Anda di halaman 1dari 19

MEMBANGUN

GENERASI MUDA YANG MEMILIKI SEMANGAT


NASIONALISME DAN PATRIOTISME GUNA MEWUJUDKAN
CITA-CITA DAN TUJUAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA DENGAN PENDIDIKAN BERKARAKTER

Untuk memenuhi tugas PPKN

Dosen Pengampu : M. Yusuf Budianto, SH.MH

Disusun oleh :
Hidayatul Khasanah (181201217)
Rizal Agung Rifandhi (181201216)
Dimas Arya (181201215)
Semester : III

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS 45 SURABAYA
2019/2020

Page i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
rahmat-Nyalah penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Membangun
Generasi Muda yang Memiliki Semangat Nasionalisme Guna Mewujudkan Cita-cita
dan Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Pendidikan Berkarakter” ini.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan untuk
menyelesaikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya pada bab pertama.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dan penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan kita serta membangkitkan rasa Nasionalisme dan Patriotisme sebagai
warga negara Indonesia terutama generasi muda yang baik dalam menghadapi era globalisasi
saat ini. Terima kasih.

Surabaya, 25 November 2019

Page ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATAPENGANTAR………………………………………………………................ ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............………………………………......................... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………..………................ 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 2

BAB II PERMASALAHAN
A. Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda di
Indonesia…………………………………............................................. 3
B. Patriotisme di Indonesia……………………………………................. 4

BAB III PEMBAHASAN


1. Kajian Teoritis
a. Teori Nasionalisme……………………………………...…........... 5
b. Teori Patriotisme……………………………………….................. 7
2. Analisis Kasus
a. Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Terhadap Generasi Muda
Melalui Pendidikan Berkarakter di Indonesia
……………………………….......................................................... 8
b. Strategi Menguatkan Rasa Nasionalisme dan Patriotisme
Negara………………………………………………....................... 10
c. Pengaruh Globalisasi terhadap Nilai - Nilai Nasionalisme
Bangsa……………………………………………........................... 10
d. Nasionalisme Indonesia yang Kian Memudar………...................... 12
e. Manfaat Sikap Patriotisme dalam Pendidikan
Berkarakter………........................................................................... 13

BAB IV KESIMPULAN………………………………………………....…............. 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 15

Page
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sehubungan dengan globalisasi dan berkembangnya teknologi informasi telah


mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara (baik secara politik, ekonomi, maupun
sosial), masalah nasionalisme dan patriotisme tidak lagi dapat dilihat sebagai masalah
sederhana yang dapat dilihat dari satu perspektif saja. Dalam dunia yang oleh sebagian orang
disifatkan sebagai dunia yang semakin borderless, banyak pengamat yang mulai
mempertanyakan kembali pengertian negara beserta aspek-aspeknya. Masalah pembangunan
nasionalisme dan patriotisme di Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan yang berat,
maka perlu dimulai upaya-upaya untuk kembali mengangkat tema tentang pembangunan
nasionalisme dan patriotisme. Apalagi di sisi lain, pembahasan atau diskusi tentang
nasionalisme dan patriotisme di Indonesia justru kurang berkembang (atau mungkin memang
kurang dikembangkan).

Rasa nasionalisme di kalangan generasi muda pada saat ini hanya muncul bila ada
suatu faktor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayan Indonesia oleh
Malaysia beberapa waktu yang lalu. Namun seiring dengan hilangnya berita tersebut, rasa
nasionalisme para generasi muda pun kembali memudar.
Padahal, sudah jelas tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat tentang tujuan
dan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang berbunyi, “…melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan keteriban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social…”. Tapi bagaimana cara
kita untuk dapat mencapai tujuan tersebut apabila rasa nasionalisme di kalangan generasi
muda Indonesia semakin memudar?
Kondisi seperti ini sangat memprihatikan. Karena itulah, penulis termotivasi untuk
menyusun makalah ini, sebagai upaya menumbuhkan kembali wujud dari sikap Nasionalisme
dan Patrotisme dan mengapa hal ini menjadi sangat penting dalam mewujudkan Bangsa
Indonesia yang sedang mengalami krisis Nasionalisme dan Patriotisme khususnya di
kalangan remaja Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Strategi apa saja yang dapat dilakukan untuk menguatkan rasa Nasionalisme dan
Patriotisme di Era Globalisasi ?
2. Apa saja kajian teoritis Nasionalisme dan Patriotisme ?
3. Bagaimana menumbuhkan jiwa nasionalisme terhadap generasi muda melalui pendidikan
berkarakter ?
4. Apa pengaruh globalisasi terhadap nilai-nilai Indonesia ?
5. Apa manfaat sikap Patriotisme dalam Pendidikan ?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran
mengenai pengertian nasionalisme dan patriotisme, pendidikan karakter, pengaruh globalisasi
terhadap nilai-nilai Indonesia serta bagaimana menumbuhkan jiwa nasionalisme dan
patriotisme terhadap generasi muda di era Globalisasi melalui pendidikan berkarakter.
BAB II

PERMASALAHAN

1.  Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda di Indonesia


Generasi Muda. Sebuah istilah yang mengungkapkan harapan, semangat, dan mimpi.
Generasi muda adalah penerus bangsa, yakni mereka lah orang-orang yang akan menjadi
penentu cita-cita dan nasib bangsa. Generasi ini merupakan generasi yang disiapkan untuk
mencapai visi dan misi bangsa. Untuk mencapai hal tersebut, generasi muda harus memiliki
sikap nasionalisme dan patriotisme yang tinggi. Nasionalisme sangat penting terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara karena sebagai wujud pengabdian dan kecintaan terhadap
bangsa itu sendiri. Dengan demikian, generasi muda dapat menjaga keutuhan bangsa,
persatuan bangsa, dan dapat meningkatkan martabat serta citra positif bangsa dihadapan
negara-negara di dunia.

Indonesia saat ini memerlukan genre baru untuk mereinterpretasikan ide nasionalisme
yang secara fundamental telah dibangun oleh founding father seperti Soekarno. Soekarno kita
akui sebagai individu yang mampu membentuk nasionalisme Indonesia dengan membangun
satu sistem berantai melalui penyatuan kepentingan. Hal tersebut tentu sangat relevan jika
kita bandingkan dengan generasi muda saat ini. Lunturnya semangat nasionalisme dan
kepedulian generasi muda terhadap visi negara di masa yang akan datang menjadi tantangan
di era globalisasi pada jaman yang semakin maju ini. Hal ini dapat ditinjau dengan gaya
hidup westernisme yang menimbulkan sikap apatis, hedonisme, dan konsumtivme yang
tinggi yang begitu merekat dalam kehidupan keseharian para generasi muda.

Tantangan berikutnya adalah paham liberalis yang dianut oleh negara-negara barat
yang memberikan dampak terhadap kehidupan bangsa. Generasi muda meniru paham
liberalis, yang cenderung menimbulkan sifat individualis dan pragmatis, yang hanya
memikirkan dirinya sendiri tanpa memerhatikan keadaan di sekitarnya. Mereka pun juga
hanya berorientasi pada keuntungan diri sendiri dengan sikap acuh tak acuh mau itu dengan
cara yang baik atau buruk.
Mengenai masalah tersebut memang tidak mudah. Namun dengan keoptimisan dan
kesadaran akan semangat nasionalisme dan bertekad membangun bangsa, harapan akan
perubahan generasi muda masih ada. Dengan keyakinan dan tekad yang kuat sebagai modal
dasar dan berilmu sebagai pilar utama, maka tidak diragukan bahwa generasi muda masih
diunggulkan sebagai agen pengubah Indonesia ke arah yang lebih baik.
           

2. Patriotisme Generasi Muda Indonesia


Patriotisme berasal dari patria dan isme. Patria artinya tanah air dan isme adalah jiwa,
sehingga patriotisme dapat diartikan sebagai jiwa mencintai tanah air. Kamus Besar
Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa patriotisme adalah sikap seseorang yang bersedia
mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya; semangat cinta
tanah air; nasionalisme; dan amat diperlukan dalam pembangunan. Blank dan Schmith
mengungkapkan bahwa patriotisme berbicara mengenai cinta dan loyalitas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa patriotisme adalah rasa cinta pada tanah air yang ditampakan dengan cara
membela dan rela berkorban bagi bangsa serta negara.

             Bangsa Indonesia terkenal akan budayanya yang beraneka ragam dan memiliki
kekayaan yang melimpah ruah yang tidak dimiliki bangsa lain. Indonesia juga terkenal
dengan penduduknya yang ramah - ramah dan menerima pendapat serta perbedaan -
perbedaan di lingkungan Bangsa Indonesia. Indonesia telah mulai belajar menerima dan
memahami perbedaan sesungguhnya dengan lebih terbuka. Patriotisme konstruktif juga
membutuhkan keterlibatan politik dalam arti luas. Tidak berarti harus tergabung dalam politik
praktis, melainkan adanya aktivitas untuk mendapatkan informasi politik atau hal-hal yang
berkaitan dengan kelompoknya. Dengan lebih mengenal kelompoknya baik karakteristik
maupun permasalahannya, akan memudahkan seseorang untuk bisa lebih pedulli atau terlibat,
termasuk mengkritisi untuk menghasilkan perubahan positif.
BAB III
PEMBAHASAN
1. KAJIAN TEORITIS

a. Nasionalisme
Secara sederhana, nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu paham yang
menganggap kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus disertakan kepada Negara
kebangsaan (nation state) atau sebagai sikap mental dan tingkah laku individu maupun
masyarakat yang menunjukkan adanya loyalitas dan pengabdian yang tinggi terhadap
bangsa dan negaranya. Nasionalisme  dapat difenisikan dalam dua pengertian:
1. Nasionalisme dalam arti sempit (Nasionalistis) è perasaan kebangsaan atau cinta
terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan serta memandang rendah
bangsa lain. Hal ini sering disamakan dengan Jingoisme dan Chauvinisme seperti
yang dianut oleh bangsa Jerman pada masa pemerintahan Adolf  Hitler (1934-1945),
yaitu Deutscland Uber Alles in der Wetf (Jerman di atas segala-galanya di dunia).
2. Nasionalisme dalam arti luar è perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan
bangsanya, namun tanpa memandang rendah bangsa/ Negara lainnya. Dalam
mengadakan hubungan dengan bangsa lain selalu mengutamakan persatuan dan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsanya, serta menempatkan bangsa lain
sederajat dengan bangsanya. Nasionalisme dalam arti luas inilah yang diapakai oleh
bangsa Indonesia dalam memaknai nasionalisme.
           
            Beberapa suku atau ras dapat menjadi pembentuk sebuah bangsa dengan syarat ada
kehendak untuk bersatu yang diwujudkan dalam pembentukan pemerintahan yang ditaati
bersama. Kata bangsa mempunyai dua pengertian: pengertian antropologis-sosiologis dan
pengertian politis. Menurut pengertian antropologis-sosiologis, bangsa adalah suatu
masyarakat yang merupakan persekutuan-hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing
anggota masyarakat tersebut merasa satu kesatuan suku, bahasa, agama, sejarah, dan adat
istiadat. Pengertian ini memungkinkan adanya beberapa bangsa dalam sebuah negara dan
sebaliknya satu bangsa tersebar pada lebih dari satu negara.
           
            Dengan demikian, nasionalisme berarti menyatakan keunggulan suatu afinitas
kelompok yang didasarkan atas kesamaan bahasa, budaya, dan wilayah. Istilah nasionalis
dan nasional, yang berasal dari bahasa Latin yang berarti “lahir di”, kadangkala tumpang
tindih dengan istilah yang berasal dari bahasa Yunani, etnik. Namun istilah yang disebut
terakhir ini biasanya digunakan untuk menunjuk kepada kultur, bahasa, dan keturunan di
luar konteks politik (Riff, 1995: 193—194).
            
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada
amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta
keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya
menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional
sosialisme, pengasingan dan sebagainya. Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai
sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan
pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya
berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebahagian atau semua
elemen tersebut.
a. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme
dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya,
"kehendak rakyat"; "perwakilan politik".
b. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran
politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried
von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
c. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas)
adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik
secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut
semangat romantisme.
d. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna
kulit, ras dan sebagainya.
e. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu
digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga
diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.
f. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi
politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah
dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan.
b. Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata Patriot, yang artinya adalah pecinta dan pembela tanah
air. Sedangkan Patriotisme maksudnya adalah semangat cinta tanah air. Pengertian
Patriotisme adalah sikap untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang pejuang
sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air,
dimana ia rela mengorbankan segala-galanya termasuk jiwanya demi kemajuan,
kejayaan, dan kemakmuran tanah air. Mangunhardjana (1985:33) menyebutkan beberapa
ciri patriotisme yang sejati, yaitu:
1. Membuat kita mampu mencintai bangsa dan negara sendiri, tanpa menjadikannya
sebagai tujuan untuk dirinya sendiri melainkan menciptakannya menjadi suatu
bentuk solidaritas untuk mencapai kesejahteraan masing-masing dan bersama
seluruh warga bangsa dan 18 negara. Patriotisme sejati adalah solider secara
bertanggung jawab atas seluruh bangsa.
2. Berani melihat diri sendiri seperti apa adanya dengan segala plus-minusnya, unsur
positif negatifnya, dan menerimanya dengan lapang hati.
3. Memandang bangsa dalam perspektif historis, masa lampau masa kini, dan masa
depan. Patriotisme sejati adalah bermodalkan nilai-nilai dan budaya rohani bangsa,
berjuang dulu masa kini, menuju cita-cita yang ditetapkan.
4. Melihat, menerima, dan mengembangkan watak kepribadian bangsa sendiri.
Patriotisme sejati adalah rasa memiliki identitas diri.
5. Melihat bangsanya dalam konteks hidup dunia, mau terlibat didalamnya dan
bersedia belajar dari bangsa-bangsa lain.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Patriotisme
adalah sikap yang bersumber dari perasaan cinta pada tanah air sehingga menimbulkan
kerelaan berkorban untuk bangsa dan negaranya.
            Pada intinya, cara-cara perjuangan dan kebaktiannya itu ialah secara
revolusioner, secara dinamis, secara heroik dan patriotik, dan terutama secara jujur dan
ikhlas, dengan selalu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. ANALISIS KASUS

a. Menumbuhkan Rasa Nasionalisme Terhadap Generasi Muda Melalui Pendidikan


Berkarakter
Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi
tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai
bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam
kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Secara sosiologis dan psikologis, selain masyarakat luas, komunitas yang paling
mudah terkena pengaruh fenomena global itu adalah kalangan generasi muda, khususnya
para remaja, yang berada dalam fase kehidupan pancaroba yang labil dan fase pencarian
identitas diri. Fenomena ini sesungguhnya menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia.
Apakah globalisasi akan berakibat pada kemerosotan atau sebaliknya. Di sinilah letak
penting dan sentralnya peran dunia pendidikan dalam membawa para remaja khususnya
dan generasi muda pada umumnya untuk menuju ke arah perubahan sosial yang
sekaligus bermakna kemajuan sosial dan kemajuan bangsa. Dalam hal ini, pendidikan
menjadi penentu masa depan bangsa dan negara ke depan.
Seperti yang dikemukakan oleh Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yodhoyono
bahwa ada lima isu penting dalam dunia pendidikan. Salah satunya isu mengenai
hubungan pendidikan dengan pembentukan watak atau dikenal dengan pembangunan
karakter (character building). Presiden menyatakan bahwa kemajuan pendidikan tidak
boleh melupakan pembangunan karakter. Oleh karena itu, Presiden melalui Kementrian
Pendidikan Nasional (Kemendiknas) meluncurkan Program Pendidikan Karakter.
Penanaman jiwa nasionalisme perlu dilakukan disekolah, hal ini dikarenakan
bahwa sekolah merupakan tempat pendidikan dan pembentukan jiwa serta semangat bagi
generasi muda yang akan menentukan masa depan bangsa Indonesia di masa yang akan
datang.
Selain itu, sejumlah besar generasi muda penerus bangsa Indonesia masih berstatus
sebagai pelajar di sekolah sehingga apabila sekolah mampu memberikan pendidikan
nasionalisme penguatan karakter bangsa Indonesia maka akan selamatlah di masa yang
akan datang.
Penanaman jiwa nasionalisme serta penguatan karakter bangsa bagi seluruh
pelajar dan mahasiswa di Indonesia akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
dalam rangka mewujudkan NKRI yang kuat dan kokoh serta berkepribadian. Dalam
rangka membentuk dan menumbuhkan rasa nasionalisme serta karakter bangsa bagi
pelajar dan mahasiswa diperlukan suatu sarana yang dapat melengkapi penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Sajian informasi berupa materi yang menarik dan relevan dengan
semangat kemudahan pelajar dan mahasiswa, perlu dikembangkan dengan tepat.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menjelaskan bahwa
pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Yuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Tujuan tersebut merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang
harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan nasional
inilah yang menjadi landasan pengembangan karakter bangsa. Dimana, pendidikan
karakter bersifat terus menerus dan berkelanjutan (continuous) dimulai dari pendidikan
usia dini agar terinternalisasi dengan baik dalam diri anak didik.
Program konkret Kemendiknas dalam membangun karakter bangsa yakni
dengan menggalakkan program dan kegiatan pendidikan karakter pada seluruh satuan
dan kewarganegaraan, baik kurikuler maupun ekstra, merevitalisasi kembali kelompok
mata pelajaran kepribadian agar menjadi sumber progresif, dengan memberi dan
memperkuat value of character & value of orientation for the future, mengembangkan
program pendidikan karakter dan aneka ragam pelatihan yang tepat dan efektif.
Landasan dasar pendidikan karakter adalah nasionalisme dengan memberikan
orientasi nilai (value of orientation) bagi kemajuan peradaban bangsa dan negara ke
depan dengan mengintegrasikan semangat nasionalisme dengan kebutuhan kemajuan
bangsa di masa depan.
Sehingga dengan pendidikan karakter inilah terciptanya satu perubahan dari
sekadar good menjadi great yang dibutuhkan bagi kesuksesan membangun peradaban
bangsa di masa depan. Great character, great personality, and great achievement for the
future dapat dijabarkan secara konkrit. Sejatinya kepribadian dan citra diri bangsa
menjadi kekuatan etos, semangat etik dan moral yang diharapkan bagi kemajuan bangsa
ini di masa depan.
b. Strategi yang dapat dilakukan untuk menguatkan rasa      Nasionalisme dan
Patriotisme di Era Globalisasi.  
            Semangat nasionalisme dan patriotisme sangat diperlukan dalam pembangunan
bangsa agar setiap elemen bangsa bekerja dan berjuang keras mencapai jati diri dan
kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa yang bermartabat. Jati diri dan kepercayaan diri
sebagai sebuah bangsa ini merupakan modal yang kuat dalam menghadapi berbagai
tantangan dan hambatan di masa depan. Penguatan semangat nasionalisme dan
patriotisme dalam konteks globalisasi saat ini harus lebih dititikberatkan pada elemen-
elemen strategis dalam percaturan global. Oleh karena itu, strategi yang dapat dilakukan
antara lain:
1. Penguatan peran lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dalam ikut membangun
semangat nasionalisme dan patriotisme, terutama di kalangan generasi muda.
Sebagai contoh: Gerakan Pramuka. Generasi muda adalah elemen strategis di masa
depan. Mereka sepertinya menyadari bahwa dalam era globalisasi, generasi muda
dapat berperan sebagai subjek maupun objek.
2. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat  yang tinggal
di wilayah-wilayah yang dalam perspektif kepentingan nasional dinilai strategis
3. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang hidup di
daerah rawan pangan (miskin), rawan konflik, dan rawan bencana alam.
4. Peningkatan apresiasi terhadap anggota atau kelompok masyarakat yang berusaha
melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya bangsa. Demikian pula
dengan anggota atau kelompok masyarakat yang berhasil mencapai prestasi yang
membanggakan di dunia internasional.
Peningkatan peran Pemerintah dan masyarakat RI dalam ikut berperan aktif dalam
penyelesaian berbagai persoalan regional dan internasional, seperti: penyelesaian konflik,
kesehatan, lingkungan hidup, dan lain-lain

c. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai - Nilai Nasionalisme


Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara
termasuk Indonesia. Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan juga pengaruh
negatif. Pengaruh-pengaruh tersebut tidak secara langsung berpengaruh terhadap
nasionalisme. Namun secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap
bangsa menjadi berkurang atau bahkan hilang. Dampak positif adanya globalisasi adalah 
Adanya  globalisasimenyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula
irasional menjadi rasional; berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
membuat masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk
berpikir lebih maju; serta tingkat kehidupan yang lebih baik dan meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Sedangkan dampak negatif dari adanya globalisasi diantaranya :
Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat
membawa kemajuan dan kemakmuran; hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam
negeri karena banyaknya produk luar negeri; mayarakat lupa akan identitas diri sebagai
bangsa Indonesia karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat; sikap
individualistik yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga; serta
kesenjangan sosial.
Adapun langkah – langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi
terhadap nilai – nilai nasionalisme,antara lain :
1.Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misalnya mencintai produk
dalam negri.
2.Menanamkan dan mengamalkan nilai – nilai pancasila dengan sebaik – baiknya.
3.Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik – baiknya.
4.Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik ,ideologi,ekonomi,serta sosial
budaya bangsa.

d. Nasionalisme Indonesia yang Kian Memudar


             Apakah nasionalisme Indonesia pun akan segera berakhir? Pertanyaan ini
relevan untuk didiskusikan ketika kita akan merayakan hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober
1928, ketika para pemuda Indonesia bertekad untuk berbangsa satu, bertanah air satu dan
berbahasa satu, Indonesia. Penyebab memudarnya rasa Nasionalisme diantaranya :
 Faktor Internal
1. Pemerintahan pd zaman reformasi yg jauh dari harapan para anak, sehingga
membuat mrka kecewa pd kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus2 korupsi,
penggelapan uang Negara, & penyalahgunaan kekuasaan olh para pejabat Negara
membuat para pemuda enggan utk memerhatikan lagi pemerintahan.
2. Sikap keluarga & lingkungan sekitar yg tdk mencerminkan rasa nasionalisme &
patriotisme, sehingga para anak meniru sikap tersebut. Para anak merupakan peniru
yg baik terhadap lingkungan sekitarnya.
3. Demokratisasi yg melewati batas etika & sopan santun dan maraknya unjuk rasa,
telah menimbulkan frustasi di kalangan anak & hilangnya optimisme, sehingga yg
ada hanya sifat malas, egois & emosional.
4. Tertinggalnya Indonesia dgn Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan,
membuat para pemuda tdk bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
5. Timbulnya etnosentrisme yg menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku
lainnya, membuat anak lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada
persatuan bangsa.

 Faktor Eksternal
1. Cepatnya arus globalisasi yg berimbas pd moral pemuda. Mrka lebih memilih
kebudayaan negara lain, dibandingkan dgn kebudayaanya sendiri, sbg contohnya
para pemuda lbh memilih memakai pakaian minim yg mencerminkan budaya barat
dibandingkan memakai batik atau baju yg sopan yg mencerminkan budaya bangsa
Indonesia. Para pemuda kini dikuasai olh narkoba & minum2 keras, sehingga sgt
merusak martabat bangsa Indonesia
2. Paham liberalisme yg dianut olh Negara2 barat yg memberikan dampak pd
kehidupan bangsa. Anak cenderung meniru paham libelarisme, seperti sikap
individualisme yg hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan
sekitar & sikap acuh tak acuh pd pemerintahan.

            Nasionalisme Indonesia, yakni sebuah penegasan akan identitas diri versus


kolonialisme-imperialisme. Kesadaran sebagai bangsa yang adalah hasil konstruksi atau
bentukan mengandung kelemahan internal yang serius ketika kolonialisme dan
imperialisme tidak lagi menjadi sebuah ancaman. Karena itu, nasionalisme kita akan ikut
lenyap jika kita berhenti mengkonstruksi atau membentuknya—tanpa harus
menyebutnya sebagai sebuah nasionalisme baru.        
            Pertama, beberapa pengalaman kolektif seharusnya menjadi “roh baru”
pembangkit semangat nasionalisme Indonesia. Kedua, negara Indonesia sangat plural.
Identifikasi sebuah kelompok etnis atau agama pada identitas kolektif sebagai bangsa
hanya mungkin terjadi kalau negara mengakui, menerima, menghormati, dan menjamin
hak hidup mereka.
            Masyarakat akan merasa lebih aman dan diterima dalam kelompok etnis atau
agamanya ketika negara gagal menjamin kebebasan beragama—termasuk kebebasan
beribadah dan mendirikan rumah ibadah, persamaan di hadapan hukum, hak
mendapatkan pendidikan yang murah dan berkualitas, hak memperoleh pekerjaan dan
penghidupan yang layak, dan sebagainya.

            Nasionalisme bisa dipraktikkan dalam sebuah sistem pemerintahan sosialis,


komunis, ultranasionalis, etnis, atau liberal-demokratis. Masyarakat Indonesia yang
sangat plural ini akan menjadi ancaman serius bagi nasionalisme jika negara kebangsaan
yang kita bangun bersifat sosialis, ultranasionalis a la nazisme Jerman dan fasisme Italia,
atau komunis. Alasannya sederhana, hak individu akan kebebasan, otonomi dan
kesetaraan (equality) dalam masyarakat dirampas oleh negara dalam sistem
pemerintahan sosialis, komunis, dan ultranasionalis (Ian Adams, 1995: 82).
            Tantangan bagi nasionalisme Indonesia ke depan adalah bagaimana kita
mewujudkan sebuah negara kebangsaan yang bersifat liberal-demokratis di mana hak-
hak dasar setiap warga negara diakui, dihormati, dan dijamin, di mana hukum ditegakkan
secara pasti dan adil, di mana negara mewujudkan kesejahteraan umum, dan sebagainya.
Itulah alasan dasar tekad para pemuda 78 tahun yang lalu, yakni menjadi satu Indonesia
demi mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

e. Manfaat sikap Patriotisme dalam Pendidikan Berkarakter


            Kita tahu patriotisme merupakan wujud sikap cinta tanah air. Pendidikan yang
baik adalah pendidikan yang menyentuh aspek jiwa pada pelajar. Patriotisme membawa
kemajuan bangsa apalagi dalam bidang pendidikan. Sikap patriotisme, nasionalisme, dan
hidup mandiri merupakan hal yang sangat penting. Karena akan membawa kemakmuran
dan kemajuan suatu bangsa. Program ini harus ditanamkan pada anak sejak dini. Dengan
menanamkan sikap tersebut sejak dini generasi penerus kita mampu bertindak sesuai
dengan nuraninya dan mampu membangun bangsa tanpa tergantung pada bangsa lain.
            Mengingat pentingnya hal tersebut sehingga harus diajarkan pada anak sejak usia
dini. Sebab pendidikan yang diberikan pada anak sejak dini dapat memberikan dasar
pengetahuansecara spiritual, emosional, dan intelektual dalam mencapai potensi yang
optimal. Jika pendidikan sudah diberikan dengan tepat sesuai dengan bakat dan
lingkungan peserta maka lima atau sepuluh tahun ke depan negara kita akan memiliki
aset SDM yang berkualitas dan tangguh sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain dan
memiliki keunggulan.
BAB IV
KESIMPULAN

Nasionalisme dan Patriotisme merupakan landasan dasar pendidikan karakter dengan


memberikan orientasi nilai (value of orientation) bagi kemajuan peradaban bangsa dan negara
ke depan dengan mengintegrasikan semangat nasionalisme dan patriotisme dengan kebutuhan
kemajuan bangsa di masa depan. Sehingga dengan pendidikan karakter inilah terciptanya satu
perubahan dari sekadar good menjadi great yang dibutuhkan bagi kesuksesan membangun
peradaban bangsa di masa depan. Great character, great personality, and great achievement
for the future dapat dijabarkan secara konkrit. Sejatinya kepribadian dan citra diri bangsa
menjadi kekuatan etos, semangat etik dan moral yang diharapkan bagi kemajuan bangsa ini di
masa depan.
a. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam konteks globalisasi saat ini
harus lebih dititikberatkan pada elemen-elemen strategis dalam percaturan global.
b. Tantangan bagi nasionalisme Indonesia ke depan adalah bagaimana kita mewujudkan
sebuah negara kebangsaan yang bersifat liberal-demokratis di mana hak-hak dasar setiap
warga negara diakui, dihormati, dan dijamin, di mana hukum ditegakkan secara pasti dan
adil, di mana negara mewujudkan kesejahteraan umum, dan sebagainya.
c. Sikap patriotisme, nasionalisme, dan hidup mandiri merupakan hal yang sangat penting,
karena akan membawa kemakmuran dan kemajuan suatu bangsa.
d. Dengan pendidikan karakter selaras dengan Nasionalisme dan Patriotisme terciptanya
satu perubahan dari sekadar good menjadi great yang dibutuhkan bagi kesuksesan
membangun peradaban bangsa di masa depan. Great character, great personality, and
great achievement for the future dapat dijabarkan secara konkrit. Sejatinya kepribadian
dan citra diri bangsa menjadi kekuatan etos, semangat etik dan moral yang diharapkan
bagi kemajuan bangsa ini di masa depan.
e. Pendidikan yang diberikan pada anak sejak dini dapat menjadi dasar pengetahuan secara
spiritual, emosional, dan intelektual dalam mencapai potensi yang optimal. Pendidikan
harus diberikan dengan tepat sesuai dengan bakat dan lingkungan siswa,  maka lima atau
sepuluh tahun ke depan negara kita akan memiliki aset SDM yang berkualitas dan
tangguh sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain dan memiliki keunggulan. 
DAFTAR PUSTAKA

1. Uncategorized’s Blog Penyebab Hilangnya Rasa Nasionalisme


https://nasionalismeindonesia.wordpress.com/2011/11/14/penyebab-hilangnya-rasa-
nasionalisme/
2. MaraAmara Blog Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
https://maramarakamini.blogspot.com/2013/08/nasionalisme-di-kalangan-generasi-
muda.html
3. Fahd Reza Abdullah’s Blog. Landasan Teori Tentang Nasionalisme
4. Andhynielovers’s Blog Makalah Seminar " Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme
Terhadap Generasi Muda Melalui Pendidikan Karakter "
https://andhynielovers.blogspot.com/2012/10/makalah-seminar-menumbuhkan-jiwa.html
5. Febi’s Blog. Manfaat Sikap Patriotisme dalam Pendidikan
6. Sapta indarsih's blogs Nasionalisme Generasi Muda di Era Globalisasi
https://artikelpendidikanuntuksemua.blogspot.com/2013/09/nasionalisme-generasi-muda-
di-era.html
7.  Krsna@Yahoo.com. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan
Manusia di Negara Berkembang. 2005. Internet:Public Jurnal
8. Chiqqa Adelina’s Blog Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda Indonesia
https://www.kompasiana.com/chiqqaadelina/55ea88737893736f134fc66d/nasionalisme-di-
kalangan-generasi-muda-indonesia
9. Skolastika Devi’s Blog Patriotisme Masa Kini
https://www.kompasiana.com/skolastikadevi/5a085285fcf68151a7298df2/patriotisme-
masa-kini
10.  www.google.com

Anda mungkin juga menyukai