Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT


MASA DEPAN

DOSEN PENGAMPU: Eko Wulandari,S.Pd.I.M.Pd


DiSusun Oleh:
IFO KRISTINELA PURNAMA

PROGRAM STUDI PLS PAUD


FAKULTAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP YPM BANGKO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sempurna. Shalawat serta
salam tak lupa pula penulis haturkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa manusia dari zaman kebodohan menuju zaman ilmu pengetahuan, sehingga
penulis dapat dengan lancarnya menulis makalah ini yang berjudul “Perkiraan dan Antisipasi
Masyarakat Masa Depan” ini.
Sehubungan dengan hal itu, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Eko Wulandari,S.Pd.I,M.Pd selaku Dosen Pengampu mata mata kuliah
Pengantar Pendidikan yang juga banyak membantu dan mengarahkan penulis hingga
rampungnya makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman
penulis masih sangat terbatas.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak guna membangun dan melengkapi makalah ini agar makalah ini menjadi
lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata penulis ucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik anda
semua.
Bungo, 26 Oktober 2020
Penulis,

IFO KRISTINELA PURNAMA

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………..……………………………………… ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………….. 1
B. RUMUSAN MASALAH………………_...……………………………………... 1
C. TUJUAN………….……………………………………………. ……………….. 1
D. MANFAAT……………………………………....…………….. ………………. 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan……………..………………..................... 3
1. Kecenderungan Globalisasi………………..……………………..............._........ 3
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK )......…………..... 4
3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat…. ...._....... 4
4. Peningkatan Layanan Profesional……….………………………………………. 5
B. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan……....………………….. 7
1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan……………………………………………. 8
2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan………………………..……………………. 9
BAB III. PENUTUP
1._Kesimpulan………………………......……………………………………………. 12
2. Saran………………………………………………………………………………. 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Pendidikan selalu bertumpu pada kesejateraan, yakni pengalaman-pengalaman masa


lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan
masadepan/melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestariakn nilai-nilai luhur social
kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejara bangsa tersebut.
Melalui dengan pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk
menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntutan karena
pengaruh dari luar masyarakat yang bersangkutan. Dan akhirnya, melalui pendidikan akan
ditetapkan langkah-langkah yang akan dipilih masa kini sebagai upaya mewujukan aspirasi
dan harapan di amsa depan.
Dalam UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah
ditetapkan antara lain bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat masa depan?


2. Bagaimana paparan tentang perkiraan masyarakat masa depan?
3. Bagaimana upaya pendidikan untuk mengantisipasi masyarakat masa depan?

C.TUJUAN

1. Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan, serat pranan


factor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), arus
komunikasi yang semakin padat dan cepat, serta kebutuhan yang meningkat dalam
layanan professional terhadap masyarakat di masa depan tersebut.

1
2. Memahami berbagai upaya pendidikan untuk mengantisipasi masa depan, baik yang
berkenan dengan penyiapan manusia maupun yang berkenan dengan perubahan sosio-
kultural, serta pengembangan sarana pendidikan untuk mendukung upaya-upaya yang
sedang atau akan dilaksanakan.

D. MANFAAT

Bagi mahasiswa calon tenaga kependidikan, utamanya mahasiswa keguruan, kajian


tentang masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda, yakni untuk dirinya sendiri serta
pada gilirannya kelak untuk siswa-siswanya

2
BAB II
PEMBAHASAN

Melalui pendidikan, masyarakat akan melestarikan nilai – nilai sosial kebudayaannya. Dalam
UU – RI No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan bahwa “
pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa depan.” Bagi mahasiswa calon tenaga
kependidikan utamanya guru, kajian tentang masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda yakni
untuk dirinya sendiri dan kelak untuk siswa – siswanya. Untuk itu di bawah ini adalah paparan
tentang perkiraan masyarakat masa depan serta akan diikuti dengan kajian tentang upaya pendidikan
untuk mengantisipasinya.

A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan

Perubahan yang cepat tersebut mempunyai beberapa karakteristik umum yag dapat dijadikan
petunjuk sebagai ciri masyarakat dimasa depan yaitu:
1. Kecenderungan globalisasi
2. Perkembangan IPTEK
3. Perkembangan arus komunikasi
4. Peningkatan pelayanan profesional

Berikut penjelasan dari poin poin diatas.


1. Kecenderungan Globalisasi
Istilah Globalisasi asal kata global atau berarti secara umum, utuhnya kebulatannya bermakna
bumi sebagai satu keutuhan seakan akan tanpa batas administrasi Negara. Menurut Emil Salim(1990)
terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya
dobraknya yaitu:

a) Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat, utamanya dengan
menggunakan teknologi canggih seperti komputer dan satelit. Globalisasi iptek tersebut
memberi orientasi baru dalam bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas negara.
b) Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa
mengenal batas – batas negara. Hal ini menyebabkan banyak kelompok – kelompok ekonomi
yang berkembang misalnya Masyarakat Ekonomi Eropa untuk eropa barat dan NAFTA di
Amerika Serikat.Globalisasi ekonomi ini telah menyebabkan negara hanya bertapal batas
politik saja, sedang dari segi ekonomi semakin kabur saja. Peristiwa ekonomi di suatu negara
seperti krisis moneter di Indonesia akan berdampak pula pada hampir seluruh dunia.

3
c)  Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan
Internasional yang mencapai puncaknya pada Konferensi PBB mengenai Lingkungan Hidup
dan Pembangunan pada awal Juni di Brasil.
Kerusakan lingkungan hidup di negara tertentu juga akan berdampak pada negara lainnya.
Contohnya kebakaran hutan yang asapnya sampai ke negara – negara tetangga.
d) Bidang pendidikan yang berkaitan dengan identitas bangsa termasuk budaya nasional dan
budaya–budaya nusantara. Di samping terpaan – terpaan gagasan – gagasan dalam
pendidikan, globalisasi juga menerpa setiap individu manusia melalui radio, TV, dan Internet.
Ke semua itu akan mempengaruhi wawasan, pikiran, dan bahkan perilaku manusia.
Di samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai juga tampak dalam bidang politik,
hukum dan HAM,paham demokrasi dan sebagainya. Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan
suatu gejala yang tidak dapat dihindari. Oleh karen itu, banyak gagasan dalm menghadapi globalisasi
yang menekankan perlunya berpikir dan berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan
keputusan dan tindakan dengan keadaan nyata disekitarnya.

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK )


Perkembangan Iptek yang semakin cepat dalam era globalisasi ini merupakan salah satu ciri
utama dari masyarakat masa depan. Percepataan perkembangan iptek tersebut terkait dengan landasan
ontologis, epistemologis, dan aksiologis ( Filsafat ilmu, 1981: 9-15 ). Perkembangan IPTEK
sekarangini sangat mengesankan utamanya dalam bidang bidang transportasi, telekomunikasi, dan
informatika, genetika, biologi molekul, serta bio teknologi dan sebagainya. Globalisasi perkembangan
IPTEK dapat berdampak positif dan negatif. Segi positifnya antara lain memudahkan untuk mengikuti
perkembangan IPTEK yang terjadi didunia, menguasai dan menerapkannya untuk memenuhi
kebutuhan pembangunan. Sedangkan segi negatif akan timbul apabila kondisi sosial budaya belum
siap menerima limpahan itu.
Adapun serangkaian kegiatan perkembangan dan pemanfaatan IPTEK yaitu
1. Penelitian dasar ( basic research )
2. Penelitian terapan ( applied research )
3. Pengembangan teknologi ( technological development )
4. Penerapan teknologi
Segala sesuatu itu pasti ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan begitu pula dengan
iptek bisa menjadi peluang dan tantangan. Peluang bagi kita untuk mengikuti perkembangan iptek
tersebut secara dini dan apabila masyarakat belum siap menerimanya maka akan berubah menjadi
tantangan. Untuk itu diharapkan di masa – masa mendatang lahir pakar – pakar iptek yang
menguasai secara mendalam dan memiliki wawasan yang luas dan mampu bekerja secara disiplin dan
tetap berpijak pada budaya Indonesia.

4
3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Pada umumnya bentuk komunikasi langsung (verbal ataupun non verbal) dikenal sebagai
komunikasi antar pribadi (interporsenall comunication), baik komunkasi antar dua orang (dyadic
komunikation) maupun dalam kelompok kecil (small group comunication)dengan ciri pokokadanya
dialog antara pihak pihak yang berkomunikasi yang bercirikan monologadalah komunikasi publik
yang dibedakan atas komunikasi pembicara dan pendengar ( speaker audiens comunication).
Proses komunikasi meliputi beberapa unsur dasar, yakni:
 Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau perilaku yang diinginkan oleh
pengirim pesan.
 Penyandingan (enconding), yakni penerjemahan isi pesan ke dalam bentuk yang serasi
dengan alat pengirim pesan.
 Transmisi atau pengiriman pesan.
 Saluran
 Pembukasandian penerjemahan kembali apa yang diterima ke dalam isi pesan oleh penerima.
 Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
 Gangguan atau hambatan yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.
Meskipun teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perkembangan yang pesat, namun
belum merata pada semua negara.Perkembangannya di negara berkembang masih sangat lambat
karena didominasi oleh negara –
negara maju.Untuk itu diperlukan upaya – upaya untuk merebut teknologi tersebut. Namun, terdapat
beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu :
1. Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir.
2.  Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan signal yang beragam.
3. Di bidang media cetak antara lain penggunaan VDT ( video display terminal ), surat kabar
elektronik, dan sistem cetak jarak jauh.
4. Di media elektronik antara lain penggunaan DBS ( direct broadcast satelitte ). Kesemua hal
itu akan mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi sebagai masyarakat masa
depan.

4. Peningkatan Layanan Profesional


Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu, suatu vokasi khusus
yang mempunyai ciri ciri Ekspertise(keahlian), responbility(tanggung jawab) dan
corporateness(kesejawatan). Robert W Richey (1974) dan D Westby Gibson (1965) mengemukakan
berbagai ciri profesi yaitu:

5
1. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan layanan itu harus mendapa
pengakuan dari masyarakat.
2. Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan prosedur
yang unik, serta memerlukan waktu yang relatif panjang untuk mempalajarinya sebagai
periode persiapan yang sengaja dan sistematis agar mampu melaksanakan layanan itu.
3. Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu, sehingga hanya yang
kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.
4. Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta tingkah laku dan cara
kerja dari anggotanya itu.
5. Terdapat organisasi profesi yang akan berfungsi menjaga layanan profesi dan melindungi
kepentingan dan kesejahteraan anggotanya.
6. Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karir hidup dan menjadi seorang
anggota yang relatif permanen serta mempunyai kemandirian dalam melaksanakan
profesinya dan untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya sendiri.
Untuk menjadi seorang profesional memerlukan tahapan – tahapan yang sangat panjang.
Howsam, et. al. ( 1976 : 7-9 ) mengemukakan suatu pandangan historis tentang profesi dengan
mengemukakan lima lingkaran konsentris dari titik tengah berturut – turut :
1. Profesi tertua yakni hukum, kesehatan, teologi dan dosen.
2.  Profesi baru yakni arsitektur, insinyur, dan optometri.
3. Pekerjaan yang segera diakui sebagai profesi umpama pekerja sosial yang masih semi
profesional akan segera diakui sebagai profesional.
4. Semi profesional.
5. Pekerjaan biasa yang tidak berusaha memperoleh status pofesional

Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi sehingga memperolah status yang


melembaga sebagai profesional ( Nugroho Notosusanto, 1984: 13-16), di dalamnya akan terkait
dengan permasalahan akreditasi, sertifikasi dan izin praktek. Mc. Cully ( 1969 dari T. Raka Joni,
1981: 5-8) mengemukakan enam tahap dalam proses profesinalisasi yakni :
1. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu profesi sehingga
memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.
2. Penepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan prajabatan tentang standar
kompetensi minimal yang harus dimiliki setiap calon profesi tersebut.
3. Akreditas, pengakuan resmi tentang kelayakan suatu program pendidikan prajabatan yang
ditugasi menghasilkan calon tenaga profesi yang bersangkutan.
4. Mekanisme sertifikasi dan pemberian izin praktek.

6
5. Baik secara perseorangan atau kelompok, pemangku profesi bertanggung jawab penuh
terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya yakni kebebasan mengambil keputusan secara
profesional.
6. Kelompok profesional memiliki kode etik, yang berfungsi ganda yaitu :
1) Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang bermutu.
2) Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.

B. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan

Masyarakat Indonesia dan kebudayaan Nasional merupakan landasan sistem


Pendidikan Nasional . melalui upaya peendidikan, kebudayaan dapat diwariskan, dipelihara,
serta diharapkan untuk dikembangkan oleh setiap generasi bangsa (masyarakat Indonesia).
Landasan sosio kultural merupakan salah satu dasar utama untuk mennetukan arah program
program pendidikan. Perkembangan masyarakat beserta kebudayaannya sekarang makin
mengalami percepatanperubahan maka dari itu diperlukan:

1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan


Dalam upaya menjadi menusia masa depan banyak tantangan – tantangan yang akan dihadapi
seperti : kemampuan menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang globalisasi berbagai bidang.
Berdasarkan acuan normatif yang berlaku ( UU RI No 2 / 1989 beserta peraturan pelaksanaanya )
telah ditetapkan rumusan tujuan pendidikan indonesia, yang dapat dianggap profil menusia indonesia
di masa depan.
Salah satu ketentuan yang penting pada perundang – undangan itu adalah wajib belajar sembilan
tahun yaitu SD, SMP dan SMK/SMA. Dalam penjelasan PP RI No 28 tahun 1990 tentang pendidikan
dasar ( penjelasan pasal tiga ) dikemukakan tujuan – tujuan pendidikan dasar tersebut, sebagai
berikut :
A. Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang – kurangnya mencangkup upaya
untuk :
a. Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan.
b.  Membiasakan untuk berperilaku yang baik.
c. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar.
d.  Memelihara kesehatan jasmani dan rohani.
e.  Memberikan kemampuan untuk belajar
f. Membentuk kemampuan belajar.
 Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat sekurang – kurangnya
mencangkup upaya :

7
1. Memberkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat.
2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam masyarakat.
3. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta
dalam kehudupan bermasyarakat.
4. Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara sekurang – kurangnya
mencangkup upaya untuk :
a. Mengembangkan perhatian dan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara
RI.
b. Menambahkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara.
c. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
d.  Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat manusia mencangkup upaya
untuk :
1. Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat
2. Meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia.
3. Memberikan pengertian tentang ketertiban dunia.
4. Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antar bangsa.
5. Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah dalam menguasai
kurikulum yang diisyaratkan.
Tuntutan manusia di masa depan menyebabkan manusia diarahkan pada pembekalan
kemampuan yang sangat diperlukan unuk menyesuaikan diri dengan keadaan di masa depan.
Beberapa diantaranya adalah :
 Ketanggapan terhadap berbagai masalah sosial, politik, kultural dan lingkungan.
 Kreativitas di dalam menemukan alternatif pemecahannya.
 Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
 Bertolak dari tesis ketidakpastian, Makaminan Makagiansar ( 1990: 5-6 ) mengemukakan
pentingnya mengembangkan empat hal pada peserta didik, yakni :
1. Kemampuan mengantisipasi ( anticipate ) perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan.
2. Kemampuan dan sikap untuk mengerti dan mengatasi situasi ( cope ).
3. Kemampuan mengakomodasi ( accomodate ), utamanya perkembangaan iptek serta
perubahan yang diakibatkannya.
4. Kemampuan merorientasi ( reorient ), utamanya kemampuan seleksi ( filter ) terhadap arus
informasi yang memborbardirnya.

8
 Akhirnya dikemukakan pendapat Mayjen Sajidiman ( 1972: 10-11) yang menekankan
kemampuan yang diperlukan manusia indonesia berdasarkan fungsinya, yakni:
 Pekerja yang terampil yang menjadi bagian utama dari mekanisme produksi yang harus lebih
efektif dan efesien.
 Pemimpin dan manajer yang efektif, yang memiliki kemampuan mengendalikan pelaksanaan
dengan cakap dan berwibawa.
 Pemikir yang menentukan arah perjalanan dan melihat segala kemungkinan di hari depan.

2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan


Dalam penjelasan UU RI No 2 tahun1989 dikemukakan sebagai berikut : “dalam rangka
pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila di bidang pendidikan, maka
pendidikan nasional mengusahakan : pertama, pembentukan manusia pancasila sebagai manusia
pembangunan yang tingi kualitasnya dan mampu mandiri. Dan kedua, pemberian dukungan bagi
perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indondesia yang terwujud dalam ketahanan nasional
yang tangguh. Oleh karena itu kajian tentang upaya mengantisipasi masa depan melalui pendidikan
akan diarahkan pada :
1. Aspek yang paling berperan dalam individu untuk memberi arah antisipasi tersebut yakni
nilai dan sikap.
2. Pengembangan budaya dan sarana kehidupan.
3. Tentang pendidikan itu sendiri, utamanya pengembangan sarana pendidikan. Ketiga hal
tersebut merupakan titik strategi dalam mengantisipasi masa depan.
a. Perubahan Nilai dan Sikap
Nilai dan sikap memang memegang peranan penting dalam membentuk wawasan dan perilaku
manusia. Nilai merupakan norma atau kaidah yang menjadi rujukan atas perilaku. Nilai – nilai
tersebut bersumber dari nilai agama, hukum, adat istiadat, kesopanan, moral dan lainnya baik yang
tertulis ataupun tidak tertulis. Salah satu pengaruh nilai – nilai tersebut akan tampak dalam sikap
seseorang. Kalau nilai masih bersifat umum maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan
disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikao terhadap objek tersebut. Dalam
bersikap dapat dibedakan tiga aspek, yakni :
1. Aspek kognitif seperti pemahaman tentang objek sikap.
2.  Aspek afektif yang sangat dipengaruhi oleh nilai dan dapat sangat subjektif seperti setuju
atau tidak setuju, suka atau benci dan sebagainya.
3. Aspek konatif yang mendorong untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut.
Ketiga aspek tersebut pada dasarnya terpadu atau saling berkaitan dalam membentuk sikap
seseorang.

9
Pembentukan pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti pembiasaan, pelaksanaan dan sebagainya. Perubahan nilai dan sikap dalam rangka
mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan
keseimbangan dan keserasian antara aspek pembaharuan dan pelestarian. Nilai – nilai luhur yang
mendasari kepribadian dan kebudayaan indonesia semestinya akan tetap dilestarikan agar terhindar
dari krisis identitas.

b. Pengembangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengatasi masa depan adalah uapaya yang berkaitan
pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal – hal yang berkaitan dengan sarana
kehidupan manusia. Kebudayaan adalah hasil karya manusia melalui cipta dan karsa yang berkaitan
dengan religi, kesenian, bahasa, pengetahuan sampai sisem teknologi dan peralatan. Sekarang ini
masyarakat indonesia berusaha untuk beralih dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri atau
informasi sehingga unsur – unsur kebudayaan yang ada pun akan ikut terpengaruh dan berkembang.
Keseluruhan unsur kebudayaan tersebut akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya baik itu
di Indonesia dan di dunia sekalipun. Saling pengaruh dalam pengembangan kebudayaan di dunia ini,
merupakan hal yang wajar dalam era globalisasi. Berkaitan dengan hal itu UNESCO telah
menetapkan konsep Dasawarsa Kebudayaan Sedunia yang menekankan bahwa pengembangan
kebudayaan dunia masa kini harus meliputi empat dimensi ( Makaminan Makagiansar, 1990: 7 )
yakni :
1. Afirmasi atau penegasan dimensi budaya dalam proses pembangunan, karena pembangunan akan
hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan masyarakat / bangsa yang bersangkutan.
2.  Mereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya, dan setiap kelompok manusia berhak
diakui identitas budayanya.
3. Partisipasi, yakni dalam pengembangan suatu bangsa dan negara maka partisipasi yang optimal
dari masyarakat adalah mutlak diperlukan.
4. Memajukan kerja sama budaya antarbangsa yang merupakan tuntutan mutlak era globalisasi.

c. Pengembangan Sarana Pendidikan


Pendidikan merupakan pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu
diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk berperan di masa depan / yang akan datang. Untuk
itu pengembangan sarana dan prasarana pendidikan harus terus diringkatkan dan disiapkan dengan
sebaik – baiknya agar proses pendidikan dapat berlangsung dengan lancar dan tepat sasaran. Dari
tahun ke tahun pemerintah telah menetapkan perundang – undangan dalam sistem pendidikan dan
sekarang ini telah ditetapkan sistem wajar yaitu wajib belajar sembilan tahun ( 6 tahun SD dan 3 tahun
SMP ). Peningkatan mutu pendidikan dasar itu yang wajib diikuti oleh semua warga negara akan

10
menjadi cikal bakal ke arah peningkatan mutu pendidikan menengah dan tinggi serta terbentuknya
asyarakat terdidik yang mampu terus belajar mandiri. Dalam menyongsong era globalisasi yang
makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam
bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo ( 1990: 33 ) mengemukakan lima strategi dasar dalam era
globalisasi tersebut yakni :
1. Pendidikan untuk mengembangkan iptek, dipilih terutama dalam bidang – bidang yang vital,
seperti manufakturing pertanian, sebagai modal utama menghadapi globalisasi.
2. Pendidikan untuk mengembangkan keterampilan manajemen, termasuk bahasa – bahasa asing
yang relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai instrumen operasional untuk
berkiprah dalam globalisasi.
3. Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan
sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnya sistem pendukung
kehidupan manusia.
4. Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat, agama, ideologi demi ketahanan
sosial – budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
5. Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan pelatihan, terhadap pengelola
sistem pendidikan formal dan non-formal, demi penggalakan peningkatan pemerataan mutu,
relevansi, dan efesiensi sumber daya manusia serta keseluruhan.

11
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus
informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,telah memerlukan warga yang mau dan mampu
menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut.
Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman
baru yang akan datang. Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan
cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematik.
Salah satu ciri masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesional
dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Layanan yang diberikan oleh pemangku profesi tertentu,
atau layanan profesional akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat. Dan masyarakat dituntut
untuk berpendidikan guna membekali kehidupannya kelak.

2. Saran
Pendidikan akan menyiapkan peserta didik memasuki masyarakat dimasa depan. Oleh karena itu,
keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya berorientasi kemasyarakat masa depan.
Dengan demikian, pendidikan, diharapkan mampu menghasilkan manusia yang dapat nenyesuaikan
diri serta mampu mengembangkan masyarakat masa depan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tirta.2012.Perkiraan dan Antisipasi Masyarakat Masa Depan.


http://tirtanizertrs.blogspot.com/. Diakses tanggal 17 Mei 2013
Tirtarahardja Umar,. Sulo S.L.La. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Bloom, B.S., Hastings,J.T, Dan Mandaus, G.G (1991), Handbook on Formative and Summative
Evalution of Student Learning. New york : McGraw-Hill.
Dedi Supriadi. 1990 “Globalisasi : Dunia Tanpa Tapal Batas” (Tinjauan Buku). Mimbar Pendidikan .
Jurnala Pendidikan No.4 Tahun IX H. 60.
Conny R. Semiawan . (1090/1991). Hakikat Pendididkan di Sekolah Dasar . Makalah yang disajikan
dalam Penataran Calon Penatar Dalam Rangka Persiapan Penyelenggaraan Program D-II PGSD,
P2TK Ditjen Dikti Depdikbud, Juni-Agustus 1990 di Bogor

13

Anda mungkin juga menyukai