Dosen Pengampu :
Dr. Fetri Yeni J., M.Pd.
Winanda Amilia, S.Pd., M.Pd.T.
Puji syukur Allah SWT yang melimpahkan rahmat hingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini tepat waktu. Salawat dan ucapan salam yang tidak lupa pula kami kirimkan untuk
baginda besar yakni Nabi Muhammad SAW karena rahmat dan karunia dari ialah hingga pada
akhirnya Makalah yang telah kami susun ini yang berjudul “Landasan Pendidikan" dapat
terselesaikan dengan baik dan juga dalam waktu yang tepat .
Namun tak terlepas dari itu kami selaku penulis ingin mengungkapkan beribu terima
kasih untuk semua teman yang telah berkontribusi serta saling menolong untuk dapat
menyelesaikan makalah ini yang sudah mencurahkan pikirannya untuk menyusun makalah ini.
Makalah ini ditulis untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,
kami selaku penulis makalah sadar bahwasanya makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan baik dari segi materinya maupun yang lain jadi kami memohon kritik dan
saran yang membangun guna untuk untuk menyempurnakan makalah ini .
Penulis
ii
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Pendidikan
3
Menurut Dr. Eka Aprianti dalam mata kuliah landasan Pendidikan. Pendidikan
adalah segala pengalaman hidup (belajar) dalam berbagai lingkungan yang
berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi pertumbuhan atau
perkembangan individu. Yang bertujuan Untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
Berakhlak Mulia; Sehat; Berilmu; Cakap; Kreatif; Mandiri ; dan menjadi warga negara
yan demokratis serta bertanggungjawab
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus dari
generasi ke generasi. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan
diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup sosial budaya setiap masyarakat.
Pemahaman tentang landasan pendidikan sangat penting untuk digunakan dalam
mengambil keputusan dan tindakan yang tepat dalam pendididkan. Hal ini penting
karena hasil pendidikan tidak segera nampak sehingga setiap keputusan dan tindakan
yang dilakukan dalam pendidikan harus diuji kebenarannya
Landasan pendidikan pada hakikatnya dasar atau tumpuan untuk memberikan
pengalaman hidup secara terus menerus dari generasi ke generasi dari upaya
memanusiakan manusia dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; Berakhlak Mulia;
Sehat; Berilmu; Cakap; Kreatif; Mandiri ; dan menjadi warga negara yan demokratis
serta bertanggungjawab.
Landasan pendidikan berfungsi sebagai: 1) untuk dasar utama yang sangat kuat
dan berkeadilan untuk pendidikan seperti halnya yang menjadi landasan hukum
pendidikan. 2) Sebagai titik ukur kualitas pendidikan yang dimiliki suatu negara sesuai
dengan tujuan dan kebutuhannya. 3) Sebagai perlindungan terhadap fungsi Pendidikan
agar sesuai pakem dan tidak disalahgunakan. 4) Sebagai pijakan atau tolak ukur
Pendidikan dalam melakukan praktik Pendidikan.
Tujuan dari landasan Pendidikan itu sendiri adalah sebagai berikut: 1)
Pendidikan menjadi hak seluruh manusia tanpa syarat. 2) Pemerataan Pendidikan baik
dari segi kualitas maupun kuantitas bagi seluruh manusia. 3) Terjaganya hak
Pendidikan seluruh kalangan tanpa terkecuali. 4) Pendidikan bertujuan memajukan dan
membantu manusia untuk terhindar dari hal negatif.
4
B. Landasan Pendidikan Religius
Landasan sosiologis adalah di mana suatu proses interaksi antar dua individu,
bahkan dua generasi dan memungkinkan mendelegasikan sosiologi antara lain:
1. Signifikansi pendidikan dengan perspektif masyarakat lain, yang mempelajari:
a) Tanggung jawab pendidikan dan kebudayaan
b) Hubungan sistem Pendidikan dan proses yudiksi sosial dengan kekuasaan lain
5
c) Tanggung jawab pendidikan dalam mengupayakan dan memajukan proses sosial dan
perubahan kebudayaan
d) Hubungan antar jenjang sosial
e) Menjadi tanggung jawab pendidikan formal dan nonformal meliputi yang
berhubungan dengan ras, kebudayaan dan kelompok masyarakat lainnya.
2. Asosiasi rakyat Indonesia sebagai dasar sosiologi dalam sistem Pendidikan nasional
(sisdiknas). Masyarakat menjadi satu perkumpulan manusia memiliki berbagai ciri
utama antara lain:
a) Adanya komunikasi antar warga masyarakat
b) Pola prilaku aturan hukum, adat istiadat dan norma yang berlaku
c) Adanya rasa julukan yang membelenggu warga masyarakat.
Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Sebab sebagian terbesar dari kegiatan manusia dilakukan secara
kelompok. Pekerjaan di rumah, di kantor, di perusahaan, di perkebunan, di bengkel,
dan sebagainya, hampir semuanya dikerjakan oleh lebih dari seorang. Ini berarti unsur
6
sosial ada pada kegiatan-kegiatan itu. Selanjutnya tentang apa yang dikerjakan dan cara
mengerjakannya serta bentuk yang diinginkan adalah merupakan unsur dari suatu
budaya. Membenahi kebun di rumah misalnya, dikerjakan oleh pembantu di bawah
arahan ibu rumah tangga, adalah bertujuan agar kebun itu bersih dan indah. Ini
merupakan suatu budaya. Alat untuk bekerja dan cara mengerjakan dengan baik juga
merupakan suatu budaya.
Sosial mengacu kepada hubungan antarindividu, antarmasyarakat, dan individu
dengan masyarakat. Unsur sosial ini merupakan aspek individu secara alami, artinya
aspek itu telah ada sejak manusia dilahirkan. Di samping tugas pendidikan
mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat berperan dalam membantu anak
itu dalam upaya mengembangkan dirinya. Maka segi sosial ini perlu di perhatikan
dalam proses pendidikan.
Sama halnya dengan sosial, aspek budaya inipun sangat berperan dalam proses
pendidikan. Malah dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsur
budaya. Materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar mereka adalah
budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka dan bentuk-bentuk yang dikerjakan juga
budaya. Dengan demikian budaya tidak pernah lepas dari proses pendidikan itu sendiri.
Kultur dalam pendidikan terdapat keterkaitan dan timbal balik, jadi kultur
budaya dapat dilestarikan/ menumbuhkan rasa cinta tanah air dengan cara memberikan/
mentransfer kebudayaan dari turunan ke penerus bangsa dengan tujuan pendidikan,
baik secara formal maupun non formal.Dasar kultur berupa sebuah peradaban untuk
pemikiran dan karya manusia beserta hasil karyanya, sehingga semua itu akan selalu
berkaitan dengan pendidikan terdahulu sampai dengan sekarang, serta belajar mengajar
akan berarti luas agar dapat terwujud yaitu:
1. Pemikiran seperti konsep, gagasan, nilai, dan lain-lain.
2. Pelaksanaan yang tersruktur dari pemikiran manusia di kalangan masyarakat, serta
3. Berupa hasil nyata bentuk berupa benda hasil karya seni anak bangsa. Dalam UUD
Sisdiknas menjelaskan, yaitu suatu pendidikan bertumpu pada kebudayaan bangsa
Indonesia sendiri, di mana kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam dan kaya
akan kebudayaannya semakin kokoh. Jadi kebudayaan Nasional sudah seharusnya
dipandang sebagai dasar perkembangannya lebih fleksibel, sehingga semakin kuatnya
kesatuan bangsa di suatu negara akan sesuai dengan asas Bineka Tunggal Ika.
7
F. Landasan Pendidikan Hukum
9
Pandangan filosofis berkenaan dengan suatu hal yang tertera dalam pendidikan,
mungkin dapat berpikiran bebas serta membuka pola pikir sampai seluas-luasnya.
(Stamidiya dan Diana, 2018) Filsafat sebagai pemikiran distingtif yang formal, berupa
akal, epistemology (tentang benar dan salah), prilaku (tentang baik dan buruk), estika
(keindahan), serta sosial dan sistem ketatanegaraan (filsafat pemerintah).
Apresiasi yang dilaksanakan oleh berbagai agen filsafat seperti (logika,
epistemology, prilaku, dan keindahan, metafisika dan lain-lain) biasanya lebih dominan
dampaknya pada dunia pendidikan, karena pada dasarnya kaidah-kaidah dan
kebenaran-kebenaran hasil pemikiran tersebut pada umumnya diterapkan dalam bidang
pendidikan. Filsafat berperan penting dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan
dengan hasil kajian antara lain tentang: keberadaan dan kedudukan manusia sebagai
makhluk di dunia ini.
3). Masyarakat dan Kebudayaan dependensi manusia sebagai makhluk hidup yang akan
berhadapan dengan berbagai tantangan, sehinggan sangat perlunya pemikiran yang
mendalam terhadap pekerjaan pendidikan, terutama filsafat pendidikan. Reaksi-reaksi
tijauan dalam filsafat tersebut, yang pertama berupa tentang rancangan pemikiran
masyarakat dunia, begitu besar impresinya terhadap Pendidikan.
Berikut aliran filsafat yaitu: (a) Naturalisme (b) Idealisme (c) Pragmatisme (d)
Esensialisme (e) Perenialisme (f) Pragmatisme dan Progresivisme (g)
Rekontruksionisme.
10
I. Landasan Pendidikan IPTEK
Psikologi atau ilmu yang mempelajari jiwa manusia, Jiwa manusia berkembang
sejajar dengan pertumbuhan jasmani. Dalam perkembangan jiwa dan jasmani inilah
seyogianya anak-anak belajar, sebab pada masa ini mereka peka untuk belajar, punya
waktu untuk belajar, belum berumah tangga, bekerja, dan bertanggung jawab terhadap
kehidupan keluarga. Masa bertingkat-tingkat ini sejalan dengan fase-fase
perkembangan mereka. Psikologi Perkembangan.
Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan
ini yang dimaksud adalah:
1. Pendekatan pentahapan. Dengan maksud perkembangan individu berjalan
melalui tahapan-tahapan tertentu.
2. Pendekatan diferensial. Dengan maksud pendekatan ini memandang
individu-individu itu memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-
perbedaan.
3. Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik setiap
individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual. Dari pendekatan
ini, yang paling banyak dilaksanakan adalah pendekatan
pentahapan.Pendekatan pentahapan ada dua macam yaitu yang bersifat
menyeluruh dan yang bersifat khusus.
Pendidikan tidak terlepas dengan spiritual seseorang, yang melandasi dasar
psikologis berupa suatu bagian terpenting di pendidikan. Pada dasarnya landasan
psikologis merupakan bentuk dari pemahaman setiap orang, lebih spesifik kepada
proses perkembangan serta saat kegiatan belajar mengajar. Landasan psikologis yakni
berupa pola pikir peserta didik terutama yang bertautan dengan perspektif kejiwaan,
yang menjadi faktor kesuksesan dalam Pendidikan. Psikologi memberikan informasi/
11
kebutuhan dalam kehidupan pribadi manusia pada gejala-gejala yang berkaitan dengan
segi kepribadian.
A.Maslow mengatakan tingkatan kebutuhan manusia menjadi enam katagori
meliputi:
1) keperluan akan fisiologis: keperluan dalam bertahan hidup seperti keperluan untuk;
(makan, tidur, istirahat dan lain-lain).
2) keperluan rasa aman: seperti menginginkan terus menerus membutuhkan rasa aman
dan bebas dari kekhawatiran.
3) keperluan akan rasa cinta dan pengakuan: berupa kebutuhan kasih sayang dalam
lingkaran.
4) keperluan akan akulturasi diri: Kebutuhan akan kelebihan yang dimiliki. e) keperluan
akan untuk memahami: keperluan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu teknologi.
Runutan peserta didik menjadikan dasar sikologis seseorang yang berkelanjutan dari di
dalam kandungan sampai dengan berakhirnya kehidupan, sebagai perubahan yang
berjalan maju atau berjalan mundur. Dalam hal tertentu tumbuh kembang seseorang
sejatinya berupa perkembangan kepribadian, supaya dapat mewujudkan kepribadian
yang mantap dan mandiri.
12
1. Implementasi Landasan Pendidikan Religius
Dasar religius adalah hal yang paling dasar dari landasan pendidikan, asal mula
landasan agama atau keyakinan yang dimiliki setiap pendidik dan pesertadidik
adalah landasa yang berasal dari Allah swt. dzat yang maha kuasa yang mengatur
segala yang ada di bumi dan dilangit. Bahkan setiap pendidikan formal, nonformal
bahkan nasional sekalipun mengharuskan setiap peserta didik mengikuti kegiatan
keagamaan sesuai dengan kepercayaan masing-masing dan saling toleransi atar
agamanya. Karena dalam sistem pendidikan, agama sangat dibutuhkan pada semua
manusia agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang buruk mengingat zaman yang
semakin maju.
Keyakinan dalam beragama merupakan hak semua pendidik dan peserta didik,
tidak hanya negara atau organisasi keagamaan. Implementasinya dalam pendidikan
yaitu pada kegiatan di instansi seperti; Memberikan pembelajaran pendidikan
agama, baik agama islam, Kristen, prostestan hindu, budha, konghucu, dll, agar
terwujudnya akhlakul karimah, berkarakter, sikap religius pada setiap pesertadidik.
Dan Kegiatan sedekah, infak dan zakat mal dan zakat fitrah bagi yang beragama
islam agar dapat mendidik peserta didiknya untuk berbagi dengan sesama atas dasar
Al-Qur'an dan Sunah.
14
a. Ekspansi kurikulum sudah seharusnya bisa bertambah dan berkembang
berkualiatas kemampuan menyerap peserta didik untuk lebih meningkatkan dan
mempelajari teknologi yang semakin berkembang hingga bersamaan dengan
berkembangnya zaman dan karakteristik makhluk social di Indonesia.
b. Pengembangan kurikulum seharusnya berfokus pada tingkat kepahaman berpikir
peserta didik guna memahami dan memperbaharui produk teknologi yang dapat
dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia yuang pas dengan perkembangan IPTEk itu
sendiri.
c. Perkembangan IPTEK berpengaruh kepada pengembangan kurikulum
pendidikan yang didalamnya berisikan pengembangan pengajaran dan materi
pendidikan, dalam penggunaan strategi, metode, model, taktik dan media
pembelajaran, serta penggunaan berbagai sistem evaluasi disekolah baik formal
ataupun non formal. Seiring sejalan diharapkan dunia pendidikan untuk dapat
memberikan kepada semua peserta didik agar memiliki kemampuan agar dapat
memecahkan permasalahan yang nantinya akan dihadapi berebagai pengaruh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
pendidikan.
15
Implementasi nya yaitu pada saat pendidik melakukan konseling agar dapat
membantu menyelesaikan berbagai masalah-masalah peserta didik. Kebijakan dan
aturan untuk mengumumkan prestasi peserta didik di suatu instansi sekolah sesudah
ujian kenaikan kelas atau prestasi lainnya, sebagai pujian pemberian apresisasi
kepada peserta didik berprestasi dan juga dapat memotivasi pada peserta didik
lainnya. Dan pemberian beasiswa kepada pesetra didik yang memiliki prestasi
gemilang.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah sesuatu hal yang sangat bermakna apabila disandingkan
dengan kekayaan yang melimpah ruah. Penghasilan yang besar jika tanpa ilmu dasar
pengetahuan dan pengelolaan pemakaian akan terbuang sia-sia. Kemudian bagaimana
ilmu pengetahuan dan kemampuan akan didapatkan yaitu, melalui proses dari kegiatan
yang berasal dari pendidikan. Landasan pendidikan berfungsi sebagai: 1) untuk dasar
utama yang sangat kuat dan berkeadilan untuk pendidikan seperti halnya yang menjadi
landasan hukum pendidikan, 2) Sebagai titik ukur kualitas pendidikan yang dimiliki
suatu negara sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya, 3) Sebagai perlindungan terhadap
fungsi Pendidikan agar sesuai pakem dan tidak disalahgunakan, 4) Sebagai pijakan atau
tolak ukur Pendidikan dalam melakukan praktik Pendidikan.
Sedangkan tujuan dari landasan Pendidikan itu sendiri adalah sebagai berikut:
1) Pendidikan menjadi hak seluruh manusia tanpa syarat, 2) Pemerataan Pendidikan
baik dari segi kualitas maupun kuantitas bagi seluruh manusia, 3) Terjaganya hak
Pendidikan seluruh kalangan tanpa terkecuali, 4) Pendidikan bertujuan memajukan dan
membantu manusia untuk terhindar dari hal negatif.
B. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa setela dipelajarinya landasan pendidikan ini
dapat membantu mahasiswa untuk menjalankan atau menempuh pendidikan
sebagaimana mestinya. Dan semoga pendidikan Indonesia dapat diselenggarakan
sesuia landasan pendidikan agar masyarakat mendapatkan pendidikan yang berkualitas
dan keadilan dalam mendapatkan pendidikan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu dan Tri Prasetyo Joko. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Balai
Pustaka Setia.
Aprianto, I., Astuti, A., Nuraini, & Nasution, F. (2022). Landasan Pendidikan. Klaten:
Lakeisha.
Ariani, R. (2019). Analisis Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pendidikan
dalam Pengembangan Multimedia Interaktif. Jurnal Penelitian Pembelajaran
Fisika, Vol.5, No.2, Hal.155–162.
Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hasan, M. (2021). Landasan Pendidikan. Surakarta: CV. Tahta Media Group
Hurhuda, M. P. dan Novri Gazali, M. P. (2022) LANDASAN PENDIDIKAN.
Ahlimedia Book.
Jalaludin. (2004). Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Pres.
Kurniawan, Andri, dkk. 2022. Dasar dasar ilmu pendidikan. Padang: : PT GLOBAL
EKSEKUTIF TEKNOLOGI
Maunah, Binti. (2009). Landasan pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Pidarta, Made. (2007). Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahmat, P. S. (2021). Landasan Pendidikan. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.
Saputra, D. N. et al. (2021) Landasan Pendidikan. Diedit oleh Moh Suardi. Media Sains
Indonesia.
Stamidiya, A. dan Diana, N. U. R. (2018) “Implikasi LandasanLandasan Pendidikan
the Implication,” 1(1), hal. 1–15.
Suardi, M., Ariprabowo, T., & Syofrianisda. (2017). Dasar-dasar pendidikan.
Yogyakarta: Parama Ilmu.
Suhartono, Suparlan. (2008). Wawasan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Uno, H. B. (2022) Landasan Pendidikan. Bumi Aksara.
Yatimah, D. (2017). Landasan pendidikan. Jakarta: Alumgadan Mandir.
18