim independen serta objektif yang dirancang
untuk memberikan nilai tambah sekaligus memajukan kegiatan
organisasi dalam mencapai tujuannya.Auditor internal
membantu manajemen dalam hal:
 Memonitor aktifitas yang tidak dapat dilakukan
manajemen.
 Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko.
 Memvalidasi laporan untuk manejemen senior.
 Meninjau kegiatan yang sudah berlalu dan sedang berjalan.
 Kegiatan audit program merupakan penilaian kebijakan
atau program pada saat masih dalam rancangan.
 Membantu manajer karna masalah dapat timbul bila
manajer tidak cermat mengendalikan aktifitasnya
.
5. Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien merupakan suatu variable untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan
yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan. Sejak
malpraktik menggema di seluruh belahan bumi melalui berbagai
media baik cetak maupun elektronik hingga hingga kejurnal
jurnal ilmiah ternama.
Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional
DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
22
Program keselamatan pasien adalah suatu usaha
menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD) yang
sering terjadi pada pasien selama dirawat di rumah sakit
sehingga banyak merugikan baik pasien itu sendiri maupun
pihak rumah sakit.
Indikator keselamatan pasien bermanfaat untuk
mengidentifikasi are area pelayanan yang memerlukan
pengamatan dan perbaikan lebih lanjut,misalnya untuk
memajukan:
a. Adanya penurunan mutu pelayanan dari waktu kewaktu.
b. Bahwa suatu area pelayanan ternyata tidak memenuhi
standar klinik atau terapi sebagai mana yang diharapkan.
c. Tingginya vaiasi antar rumah sakit dan pemberian
pelayanan.
d. Ketidak sepadaan antar unit pelayanan kesehatan.
6. Angka Kejadian Dekubitus
Adanya dekubitus yang tidak ditengani dengan baik dapat
mengakibatkan masa perawatan pasien jadi panjang dan
peningkatan biaya rumah sakit.oleh karna itu perawat
memahami secara komprohensif tentang dekubitas agar dapat
memberikan pencegahan dan intervensi keperawatan yang
tepat untuk pasien yang berisiko.
a. Fisiologi dekubitus.
Adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang
disebabkan karna adanya komperasi jaringan jaringan yang
lunak diatas tulang yang menonjol.Area yang paling sering
terjadi dekubitus adalah yang sering mengalami takanan
yaitu pada posisi terlentang,pada posisi duduk, dan posisi
lateral.
b. Faktor resiko

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
23
Mengembangkan sebuah skema untuk menggambarkan
faktor faktor resiko untuk terjadinya dekubitus.ada dua hal
utama yang berhubungan dengan resiko terjadinya
dekubitus yaitu faktor tekanan dan toleransi jaringan.
7. Infeksi Nosokimial
Infeksi nosokimial adalah infeksi yang didapat atau timbul
pada waktu pasien dirawat di rumah sakit.Ditempat ini pasien
mendapatkan terapi dan perwatan agar dapat mendapatkan
kesembuhan.akan tetapi,rumah sakit dapat juga merupakan
depot bagai berbagi macam penyakit yang berasal dari
penderita maupun yang berkunjung dengan status pembawa
kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan
rumah sakit seperti,udara,air,lantai,makanan dan benda benda
medis dan non medis.
Infeksi rumah sakit nmerupakan masalah penting di seluruh
dunia dan terus meningkat setiap tahunnya.berbagai upaya
telah dilakukan oleh pihak tenaga kesehatan untuk mencegah
terjadinya infeksi nosokomial. Berbagai tindakan pelayanan
medis dapat beresiko terhadap terjadinya infeksi
nosokomial,misalnya suntikan,pengambilan darah,tindakan
bedah dan kedokteran gigi.Salah satu upaya pengendalian
infeksi di rumah sakit dilakukan universal precaution yang tealh
dikembangkan sejak tahun 19809 oleh depertamen kesehatan.
Penerapan universal preacoution merupakan bagian
pengendalian infeksi yang tidak terlepas dari peran masing
masing pihak yang terlibat didalamya yaitu pimpinan rumah
sakit beserta staf administrasi,staf medis dan staf non
medis.Peimpim juga bertanggung jawab atas perencanaan
anggran dan ketersediaan sarana untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan universal precauntion.
 Konsep infeksi nosokimial
Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional
DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
24
Adanya suatu organisme pada jaringan atau
cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik
local maupun sitematis.infeksi nosokimial ini dapat
berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar
tubuh.
 Faktor penyebab infeksi nosokimial
Pasien akan terpapar berbagai macam
mikroorganisme selama ia rawat di rumah
sakit.kontak antara perawat dan pasien dan berbagai
macam mikroorganisme ini tidak selalu menimbulkan
gejalah klinis karna banyaknya faktor lain yang dapat
menyebabkan terjadinya infeksi nosokimial.
 Penyakit infeksi nosokimial
a. Infeksi saluran kemih.
Infeksi ini merupakan kejadian tersering
yaitu sekitar 40% dari infeksi nosokimial,80%
infeksinya berhubungan dengan dengan
penggunaan kateter urin.
b. Pneumonia nosocomial
Dapat muncul pada pasien yang
memasang NGT dan terapi inhalasi
c. Infeksi pembuluh darah
Infeksi ini sangat berkaitan dengan
penggunaan infuse,kateter jantung dan
suntikan.virus ini dapat menular dari cara ini
adalah virus hepatitis B.

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
25
C. KONSEP TEORITIS PENJAMINAN MUTU
Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang
berhubungan dengan kegiatan yang dipantau atau diatur dalam
pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan
konsumen.tujuan kualitas pelayanan dalam keperawatan untuk
memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan keperawatan yang
di hasilkan sesuai dengan standar/keinginan pasien
1. Kualitas Pelayanan Sebagai Proses
Pengkajian yang akurat terhadap suatu data kualiatif
memerlukan suatu instrument yang diperoleh melalui proses
yang sistematis dan speasifik.Penggunaan proses akan dapat
mengurangi penilaian yang subjektif dan meningkatkan validitas
dan realibilitas suatu instrument. Tahap audit dalam
pengawasan kualitas pelayanan (marquis dan Houston 1946
hlm 350)
 Tahap pertama dalam proses ini adalah menyusun criteria
atau standar,Misalnya,perawat harus melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien pascaoperasi berdasarkan standar
yang telah ditetapkan,penampilan atau kinerja perawat
hanya dapat diukur dengan hanya membandingkan standar
yang sudah ada.
 Tahap kedua adalah mengidentifikasi informasi yang sesuai
dengan criteria pengukuran kualitas.Misalnya pada klien
pascaoperasi ,data yang diperlukan yakni tanda tanda
vital,perawatan luka,sensoris dan
 neurologis,dan data lainnya.
 Tahap ketiga adalah identifikasi sumber informasi,Dalam
melakukan pengawasan kualitas pasien pasca
operasi,manajer dapat menemukan banyak informasi dari
status yang ada seperti catatan dokter.

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
26
 Tahap keempat adalah mengumpulkan dan menganalisis
data.Misalya,pada standar pascaoperasi(observasi pasien
setiap 30 menit dalam 8jam).
 Tahap terakhir adalah evaluasi.Hal yang perlu dicatat adalah
pengawasan kualitas tidak hanya dilakukan bila ada
masalah.

Mutu pelayanan keperawatan sebagai indicator


kuslitas pelayanan kesehatan menjadi salah satu factor
penentu citra institusi pelayanan kesehatan dimata
masyarakat.Hal ini terjadi karna keperaawatan merupakan
kelompok profesi dengan jumlah terbanyak,paling depan dan
terdekat dengan penderitaan,kesakitan serta kesensaraan
yang dialami pasien dan keluarganya.Pasien akan mengeluh
bila prilaku yang dirasakan tidak memberikan nilai kepuasan
bagi dirinya.

2. Total Quality Management (Tqm)


TQM adalah suatu filosofi yang dikembangkan oleh
Deming. Ia menggambarkan tentang keberhasilan system
manajemen di jepang yang telah diaplikasikan kedalam
pelayanan kesehatan Amerika dalam mencari solusi dilema.
a. Konsep dasar
TQM sebagai suatu filasofi menentukan visi dan misi
organisasi.TQM sebagai filasofi menekankan komitmen
terhadap proses dan keyakinan tentang kualitas dan
peran manajemen dalam mengintegrasikan nilai nilai
keyakinan dalam budaya organisasi. Sebagaimana
fungsinya yang berperan sebagai filasofi dalam
manajemen,TQM memerlukan suatu perubahan dalam
budaya dan kinerja organisasi.Oleh karna itu organisasi

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
27
melaksanakan tugas tugas yang ditetapkan sesuai
dengan tanggung jawabnya.
- Organisasi harus memfokuskan pada adekuat dan
tidaknya prosesnkerja sebagai suatu sumber
kesalahan.
- Staf harus dilatih tentang TQM mulai dari manajer
menengah sampai kebawah
- Membantu suatu infrastruktur yang memberikan
kesempatan kepada orang untuk menyelesaikan
masalah,menghilangkan hambatan dan memberikan
kebebasan pada staf dari ketakutan seta kesalahan
dalam menyelesaikan pekerjaanya
b. TQM sebagai suatu proses urutan setiap langkah.
Tahap tahap dalam proses TQM dibagi menjadi
empat tahap,meliputi:
- Peningkatan kesempatan sebagai proses organisasi.
- Devinisi masalah khusus
- Identifikasi akar penyebab masalah
- Upaya pemulihan dapat dilaksanakan melalui
pemantauan proses

Dukungan manajemen kualitas dengan informasi


suatu manajemen kualitas memerlukan informasi yang
akurat,nyata,actual,dan terpercaya. Dukungan tersebut
berupa:

a. Memonitor harapan dan kepuasan pelanggan.


b. Mengevaluasi kebutuhan untuk meningkatkan kualitas
dan proses pelaksanaan.
c. Membandigkan kinerja organisasi sekarang dengan
sebelumnya dengan organisasi lainnya dan dengan
informasi dari sumber/pustaka.
Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional
DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
28
d. Mengvaluasi biaya terhadap pemakaian berbagai
jenis teknologi dalam proses
e. Menganalisis penggunaan sarana kepada pasien
terhadap masalah khusus yang perlu perhatian serius.
f. Meningkatkan kelancaran kegiatan dalam organisasi.
g. Mendukung pengambilan keputusan klinik dan
administrasi.
Fungsi manajemen informasi harus dapat
mengumpulkan informasi tentang indicator kinerja
organisasi yang dapat diperlukan serta untuk
memaksimalkan keuntungan pencapaian klinis dan
operasional.data informasi dipergunakan untuk
menganalisis informasi,termasuk penggunaan
instrument,pengukuran,statistic,dan metode analisis data
untuk menyediakan informasi yang akurat reliable,valid
dan dapat diinterpensikan untuk tujuan manajemen
kualitas.
3. Baku Mutu (Benchmarking)
Baku mutu adalah proses pengukuran operasional
terhadap bisnis sebuah perusahaan dengan membandingkan
perusahaan lain yang memproduksi/jasa layanan yang lebih
baik.Kegiatan yang membandingkan meliputi berbagai kinerja
dan informasi operasional untuk aktivitas yang berkelanjutan
dalam mencapai tujuan organisasi.Baku mutu terjadi ketika
sebuah organisasi mengidentifikasi kelemahan dan kemudian
membandingkan dengan organisasi yang lain yang telah
mencapai ideal.pada dasarnya terdapat empat jenis baku mutu.
a. Baku mutu internal
Baku mutu internal merupakan investigasi asumsi
yang paling mudah diterapkan yaitu dengan
membandingkan operasi diantara fungsi fungsi dalam
Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional
DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
29
organisasi itu sendiri.Dengan melakukan baku mutu imternal
dapat diperoleh informasi yang lebih jelas,kritis dan objektif
tentang adanya kesenjangan penforma antar unit bisnis
atau bagian didalam perusahaan.
b. Baku mutu kompetitif
Baku mutu kompetatif merupakan tingkat yang lebih
lanjut dari baku mutu internal.Baku mutu kompetitir
berfungsi untuk memosisikan produk perusahaan terhadap
produk pesaing.Melalui baku mutu kompetitif akan diperoleh
informasi tentang penampil terbaik dari pesaing,di mana
informasi ini dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk
menciptakan produk yang lebih baik dari yang lebih baik.
c. Baku mutu fungsional
Merupakan jenis asumsi yang tidak harus membatasi
pada perbandimgan terhadap pesaing langsung.Baku mutu
fungsional dapat melakukan infestigasi pada perusahaan
perusahaan yang unggul dalam industry yang tidak
sejenis.
d. Baku mutu generic
Merupakan jenis asumsi dimana beberapa bisnis dan
proses adalah sama tanpa memedulikan ketidak serupaan
atau ketidak sejenisan di antara industry industry.
1.Perencanaan
Langkah awal dalam merencanakan baku mutu
adalah mengidentifikasi proses atau operasi yang
membutuhkan perbaikan.Langkah kedua mencari
perusahaan lain atau pesaing yang sukses dalam
melakukan operasi yang sama.Langkah
ketiga,menentukan metode pengamatan dan
pengukuran yang harus dilakukan,langkah ke empat

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
30
mengadakan negoisasi dengan mitra baku mutu untuk
mencapai kesepakatan penelitian baku mutu.
Pada umumnya,karakteristik perusahaan yang
unggul/terbaik dalam kelasnya yang akan menjadi mitra
baku mutu adalah sebagai berikut:
a. Fokus pada presepsi,perbaikan kualitas produktivitas
b. Kesadaran atas biaya
c. Memiliki hubungan yang dekat dengan para
pelanggannya
d. Memiliki hubungan yang dekat dengan para pemasok
e. Memanfaatkan teknologi mutakhir
f. Focus pada core bisinnes

Untuk menentukan kategori mana yang akan dipakai


perlu dilakukan riset.Dalam melakukan riset terdapat
empat kategori pendekatan atau cara yang bisa
digunakan.

1. Analisis
Setelah data terkumpul data kemudian diolah
dan dianalisis untuk mengatahui kinerja suatu
proses.Analisis berguna untuk menemukan
kesenjangan/perbandingan antara kedua pihak serta
menentukan perbaikan target kinerja yang ingin
dicapai.Apabila ternyata proses mitra baku mutu lebih
unggul,maka diadakan analisis kelayakan
implementasi dengan menghitung biaya serta
pengaruhnya terhadap proses proses lainnya yang
berkaitan

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
31
2. Integrasi
Apabila hasil analisis menunjukan bahwa
perubahan untuk menerapkan proses baru tersebut
layak dan mendapat dukungan setiap manajer,maka
disusun perencanaan implementasinya guna
mencegah timbulnya hambatan dan
gangguan,sehingga pelaksanaanya dapat berjalan
lancer dan berhasil.dalam penyusun
perencanaan,dapat ditargetkan kinerja proses yang
lebih unggul dari perusahaan mitra mutu.pelatihan
karyawan diperlukan untuk mengembangkan
keterampilan.
3. Implementasi
Implementasi baku mutu harus sesuai dengan
yang telah direncanakan dan sesuai dengan
prosedur baru yang membutuhkan waktu untuk bisa
menjadi kebiasaan.Setelah proses baru digunakan
dan brjalan lancer,biasanya kinerja perusahaan akan
meningkat dengan pesat dengan pelaksanaan
perbaikan yang berkesinambungan maka
perusahaan dapat mengungguli mitra baku
mutu.kesemuanya ini baru dapat tercapai dilakukan
kegiatan pemantauan dengan pengendalian proses
secara statistic untuk mengetahui kemajuan
perbaikan yang dilakukan.
4. Fase kematangan
Kematangan akan tercapai pada saat praktik
praktik industry digabungkan/disatukan dalam semua
proses usaha.

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu
sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang
memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut
diberikan. Pelayanan prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang
memuaskan pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan
persyaratan agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk
memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian
kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek
penting dan wajar dalam setiap transaksi.
Pengertian mutu pelayanan kesehatan bersifat multi-
dimensional yang berarti mutu dilihat dari sisi pemakai pelayanan
kesehatan dan penyelenggara pelayanan kesehatan
B. Saran
Adapun saran yang diharapkan oleh kelompok kami kepada
pembaca agar pembaca dapat mulai menerapkan manajemen
keperawatan di kehidupan sehari-hari. Mulai meningkatkan
manajemen mutu dan dapat menjaga kualitas mutu dengan sebaik
mungkin. Terutama manajemen mutu dalam pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada klien maupun pasien sehingga
dapat menjadi perawat yang professional.

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
33
Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional
DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
34
DAFTAR PUSTAKA

Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan


Profesional
DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan
Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan

Catatan : Kusnanto,S.Kep,M.Kes, Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional


DR.Ratna Sitorus,S.Kep,M.App.Sc, Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit
Nursalam, Manajemen Keperawatan
35

Anda mungkin juga menyukai