Anda di halaman 1dari 66

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN

PANDANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TERHADAP


MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengampu :
Riana Nurhayati, S.Pd. M.Pd.

Disusun Oleh :
Frisca Dyan Areza (19401244006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020

i
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpah dan
karunianya kepada kita semua, sehingga makalah ini dapat tersusun tepat pada waktunya.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Ibu Riana
Nurhayati, S.Pd. M.Pd. sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pangetahuan bagi para
pembaca. Makalah ini juga tidak akan luput dari adanya salah dan kekurangan, sehingga kami
juga mengharapkan adanya kritik dan saran agar kedepannya kami dapat Menyusun makalah
yang lebih baik lagi.

Yogyakarta, 27 Mei 2020

Penyusun

ii
Daftar Isi

Judul............................................................................................................................................ i

Kata Pengantar............................................................................................................................ ii

Daftar Isi..................................................................................................................................... iii

BAB II PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
C. Tujuan Observasi....................................................................................................... 4
D. Manfaat Observasi..................................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka........................................................................................................... 5
1. Pendidikan............................................................................................................. 5
2. Pendidikan Pancasila............................................................................................. 6
3. Pendidikan Kewarganegaraan............................................................................... 8
4. Mahasiswa............................................................................................................. 9
5. Pandangan atau Persepsi........................................................................................10

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.......................................................................................................... 11
B. Subjek Penelitian........................................................................................................ 11
C. Teknik Pengumpulan Data......................................................................................... 11
D. Teknik Analisis Data................................................................................................. 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Bagaimana pandangan mahasiswa UNY mengenai mata kuliah Pendidikan


Pnacasila dan Kewarganegaraan..................................................................................... 13

iii
1. Pandangan Mahasiswa UNY terhadap Mata Kuliah dan Proses Perkuliahan pada
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan................................... 14
2. Pandangan Mahasiswa UNY mengenai kesesuaian nilai-nilai dan materi
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan Program Studi
Mahasiswa............................................................................................................. 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................................................................ 36
1. Pandangan Mahasiswa UNY terhadap Mata Kuliah dan Proses Perkuliahan
pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.......................... 36
2. Pandangan Mahasiswa UNY mengenai kesesuaian nilai-nilai dan materi
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan Program
Studi Mahasiswa.................................................................................................... 38
A. Saran.......................................................................................................................... 38
1. Kepada Mahasiswa............................................................................................... 38
2. Kepada Pengajar................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 41
LAMPIRAN............................................................................................................................... 43

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia memiliki sumber daya manusia yang meimpah. Sebagai negara
yang memiliki jutaan penduduk, sejatinya hal ini merupakan suatu keunggulan bagi bangsa
Indonesia. Namun, adanya sumber daya manusia yang melimpah juga harus di dukung
dengan adanya peningkatan kualitas dari sumber daya manusia tersebut. Hal ini di karenakan
peningkatan kualitas sebuah bangsa juga di dukung oleh adanya peningkatan kualitas dari
sumber daya manusia yang ada pada wilayah tersebut. Ada banyak hal yang dapat di lakukan
sebagai wadah bagi peningkatan kualitas dari sumber daya manusia tersebut, salah satunya
adalah melalui Pendidikan. Dengan adanya Pendidikan, sumber daya manusia dapat
disiapkan untuk menjadi seorang yang berkompeten, berintelektual, berkarakter dan berbudi
pekerti luhur.

Dalam Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha


sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan
yang di miliki masyarakat. Pendidikan juga dapat di artikan sebagai tuntutan di dalam
tumbuhnya anak-anak, Pendidikan dapat menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak anak agar mereka dapat menjadi seorang manusia dan anggota masyarakat yang
mencapai keselamatan dan kebangaan setinggi-tingginya (Ki Hajar Dewantara).

Pendidikan merupakan suatu hal yang dapat di gunakan sebagai landasan bagi
perkembangan anak untuk mencapai suatu titik kedewasaan. Di negara Indonesia sendiri,
sudah di berikan wajib belajar 12 tahun yang di mulai sejak jenjang Pendidikan SD, SMP
hingga SMA. Di dalam Pendidikan juga dapat di gunakan sebagai sarana untuk peningkatan
rasa cinta tanah air bagi seorang anak. Sehingga terciptalah mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan atau biasa di kenal dengan nama PPKn. Mata pelajaran
PPKn ini merupakan mata pelajaran wajib dari jenjang SD hingga SMA. Namun, jenjang
perguruan tinggi pun tak luput dari adanya mata kuliah Pendidikan Pancasila dan

1
kewarganegaraan. Setiap universitas maupun fakultas memiliki ketentuan masing masing
dalam pemberian mata kuliah ini. Ada yang mengabungkannya menjadi satu di dalam mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, namun adapula yang dibagi menjadi dua
mata kuliah yaitu mata kuliah Pendidikan Pancasila dan mata kuliah Pendidikan
kewarganegaraan.

Adanya mata kuliah ini di harapkan dapat menjadi landasan dan pematangan ideologi
bagi para mahasiswa. Para mahasiswa di tuntut untuk lebih paham kembali mengenai
Pancasila dan kewarganegaraan Indonesia pada mata kuliah ini. Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila memberikan pedoman kepada setiap insan untuk mengkaji, meganalisis dan
memecahkan masalah serta berbagai macam persoalan mengenai pembangunan bangsa dan
negara dalam prespektif dasar nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dan dasar Negara
Republik Indonesia. Pendidikan Pancasila merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suatu suasana belajar dan prose pembelajaran agar mahasiswa dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian dan keahlian
sesuai dengan program study yang di tekuninya masing-masing. Sedangkan Pendidikan
kewarganegaraan merupakan suatu mata kuliah dimana mahasiswa di tuntut untuk dapat
mengetahui, memahami dan menanamkan nilai-nilai wawasan nusantara, wawasan
kebangsaan, ketata negaraan dan nilai nilai nasionalisme serta patriotism di dalam diri setiap
mahasiswa. Melalui Pendidikan kewarganegaraan ini di harapkan akan memunculkan suatu
mahasiswa yang memiliki ideologi Pancasila yang kuat dan dengan rasa nasionaisme serta
cinta tanah air yang tinggi.

Terdapat beberapa landasan mengenai di berikannya matakuliah Pendidikan Pancasila


dan kewarganegaraan di perguruan tinggi, yaitu landasan hukum dan landasan ideal. Untuk
landasan hukum sendiri, berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah di
tetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Bahasa dan Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian yang wajib di berikan dalam
kurikulum setiap program studi atau kelompok program studi. Kemudian terdapat pula di
dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

2
Republik Indonesia NO. 43/DIKTI/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelopok Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Kemudian, mengenai landasan ideal adanya mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan di dalam perguruan tinggi adalah Pancasila sebagai suatu pandangan dan
system filsafat dimana Pancasila dapat menjiwai seluruh konsep mengenai ajaran Pendidikan
kearganegaraan dan juga dapat menjiwai konsep mengenai ketatanegaraan di Indonesia.
Didalam sistematikanya hal ini di bedakan menjadi tiga hal, yaitu Pancasila sebagai
pandangan hidup, Pancasila sebagai ideologi negara dan Pancasila sebagai dasar negara.
Ketiga hal ini merupakan suatu hal yang berbeda namun tidak dapat di pisahkan antara yang
satu dengan yang lain.

Melalui adanya dua landasan mengenai di wajibkannya Pendidikan Pancasila dan


Pendidikan kewarganegaraan terebut di setiap program study di perguruan tinggi, maka
seluruh program study yang ada di setiap perguruan tinggi wajib memberikan Pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan pada setiap kurikulum pembelajarannya. Kewajiban
pemberian mata kuliah ini berlaku bagi seluruh proram study baik program study SAINTEK
maupun SOSHUM. Program Study SAINTEK atau IPA merupakan jurusan yang
mempelajari atau terkait dengan bidang ilmu MIPA, Teknik/Teknologi, pertanian, Kesehatan
dan sebagainya. Sedangkan Program Study SOSHUM merupakan jurusan yang mempelajari
atau terkait dengan bidang ilmu sosial, ekonomi, bisnis, manajemen, Bahasa dan sastra serta
seni.

Di Universitas Negeri Yogyakarta sendiri terdapat 7 Fakultas yaitu Fakultas Ilmu


Pendidikan (FIP), Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS),
Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Fakultas Ekonomi (FE) dan
Fakultas Teknik (FT), dengan 35 Program Study Soshum dan 25 Program Study SAINTEK.
Di wajibkannya adanya mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan ini mungkin
tidak menjadi suatu masalah besar bagi Sebagian mahasiswa pada program study SOSHUM.
Namun bagi mahasiswa pada program study SAINTEK dimana di dalam setiap SKS yang
mereka pelajari merupakan hal-hal yang berbau dengan jurusan IPA, mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan mungkin dapat menjadi suatu kendala,

3
Oleh karena itu, di dalam penelitian ini saya membuat suatu penelitian mengenai
pandangan mahasiswa UNY terhadap mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan dimana dari penelitian ini dapat di ketahui bagaimana pandangan
mahasiswa baik dari program study Saintek maupun Soshum mengenai mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Apakah mereka dapat dengan mudah menerima
pembelajaran pada mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan serta apakah
terdapat kesulitan bagi mereka dalam memahami materi yang ada di dalam mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Sehingga melalui penelitian ini di harapkan
akan diketahui megenai pandangan mahasiswa uny mengenai mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan sehingga dapat di gunakan sebagai alternative bagi pengajar
ataupun dosen mengenai cara-cara efektif yang dapat di gunakan untuk memberikan
perkuliahan Pendidikan kewarganegaraan dan hukum sehingga materi perkuliahan dapat di
terima dengan baik dan mudah bagi mahasiswa di uny baik dari program study saintek
maupun soshum.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan mahasiswa uny mengenai mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan?

C. Tujuan Observasi
1. Untuk mengetahui pandangan mahasiswa uny mengenai mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan

D. Manfaat Observasi
1. Secara teoritis dapat menambah wawasan dan ilmu seputar pandangan mahasiswa
uny terhadap mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan

2. Secara praktis dapat memberikan pemaparan mengenai pandangan mahasiswa


uny terhadap mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan dan dapat
menjadi referensi bagi pengajar maupun dosen untuk memberikan metode

4
maupun cara-cara pemberian mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan agar dapat lebih efektif di terima mahasiswa.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk membina dan mengembangkan
kepribadian manusia baik dibagian rohami maupun jasmani. Beberapa ahli
mengartikan Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku
dari seseorang maupun sekelompok orang dalam mendewasakan melalui
pengajaran dan Latihan. Melalui Pendidikan akan muncul suatu pendewasaan
karena Pendidikan memberikan suatu dampak yang sangat positif bagi kita. Di
Indonesia sendiri, secara formal Pendidikan di laksanakan sejak usia dini melalui
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga ke jenjang Perguruan Tinggi. Di
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan di artikan sebagai suatu
usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang di perlukan oleh
dirinya, masyarakat dan negara.
Pendidikan juga dapat di maksudkan sebagai suatu usaha yang dengan
sengaja di pilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan
meningktkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlaq sehingga secara perlahan bisa
mengantarkan anak kepada tujuan dann cita-citanya yang paling tinggi. Hal ini
dilakukan agar anak tersebut dapat memperoleh kehidupan yang Bahagia dan apa
yang di lakukannya dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri,

5
masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Selain itu Pendidikan juga dapat di
artikan sebagai suatu upaya yang di gunakan untuk menolong anak untuk dapat
melakukan tugas hidupnya secara mandiri dan dapat bertanggung jawab dan
Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam membimbing manusia yang
belum dewasa menuju kedewasaan (Prof. Mahmud Yunus dan Martinus Jan
Langeveld).
Menurut H. Home, Pendidikan merupakan suatu proses yang terus
menerus atau abadi dari suatu penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk
manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dari sadar
kepada tuhan, terwujud di dalam alam sekitar intelektual, emosional dan
kemanusiaan dari manusia. Setiap negara maju tidak akan pernah terlepas dari
dunia Pendidikan yang baik. Karena semakin tinggi kualitas Pendidikan yang ada
di dalam suatu negara menunjukan semakin tinggi pula kualitas sumber daya
manusia yang di miliki oleh negara tersebut.
Sedangkan menurut Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara
mengemukakan bahwa Pendidikan adalah suatu tuntutan didalam hidup dan
tumbuhnya anak anak, maksud dari Pendidikan yaitu menuntut segala kodrat yang
ada pada anak-anak tersebut agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan.
Pendidikan merupakan suatu factor yang penting bagi masyarakat, maju
maupun mundurnya kualitas sumber daya manusia yang ada di dalam suatu
negara sangat bergantung kepada kemajuan system Pendidikan yang ada di dalam
negara tersebut. Pendidikan akan sangat bermanfaat bagi generasi muda. Dengan
adanya Pendidikan yang baik, akan tercipta pula bibit-bibit generasi muda yang
unggul dan pasti hal ini akan membawa dampak positif bagi negarannya.

2. Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila merupakan salah satu cara penanaman pribadi dan


pembentukan moral yang baik serta penanaman wawasan yang luas dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan nilai nilai dalam ideologi

6
Pancasila kepada peserta didik. Pendidikan Pancasila perlu di berikan kepada
peserta didik mulai jari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Pendidikan Pancasila sebagai suatu Pendidikan kebangsaan memiliki


sebuah keyakinan bahwasanya Pancasila sebagai suatu dasar negara, falsafah
negara Indonesia mengandung nilai-nilai dasar yang relevan dengan proses
kehidupan dan perkembangan dalam upaya berbangsa dan bernegara. Pancasila
memiliki suatu landasan eksistensial yang kokoh, baik secara filosofis, yuridis
maupun sosiologis.

Terdapat empat landasan dari adanya Pendidikan Pancasila ini, yang


pertama adalah Landasan Historis. Landasan Pancasila secara historis memiliki
makna bahwa nilai-nilai yang terdapat di dalam setiap sila Pancasila sebelum di
rumuskan dan di sahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif historis
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Sehingga asal nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila tersebut berasal dari bangsa Indonesia sendiri atau
dapat di katakan bahwasanya negara Indonesia merupakan kausa
materialispancasila.

Yang kedua adalah landasan kultural. Di dalam landasan kultual ini


tetuang bahwasanya Indonesia melandaskan pandangan hidupnya dalam hla
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang
dimilikinya dan melekat didalam bangsa Indonesia itu sendiri. Sedangkan di
dalam landasan ketiga yaitu Landasan Yuridis, landasan Pendidikan Pancasila
terkhusus di dalam perguruan tinggi secara yuridis di atur di dalam UU NO. 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di dalam pasal 39 dinyatakan
isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang Pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Dan yang terakhir adalah Landasan Filosofis. Pancasila sebagai dasar


filsafat dari negara Indonesia. Maka dari itu, sudah menjadi suatu keharusan
moral untuk secara konsisten dapat merealisasikan dalam setiap aspek kehidupan
masyarakat Indonesia di dalam bermasyarakat, berbanga dan bernegara. Pancasila
termasuk salah satu system peraturan perundang-undangan di Indonesia. Maka

7
dari itu, realisasi kenegaraan termasuk di dalam porses reformasi dewasa ini
merupakan suatu keharusan bahwasanya Pancasila merupakan suatu sumber nilai
sebagai landasan di dalam pelaksanaan kenegaraan baik di dalam pembangunan
nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya maupun system pertahanan dan
keamanan nasional.

3. Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu pembelajaran yang


mebawa suatu misi untuk membentuk moral anak bangsa, membentuk suatu
warga negara yang cerdas, berkarakter, berwawasan luas dan memiliki semangat
nasionalisme dan patriotism serta memiliki wawasan kebangsaan dan wawasan
nusantara yang tinggi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu wadah untuk pengembangan dan
pelestarian nilai-nilai luhur bangsa yang berakar pada budaya bangsa Indonesia
yang di harapkan dapat terwujudkannya nilai nilai tersebut di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kemampuan bela negara merupakan salah satu hal penting yang harus di
miliki oleh setiap warga negara. Kemampuan ini wajib di berikan kepada seluruh
masyarakat Indonesia, tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk berbangsa dan bernegara, memiliki nilai nasionalisme yang
tinggi, rasa cinta tanah air, rasa sepemikiran dan sepenanggungan dan lain
sebagainya.

Terdapat dua landasan perihal di wajibkannya mata kuliah Pendidikan


kewarganegaraan. Yang pertama adalah Landasan Hukum. Terdapat beberapa
peraturan perundang-undangan yang dapat di jadikan sebagai landasan hukum
dari di wajibkannya Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi.

1. Undang-Undang Dasar 1945


a. Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945

8
Pembukaan alenia kedua mengenai cita-cita mengisi kemerdekaan
dan alenia ke empat khusus tentang tujuan negara yaitu keamanan
dan kesejahteraan
b. Pasal 27 ayat (3) (II) setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela negara
c. UU NO. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal
(39) dinyatakan isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang
Pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Landasan yang ke dua yaitu Landasan Ideal. Landasan ideal Pendidikan


kewarganegaraan yang sekaligus menjadi jiwa dikembangkannya
kewarganegaraan itu sendiri di Indonesia adalah Pancasila. Pancasila sebagai
system filsafat mampu menjiwai seluruh konsep ajaran kewarganegaraan dan juga
mampu menjiwai konsep ketatanegaraan republic Indonesia. Dalam
sistematikannya di bedakan menjadi tiga hal yaitu Pancasila sebagai dasar negara,
Pancasila sebagai pandangan hidup dan Pancasila sebagai ideologi negara.

4. Mahasiswa

Mahasiswa dapat di artikan sebagai seseorang yang sedang dalam proses


menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani Pendidikan pada
salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah
tinggi, institute dan unviversitas (Hartaji, 2012).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mahasiswa adalah


mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa dapat di definisikan
sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik
negeri maupun swasta atau Lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

Seorang mahasiswa di kategorikan dalam tahap perkembangan yang


usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini juga dapat di golongkan pada masa remaja
akhir sampai pada masa dewasa awal dan di lihat dari segi perkembangannya,

9
tugas perkembangan pada usia mahasiswa ialah pemantapan pendirian hidup
(Yusuf, 2012).

Mahasswa dapat di definisikan sebagai individu yang sedang menuntut


ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau Lembaga
lainnya yang setingkat dengan perguruan tinggi (siswoyo, 2007)

Mahasiswa di nilai sebagai seseorang yang sudah memiliki intelektualitas


yang tinggi, kecerdasan dalam berfikir dan perencanaan dalam bertindak yang
baik. Mahasiswa juga mampu untuk berfikir kritis dan bertindak dengan tepat dan
cepat.

5. Pandangan atau Presepsi


Setiap orang pasti akan memiliki suatu pandangan atau pendapatnya
secara pribadi di dalam menentukan pendapat dan pandangan terhadap suatu hal
yang akan berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Perbedaan
pendapat dan pandangan ini akan di tindak lanjuti dengan respond dan Tindakan
yang berbea-beda. Pandangan inilah yang kemudian di kenal dengan nama
presepsi. Presepsi yang dimiliki oleh seseorang akan menentukan bagaimana
caradari orang tersebut untuk memandang dunia.
Menurut Wagner dan Haollenbcek setiap manusia di anugerahi oleh lima
indra. Dimana melalui indra tersebut kita mampu merasakan hal-hal yang berada
di sekitar kita. Mulai dari pengelihatan, penciuman, perasa serta pengecap.
Presepsi merupakan sebuah proses yang mana seseorang tersebut dapat memilih,
mengelola, menyimpan serta menginterpretasikan informasi-informasi yang telah
di kumpulkan melalui kelima indra tersebut (Wagner dan Haollenbcek).
Presepsi merupakan sebuah proses yang di tempuh masing-masing
individu untuk mengorganisasikan serta manafsirkan kesan dari indra yang anda
miliki agar memberikan makna kepada lingkungan sekitar, mulai daro pelaku
presepsi, objek yang di presepsikan serta situasi yang ada (Robbins)
Presepsi merupakan tanggapan langsung yang di dapat dari serapan ataupu
proses manusia dalam mengetahui hal-hal tertentu yang di dapatkan melalui
pengindraan (Purwodaminto).

10
Presepsi merupakan sebuah aktivitas berupa mengindra, mengintegrasikan
serta memberikan penilaian pada objek fisik ataupun sosial. Penginderaan tersebut
biasanya tergantung dari stimulus fisik dan sosial yang berada di dalam
lingkungannya. Sensari dari lingkungan inilah yang akan di oleh Bersama sama
dengan hal liannya yang sudah di pelajari sebelummnya, baik berupa harapan,
nilai, ingatan, sikap dan lainnya (Young Dalam Adrian, 2010)

BAB III

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Metode yang di gunakan di dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif


Kualitatif. Karena didalam penelitian ini, penulis ingin mengambarkan atau melukiskan
fakta-fakta ataupun gejala yang ada mengenai pandangan Mahasiswa UNY terhadap mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Penelitian deskriptif kualitatif adalah
penelitian yang menggambarkan atau melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta-
fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi dan Martin, 1996). Penelitian
deskriptif kuantitatif berusah mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada
menurut apa adanya pada saat penelitian di lakukan (Mukhtar, 2013).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa aktif yang sedang menempuh Pendidikan
S1 di Universitas Negeri Yogyakarta. Mahasiswa yang di pilih merupakan mahasiswa
aktif dari program study saintek dan soshum. Adapun mahasiswa aktif yang di pilih oleh
penulis adalah mahasiswa dari program study Pendidikan IPA, Psikologi, Pendidikan
Sejarah, Pendidikan Jasmani dan keolahragaan dan Pendidikan IPS.

C. Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang di lakukan adalah sebagai berikut :
1. Dokumentasi

11
Dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan observasi.
2. Metode Study Pustaka (library research)
Metode study Pustaka dengan mengumpulkan berbagai referensi literarur yang dapat
menyangkut observasi ini terutama mengenai pandangan mahasiswa terhadap mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
3. Wawancara
Metode wawancara ini dilakukan dengan melakukan wawancara terstruktur dan
bersifat terbuka kepada lima mahasiswa UNY mengenai pendapat mereka tentang
mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Dalam penelitian ini,
wawancara di lakukan secara online karena terkendala adanya pandemi virus covid-
19. Jarak rumah antara penulis dan narasumber cukup jauh dan penulis juga tidak bisa
melakukan wawancara dengan narasumber di kampus karena UNY pada masa
pandemi covid-19 ini melakukan system perkuliahan secara online.

D. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunkan metode analisis deskriptif
kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu menganalisis data dengan cara menjelaskan data
berupa uraian kalimat

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memang merupakan sebuah


mata kuliah wajib di jenjang perguruan tinggi. Kewajiban pemberian mata kuliah ini di lakukan
pada semua program study maupun kelompok study yang ada pada perguruan tinggi tersebut.
Sehingga mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan ini juga di berikan kepada
program study pada bidang soshum dan saintek. Sebenarnya Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan bukanlah merupakan suatu hal yang asing lagi di kalangan mahasiswa, namun
hal ini berbeda Ketika berada di dunia perkuliahan. Di dunia perkuliahan masing masing
mahasiswa sudah memilih program study masing masing, di dalam program study tersebut telah
terdapat mata kuliah di dalam beberapa sks yang sejalan atau sejalur dengan jurusan tersebut.
Contoh ketika seorang mahasiswa mengambil jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum
ia akan mendapat mata kuliah dalam lingkup ilmu sosial seperti Dasar-Dasar Ilmu Sosial,
Pendidikan Hak Asasi Manusia, Ilmu Politik, Ilmu Hukum, Ilmu Negara dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk mahasiswa yang berada pada prodi di bidang saintek semisal Pendidikan IPA
maka mahasiswa tersebut akan menerima mata kuliah yang berhubungan dengan ilmu yang
mereka pelajari seperti ilmu astronomi, ilmu biologi, biokimia, fisika dan lain sebagainya.

Setiap orang memiliki cara pandang dan prespektif yang berbeda-beda antara satu
individu dengan individu lainnya. Setiap orang juga memiliki kegemaran yang berbeda antara
individu satu dengan individu lainnya. Hal ini juga terjadi pada proses dan cara mahasiswa
memberikan pandangan terhdap mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewargengaraan.

13
A. Bagaimana pandangan mahasiswa uny mengenai mata kuliah Pendidikan Pancasila
dan kewarganegaraan
Pemberian Mata Kuliah wajib Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan secara
lebih luas dan lebih kompleks, mungkin akan menjadi suatu tantangan tersendiri bagi
mahasiswa. Bagi mahasiswa pada program study yang berada di jurusan bidang soshum,
mungkin adanya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tidak menjadi suatu
masalah karena mereka memang sudah terbiasa mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan
ilmu-ilmu sosial. Namun seringkali permasalahan mengenai sulitnya mahasiswa
menerima dan menyerap materi dari mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan ini terjadi pada mahasiswa dari program study saintek. Hal ini dapat
terjadi karena mereka kurang terlalu memepelajari hal-hal yang berkaitan dengan ilmu
sosial, beberapa dari mahasiswa yang berasal dari program study saintek tidak terlalu
terbiasa dengan hal-hal yang mengharuskan mereka untuk menghafalkan materi dan
mengamati hal-hal sosial seperti yang ada di dalam mata kulian Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan. Sehingga beberapa dari mahasiswa terkadang merasa menjadi bosan
dan jenuh dengan mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan.

Untuk mengetahui pandangan dari Mahasiswa UNY mengenai mata kuliah


Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, penulis melakukan wawancara terstruktur
bersifat terbuka sehingga tidak membatasi pemberian jawaban dari narasumber dan
penulis memposisikan diri sebagai pendengar dan penerima jawaban dari narasumber.
Didalam wawancara ini, penulis mewawancarai lima orang mahasiswa aktif UNY dengan
rincian merupakan tiga orang mahasiswa dari program study bidang soshum dan dua
orang mahasiswa dari program study bidang saintek. berikut hasil wawancara yang
penulis lakukan.
1. Pandangan Mahasiswa UNY terhadap Mata Kuliah dan Proses
Perkuliahan Pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan

Sebelum membahas lebih luas dan lebih lanjut mengenai pandangan


dari masing-masing mahasiswa mengenai Pendidikan Kewarganegaraan dan
hukum, perlu adanya pengetahuan dan pemahaman dasar dari mahasiswa

14
mengenai pengertian secara umum mengenai mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan dari setiap mahasiswa. Setiap mahasiswa
memiliki pandangan dan pengetahuan mengenai arti secara umum dari
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berbeda antara satu
mahasiswa dengan yang lain. Sebagaimana yang di utarakan narasumber di
dalam kutipan berikut.

“Menurutku PPKn itu salah satu mata pelajaran wajib dari sekolah dasar
sampai menengah atas, tapi ternyata PPKn menjadi mata kuliah umum untuk
perguruan tinggi” (Refrelza El Nisaa Andreine). Berdasarkan jawaban yang
di berikan oleh narasumber, menurut pandangan narasumber Pendidikan
kewarganegaraan merupakan suatu mata pelajaran wajib yang di berikan
kepada pelajar sekolah baik dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah
menengah atas. Namun ternyata, mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan juga menjadi salah satu dari beberapa mata kuliah wajib
yang ada di dalam perguruan tinggi.
“Menurut saya ppkn merupakan sebuah pelajaran/matakuliah yang
memberikan pengetahuan tentang Pancasila dan kewarganegaraan agar
peserta didik lebih mengenal dasar negaranya dan menjadi warga negara
Indonesia yang baik” (Ferryanto Saputro). Berdasarkan pendapat dari
narasumber, dapat di lihat bahwasanya narasumber memandang mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini sebagai sebuah mata kuliah
yang dapat memberikan pandangan dan pengetahuan kepada narasumber
mengenai Pancasila dan kewarganegaraan. Menurut narasumber, hal ini dapat
menjadi suatu hal yang bernilai positif karena dengan adanya mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini, para mahasiswa yang
mempelajari mata kuliah ini dapat mengenal dasar negara dan ilmu yang
mereka pelajari apabila di terapkan di dalam masyarakat akan menjadikan
mereka sebagai seorang warga negara yang baik.
“Studi yang mempelajari tentang bagaimana cara kita hidup sebagai
warga negara yang baik dengan mempelajari ketatanegaraan dan nilai nilai
yang berdasarkan pada Pancasila” (Saufa Pantra Fillah). Menurut pendapat

15
narasumber, Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan merupakan suatu
bidang study yang di dalamnya kita dapat mempelajari dan mendapat sebuah
materi pembelajaran mengenai bagaimana cara dari seorang manusia bisa
menjadi warga negara yang baik. Cara untuk dapat menjadi warga negara
yang baik ini bisa kita dapat dengan mempelajari ketatanegaraan yang ada di
Indonesia dan mengamalkan nilai-nilai yang sesuai dengan nilai yang
terkandung di dalam ideologi Pancasila.
“Menurut saya ppkn itu merupakan ilmu pengetahuan yg mana di
dalamnya mempelajari mengenai ketatanegaraan, dan pembentukan karakter,
guna menciptakan masyarakat yang sesuai dengan cita² bangsa. Mendidik
masyarakat agar mencintai negaranya, paham terhadap negaranya. Sehingga
masyarakat tersebut tidak menjadi manusia yang merugikan negara” (Nala
Khaerunnisa). Menurut pendapat narasumber, Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan merupakan suatu mata kuliah yang dapat mementuk
karakter bagi para generasi muda guna menciptakan masyarakat yang sesuai
dengan cita-cita yang di miiki oleh bangsa Indonesia. Selain itu di dalam mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan ini kita dapat mempelajari
materi yang berkaitan dengan ketatanegaraan. Menurut narasumber, dari mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan ini juga dapat di bentuk
karakter yang baik bagi para generasi muda bangsa Indonesia sehingga
masyarakat yang ada nantinya memiliki pengetahuan yang baik, berwawasan
intelektual yang baik dan memiliki sikap nasionalisme dan cinta tanah air
yang kuat.
“Menurut saya PPKn atau Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran yang bertujuan untuk
mengedukasi peserta didik tentang pancasila, hukum2 di Indonesia, dan
bagaimana menjadi warga negara yang baik” (Ilham Maajid Mubarok).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, PPKn menurut narasumber merupakan
suatu mata kuliah yang di dalamnya memiliki tujuan guna mengedukasi dan
memberikan pengetahuan kepada generasi muda mengenai Pancasila, system

16
dan tatanan hukum yang ada di Indonesia dan tentang bagaimana cara dari
generasi muda untuk dapat menjadi seorang warga negara yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara dan pandangan dari mahasiswa UNY di
atas mengenai pengertian secara umum mengenai apa itu mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, empat dari lima narasumber
memberikan pandangan mereka bahwa mata kuliah PPKn merupakan suatu
mata kuliah yang di dalamnya terdapat pelajaran mengenai bagaimana cara
menjadi warganegara yang baik, selain itu 3 dari lima mahasiswa juga
mengungkapkan bahwa adanya pengajaran mengenai Pendidikan karakter,
seorang narasumber juga mengungkapkan bahwasanya mata kuliah ini
merupakan ilmu pelajaran wajib yang bisa kita temui dari jenjang sekolah
dasar hingga perguruan tinggi.
Jadi, dari hasil wawancara mengenai pengertian secara umum dari
PPKn dapat kita ketahui bahwasanya pengertian mengenai PPKn secara
umum menurut pendapat dari narasumber merupakan suatu bidang ilmu yang
di berikan kepada peserta didik dari jenjang sekolah dasar hingga ke
perguruan tinggi yang mana di dalamnya mengandung pengajaran mengenai
ketatanegaraan, hukum dan lain sebagainya. Di dalam PPKn ini kita di ajarkan
mengenai Pendidikan karakter dan bagaimana cara kita menjadi seorang wara
negara yang baik berdasarkan Pancasila sebagai ideologi dari bangsa
Indonesia.

Selain itu, dari narasumber di ketahui pula bahwa pemberian mata


kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan di tempatkan pada
semester yang berbeda-beda pada setiap program study yang di terkuni antara
mahasiswa satu dengan yang lainnya. Berikut kutipan wawancara yang
penulis lakukan.

“pada semester 1” (Refrelza El Nisaa Andreine). Dari wawancara ini


dapat di keahui bahwa narasumber mendapat mata kuliah PPKn pada semester
pertama.

17
“saya mendapatkan PPKN pada semester 2” (Ferryan Saputro).
Menurut narasumber, ia mendapatkan mata kuliah PPKn di program study
yang ia jalani pada semester ke dua.
“semester 3” (Saufa Pantra Fillah). Menurut narasumber, ia
mendapatkan mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan pada
semester 3 di dalam program studynya.

“Untuk matkul ppkn sendiri saya baru mendapatkannya disemester


dua ini , Sedangkan semester satu kemarin saya baru mendapat mata kuliah
Pancasila” (Nala Khaerunnisa). Dari hasil wawancara, narasumber
mendapatkan mata kuliah Pendidikan pancasila pada semester pertama dan
Pendidikan kewaganegaraan pada semester ke dua.

“semester 2 ini” (Ilham Maajid Mubarok). Dari hasil wawancara dapat


kita ketahui bahwasanya narasumber mulai mendapat mata kuliah PPKn pada
semester dua di program study yang ia jalani.

Dari hasil wawancara kelima narasumber, dapat kita ketaui bahwa


pemberian mata kuliah Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di
Universitas Negeri Yogyakarta diberikan pada semester yang berbeda-beda
pada setiap program studynya. Terdapat pula program study yang
menggabungkan antara Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan namun
adapula yang menjadikan dua mata kuliah menjadi Pendidikan pancasila dan
Pendidikan kewarganegaraan. Satu orang narasumber mendapat mata kuliah
PPKn pada semester satu, dua orang narasumber pada semester dua, satu
orang narasumber pada semester satu dan satu orang narasumber
mendapatkan Pendidikan pancasila pada semester pertama dan Pendidikan
kewarganegaraan pada semester ke dua.

Dari setiap mahasiswa pasti memiliki tanggapan yang berbeda beda


antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lain dalam menerima dan
memahami materi dari perkuliahan pada mata kuliah Pendidikan Pancasila
dan kewarganegaraan. Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh penulis
terhadap beberapa mahasiswa tersebut, Sebagian besar mahasiswa

18
memberikan tanggapan secara positif mengenai mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Berikut kutipan wawancara yang penulis
lakukan.

“Menyenangkan sih, lupa lupa ingat sama materi yg pernah didapat


waktu masih jadi siswa” (Refrelza El Nisaa Andreine). Dari hasil wawancara,
menurut pandangan narasumber mata kuliah PPKn merupakan mata kuliah
yang menyenangkan. Hal ini di karenakan mata kuliah ini di pelajari oleh
narasumber sejak ia berada pada bangku sekolah dasar, sehingga narasumber
dapat mengingat-ingat dan dapat merasakan bagaimana rasanya ketika ia
mempelajari PPKn pada saat ia masih menjadi siswa dahulu.

“Tanggapan saya bagus karena itu membantu saya” (Ferryan


Saputro). Menurut pandangan narasumber, adanya mata kuliah Pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan dapat membantu narasumber, terutama di
dalam hal pemahaman mengenai konsep ketatanegaraan dan tentang
bagaimana cara menajdi warga negara yang baik.
“Mempelajari matkul ini tergolong sedikit sulit menurut saya karena
untuk mengkaji nilai dari pancasila dan UUD untuk diterapkan di kehidupan
dibutuhkan pemahaman dan hafalan yang tinggi.. Terlebih lagi metode
penyampaian dari matkul ini tidak hanya bisa di lakukan dengan
dakwah/ceramah saja. Namun perlu pemahaman pada paradigma yang ada
dikehidupan. Dan itulah yang membuat matkul ini menarik untuk dipelajari
karena subjek kasus yang ada setiap hari pasti ada hal baru” (Saufa Pantra
Fillah). Dari hasil wawancara tersebut, menurut narasumber matakulian PPKn
merupakan suatu mata kuliah yang tergolong cukup sulit. Di dalam mata
kuliah ini kita perlu mengkaji mengenai nilai-nilai yang ada di dalam
pancasila dan UUD 1945 untuk dapat di terapkan pada kehidupan sehari-hari.
Selain itu,pemahaman materi tidak hanya bisa di terima melalui penjelasan
dari pengajar saya namun juga perlu adanya pemahaman dan penyesuaian
dengan lingkungan sosial yang ada di sekitar.

19
“Tanggapan saya yaa biasa saja, seperti matkul yang lain. Namun
ada rasa perlu lebih mendisiplinkan diri ketika sedang mempelajari matkul
ini, seolah saya harus berusaha menjadi warga atau mahasiswa yang baik
dan disiplin ketika saya sedang mempelajari matkul ini” (Nala Khaerunnisa).
Dari hasil wawancara, narasumber menganggap mata kuliah ini sebagaimana
ia memandang mata kuliah yang lain, hanyasaja ketika narasumber
mempelajari mata kuliah ini ia selalu dapat memposisikan diri dengan cara
mendisiplinkan diri dan berusaha untuk menjadi seorang mahasiswa yang
bernilai baik.
“Cukup menarik, cukup bermanfaat untuk kita agar bisa menjadi
warga negara yang baik” (Ilham Maajid Mubarok). Menurut pandangan
narasumber, mata kuliah PPKn ini merupakan mata kuliah memiliki manfaat.
Manfaat ini terutama di dapat dari bagaimana cara narasumber bisa menjadi
seorang warga negara yang baik.
Dari hasil wawancara tersebut tiga orang narasumber menganggap
ahwa mata kuliah ini merupakan sebuah mata kuliah yang cukup menarik dan
menyenangkan, hal ini di karenakan menurut narasumber PPKn bisa
mengembalikan ingatan ketika narasumber masih berada pada jenjang sekolah
dasar hingga sekolah menengah, selain itu mata kuliah ini juga bisa membantu
mahasiswa dan bermanfaat bagi mahasiswa untuk belajar mengenai
bagaimana cara untuk menjadi seorang warga negara yang baik. Satu dari lima
narasumber memandang mata kuliah PPKn ini sama saja dengan mata kuliah
lainnya, namun ia mendapat sisi positif dari perkuliahan PPKn yaitu ketika ia
menerima materi dalam perkuliahan ini ia selalu berusaha untuk
mendisiplinkan diri dan menjadi seorang warga negara yang baik. Satu dari
lima narasumber menganggap bahwa mata kuliah ini merupakan suatu mata
kuliah yang cukup sulit. Hal ini di karenakan perlunya ada pemahaman
mengenai UUD 1945 dan nilai-nilai pancasila kketika kita mempelajari mata
kuliah ini, selain itu kita juga perlu mengamati lingkungan sosial disekitar kita
untuk bisa memahami dan menerapkan nilai-nilai yang ada di dalam PPKn,

20
hal inilah yangmenyebabkan narasumber memandang mata kuliah PPKn
merupakan mata kuliah yang cukup sulit.
Dari hasil wawancara tersebut, dapat kita ambil kesimpulan
bahwasanya mata kuliah Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan ini
sejatinya merupakan mata kuliah yang mengasyikan dan menyenangkan,
dengan adanya mata kuliah ini kita bisa belajar untuk mendisiplinkan diri dan
berlatih untuk menjadi warga negara yang baik. Namun, perlunya adanya
pemahaman mengenai UUD 1945 dan pancasila serta pengamatan mengenai
lingkungan yang ada di sekitar dapat menjadi suatu hambatan bagi mahasiswa
untuk mempelajari mata kuliah ini.
Setiap mahasiswa pasti memiliki suatu ciri khas dan memiliki
kemampuan yang berbeda-beda di dalam mempelajari setiap materi maupun
ilmu yang ia dapat. Hal ini bisa kita sebut sebagai gaya belajar. Terdapat tiga
model gaya belajar yaitu Gaya Visual atau belajar dengan cara melihat, Gaya
Auditori atau belajar dengan cara mendengar dan Gaya Kinestetik atau belajar
dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh (Rose Colin dan Nicholl, 2002)
Setiap mahasiswa memiliki cara dan gaya belajar masing-masing sesuai
dengan minat yang di miliki oleh mahasiswa tersebut, begitu pula dengan
mahasiswa yang di wawancarai oleh penulis. Berikut kutipan wawancara
tersebut.
“baca buku yang jadi sumber dari dosen, mencari jurnal atau makalah
tentang ppkn” (Refrelza El Nisaa Andreine). Dari hasil wawancara dapat kita
ketahui bahwasaya cara narasumber mempelajari PPKn adalah dengan
membaca. Ia membacakan sumber bacaan melalui buku referensi yang di
berikan oleh dosen maupun mencari secara mandiri jurnal maupun makalah
tentang materi PPKn.

“Karena basic saya sejarah, saya akan lebih konsen pada sejarah
Indonesia dulu, nah dari kita mempelajari sejarah secara kronologis, pasti
kita akan menemukan hal-hal atau istilah yang tidak dijumpai, nah dari yang
tidak kita ketahui tersebut, saya merasa tertantang untuk mencari tahu dan
lama-lama kita bisa ambil pengetahuan dari ketidaktahuan tersebut” (Ferryan

21
Saputro). Dari wawancara dengan narasumber ini dapat kita ketahui
bahwasanya cara narasumber mempelajari PPKn adalah dengan cara bekerja.
Nasarumber bekerja dengan cara mencari hal-hal yang ia kurang ketahui
mengenai arti dari hal tersebut. Lalu ia mencari tau makna dari hal yang
kurang ia ketahui tersebut dan hasil dari pencarian tersebut merupakan sumber
ia mempelajari materi PPKn.

“Saya lebih suka mempelajari dengan cara study kasus yang ada
dalam kehidupan sehari hari, seperti kebijakan baru yang di buat pemerintah
apakah bertentangan ataupun sesuai dengan nilai yang ada pancasila
dan.UUD 1945 atau tidak” (Saufa Pantra Fillah). Dari hasil wawancara dapat
kita ketahui bahwa narasumber mempelajari PPKn dengan cara bekerja.
Narasumber bekerja dengan cara mengamati melalui study kasus yang ada di
dalam kehiduppan sehari hari yang berhubungan dengan materi PPKn.

“Membaca buku tentu saja. Lalu dengan berdiskusi bersama teman,


saling bertukar pendapat, dan tentunya lebih update dengan keadaan yg
sedang terjadi di negara. Selain itu juga belajar dari kehidupan sehari-hari”
(Nala Khaerunnisa). Dari wawancara tersebut, dapat di ketahui bahwasanya
cara narasumber belajar PPKn adalah dengan cara membaca dan bekerja
dengan mengamati lingkungan sekitar.

“Cara saya mempelajari PPKn cukup diikuti dan dipahami saya apa
yang disampaikan oleh dosen. Dan juga perbanyak referensi dari membaca
buku, artikel, atau dengan melihat berita2 di televisi untuk menambah
wawasan” (Ilham Maajid Mubarok). Dari hasil wawancara tersebut dapat kita
ketahui bahwa cara mahasiswa mempelajari PPKn adalah dengan cara
membaca melalui buku, artikel dan melalui audio visual dengan cara
memahami materi yang di sampaikan oleh dosen dan dengan melihat berita
pada media elektornik telvisi.
Melalui hasil wawancara tersebut, dapat kita simpulkan bahwasanya
setiap mahasiswa memiliki cara masing-masing dalam mempelajari materi

22
yang ada di dalam mata kuliah PPKN, namun Sebagian besar dari mahasiswa
mempelajari materi PPKn melalui cara belajar membaca. Hal ini bisa kita lihat
dari lima orang mahasiswa yang di wawancarai tiga orang mengunakan
metode membaca dari jurnal, buku, artikel maupun makalah mengenai materi
PPKn. Namun terdapat pula mahasiswa yang mempelajari PPKn dengan cara
pengamatan terhadap lingkungan sekitar dan juga dengan mencari topik
pembahasan yang kurang ia pahami mengenai mata kuliah PPKn.

Setiap mahasiswa juga memiliki ketertarikan yang berbeda-beda


terhadap mata kuliah pendidikan pancasila dan kewarganegaraan antara
mahasiswa yang satu dengan yang lain. Didalam Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan terdapat berbagai macam topik dan hal-hal yang di bahas
sebagai bagian dari materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan. Hal inilah yang adanya ketertarikan yang beragam antara
mahasiswa. Berikut kutipan hasil wawancara penulis.

“awalnya biasa aja, mikirnya sama seperti mata kuliah umum lainnya
tapi karena pembawaan materi dosen yang baik dan mudah untuk dipahami
maka ketertarikan meningkat” (Refrelza El Nisaa Andreine). Dari hasil
wawancara tersebut dapat di ketahui bahwasanya pada awalnya, mahasiswa
merasa bahwa PPKn ini merupakan mata kuliah yang biasa saja dan sama
dengan mata kuliah lainnya. Namun, melalui pembawaan materi dari dosen
yang di kemas secara menarik membuat mahasiswa merasa tertarik dengan
materi perkuliahan PPKn.

“Ketertarikan saya dengan ppkn lumayan besar, karena berhubung


saya merupakan pendidikan sejarah, jadi tidak dilepaskan dari materi materi
dari ppkn juga sebagai salah satu ilmu bantu dalam pendidikan sejarah.
Karena dalam sejarah itu sendiri memiliki resiko besar apabila kita salah
memahami, dan tidak punya filter atau landasan tentang ke Indonesia-an,
jadi dengan adanya ppkn ini jelas membantu saya agar memiliki pengetahuan

23
tentang ideologi pancasila dan juga salah satu filter saya dalam mempelajari
sejarah yang mungkin sebagian orang di anggapnya bahaya” (Ferryan
Saputro). Dari wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwasanya narasumber
memiliki ketertarikan yang cukup besar dengan adanya matkul PPKn. Hal ini
di karenakan terdapat kesinambungan antara nilai-nilai yang ada di dalam
mata kuliah PPKn dengan materi yang ia pelajari pada program stuydnya.
“Yah bagi saya sangat penting, jadi saya lumayan tertarik” (Saufa
Pantra Fillah). Dari hasil wawancara tersebutdapat kita ketahui bahwasanya
narasumber menganggap matkul PPKn merupakan matkul yang sangat
penting. Sehingga ia cukup tertarik dalam mempelajari matkul PPKn ini.

“Ketertarikan saya terhadap matkul PPKn ini tidak terlalu besar,


karena sejak saya SD saya kurang bisa memahami apa-apa saja yg dipelajari
dalam mata pelajaran ppkn, karena menurut saya pembahasan dalam matkul
PPKn ini berat bagi saya, tata negara, hukum negara, dasar negara, dll.
Menurut saya tidak semua orang bisa dengan mudah paham dengan
pembahasan tersebut” (Nala Khaerunnisa). Dari hasil wawancara tersebut
dapat kita ketahui bahwasanya narasumber kurang begitu tertarik dengan
matkul PPKn, hal ini di karenakan narasumber kurang menyukai topik
pembahasan dan materi pembahasan yang ada di dalam PPKn.

“saya sangat tertari dengan mata kuliah ini” (Ilham Maajid


Mubarok). Menurut hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa
narasumber sangat tertarik untuk mempelajari materi yang ada di dalam
matkul PPKn.

Dari hasil wawancara tersebut, dapat kita simpulkan bahwasanya


mahasiswa memiliki rasa ketertarikan yang cukup tinggi dengan adanya mata
kuliah PPKn. Hal ini dapat kita lihat dari lima mahasiswa yang di wawancarai,
empat mahasiswa merasa cukup tertarik dengan materi maupun pembelajaran
PPKN. Ketertarikan ini di dapat karena materi PPKN yang mereka sukai
maupun dari cara pengajar menyampaikan materi kepada mahasiswa. Dan
satu mahasiswa merasa kurang tertarik dengan mata kuliah PPKn karena ia

24
merasa bahwa mata kuliah ini memiliki materi pembahasan yang kurang ia
sukai.

Dalam hal pandangan mengenai ketertarikan masing-masing


mahasiswa terhadap mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
pasti setiap mahasiswa akan memiliki factor-faktor dan alasan tersendiri.
Factor factor yang mempengaruhi pandangan mahasiswa mengenai
ketertarikannya pada mata kuia Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
cukup beragam dan memiliki alasan sesuai dengan factor-faktor yang
mendukung mereka tertarik untuk mempelajari mata kuliah ini. Berikut
kutipan hasil wawancara penulis.

“materinya mudah dipahami, pembawaan dosen yang baik jadi lebih enak
didengernya, dan menarik ada matkul ppkn di dunia perkuliahan jadi bikin
pengen tahu” (Refrelza El Nisa Andreine). Dari hasil wawancara tersebut
dapat di ketahui bahwasanya factor yang menyebabkan ketertarikan
mahasiswa dengan matkul PPKn adalah penyampaian dari pengajar yang
mampu mengemas PPKn ini menjadi suatu materi yang menarik.

“Faktor yang mempengaruhi keterarikan saya lebih kepada bidang


bidang politik dan hukum yang di pelajari pada matakuliah ppkn, karena itu
membantu saya dalam mempelajari tentang kesejarahan” (Ferryan Saputro).
Dari hasil wawancara dapat di ketahui bahwa factor yang mempengaruhi
ketertarikan mahasiswa dengan PPKn adalah materi di bidang politik dan
hukum yang di miliki oleh mahasiswa. Karena melalui materi tersebut
mahasiswa merasa terbantu ketika ia mempelajari materi di dalam program
studynya.

“1. Sebagai seorang warga negara tentunya kita perlu tahu


bagaimana kita bertindak sebagai seorang warga negara

2. Mempelajari nilai yang patut diterapkan dalam kehidupan di


negara ini apa saja

25
3. Pasang surut pemerintah Indonesia dan kebijakannya yang
membuat saya jg tertarik” (Saufa Pantra Fillah). Dari wawancara tersebut
dapat kita ketahui bahwasanya terdapat faktor hal yang mempengaruhi
ketertarikan mahasiswa dengan matkul PPKn. Yang pertama adalah tentang
materi bagaimana cara bertindak sebagai warga negara, yang kedua adalah
nilai kehidupan berbangsa dan bernegara dan yang terakhir adalah mengenai
system pemerintahan yang ada di Indonesia.

“Yang paling dominan yaitu faktor dari pendidik yg mengajarkan


pada saya terkait matkul PPKN ini, karena sejauh ini apabila pendidik yg
mengajarkan itu menyenangkan, ya saya merasa tertarik untuk lebih
mendalami matkul ini dan sebaliknya. Faktor yg lain mungkin pada pokok
bahasan yg sedang dibahas” (Nala Khaerunnisa). Dari hasil wawancara dapat
kita ketahui bahwasanya factor yang mempengaruhi ketertarikan mahasiswa
pada mata kuliah ini adalah factor tentang pagaimana cara pengajar
memberikan materi perkuliahan dan memberikan pengemasan materi
perkuliahan yang baik sehingga dapat di terima secara baik oleh mahasiswa.

“Saya tertarik kepada matkul PPKn ini karena saya tertarik untuk
bisa menghadapi berbagai permasalahan di Indonesia ini dengan bijak
sesuai aturan hukum , karena banyak orang yang jika ada suatu masalah
langsung bertindak semaunya sendiri tanpa mengerti prosedur hukumnya”
(Ilham Maajid Mubarok). Dari wawancara tersebut dapat kita ketahui
abhwasanya factor yang mempengaruhi ketertarikan mahasiswa terhadap
matkul PPKn adalah tentang bagaimana PPKn ini memberikan pengajaran
mengenai bagaimana cara menghadapi suatu permmasalahan sosial sebagai
masyarakat yang baik sesuai dengan ketentuan dan norma yang ada.
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita simpulkan bahwasanya factor
yang mempengaruhi ketertarikan mahasiswa dengan matkul PPKn adalah
tentang bagaimana cara pelajar menyampaikan dan mengemas materi
pembelajaran PPKn, materi yang ada di dalam mata kuliah PPKn itu sendiri
dan tentang nilai-nilai yang ada di dalam PPKn yang dapat memberikan

26
pengajaran mengenai bagaimana cara menjadi seorang warga negara yang
baik.
Mahasiswa yang menjadi narasumber dari wawancara yang di lakukan
oleh penulis merupakan mahasiswa yang berasal dari fakultas dan program
study serta kelompok study yang berbeda. Program study pada kelompok
study saintek biasanya lebih cenderung dan banyak melakukan uji praktikum
dan kegiatan kegiatan praktek lainnya. Sedangkan pada mahaiswa di program
study yang ada pada keompok belajar soshum sebagian besar lebih banyak
proses pembelajaran yang di lakukan melalui pengamatan sosial, pengamatan
lingkungan dan pemahaman teori serta kondisi lingkungan. Materi
pembelajaran dari mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Sebagian besar adalah mengenai penanaman nilai dan karakter, penanaman
teori dan pengamatan lingkungan sekitar dan lingkungan sosial, hal ini
memungkinkan untuk menyebabkan kebosanan pada mahasiswa apabila tidak
terlalu terbiasa belajar tau memahami materi dengan metode metode tersebut.
Berikut adalah kutipan wawancara penulis.
“tidak” (Refrelza El Nisaa Andreine). Dari wawancara ini dapat kita
ketahu bahwasanya narasumber tidak merasa bosan ketika ia mempelajari
materi perkuliahan PPKn.

“Hemm jujur saya merasa bosan ketika ppkn sedang membahas


tentang budi pekerti dan perilaku sebagai warganegara yang baik, karena
materi itu menurut saya terlalu template, dan terasa sedikit kita kembali ke
jaman jaman sd atau smp dahulu, ya walaupun penting tapi mungkin bisa di
kemas lebih menarik” (Ferryan Saputro). Dari hasil wawancara dapat kita
ketahui bahwasanya narasumber merasa bosan ketika ia mempelajari PPKn.
Namun rasa bosan tersebut datang karena ia merasa bahwa beberapa materi
yang di berikan merupakan materi yang berulang-ulang di berikan seperti
pada saat ia masih berada di bangku sekolah dasar ataupun sekolah menengah.

“Menurut saya tidak, karena implementasi dan apa yang dikaji dan
study kasus yang bisa di pelajari di matkul ini selalu datang dengan hal

27
baru” (Saufa Pantra Fillah). Dari wawancara dapat kita ketahui bahwasanya
narasumber merasa tidak bosan dengan materi pemelajaran PPKn karena
selalui ada hal dan topik baru yang bisa di bahas ketika ia mempelajari PPKn.
“ Terkadang saya merasa seperti itu, tergantung pembahasannya tadi.
Kalau pembahasannya itu seru ya saya tidak merasa bosan, kalau
pembahasannya itu lebih dominan pada materi yang bisa dikatakan mudah
didapatkan di internet ya bosan. Tapi kalau pembahasannya itu menantang
untuk lebih berpikir, saya rasa saya tidak merasa kebosanan.” (Nala
Khaerunnisa). Dari hasil wawancara dapat kita ketahui bahwasnya
narasumber merasa bosan ketika ia mempelajari PPKn karena materi yang di
ajarkan merupakan materi yang terlalu umum dan mudah di dapatkan melalui
media-media lainnya.
“Mungkin jika saya bosan dalam PPKn ini bukan mata kuliah.nya
yang membosankan , tetapi cara penyampaian pengajar yang membuat
mahasiswa bosan , Kalau saya mungkin bisa dengan Ijin keluar kelas untuk
kekamar mandi atau gimana , terus mencari udara segar sejenak.” (Ilham
Maajid Mubarok). Dari wawancara tersebut dapat di ketahui bahwasanya
narasumber merasa bosan ketika mempelajari PPKn ketika cara pengajar
menyampaikan materi perkuliahan di rasa kurang menarik.
Dari hasil wawanncara tersebut dapat di simpulkan bahasanya peran
pengajar sangat besar dalam mempengaruhi factor yang dapat menyebabkan
kebosanan pada mahasiswa. Hal ini di buktikan dengan dua dari tiga
mahasiswa yang merasa bosan dengan materi yang ada di dalam mata kuliah
PKn ini di karenakan pengajar kurang menarik dalam memberikan materi
perkuliahan dan sebaliknya, mahasiswa yang merasa tertarik dengan mata
kuliah PPKn berangapan bahwasanya pengajar mampu memberikan kemasan
materi perkuliahan PPKn yang menarik. Hal ini bisa terjadi di karenakan
Sebagian besar dari materi PPKn merupkan materi yang mengharuskan
pengajar memberikan materi perkuliahan melalui ceramah, sehingga hal ini
akan mengakibatkan mahasiswa menjadi bosan apabila mahasiswa tidak
terlalu tertarik dengan cara penyampaian materi melalui ceramah. Sehingga

28
bagi pengajar alangkah lebih baiknya untuk memberikan kemasan materi
pembelajaran PPKn yang menarik dengan cara memberikan video, melalui
diskusi, media powerpoint yang menarik dan cara penyampaian materi yang
tidak cenderung datar seperti dengan menggunakan metode story telling dan
memberikan sedikit humor pada saat penyampaian materi sehingga tidak
mnegakibatkan mahasiswa menjadi mudah bosan.

Ketika mahasiswa mengalami suatu kebosanan atau pun kurang


tertarik dengan mata kuliah yang di sampaikan baik itu karna factor cara
pengajar dalam memberikan materi perkuliahan maupun dari factor materi
yang ada di dalam mata kuliah tersebut pasti akan berpengaruh terhadap cara
mahasiswa menilai apakah mata kuliah tersebut merupakan suatu mata kuliah
yang sulit untuk di pelajari ataupun tidak. Berikut adalah kutipan wawancara
penulis.
“mungkin ada beberapa materi yang tergolong sulit tapi untuk dasar
dasar ppknnya kemungkinan masih bisa dipahami” (Refrelza El Nisaa
Andreine). Hal ini mengungkapkan bahwasnya menurut narasumber terdapat
beberapa materi PPKn yang cukup sulit, namun untuk materi dasar masih bisa
di anggap cukup mudah. Hal ini juga di karenakan materi dasar sudah di
berikan sejak bangku sekolah dasar sehingga mahasiswa sudah mampu
memahami materi-materi dasar dari PPKn tersebut.

“Menurut saya tidak mudah dan juga tidak sulit sih, tergantung
materi yang diberikan, misal kita mempelajari hukum yang ada pasal
pasalnya itu menurut saya yang agak sulit , tapi kalau membahas tentang
perilaku dan budi pekerti sebagai warganegara yang baik mudah” (Ferryan
Saputro). Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwasanya
narasumber merasa cukup kesulitan dengan beberapa materi seperti materi
hukum dan undang-undang. Namun untuk materi dasar seperti budi pekerti di
rasa cukup mudah.

29
“Menurut saya iya, karena yah saya bukan tipe orang yang mudah
menghafal dan mengingat sesuatu, karena dalam mempelajari matkul ini ada
dasar yang pokok yang perlu di pelajari dulu dan itu tidak bisa semena mena
kita ubah kata2nya dengan opini kita sendiri” (Saufa Pantra Fillah). Dari hasil
wawancara tersebut dapat kita lihat bahwasanya narasumber merasa cukup
kesulitan dengan materi yang ada di dalam PPKn karena mengharuskan
narasumber untuk menghafalkan materi dan teori yang ada di dalam PPKn.
Sedangkan narasumber bukanlah tipe orang yang mudah menghafal dan
mengingat suatu materi.

“Sebenarnya tidak, karena kan banyak materi yang dihapal,


maksudnya sudah ada secara tertulis, seperti UU dan UUD, jadi tinggal
dihapalkan saja. Namun kadang yg menjadikan matkul ini terasa sulit itu
kenyataan yang berbeda dengan apa yang dipelajari, banyak jalan yg bisa
digunakan untuk memecahkan permasalahan, sehingga menimbulkan banyak
perspektif. Jadi intinya tidak sulit, namun juga tidak bisa disepelekan” (Nala
Khaerunnisa). Narasumber dalam wawancara ini merasa bahwa materi PPKn
merupakan materi perkuliahan yang tidak terlalu sulit, namun materi yang ada
di dalam PPKn apabila di diskusikan secara Bersama sama akan menimbulkan
banyak prespektif dan pandangan. Sehingga meskipun ia menganggap bahwa
materi PPKn cukup mudah namun ia juga tetap tidak bisa meremehkan materi
PPKn.
“Iya, soalnya harus menghafal banyak sekali pasal dalam UUD
1945 , itu bagian yang membuat saya sulit dalam pembelajaran PPKn ini”
(Ilham Maajid Mubarok). Dari hasil wawancara tesebut dapat kita ketahui
bahwasanya hal yang menyebabkan mahasiswa cukup kesulitan dengan materi
yang ada di dalam PPKn adalah karena dalam mempeajari PPKn
mengharuskan narasumber untuk menghafalkan pasal-pasal yang ada di dalam
UUD 1945.
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita simpulkan bahwasanya
mahasiswa masih menganggap materi perkuliahan PPKn merupakan materi

30
yang cukup menyulitkan. Hal ini terbukti tiga dari lima mahasiswa
menganggap bahwa mata kuliah PPKn ini sulit karnamengharuskan mereka
menghafal dan memagami hal-hal mengenai hukum dan mengfahalkan pasal-
pasal yang ada di dalam UUD 1945, selain itu materi pembelajaran PPKn juga
bisa memberikan suatu prespektif yang berbeda beda ketika kita
mendiskusikan materi pembelajaran tersebut. Hal ini menunjukan bahwasanya
walaupun sudah di ajarkan sejak di sekolah dasar, materi PPKn masih saya
menjadi suatu hal yang sulit bagi mahasiswa. Sehingga walaupun materi dasar
dasar dari PPKn tergolong mudah, namun tetap saja tidak bisa untuk di
sepelekan.

2. Pandangan Mahasiswa UNY mengenai kesesuaian nilai-nilai dan materi


pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan
Program Study Mahasiswa

Setelah melakukan wawancara terdapat pandangan yang berbeda satu


sama lain mengenai mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
dilihat dari segi mata kuliah itu sendiri maupun proses pembelajaran dari mata
kuliah tersebut. Dari kutipan hasil wawancara di atas, dapat di lihat bahwa
Sebagian mahasiswa merasa tertarik dan cukup berminat dengan materi
perkuliahan yang ada di dalam mata kuliah tersebut, namun juga terdapat
beberapa mahasiswa yang merasa bahwa mata kuliah Pendidikan Pancasila
dan kewarganegaraan cenderung sulit dan susah untuk di pahami sehingga
mengurangi daya Tarik dari mahasiswa kepada mata kuliah tersebut.

Sebagian besar mahasiswa yang merasa kurang tertarik dengan hal-hal


yang di ajarkan dan materi pembelajaranyang ada di alam mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan merupakan mahasiswa dari
program study saintek, hal ini dapat terjadi karna metode pemelajaran dan
materi yang ada pada mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
sangat berbeda dengan materi yang biasanya mereka pelajari pada perkuliahan
di program study mereka.

31
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memang merupakan salah
satu mata kuliah yang penuh dengan ajaran dan nilai-nilai baik iu nilai sosial,
nilai ketuhanan, nilai persatuan dan lain sebagainya. Nilai-nilai yang ada di
dalam mata kuliah ini dapat menjadi suatu jembatan untuk bisa di ajarkannya
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada setiap program study yang
ada pada perguruann tinggi. Nilai nilai tersebut dapat tertanamkan dan
tertuang secara tersirat di dalam materi pembelajaran pada mata kuliah di
program study tersebut maupun tertuang secara tersurat. Berikut adalah
kutipan wawancara penulis.

“ Psikologi punya cabang ilmu salah satunya psikologi sosial, nah


pendekatan oendekatan ilmu kewarganegaraan dengan interaksi sosial dan
lingkungan sosial terdapat kaitannya. Misalnya moral dan norma, pada
psikologi sosial itu sangat diperlukan untuk interaksi pada individu lain.
Bagaimana individu tersebut dapat mempraktikkan ilmu kewarganegaraan
terhadap sosialnya” (Refrelza El Nisaa Andreine). Dari hasil wawancara
tersebut dapat di ketahui bahwasanya terdapat hubungan antara nilai-nilai
yang ada di dalam pembelajaran PPKn dengan program study yang sedang di
jalani oleh narasumber. Hubungan ini dapat terjadi karena nilai-nilai yang ada
di dalam PPKn dapat menjadi suatu tambahan materi dan referensi dalam
materi perkuliahan narasumber.

“Kalau selama kuliah yang saya jalani, secara langsung sih tidak ada
kaitan nilai dengan matakuliah yang lain, tetapi dari ppkn ini, saya bisa tahu
seberapa paham teman temanku mempelajari tentang ppkn dan juga pola
pikir mereka mengarah kemana” (Ferryan Saputro). Dari wancara tersebut
dapat kita ketahui bahwasanya dari pandangan narasumber di nilai kurang
adanya keterkaitan secara langsung antaramateri PPKn dengan program study
narasumber. Namun, dari pembelajaran PPKn narasumber mendapatkan
menfaat tentang bagaimana cara narasumber untuk berfikir dengan baik.

“Pastinya ada, bila kita mengkaji alam (karena dari jurusan


pendidikan IPA) pun tidak terlepas dari peraturan yang membatasi saintis

32
dalam melakukan suatu observasi, suatu penelitian. Dari norma dan nilai
dalam pancasila yang di pelajari dalam matkul ppkn pun Sebenenrya juga di
terapkan oleh saintis dalam metode ilmiah nya juga.” (Saufa Pantra Fillah).
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwasanya terdpat
hubungan antara program study yang sedang di jalani oleh narasumber dengan
PPKn. Hal ini bisa di lihat dari adanya norma dan nilai yang di ajarkan di
dalam PPKn juga di terapkan oleh narasumber dalam menemukan suatu
metode ilmiah.

“Ada. Karena jurusan saya mempelajari mengenai kehidupan sosial


tentu dalam mempelajari kehidupan sosial itu terdapat suatu cara atau alat
yang digunakan untuk mengendalikan kehidupan sosial manusia, salah satu
alatnya yaitu dengan pendidikan, nah dalam pendidikan ini dibutuhkan PPKn
untuk mendidik masyarakat agar menjadi warga yang baik, sehingga tata
sosial itu dapat berjalan dengan semestinya” (Nala Khaerunnisa). Dari
wawancara tersebut dapat di ketahui bahwasanya terdapat hubugan antara
matkul PPKn dengan program study mahasiswa. Hal ini di lihat dari nilai
yang ada di dalam PPKn dapat menjadi suatu pedoman bagi narasumber untuk
mempelajari bagaimana manjadi warga negara yang baik sehingga dapat
menjadi suatu tatanan sosial yang baik.

“Ada , karena dalam Olahraga juga kita harus tetap mematuhi hukum
yang berlaku di Indonesia, dan bermanfaat agar kita tidak melanggar hukum
di Indonesia” (Ilham Maajid Mubarok). Dari hasil wawancara tersebut dapat
di ketahui bahwasanya materi yang ada di dalam PPKn terutama mengenai
norma dan aturan hukum dapat membantu narasumber di dalam melaksanakan
kegiatan perkuliahan yang ada di dalam program study narasumber.
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita simpilkan bahwa materi
pembelajaran PPKn memiliki keterkaitan dengan seluruh bidang ilmu dan
program study yang di pelajari oleh narasumber. Hubungan ini bisa terjadi
dengan cara ada dan masuknya materi maupun nilai nilai yan di ajarkan di
dalam PPKn dengan materi dan nilai yang ada di dalam program study

33
mahasiswa maupun dengan digunakannya pembelajaran mengenai bagaimana
cara berfikir yang baik dan kritis saat kite mempelajari PPKn pada saat
narasumber mendapatkan materi perkuliahan.
Dengan melihat pandangan dari mahasiswa tersebut mengenai mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, kita dapat menilai bahwa
setiap nilai yang terdapat di dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan dapat mengilhami seluruh bidang ilmu dan dapat di masuk
dengan mata kuliah maupun pembelajaran yang ada di dalam setiap program
study mahasiswa. Lalu, dengan adanya kesesuaian nilai tersebut mahasiswa
dapat mengambil suatu kesimpulan bahwasanya Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan memang dapat di masukkan kedalam salah satu kurikulum
pembelajaran mereka dan mereka dapat menganggap penting nilai-nilai yang
ada di dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan baik di
terapkan di dalam materi maupun dunia perkuliahan maupun dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut kutipan wawancara penulis.

“setuju dan penting, tapi lebih penting untuk pembentukan sikap yang
baik pada dunia perkuliahan, salah satunya mahasiswa baru” (Refrelza El
Nisaa Andreine). Dari hasil wawancara ini dapat kita ketahui bahwasanya
narasumber setuju dengan adanya materi PPKn pada jurusan narasumber.
Namun, narasumber juga mengharapkan adanya implementasi dari materi
PPKn tersebut terutama kepada mahasiswa baru untuk bisa membentuk sikap
yang baik sebagai seorang mahasiswa baru.

“Setuju dan penting, karena dengan adanya matakuliah ini


menjadikan kita lebih kritis” (Ferryan Saputro). Dari wawancara tersebut
dapat di ketahui bahwasanya mahasiswa setuju dengan di berikannya materi
PPKn pada program study mahasiswa. Hal ini di karenakan melalui materi
pemelajaran PPKn dapat membantu narasumber memperoleh cara berfikir
yang baik.

“Ya saya setuju dan Tentu saja penting, karena dimana kita hidup
dimana kita bernegara, kita tidak bisa terlepas dari

34
nilai,kebudayaan,peraturan yang ada di wilayah tersebut entah siapapun
kita, apapun kita” (Saufa Pantra Fillah). Dari hasil wawancara dapat di lihat
dan dapat di ketahui bahwasanya mahasiswa setuju dengan di berikannya
materi PPKn pada program study mahasiswa. Hal ini di karenakan menurut
mahasiswa perlu adanya suatu Pendidikan mengenai kewarganegaraan untuk
menciptakan suatu warga negara yang baik.
“Setuju dan iya, penting. Karena itu tadi, menurut saya pkn
merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencapai kehidupan sosial
yang baik dengan menciotakan warga negara yang baik” (Nala Khaerunnisa).
Dari hasil wawancara yang di lakukan dapat di ketahui bahwasanya
mahasiswa setuju dengan di berikannya materi PPKn pada program study
mahasiswa. Hal ini di karenakan melalui PPkn dapat di ciptakan pengajaran
mengenai kehidupan sosial dan cara menjadi warga negara yang baik.

“Setuju sekali dan saya beranggapan bahwa , pembelajaran ppkn


tidak terlalu penting untuk saya dalam mengajar kedepannya, namun sangat
penting untuk bernegara dalam arti menjadi warga negara yang baik” (Ilham
Maajid Mubarok). Dari wawancara tersebut dapat di ketahui bahwasanya
mahasiswa setuju dengan di berikannya materi PPKn pada program study
mahasiswa. Mahasiswa beranggapan bahwa materi dan pembelajaran PPKn
tidak membantu mahasiswa di dalam program study dan mahasiswa
kedepannya namun PPKn dapat membentuk karakter mahasiswa untuk
menjadi suatu warga negara yang baik.

Dari hasil wawancara tersebut dapat di simpulkan bahwasanya seluruh


mahasiswa yang di wawancarai beranggapan bahwa PPKn memag perlu di
berikan pada jurusan mereka. Hal ini di karenakan PPKn merupakan sebuah
materi pembelajaran yang penuh dengan nilai-nilai sosial dan pengajaran
mengenai norma dan warga negara yang baik. Hal ini sangat di perlukan bagi
bangsa Indonesia dan pemuda yang ada di negara Indonesia untuk
mewujudkan generasi muda yang baik dan perkembangan negara yang baik.
Pengetahuan mengenai PPKn juga dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan

35
cinta tanah air bagi masayarakat dan hal ini sangat di perlukan terutama di
dalam era globalisasi ini. Materi PPKn perlu di berikan di setiap program
study di karenakan meskipun tidak ada hubungan secara langsung antara
materi pembelajaran pada program study tersebut dengan PPKn, namun
materi pembelajaran PPKn bisa membantu mahasiswa untuk belajar menjadi
warga negara yang baik. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan ketata
negaraan dan belajar untuk bisa menjadi suatu pemuda Indonesia yang baik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.
1. Pandangan Mahasiswa UNY terhadap Mata Kuliah dan Proses
Perkuliahan Pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan

36
Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan, dapat di
simpulkan bahwasanya menurut pandangan mahasiswa secara umum
pengertian dari PPKn dapat merupakan suatu bidang ilmu yang di berikan
kepada peserta didik dari jenjang sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi
yang mana di dalamnya mengandung pengajaran mengenai ketatanegaraan,
hukum dan lain sebagainya. Di dalam PPKn ini kita di ajarkan mengenai
Pendidikan karakter dan bagaimana cara kita menjadi seorang wara negara
yang baik berdasarkan Pancasila sebagai ideologi dari bangsa Indonesia.

Pemberian mata kuliah Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di


Universitas Negeri Yogyakarta diberikan pada semester yang berbeda-beda
pada setiap program studynya.
Mata kuliah Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan ini sejatinya
merupakan mata kuliah yang mengasyikan dan menyenangkan, dengan
adanya mata kuliah ini kita bisa belajar untuk mendisiplinkan diri dan berlatih
untuk menjadi warga negara yang baik. Namun, perlunya adanya pemahaman
mengenai UUD 1945 dan pancasila serta pengamatan mengenai lingkungan
yang ada di sekitar dapat menjadi suatu hambatan bagi mahasiswa untuk
mempelajari mata kuliah ini.
Setiap mahasiswa memiliki cara masing-masing dalam mempelajari
materi yang ada di dalam mata kuliah PPKN, namun Sebagian besar dari
mahasiswa mempelajari materi PPKn melalui cara belajar membaca, terdapat
pula mahasiswa yang mempelajari PPKn dengan cara pengamatan terhadap
lingkungan sekitar dan juga dengan mencari topik pembahasan yang kurang ia
pahami mengenai mata kuliah PPKn.
Mahasiswa memiliki rasa ketertarikan yang cukup tinggi dengan adanya
mata kuliah PPKn. Ketertarikan ini di dapat karena materi PPKN yang mereka
sukai maupun dari cara pengajar menyampaikan materi kepada mahasiswa.
Dan satu mahasiswa merasa kurang tertarik dengan mata kuliah PPKn karena
ia merasa bahwa mata kuliah ini memiliki materi pembahasan yang kurang ia
sukai.

37
Factor yang mempengaruhi ketertarikan mahasiswa dengan matkul PPKn
adalah tentang bagaimana cara pelajar menyampaikan dan mengemas materi
pembelajaran PPKn, materi yang ada di dalam mata kuliah PPKn itu sendiri
dan tentang nilai-nilai yang ada di dalam PPKn yang dapat memberikan
pengajaran mengenai bagaimana cara menjadi seorang warga negara yang
baik.
Peran pengajar sangat besar dalam mempengaruhi factor yang dapat
menyebabkan kebosanan pada mahasiswa. mahasiswa yang merasa bosan
dengan materi yang ada di dalam mata kuliah PKn ini di karenakan pengajar
kurang menarik dalam memberikan materi perkuliahan dan sebaliknya,
mahasiswa yang merasa tertarik dengan mata kuliah PPKn berangapan
bahwasanya pengajar mampu memberikan kemasan materi perkuliahan PPKn
yang menarik.
Mahasiswa masih menganggap materi perkuliahan PPKn merupakan
materi yang cukup menyulitkan. Mata kuliah PPKn ini sulit
karnamengharuskan mereka menghafal dan memagami hal-hal mengenai
hukum dan mengfahalkan pasal-pasal yang ada di dalam UUD 1945, bagi
mahasiswa pada kelompok soshum mungkin hal ini tidak terlalu menjadi
masalah. Namun bagi mahasiswa pada kelompok belajar saintek, hal ini
mungkin dapat menjadi sutau masalah karena mereka tidak terbiasa belajar
mengunakan metode tersebut. selain itu materi pembelajaran PPKn juga bisa
memberikan suatu prespektif yang berbeda beda ketika kita mendiskusikan
materi pembelajaran tersebut. Hal ini menunjukan bahwasanya walaupun
sudah di ajarkan sejak di sekolah dasar, materi PPKn masih saya menjadi
suatu hal yang sulit bagi mahasiswa. Sehingga walaupun materi dasar dasar
dari PPKn tergolong mudah, namun tetap saja tidak bisa untuk di sepelekan.
2. Pandangan Mahasiswa UNY mengenai kesesuaian nilai-nilai dan materi
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan
Program Study Mahasiswa

38
Materi pembelajaran PPKn memiliki keterkaitan dengan seluruh bidang ilmu
dan program study yang di pelajari oleh narasumber. Hubungan ini bisa terjadi
dengan cara ada dan masuknya materi maupun nilai nilai yan di ajarkan di dalam
PPKn dengan materi dan nilai yang ada di dalam program study mahasiswa
maupun dengan digunakannya pembelajaran mengenai bagaimana cara berfikir
yang baik dan kritis saat kite mempelajari PPKn pada saat narasumber
mendapatkan materi perkuliahan.

Seluruh mahasiswa yang di wawancarai beranggapan bahwa PPKn memag


perlu di berikan pada jurusan mereka. Hal ini di karenakan PPKn merupakan
sebuah materi pembelajaran yang penuh dengan nilai-nilai sosial dan pengajaran
mengenai norma dan warga negara yang baik. Hal ini sangat di perlukan bagi
bangsa Indonesia dan pemuda yang ada di negara Indonesia untuk mewujudkan
generasi muda yang baik dan perkembangan negara yang baik. Pengetahuan
mengenai PPKn juga dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air
bagi masayarakat dan hal ini sangat di perlukan terutama di dalam era globalisasi
ini.

B. Saran
1. Kepada Mahasiswa
Sebagai seorang mahasiswa, perlu adanya pemahaman yang kuat mengenai nilai
nilai yang ada di dalam pancasila dan penerapannya di dalam kedihupan sehari-
hari. Rasa nasionalisme dan cinta tanah air juga perlu di miliki oleh setiap
mahasiswa, terlebih lagi mahasiswa di persiapkan sebagai tonggak estafet yang
nantinya di harapkan akan memberikan perubahan menuju arah yang lebih maju
bagi bangsa Indonesia. Mata kuliah Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
mengandung nilai-nilai yang ada di dalam materi tersebut. Untuk memaknai dan
mempelajari materi pembelajaran PPKn dengan baik terdapat berbagai cara :
a. Mendengarkan materi yang di berikan oleh pengajar di dalam kelas dan
mengamalkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menerapkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme dari dalam diri agar lebih
tertarik dalam mempelajari materi PPKn

39
c. Membuat suatu diskusi mengenai topik kewarganegaraan dan pancasila pada
setiap mata kuliah PPKn maupun di luar mata kuliah PPKn agar terciptanya
sikap kritis
d. Memberi saran dan masukan kepada pengajar dengan santun dan sopan
apabila pembelajaran di nilai kurang menarik
e. Mencari lebih banyak sumber informasi mengenai materi PPKn melalui buku-
buku, jurnal maupun melalui media sosial
f. Lebih mengamati dan peduli kepada lingkungan sekitar
g. Dapat mulai mencari berita-berita dan topik-topik permasalahan yang ada di
dalam negeri untuk di pelajari dan di kaji.
2. Kepada Pengajar
Pengajar memang merupakan salah satu factor utama dan merupakan suatu
Gudang ilmu bagi seorang mahasiswa untuk mendapatkan materi perkuliahan. Di
dalam materi perkuliahan PPKn ini memang cenderung mengharuskan mahasiswa
untuk mendengarkan materi yang di sampaikan oleh pengajar melalui metode
wawancara. Hal inilah yang dapat menyebabkan suatu kebosanan pada
mahasiswa. Maka agar hal tersebut tidak terjadi, terdapat beberapa cara yang di
lakukan untuk dapat menarik simpati dan ketertarikan mahasiswa terhadap
pembelajaran PPKn.
a. Memberikan study kasus dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
mengamati dan melakukan penelitian dengan terjun langsung kepada
masyarakat, hal ini selain agar mahasiswa mampu melihat kondisi lapangan
secara nyata juga dapat menghindarkan mahasiswa dari kebosanan saat
melakukan perkuliahan di dalam kelas.
b. Memberikan metode pembelajaran yang berbeda dan menyesuaikan kelompok
study yang sedang di ajar. Pengajar harus mampu mengamati metode yang
paling efektif di gunakan pada suatu kelompok study maupun program study
sesuai dengan budaya dari mahasiswa dari kelompok belajar maupun program
study tersebut memahami suatu materi

40
c. Menggunakan media yang dapat membuat mahasiswa tertarik seperti power
point yang di design secara menarik seperti berisi foto-foto dan gambar
gambar.
d. Pemberian materi tidak terfokus dengan metode ceramah saja, pengajar harus
memberikan ruang untuk mahasiswa berdiskusi agar mereka tertarik dan
mencari tau dengan sendirinya mengenai materi PPKn.
e. Pemberian hal-hal yang dirasa dapat menarik mahasiswa seperti video, dan
penyampaian materi dapat di lakukan menggunakan metode story telling.
Selain itu perlu juga di sisipkan sedikit humor di dalam penyampaian
perkuliahan agar mahasiswa tidak terlalu kaku. Terlebih lagi materi
pembelajaran PPKn merupakan materi yang berkutat pada hal-hal yang di rasa
cukup berat.
f. Pemberian kuliah umum dengan pembicara seseorang yang berpengalaman
pada hal-hal yang berbau PPKn atau menyarankan mahasiswa untuk
mengikuti seminar nasional yang berhubungan dengan PPKn dan mahasiswa
dapat mencatat dan merangkum materi yang ada sehingga mahasiswa tidak
bosan berada di dalam kelas terus menerus.

DAFTAR PUSTAKA

41
Siswoyo, Dwi. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Budiawan. 2017. NASION DAN NASIONALSIME : Jelajah ringkas teoretis. Yogyakarta:


Ombak.

Cholisin. 2013. Ilmu Kewarganegaraan (Civic). Yogyakarta: Ombak.

Undang-Undang Dasar 1945. Cetakan ke enam belas.

Muhardi. 2014. Kontribusi Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Bangsa Indonesia.

PGSD UPY. 06 Juni 2018 . Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli.

Dapat di akses melalui https://pgsd.upy.ac.id/index.php/8-artikel-pendidikan/11-


pengertian-pendidikan

Yayuk Hidayah, Nurfikha Ulfah, Suyitno. 2019. Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah
Wajib Umum Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.

Di akses melalui
http://Journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/MARTICLE/DOWNLOAD/1361/924

Agus Prasetyo. 2011. Landasan, Tujuan, Visi, Misi dan Kompetensi Penyelengaraan Pendidikan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.

Dapat di akses melalui http://Kompasiana.com

Yuli Sectio Rini. PENDIDIKAN : HAKEKAT, TUJUAN, DAN PROSES

diakses dari https://staffnew.uny.ac.id

Haryanto, 2012: dalam artikel “pengertian Pendidikan menurut para akhli”

di akses dari http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/

Diana Kriswinatali 23 October 2017. Pengertian Pendidikan Pancasila dan empat landasannya.

Di akses dari https://dianakriswinatalo.blogspot.com/

Aris Kurniawan, 03 Mei 2020, Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli

diakses melalui https://gurupendidikan.co.id

42
Khanza Savitra, 2017. 10 Pengertian Presepsi Menurut Para Ahli.

Di akses melalui http://dosenpsikologi.com

LAMPIRAN

43
Pedoman Wawancara Mahasiswa Univeristas Negeri Yogyakarta

Nama :

Hari Tanggal :

Waktu :

Lokasi/Media Wawancara :

Fakultas :

Program Study :

Tahun Angkatan & Kelas :

Pertanyaan :

1. Menurut anda apa aitu PPKn?


2. Kapan anda mendapatkan matkul PPKn pada perkuliahan ini?
3. Seberapa besar ketertarikan anda dengan matkul PPKn?
4. Factor apa saja yang mempengaruhi ketertarikan anda pada matkul PPKn?
5. Bagaimana tanggapan anda saat mempelajari atau menerima materi kuliah PPKn?
6. Apakah anda merasa bahwa pembelajaran PPKn merupakan pembelajaran yang
membosankan?
7. Bagaimana cara anda mempelajari PPKn?
8. Menurut anda adakah hal yang menarik dari pembelajaran PPKn?
9. Apakah menurut anda matkul PPKn tergolong mata kuliah yang cukup sulit di pelajari?
10. Apakah menurut anda ada hubungan antara nilai nilai yang ada di dalam mata kuliah
PPKn dengan materi-materi yang ada di dalam jurusan anda?
11. Apakah anda setuju adanya matkul PKN terdapat di dalam salah satu matkul di jurusan
anda?
12. Apakah anda menganggap bahwa PKN penting untuk jurusan anda?

TRANSKRIPSI WAWANCARA I
44
Nama : Refrelza El Nisaa Andreine

Hari Tanggal : Rabu, 13 Mei 2020

Waktu : 21.00 WIB

Lokasi/Media Wawancara : Melalui Watsapp

Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan

Program Study : Psikologi

Tahun Angkatan & Kelas : Psikologi 4A 2018

1. Menurut anda apa aitu PPKn?


Jawab : menurutku PPKn itu salah satu mata pelajaran wajib dari sekolah dasar
sampai menengah atas, tapi ternyata PPKn menjadi mata kuliah umum untuk
perguruan tinggi.
2. Kapan anda mendapatkan matkul PPKn pada perkuliahan ini?
Jawab : pada semester 1
3. Seberapa besar ketertarikan anda dengan matkul PPKn?
Jawab : awalnya biasa aja, mikirnya sama seperti mata kuliah umum lainnya tapi
karena pembawaan materi dosen yang baik dan mudah untuk dipahami maka
ketertarikan meningkat
4. Factor apa saja yang mempengaruhi ketertarikan anda pada matkul PPKn?
Jawab : materinya mudah dipahami, pembawaan dosen yang baik jadi lebih enak
didengernya, dan menarik ada matkul ppkn di dunia perkuliahan jadi bikin pengen
tahu
5. Bagaimana tanggapan anda saat mempelajari atau menerima materi kuliah PPKn?
Jawab : menyenangkan sih, lupa lupa ingat sama materi yg pernah didapat waktu
masih jadi siswa
6. Apakah anda merasa bahwa pembelajaran PPKn merupakan pembelajaran yang
membosankan?
Jawab : tidak
7. Bagaimana cara anda mempelajari PPKn?

45
Jawab : baca buku yang jadi sumber dari dosen, mencari jurnal atau makalah tentang
ppkn

8. Menurut anda adakah hal yang menarik dari pembelajaran PPKn?


Jawab : ada, materinya itu itu saja asal kita memahami dengan baik pasti bakal bisa
9. Apakah menurut anda matkul PPKn tergolong mata kuliah yang cukup sulit di
pelajari?
Jawab : mungkin ada beberapa materi yang tergolong sulit tapi untuk dasar dasar
ppknnya kemungkinan masih bisa dipahami
10. Apakah menurut anda ada hubungan antara nilai nilai yang ada di dalam mata kuliah
PPKn dengan materi-materi yang ada di dalam jurusan anda?
Jawab : psikologi punya cabang ilmu salah satunya psikologi sosial, nah pendekatan
oendekatan ilmu kewarganegaraan dengan interaksi sosial dan lingkungan sosial
terdapat kaitannya. misalnya moral dan norma, pada psikologi sosial itu sangat
diperlukan untuk interaksi pada individu lain. bagaimana individu tersebut dapat
mempraktikkan ilmu kewarganegaraan terhadap sosialnya
11. Apakah anda setuju adanya matkul PKN terdapat di dalam salah satu matkul di
jurusan anda?
Jawab : setuju
12. Apakah anda menganggap bahwa PKN penting untuk jurusan anda?
Jawab : penting, tetapi lebih penting untuk pembentukan sikap yang baik pada dunia
perkuliahan, salah satunya mahasiswa baru.

46
TRANSKRIP WAWANCARA II

Nama : Ferryan Saputro

Hari Tanggal : Minggu 31 Mei 2020

Waktu : 09.00 WIB

Lokasi/Media Wawancara : Melalui Watsapp

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial

Program Study : Pendidikan Sejarah

Tahun Angkatan & Kelas : Pendidikan Sejarah B 2019

Pertanyaan :

1. Menurut anda apa aitu PPKn?


Jawab : Menurut saya ppkn merupakan sebuah pelajaran/matakuliah yang memberikan
pengetahuan tentang Pancasila dan kewarganegaraan agar peserta didik lebih mengenal
dasar negaranya dan menjadi warga negara Indonesia yang baik
2. Kapan anda mendapatkan matkul PPKn pada perkuliahan ini?
Jawab : saya mendapatkan PPKN pada semester 2
3. Seberapa besar ketertarikan anda dengan matkul PPKn?
Jawab : Ketertarikan saya dengan ppkn lumayan besar, karena berhubung saya
merupakan pendidikan sejarah, jadi tidak dilepaskan dari materi materi dari ppkn juga
sebagai salah satu ilmu bantu dalam pendidikan sejarah. Karena dalam sejarah itu sendiri
memiliki resiko besar apabila kita salah memahami, dan tidak punya filter atau landasan
tentang ke Indonesia-an, jadi dengan adanya ppkn ini jelas membantu saya agar memiliki
pengetahuan tentang ideologi pancasila dan juga salah satu filter saya dalam mempelajari
sejarah yang mungkin sebagian orang di anggapnya bahaya
4. Factor apa saja yang mempengaruhi ketertarikan anda pada matkul PPKn?

47
Jawab : Faktor yang mempengaruhi keterarikan saya lebih kepada bidang bidang politik
dan hukum yang di pelajari pada matakuliah ppkn, karena itu membantu saya dalam
mempelajari tentang kesejarahan
5. Bagaimana tanggapan anda saat mempelajari atau menerima materi kuliah PPKn?
Jawab : tanggapan saya bagus karena itu membantu saya
6. Apakah anda merasa bahwa pembelajaran PPKn merupakan pembelajaran yang
membosankan?
Jawab : Hemm jujur saya merasa bosan ketika ppkn sedang membahas tentang budi
pekerti dan perilaku sebagai warganegara yang baik, karena materi itu menurut saya
terlalu template, dan terasa sedikit kita kembali ke jaman jaman sd atau smp dahulu, ya
walaupun penting tapi mungkin bisa di kemas lebih menarik
7. Bagaimana cara anda mempelajari PPKn?
Jawab : Karena basic saya sejarah, saya akan lebih konsen pada sejarah Indonesia dulu,
nah dari kita mempelajari sejarah secara kronologis, pasti kita akan menemukan hal-hal
atau istilah yang tidak dijumpai, nah dari yang tidak kita ketahui tersebut, saya merasa
tertantang untuk mencari tahu dan lama-lama kita bisa ambil pengetahuan dari
ketidaktahuan tersebut,
8. Menurut anda adakah hal yang menarik dari pembelajaran PPKn?
Jawab : Tentang wawasan politik dan tata negara menurut saya yang menarik hehe,
karena itu sering jadi diskusi yang menarik
9. Apakah menurut anda matkul PPKn tergolong mata kuliah yang cukup sulit di pelajari?
Jawab : Menurut saya tidak mudah dan juga tidak sulit sih, tergantung materi yang
diberikan, misal kita mempelajari hukum yang ada pasal pasalnya itu menurut saya yang
agak sulit , tapi kalau membahas tentang perilaku dan budi pekerti sebagai warganegara
yang baik mudah
10. Apakah menurut anda ada hubungan antara nilai nilai yang ada di dalam mata kuliah
PPKn dengan materi-materi yang ada di dalam jurusan anda?
Jawab : Kalau selama kuliah yang saya jalani, secara langsung sih tidak ada kaitan nilai
dengan matakuliah yang lain, tetapi dari ppkn ini, saya bisa tahu seberapa paham teman
temanku mempelajari tentang ppkn dan juga pola pikir mereka mengarah kemana hehe
11. Apakah anda setuju adanya matkul PKN terdapat di dalam salah satu matkul di jurusan
anda?
Jawab : Setuju, karena dengan adanya matakuliah ini menjadikan kita lebih kritis
12. Apakah anda menganggap bahwa PKN penting untuk jurusan anda?
Jawab : penting.

48
TRANSKRIP WAWANCARA III
Nama : Saufa Pantra Fillah
Hari Tanggal : Minggu, 31 Mei 2020

Waktu : 12. 30 WIB

Lokasi/Media Wawancara : Melalui Watsapp

Fakultas : Fakultas Matematika dan IPA

Program Study : Pendidikan IPA

Tahun Angkatan & Kelas : Pendidikan IPA D 2018

Pertanyaan :

1. Menurut anda apa aitu PPKn?


Jawab : Studi yang mempelajari tentang bagaimana cara kita hidup sebagai warga negara
yang baik dengan mempelajari ketatanegaraan dan nilai nilai yang berdasarkan pada
Pancasila
2. Kapan anda mendapatkan matkul PPKn pada perkuliahan ini?
Jawab : Semester 3
3. Seberapa besar ketertarikan anda dengan matkul PPKn?
Jawab : yah bagi saya sangat penting, jadi saya lumayan tertarik
4. Factor apa saja yang mempengaruhi ketertarikan anda pada matkul PPKn?
Jawab : 1. Sebagai seorang warga negara tentunya kita perlu tahu bagaimana kita
bertindaksebagai seorang warga negara
2. Mempelajari nilai yang patut diterapkan dalam kehidupan di negara ini apa
saja
3. Pasang surut pemerintah Indonesia dan kebijakannya yang membuat saya
tertarik
5. Bagaimana tanggapan anda saat mempelajari atau menerima materi kuliah PPKn?

49
Jawab : Mempelajari matkul ini tergolong sedikit sulit menurut saya karena untuk
mengkaji nilai dari pancasila dan UUD untuk diterapkan di kehidupan dibutuhkan
pemahaman dan hafalan yang tinggi.. Terlebih lagi metode penyampaian dari matkul ini
tidak hanya bisa di lakukan dengan dakwah/ceramah saja. Namun perlu pemahaman pada
paradigma yang ada dikehidupan. Dan itulah yang membuat matkul ini menarik untuk
dipelajari karena subjek kasus yang ada setiap hari pasti ada hal baru
6. Apakah anda merasa bahwa pembelajaran PPKn merupakan pembelajaran yang
membosankan?
Jawab : Menurut saya tidak, karena implementasi dan apa yang dikaji dan study kasus
yang bisa di pelajari di matkul ini selalu datang dengan hal baru
7. Bagaimana cara anda mempelajari PPKn?
Jawab : Saya lebih suka mempelajari dengan cara study kasus yang ada dalam kehidupan
sehari hari, seperti kebijakan baru yang di buat pemerintah apakah bertentangan ataupun
sesuai dengan nilai yang ada pancasila dan.UUD 1945 atau tudak
8. Menurut anda adakah hal yang menarik dari pembelajaran PPKn?
Jawab : Tentu saja ada, seperti mempelajari paradigma ketatanegaraan dan kita sebagai
rakyat dengan hak dan kewajibannya,
9. Apakah menurut anda matkul PPKn tergolong mata kuliah yang cukup sulit di pelajari?
Jawab : Menurut saya iya, karena yah saya bukan tipe orang yang mudah menghafal dan
mengingat sesuatu, karena dalam mempelajari matkul ini ada dasar yang pokok yang
perlu di pelajari dulu dan itu tidak bisa semena mena kita ubah kata2nya dengan opini
kita sendiri
10. Apakah menurut anda ada hubungan antara nilai nilai yang ada di dalam mata kuliah
PPKn dengan materi-materi yang ada di dalam jurusan anda?
Jawab : Pastinya ada, bila kita mengkaji alam (karena dari jurusan pendidikan IPA) pun
tidak terlepas dari peraturan yang membatasi saintis dalam melakukan suatu observasi,
suatu penelitian. Dari norma dan nilai dalam pancasila yang di pelajari dalam matkul
ppkn pun Sebenenrya juga di terapkan oleh saintis dalam metode ilmiah nya juga.
11. Apakah anda setuju adanya matkul PKN terdapat di dalam salah satu matkul di jurusan
anda?
Jawab : ya saya setuju
12. Apakah anda menganggap bahwa PKN penting untuk jurusan anda?
Jawab : Tentu saja penting, karena dimana kita hidup dimana kita bernegara, kita tidak
bisa terlepas dari nilai,kebudayaan,peraturan yang ada di wilayah tersebut entah siapapun
kita, apapun kita.

50
TRANSKRIP WAWANCARA IV

Nama : Nala Khaerunnisa

Hari Tanggal : Minggu, 31 Mei 2020

Waktu : 12.00 WIB

Lokasi/Media Wawancara : Melalui Watsapp

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial

Program Study : Pendidikan IPS

Tahun Angkatan & Kelas : Pendidikan IPS A 2019

Pertanyaan :

1. Menurut anda apa aitu PPKn?


Jawab : Menurut saya ppkn itu merupakan ilmu pengetahuan yg mana di dalamnya
mempelajari mengenai ketatanegaraan, dan pembentukan karakter, guna menciptakan
masyarakat yang sesuai dengan cita² bangsa. Mendidik masyarakat agar mencintai
negaranya, paham terhadap negaranya. Sehingga masyarakat tersebut tidak menjadi
manusia yang merugikan negara.
2. Kapan anda mendapatkan matkul PPKn pada perkuliahan ini?
Jawab : Untuk matkul ppkn sendiri saya baru mendapatkannya disemester dua ini ,
Sedangkan semester satu kemarin saya baru mendapat mata kuliah Pancasila
3. Seberapa besar ketertarikan anda dengan matkul PPKn?
Jawab : Ketertarikan saya terhadap matkul PPKn ini tidak terlalu besar, karena sejak saya
SD saya kurang bisa memahami apa-apa saja yg dipelajari dalam mata pelajaran ppkn,
karena menurut saya pembahasan dalam matkul PPKn ini berat bagi saya, tata negara,

51
hukum negara, dasar negara, dll. Menurut saya tidak semua orang bisa dengan mudah
paham dengan pembahasan tersebut.
4. Factor apa saja yang mempengaruhi ketertarikan anda pada matkul PPKn?
Jawab : Yang paling dominan yaitu faktor dari pendidik yg mengajarkan pada saya
terkait matkul PPKN ini, karena sejauh ini apabila pendidik yg mengajarkan itu
menyenangkan, ya saya merasa tertarik untuk lebih mendalami matkul ini dan
sebaliknya. Faktor yg lain mungkin pada pokok bahasan yg sedang dibahas
5. Bagaimana tanggapan anda saat mempelajari atau menerima materi kuliah PPKn?
Jawab : Tanggapan saya yaa biasa saja, seperti matkul yang lain. Namun ada rasa perlu
lebih mendisiplinkan diri ketika sedang mempelajari matkul ini, seolah saya harus
berusaha menjadi warga atau mahasiswa yang baik dan disiplin ketika saya sedang
mempelajari matkul ini
6. Apakah anda merasa bahwa pembelajaran PPKn merupakan pembelajaran yang
membosankan?
Jawab : Terkadang saya merasa seperti itu, tergantung pembahasannya tadi. Kalau
pembahasannya itu seru ya saya tidak merasa bosan, kalau pembahasannya itu lebih
dominan pada materi yang bisa dikatakan mudah didapatkan di internet ya bosan. Tapi
kalau pembahasannya itu menantang untuk lebih berpikir, saya rasa saya tidak merasa
kebosanan.
7. Bagaimana cara anda mempelajari PPKn?
Jawab : Membaca buku tentu saja. Lalu dengan berdiskusi bersama teman, saling
bertukar pendapat, dan tentunya lebih update dengan keadaan yg sedang terjadi di negara.
Selain itu juga belajar dari kehidupan sehari-hari.
8. Menurut anda adakah hal yang menarik dari pembelajaran PPKn?
Jawab : Ada, cukup banyak sebenarnya hal menarik dari pembelajaran ppkn ini. Kalau
dari saya pribadi, saya suka dengan hal yang berkaitan dengan HAM.
9. Apakah menurut anda matkul PPKn tergolong mata kuliah yang cukup sulit di pelajari?
Jawab : Sebenarnya tidak, karena kan banyak materi yang dihapal, maksudnya sudah ada
secara tertulis, seperti UU dan UUD, jadi tinggal dihapalkan saja. Namun kadang yg
menjadikan matkul ini terasa sulit itu kenyataan yang berbeda dengan apa yang
dipelajari, banyak jalan yg bisa digunakan untuk memecahkan permasalahan, sehingga

52
menimbulkan banyak perspektif. Jadi intinya tidak sulit, namun juga tidak bisa
disepelekan.
10. Apakah menurut anda ada hubungan antara nilai nilai yang ada di dalam mata kuliah
PPKn dengan materi-materi yang ada di dalam jurusan anda?
Jawab : Ada. Karena jurusan saya mempelajari mengenai kehidupan sosial tentu dalam
mempelajari kehidupan sosial itu terdapat suatu cara atau alat yang digunakan untuk
mengendalikan kehidupan sosial manusia, salah satu alatnya yaitu dengan pendidikan,
nah dalam pendidikan ini dibutuhkan PPKn untuk mendidik masyarakat agar menjadi
warga yang baik, sehingga tata sosial itu dapat berjalan dengan semestinya.
11. Apakah anda setuju adanya matkul PKN terdapat di dalam salah satu matkul di jurusan
anda?
Jawab : Setuju
12. Apakah anda menganggap bahwa PKN penting untuk jurusan anda?
Jawab : Iya, penting. Karena itu tadi, menurut saya PKN merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk mencapai kehidupan sosial yang baik dengan menciotakan warga negara
yang baik.

53
TRANSKRIP WAWANCARA V

Nama : Ilham Maajid Mubarok

Hari Tanggal : Minggu, 31 Mei 2020

Waktu : 10.00 WIB

Lokasi/Media Wawancara : Melalui Watsapp

Fakultas : Fakultas Ilmu Keolahragaan

Program Study : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Tahun Angkatan & Kelas : PJKR D 2019

Pertanyaan :

1. Menurut anda apa aitu PPKn?


Jawab : Menurut saya PPKn atau Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan adalah
suatu mata pelajaran yang bertujuan untuk mengedukasi peserta didik tentang pancasila,
hukum2 di Indonesia, dan bagaimana menjadi warga negara yang baik
2. Kapan anda mendapatkan matkul PPKn pada perkuliahan ini?
Jawab : Semester 2 ini
3. Seberapa besar ketertarikan anda dengan matkul PPKn?
Jawab : saya sangat tertarik dengan mata kuliah ini
4. Factor apa saja yang mempengaruhi ketertarikan anda pada matkul PPKn?
Jawab : Saya tertarik kepada matkul PPKn ini karena saya tertarik untuk bisa menghadapi
berbagai permasalahan di Indonesia ini dengan bijak sesuai aturan hukum , karena
banyak orang yang jika ada suatu masalah langsung bertindak semaunya sendiri tanpa
mengerti prosedur hukumnya
54
5. Bagaimana tanggapan anda saat mempelajari atau menerima materi kuliah PPKn?
Jawab : Cukup menarik, cukup bermanfaat untuk kita agar bisa menjadi warga negara
yang baik

6. Apakah anda merasa bahwa pembelajaran PPKn merupakan pembelajaran yang


membosankan?
Jawab : Mungkin jika saya bosan dalam PPKn ini bukan mata kuliah.nya yang
membosankan , tetapi cara penyampaian pengajar yang membuat mahasiswa bosan ,
Kalau saya mungkin bisa dengan Ijin keluar kelas untuk kekamar mandi atau gimana ,
terus mencari udara segar sejenak.
7. Bagaimana cara anda mempelajari PPKn?
Jawab : Cara saya mempelajari PPKn cukup diikuti dan dipahami saya apa yang
disampaikan oleh dosen. Dan juga perbanyak referensi dari membaca buku, artikel, atau
dengan melihat berita2 di televisi untuk menambah wawasan
8. Menurut anda adakah hal yang menarik dari pembelajaran PPKn?
Jawab : Menurut saya tidak ada hal yang cukup berkesan dalam pembelajaran PPKn ini,
semua sama rata biasa2 saja
9. Apakah menurut anda matkul PPKn tergolong mata kuliah yang cukup sulit di pelajari?
Jawab : Iya, soalnya harus menghafal banyak sekali pasal dalam UUD 1945 , itu bagian
yang membuat saya sulit dalam pembelajaran PPKn ini
10. Apakah menurut anda ada hubungan antara nilai nilai yang ada di dalam mata kuliah
PPKn dengan materi-materi yang ada di dalam jurusan anda?
Jawab : Ada , karena dalam Olahraga juga kita harus tetap mematuhi hukum yang
berlaku di Indonesia, dan bermanfaat agar kita tidak melanggar hukum di Indonesia
11. Apakah anda setuju adanya matkul PKN terdapat di dalam salah satu matkul di jurusan
anda?
Jawab : Setuju Sekali
12. Apakah anda menganggap bahwa PKN penting untuk jurusan anda?
Jawab : Saya beranggapan bahwa , pembelajaran PPKN tidak terlalu penting untuk saya
dalam mengajar kedepannya, namun sangat penting untuk bernegara dalam arti menjadi
warga negara yang baik

55
LAMPIRAN BUKTI WAWANCARA

56
57
58
59
60
61
62

Anda mungkin juga menyukai