Anda di halaman 1dari 14

ASAS WAWASAN KEMASA DEPAN

“ KECENDERUNGAN PERUBAHAN MASYARAKAT DI MASA DEPAN”

DISUSUN OLEH:

Inri Ferawati Simamora (1223351011)


BK A’22

Dosen pengampu:
Sani Susanti, S.Pd, M.Pd

PROGRAM PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Ketrampilan Dasar Pendidikan Masyarakat”
dan ucapan terimakasih kami kepada Ibu Sani Susanti, S.Pd.,M.Pd, sebagai dosen pengampu
mata kuliah, orang tua yang selalu mendukung kami dalam segala bentuk kegiatan di perkuliahan
serta teman teman tim yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena
itu saya meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun kesempurnaan tugas ini.

Medan,
november 2022

Inri Ferawati Simamora

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….. 4

A.Latar Belakang ……….......................................................................................... 4

B.Rumusan Masalah………………………… ……………………..……………… 4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….. 5
A. Kecenderungan perubahan masyarkat di masa depan……………………………….. 5
B. Perkiraan masyarakat masa depan…………………………………………………… 6
C. Upaya pendidikan dalam mengantisipasi masa depan……………………………….. 9

BAB III PENUTUP………………………………………………….……………….. 13


A .Kesimpulan…………………...……………………………….…………………….
13
B. saran…………………………………………………………………………………
13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan luar sekolah telah hidup dan menyatu di dalam kehidupan setiap masyarakat
jauh sebelum muncul dan memasyarakatnya sistem persekolahan. PLS mempunyai bentuk dan
pelaksanaan yang berbeda dengan sistem yang sudah ada di pendidikan persekolahan. PLS
timbul dari konsep pendidikan seumur hidup dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya
pada pendidikan persekolahan/pendidikan formal saja. PLS pelaksanaannya lebih ditekankan
kepada pemberian keahlian dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu. Berbagai kelemahan
sistem persekolahan bermunculan, terutama pada aspek-aspek prosedural yang dinilai kaku,
serba ketat dan formalistis. Pada intinya, walaupun sistem persekolahan masih tetap dipandang
penting, pijakan pemikiran sudah mulai realistis yaitu tidak semata-mata mengandalkan sistem
persekolahan untuk melayani aneka ragam kebutuhan pendidikan yang kian hari semakin mekar
dan beragam. Pembinaan dan pengembangan PLS dipandang relevan untuk bisa saling isi
mengisi atau topang menopang dengan sistem persekolahan, agar setiap insan bisa menyesuaikan
hidupnya sesuai dengan perkembangan zaman.
Dalam upaya mengantisipasi peranan pendidikan luar sekolah uang cocok dengan
tuntutan perkembangan masa depan maka para pakar pendidikan mengambil kebijaksanaan
dalam penyelenggaraan pendidikan. Dimana segala hal yang berhubungan dengan Pendidikan
Luar Sekolah harus sesuai dengan arah dan tujuan bangsa Indonesia ini.

B. Rumusan Masalah
1. apa kecenderungan perubahan masyarakat
2. apa saja perkiraan yang akan di lakukan
3. apa upaya yang akan dilakukan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kecendrungan Perubahan Masyarakat Indonesia Dimasa Depan


Keadaan masyarakat pada masa yang akan datang merupakan kelanjutan
perkembangan masyarakat yang terjadi pada saat ini, dan sebagai kelanjutan dari masa
lalu. Perkembangan strata masyarakat telah menjadi wilayah bahasan yang dilakukan
terutama oleh para pakar sosiologi dan ekonomi.. sebagai ilustrasi. Riesman (1963)
menjelaskan bahwa masyarakat akan mengalami perubahan melalui tiga tahapan.
Tahapan masyarakat yang diarahkan oleh tradisi(tradition-directed society) akan
berkembang ke tahapan masyarakat yang diarahkan oleh masyarakat itu sendiri(inner
directed society) dan kemudian akan berkembang ketahapan masyarakat yang diarakan
oleh keadaan diluar masyarakat tersebut(other-directed sociery).
Toffler(1972) mengemukakan perkembangan masyarakat dari tahapan
masyarakat agraris ketahapan masyarakat super industri (1977) menggambarkan (hunting
andgathering society) kemudian keamsyarakat bercocok tanam dan berkebun
(horticultural society) kemudian masyarakat agraris (agrarian society) serta akhirnya
kemasyarakat industri (industrial society) sedangkan Bell(1979) membuat deskripsi
tentang perkembangan masyarakat yang dimulai dari masyarakat industri, meningkat ke
masyarakat industri dan selanjutnya berkembang menjadi masyarakat pasca-
industri(post-industrial society).
Pakar lainnya khan dan weiner (1979), mengantisipasi kemungkinan
perkembangan masyarakat yang akan terjadi di dunia. Pada tahun 2000 dan awal ke-21.
berdasarkan perkembangan masyarakat yang akan terjadi di dunia pada tahun 2000 dan
awal abad ke 21. berdasarkan perkembangan ekonomi yang sangat dipengaruhi oleh
tingkat kemajuan industri perkembangan masyarakat di dunia ini.

5
B. Perkiraan Masyarakat Masa Depan

Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan


tertentu. Kebudayaan dimaksudkan dalam arti luas yakni keseluruhan gagasan dan karya
manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi
dan karyanya itu (Koentjaraningrat, 1974: 19). Kebudayaan itu dapat:
1) Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya
2)  Berwujud kelakuan yakni kelakuan berpola dari manusia dalam bermasyarakat
3) Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia (Koentjaraningrat 1974: 15-22)
Pengertian kebudayaan yang begitu luas seringkali dipecah lagi dalam unsur-unsurnya,
dan sering dipandang sebagai unsur-unsur universal dari kebudayaan, yakni:
a)         Sistem religi dan upacara keagamaan
b)        Sistem dan organisasi kemasyarakatan
c)         Sistem pengetahuan
d)        Bahasa
e)         Kesenian
f)         Sistem mata pencaharian
g)        Sistem teknologi dan peralatan
Perubahan dari salah satu unsur-unsur tersebut akan berdampak pada keseluruhan unsur-
unsur kebudayaan lainnya.
Perkembangan masyarakat beserta kebudayaannya sekarang ini makin mengalami percepatan
serta meliputi seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia. Perubahan yang cepat tersebut
mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat
masa depan. Beberapa diantaranya adalah:
1)        Kecenderungan globalisasi yang makin cepat
2)        Perkembangan iptek yang makin cepat
3)        Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat
4)       Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan
manusia.
Pemahaman tentang keadaan masyarakat masa depan tersebut akan sangat penting sebagai
latar depan segala kebijakan dan upaya pendidikan masa kini dan masa yang akan datang. Kajian
masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu merupakan
penyiapan peserta didik bagi peranannya di masa yang akan datang. Dengan demikian,
pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan.

1) Kecenderungan Globalisasi
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berarti secara umumnya, utuhnya,
kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan-akan tanpa tapal batas administrasi
negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antarbangsa di dunia
semakin besar, dengan kata lain: Menjadikan dunia sebagai satu keutuhan, satu kesatuan.
Menurut Emil Salim terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat
dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang IPTEK, ekonomi, lingkungan hidup, dan
pendidikan.
a.  Bidang Iptek yang mengalami perkembangan semakin dipercepat, utamanya penggunaan
berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit.

6
b.  Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa mengenal
batas-batas negara.
c.  Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan tingkat
Internasional.
d.  Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identirtas bangsa termasuk budaya nasional dan
budaya-budaya nusantara.

2) Perkembangan IPTEK
Perkembangan iptek yang makin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri
utama dari masyarakat masa depan. Globalisasi perkembangan IPTEK tersbut dapat berdampak
positif ataupun negative, tergantung pada kesiapan bangsa beserta kondisi social- budayanya
untuk menerima limpahan informasi atau teknologi tersebut. Segi positifnya antara lain
memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia. Sedangkan segi
negatifnya akan timbul apabila kondisi sosial-budayanya belum siap menerima limpahan itu
( Pratiwi Sudarsono, 1990: 14-15).
Percepatan perkembangan IPTEK tersebut terkait dengan landasan ontologis,
epistemologis, dan aksiologis (Filsafat Ilmu, 1981: 9-15). Segi landasan ontologis, objek
telaahan ialah berupa pengalaman atau segenap ujud yang dijangkau lewat alat indra yang telah
mengalami perkembangan yang pesat karena didapatkannya peranti (device) yang membantu alat
indra tersebut. Dari segi epistemologis, cara yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan yang
disebut ilmu pengetahuan tersebut telah menglami perkembangan yang pesat. Landasan
aksiologis atau untuk apa iptek itu dipergunakan, yang mempersoalkan tentang penggunaan iptek
tersebut secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia. Kegiatan pengembangan dan
pemanfaatan IPTEK, antara lain:
a.     Penelitian dasar (basic research)
b.    Penelitian terapan (applied research)
c.     Pengembangan teknologi (technological development)
d.    Penerapan teknologi
Masyarakat masa depan adalah masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh iptek, yang
akan lebih membenarkan bahwa ilmu adalah kekuasaan maka teknologi merupakan alat
kekuasaan atas:
a. Manusia, yakni demi kemaslahatan atau sebaliknya mengeksploitasi manusia itu.
b. Kebudayaan, yakni memperkaya dan memperkuat kebudayaan atau melunturkan nilai-
nilai budaya yang dapat menimbulkan krisis identitas budaya.
c. Alam, yakni memanfaatkan sambil menjaga kelestariannya ataukah memusnahkan
kehidupan di bumi (Filsafat Ilmu, 1981:164-166).
3) Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah yang berkaitan dengan informasi
dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi. Ada beberapa istilah yang diapakai dalam
menjelaskan perkembangan global yang cepat pada akhir abad ke-20 ini, antara lain: Gelombang
Ketiga (Alvin Toffler), Zaman Pasca-Industri (John Naisbit), Dunia Tanpa Batas (Kenichi
Ohmac: the Borderless Word), Revolusi Komunikasi (Frederick Williams: The Communications
Revolution), dan sebagainya.
Pada umumnya bentuk komunikasi langsung (verbal ataupun nonverbal) dikenal sebagai
komunkasi antarpribadi (interpersonal communication), baik komunikasi antardua orang (dyadic
7
communication), maupun dalam kelompok kecil (small gruop communication) dengan ciri
pokok adanya dialog di antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi
monolog adalah komunikasi publik, yang dibedakan atas komunikasi pembicaraan-pendengar
(speaker-audience communication). Misalnya pada rapat umum dan komunikasi massa seperti
surat kabar dan lain sebagainya.
Proses Komunikasi meliputi beberapa unsur dasar, yaitu:
a.  Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau perilaku yang diinginkan oleh pengirim
pesan.
b.  Penyandian (encoding), yakni pengubahan/penerjemahan isi pesan ke dalam bentuk yang serasi
dengan alat pengiriman pesan
c.  Transmisi (pengiriman) pesan
d.  Saluran
e.  Pembukasandian (decoding) yakni penerjemahan kembali apa yang diterima ke dalam isi pesan
oleh penerima
f.  Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya
Faktor yang harus diperhatikan (Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika, 1992: 18-20) dalam upaya
untuk merebut teknolgi komunikasi dan informasi yang telah berkembang pesat, antara lain:
1.  Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir
2.  Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan sinyal yang beragam (suara, video,
dan data) menuju bentuk ISDN (integrated service digital network) yang dikelola dengan
sistem komputer
3.   Di bidang media cetak antara lain penggunaan VDT (video display terminal), surat kabar
elektronik, dan sistem cetak jarak jauh
4.  Di bidang media elektronik antara lain penggunaan DBS (direct broadcast satelitte),
penggunaan HDTV (high definition television), dan sebagainya. Kesemuanya itu akan
mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi, sebagai masyarakat masa depan.

4) Peningkatan Layanan Profesional


Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan
profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia.
Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu, “suatu vokasi khusus yang
mempunya ciri-ciri: Expertise (keahlian), responsibility (tanggungjawab), corporateness
(kesejawatan)” (Huntington, 1964, dari Nugroho Notosusanto, 1984: 16).Robert W. Richey
(1974) dan D. Westy-Gibson (1965) mengemukakan ciri-ciri profesi (dari Profesionalisasi
Jabatan Guru, 1983: 4-6) yaitu:
a.  Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan layanan itu memperoleh
pengakuan masyarakat (harus dilakukan oleh pemangku profesi tersebut)
b. Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan prosedur
yang unik, serta diperlukan waktu yang relatif panjang untuk mempelajarinya sebagai periode
persiapan yang sengaja dan sistematis agar mampu melaksanakan layanan itu
(pendidikan/pelatihan prajabatan)
c.  Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu, sehingga hanya yang
kompeten yang dieprbolehkan melaksanakan layanan profesi itu
d.  Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta tingkah laku, sikap dan cara
kerja dari anggotanya itu

8
e.   Terdapat organisai profesi yang akan berfungsi menjaga/meningkatkan layanan profesi, dan
melindungi kepentingan serta kesejahteraan angotanya
f.    Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karier hidup dan menjadi seorang
yang relatif permanen, serta mempunyai kemandirian dalam melaksanakan profesinya dan
utnuk mengembangkan kemampuan profesionalnya sendiri.

C. UPAYA PENDIDIKAN DALAM MENAGANTISIPASIKAN MASA DEPAN


Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi
tantangan zaman baru yang akan datang. Seperti telah dikemukakan, manusia yang melek
teknologi dan melek pikir yang keseluruhannya disebut melek kebudayaan, yang mampu “think
globally but act locally”.
Pengembangan pendidikan dalam masyarakat dalam masyarakat yang sedang berubah
dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematis-sistematik.
Pendekatan sistematis adalah pengembangan pendidikan dilakukan secara teratur melalui
perencanaan yang bertahap, sedang sistematik menunjuk pada pendekatan sitem dalm proses
berpikir yang mengaitkan secara fungsional semua aspek dalam pembaruan pendidikan tersebut
(Depdikbud, 1991/1992a: 21). Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci
keberhasilan bangsa dan negara dalam masa yang akan datang. Oleh karena itu kajian
selanjutnya akan membahas tentang tuntutan manusia masa depan, dan upaya mengantisipasi
masa depan.

1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)


Dalam membicarakan tentang perkiraan masyarakat masa depan, secara tersirat telah pula
dibicarakan tentang tantangan-tantangan yang akan dihadapi manusia masa depan. Tantangan
tersebut merupakan gejala konstelasi dunia masa kini dan masa depan, oleh karena itu, manusi
Indonesia perlu berupaya untuk menyesuaikan diri sehingga menjadi manusia modern. Setiap
upaya manusia untuk menyesuaikan diri terhadap konstelasi dunia pada masanya (masa lampau,
kini, ataupun datang) adalah proes modernisasi.
Berdasarkan acuan normatif yang berlaku (UU RI No. 2/1989beserta peraturan pelaksanaanya)
telah ditetapkan rumusan tujuan pendidikan di Indonesia, yang dapat dianggap sebagai profil
manusia Indonesia di masa depan. Dalam penjelasan PP RI No: 28 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Dasar (yakni penjelasan pasal 3) dikemukakan rincian tujuan-tujuan pendidikan
dasar tersebut (Undang-Undang, 1992:79-80) sebagai berikut:
a.    Pengembanga kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk:
1)        Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan
2)        Membiasakan untuk berperilaku yang baik
3)        Memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar
4)        Memelihara kesehatan jasmani dan rohani
5)        Memberikan kemampuan untuk belajar
6)        Membentuk kemampuan untuk belajar
b.  Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat sekurang-kurangnya
mencakup upaya untuk:
1)        Memperkuat kesadaran hidup beragama dalam bermasyarakat

9
2)        Menumbuhkan rasa tanggungjawab dalam masyarakat
3)        Memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk bereran serta dalam
kehiduoan bermasyarkat
c.  Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara sekurang-kurangnya mencakup
upaya untuk:
1)        Mengembangkan perhatian dan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebaga warga negara
Republik Indonesia
2)        Menanamkan rasa ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan bangsa dna negara
3)        Memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
d.  Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat manusia mencakup upaya untuk:
1)      Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat
2)      Meningkatkan pengertian kesadaran tentang hak asasi manusia
3)      Memberikan pengertian tentang ketertiban dunia
4)      Meningkatkan kesdaran pentingnya persahabatan antarbangsa
e.   Mempersiapkan peserta didik untuk mengisi pendidikan menengah dalam menguasai kurikulum
yang diisyaratkan.
Untuk jenjang pendidikan dasar hal itu berarti bahwa kemampuan dasar sebagai manusia
Pancasila yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar akan siap untuk:
i.     Memasuki lapangan kerja sebagai manusia pembangunan setelah melalui orientasi dan atau
pelatihan tambahan sesuai dengan kebutuhan.
ii.     Melanjutkan ke pendidikan menengah.

Tuntutan manusia indonesia di masa depan, setelah kemampuan dasar tersebut, terutama
diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan di masa depan tersebut. Beberapa di antaranya seperti:
a)    Ketanggapan terhadap pelbagai masalah sosial, politik, kultural, dan lingkungan.
b)   Kretifitas di dalam menemukan alternatif pemecahannya.
c)    Efisiensi dan etos kerja yang tinggi

Bertolak dari tesis ketidakpastian, Makaminan Makagiansar (1990: 5-6) mengemukakan


pentingnya mengembangkan empat hal pada peserta didik, yaitu:
a.         Kemampuan mengantisipasi (anticipate) perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan
b.        Kemampuan dan sikap untuk mengerti dan mengatasi situasi (cope)
c.         Kemampan mengakomodasi (acomodate), utamanya perkembangan iptek serta perubaan yang
diakibatkannya
d.        Kemampuan mereorientasi (reorient), utamanya kemampuan seleksi (filter) terhadap arus
informasi yang membombardirnya.

Akhirnya dikemukakan pendapat Mayjen Sajidiman (1972: 10-11) yang menekankan


kemampuan yang diperlukan manusia Indonesai berdasarkan fungsinya, yakni:
a)        Pekerja yang terampil yang menjadi bagian utama dari mekanime produksi (dalam arti luas)
yang harus lebih efektif dan efisien
b)        Pemimpin dan manager yang efektif, yang memiliki kemampuan berpikir, mengambil
keputusan yang tepat pada waktunya serta mengendalikan pelaksanaan dengan cakap dan
berwibawa.

10
2.  Upaya Mengantisipasikan Masa Depan
Sesuai dengan penjelasan UU RI No. 2 Tahun 1989, fungsi pendidikan diarahkan bukan hanya
untuk pembangunan manusia saja tetapi juga ikut serta dalam pembangunan masyarakat. Oleh
karena itu upaya untuk mengantisipasi masa depan melalui pendidikan akan diarahkan pada:
a.         Perubahan Nilai dan Sikap
Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia.
Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan tahu kaidah yang akan menjadi rujukan
perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat besumber dari berbagai hal, seperti agama, hukum, adat-
istiadat, moral dan sebagainya. Dalam sikap dapat dibedakan tiga aspek, yaitu:
1)        Aspek kognitif seperti pemahaman tentang objek sikap
2)        Aspek afektif yang sangat dipengaruhi oleh nilai dan dapat sangat subjektif sperti setuju atau
tak setuju, suka atau benci, dan sebagainya.
3)        Aspek konatif yang mendorong untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut.
Pembentukan/pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti pembiasaan, internalisasi nilai melalui ganjaran hukuman, keteladanan (modelling),
teknik klarifikasi nilai, dan sebagainya. Hasil belajar berupa nilai dan sikap dapat dikategorikan
dalam kawasan (ranah) afektif. Tujuan taksonomi pendidikan dalam ranah afektif tersebut
dikemukakan antara lian oleh Krathwohl, Bloom, dan Masia (1964, dari Bloom, Hastings, dan
Madaus, 1971:229) yang menekankan proses internalisasi yang kontinu dari yang rendah sampai
yang tertinggi sebagai berikut:
1)        Penerimaan (receiving, attending)
2)        Penanggapan (responding)
3)        Penilaian, peyakinan (valuing)
4)        Pengorganisasian, konseptualisasi (organization)
5)        Perwatakan, pameran (characterization)
Perubahan nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan
sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek
pelestarian dan aspek pembaruan. Pendidikan harus selalu menjaga secara seimbang
pembentukan kemampuan mempertanyakan, disamping kemampuan menerima dan
mempertahankan. Keserasian dan keselarasan antara pelestarian dan pembaruan nilai dan sikap
akan memeberi peluang keberhasilan menjemput masa depan itu.
b.        Pengembangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan
dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan
sarana kehidupan manusia. Dewasa ini, kita tidak mungkin menutup diri terhadap pengaruh
kebudayaan lain. Oleh karena itu, yang dibutuhkan adalah memperkuat ketahanan budaya,
sehingga dapat memanfaatkan pengaruh positif serta menghindari pengaru negatif dari
kebudayaan tersebut. Peranan pendidikan merupakan faktor menentukan dalam membangun dan
memperkuat ketahanan budaya tersebut.
UNESCO telah menetapkan konsep dasawarsa kebudayaan sedunia yang menekankan bahwa
pengembangan kebudayaan dunia masa kini harus meliputi empat dimensi (Makaminan
Makagiansar, 2990: 7) yakni:

11
1)      Afirmasi astau penegasan buadaya dalam proses pembangunan, karena pembangunan akan
hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan masyarakat/bangsa yang bersangkutan.
2)      Mereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya, dan setiap kelompok manusia berhak
diakui identitas budayanya.
3)      Partisipasi, yakni dalam pengembangan suatu bangsa adalah mutlak perlu.
4)      Memajukan kerja sama budaya antarbangsa yang merupakan tuntutan mutlak dalam era
globalisasi.
c.         Pengembangan Sarana Pendidikan
Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal
yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo
mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yaitu:
1)             Pendidikan untuk pengembangan iptek dipilih terutama dalam bidang yang vital
seperti manufakturing pertanian, sebagai modal utama menghadapi globalisasi.
2)             Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk penguasaan
bahasa asing yang relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai instumen
operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.
3)             Pendidikan untuk pengolahan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan
kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnya sistem
pendukung kehidupan manusia.
4)             Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat, agama dan ideologi
demi ketahanan sosial-budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
5)             Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan pelatihan, termasuk
pengelola sistem pendidikan formal dan nonoformal, demi penggalakan peningkatan
pemerataan mutu, relevansi, dan efisiensi sumber daya manusia secara keseluruhan.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan pendidikan dalam masyarakat dalam masyarakat yang sedang
berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan
sistematis-sistematik. Pendekatan sistematis adalah pengembangan pendidikan dilakukan
secara teratur melalui perencanaan yang bertahap, sedang sistematik menunjuk pada
pendekatan sitem dalm proses berpikir yang mengaitkan secara fungsional semua aspek
dalam pembaruan pendidikan tersebut (Depdikbud, 1991/1992a: 21). Pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara dalam
masa yang akan datang. Oleh karena itu kajian selanjutnya akan membahas tentang
tuntutan manusia masa depan, dan upaya mengantisipasi masa depan
Keadaan masyarakat pada masa yang akan datang merupakan kelanjutan
perkembangan masyarakat yang terjadi pada saat ini, dan sebagai kelanjutan dari masa
lalu. Perkembangan strata masyarakat telah menjadi wilayah bahasan yang dilakukan
terutama oleh para pakar sosiologi dan ekonomi.. sebagai ilustrasi. Riesman (1963)
menjelaskan bahwa masyarakat akan mengalami perubahan melalui tiga tahapan.
Tahapan masyarakat yang diarahkan oleh tradisi(tradition-directed society) akan
berkembang ke tahapan masyarakat yang diarahkan oleh masyarakat itu sendiri(inner
directed society) dan kemudian akan berkembang ketahapan masyarakat yang diarakan
oleh keadaan diluar masyarakat tersebut(other-directed sociery).
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah Pendidikan luar sekolah dapat
berkembang dengan lebih baik lagi dan akan tetap berlanjut hingga akhir masa.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Sarwoko, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bandung. IKIP Semarang Press Faisal
Sanapiah, 1981, Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: CV. Usaha Nasional. Joesoef Soelaiman,
2004, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai