Dosen Pengampu:
PROGRAM STUDI S1
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas Kehadirat Allah swt. yang telah memberikan Rahmat, nikmat, dan
akal yang sehat sehingga penyusun bisa menyelesaikan tugas “Makalah Individu” dan tak lupa
pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing
penulis untuk menyelesaikan tugas ini. Tujuan dari penugasan ini adalah untuk memenuhi
tugas individu yang diberikan Dosen Pengampu mata kuliah ini pada mata kuliah Ketrampilan
Dasar Pendidikan Masyarakat.
Terselesaikan tugas ini sebagai salah satu tugas mata kuliah, maka penyusun menyadari
bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang penyusun
harapkan kepada Dosen Pengampu sekalian agar kedepannya dapat tercipta tugas Makalah
Individu yang lebih baik dan menambah wawasan kita. Akhir kata saya ucapkan terimakasih
semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
NIM. 1222451013
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….......4
C. Tujuan………………………………………………….………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………..……………...5
A. Kesimpulan………………..……………………………………………………………9
B. Saran…………………………………………………………………………………....9
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak adanya pengakuan penerapan belajar sepanjang hayat di Eropa, maka sejak itu
terdapat peningkatan kesadaran mengenai pentingnya belajar selama hidup. Hal tersebut
didukung oleh sebagian besar Negara APEC dalam konferensinya di Cina Taipe telah
menyatakan kebutuhan mereka terhadap pentingnya pendidikan sepanjang hayat; karena
pada akhirnya akan muncul bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan dan tentunya akan
menumbuhkan belajar sepanjang hayat.
3
pendidikan informal. Pada implementasinya baik pendidikan persekolahan maupun
pendidikan luar sekolah saling berkaitan dan menunjang satu sama lain. Untuk hal ini
khususnya pendidikan luar sekolah (PLS) kaitannya terhadap pendidikan persekolahan
dapat berfungsi sebagai subsitusi, komplemen dan suplemen; selanjutnya juga bahwa
pendidikan luar sekolah dikaitkan dengan masalah dunia pekerjaan dapat merupakan
jembatan untuk seseorang masuk ke dunia kerja dan bahkan pendidikan luar sekolah dapat
berperan juga sebagai wahana untuk bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan
seseorang. Oleh karena itu sudah seharusnya individu-individu dalam masyarakat
mengenal, mempelajari dan memahami tentang permasalahan pendidikan luar sekolah;
dalam hal ini khususnya tentang pendidikan sepanjang hayat dan belajar sepanjang hayat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Asia Pacifif Ecoonomic Cooperation?
2. Bagaimana penerapan belajar sepanjang hayat di kawasan APEC?
3. Apa peran serta Indonesia dalam APEC?
4. Apa manfaat APEC bagi Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Asia Pacifif Ecoonomic Cooperation
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan belajar sepanjang hayat di kawasan APEC
3. Untuk mengetahui apa saja peran serta Indonesia dalam APEC
4. Untuk mengetahui apa manfaat APEC bagi Indonesia
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang
dilakukan oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi. Melalui pendidikan sepanjang hayat,
manusia selalu belajar melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
atau pengalaman yang telah dialami.
Konsep pendidikan sepanjang hayat tidak mengenal batas usia. Semua manusia baik yang
masih kecil hingga lanjut usia tetap bisa menjadi peserta didik karena cara belajar sepanjang
hayat dapat dilakukan di mana pun, kapan pun, dan oleh siapa pun.
Asia facifif economic cooperation atau yang biasa disingkat dengan APEC adalah
organisasi perekonomian di sekitar wilayah Asia-Pasifik,meliputi negara Asia Tenggara ,
pesisir Asia Timur, Australia yang dekat sama Samudra Pasifik, dan negara-negara yang
terletak di Samudra Pasifik (Oseania).
Secara garis besar, APEC didirikan pada tahun 1989 dengan tujuan untuk menciptakan
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat negara di Asia-Pasifik, melalui
perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka.
Perkembangan belajar sepanjang hayat tidak terlepas dari perkembangan masyarakat. Oleh
karena itu, untuk memahami dinamika belajar sepanjang hayat harus diletakkan dalam konteks
sosio-kultural-ekonomi-politik dan demogratif. Dilihat dari segi sosio-ekonomi, secara kasar
negara anggota APEC dapat kita klasifikasi menjadi 3, yaitu negara maju (Amerika, Kanada,
5
dan Australia), negara maju baru (Taiwan, Hongkong, Korea, Singapura, Malaysia, Cina,
New Zealand), dan negara sedang berkembang (Indonesia, Philipina, Thailand). Ketiga
kelompok negara tersebut memiliki dinamika perkembangan yang berbeda. Secara historis
negara-negara maju tidak pernah menjadi jajahan (kecuali Australia, itupun dijajah oleh dirinya
sendiri). Hal ini berpengaruh terhadap perkembangan sosiol ekonomi masyarakatnya.
Kelompok negara ini kehidupan sosial ekonomi sangat dinamis, dan stabil. Struktur sosial
masyarakat dan ekonominya sudah mapan. Pada saat ini mereka tinggal mempertahankan dan
meningkatkan superioritas perkembangannya dan menikmati hasilnya.
Berbeda dengan kelompok negara maju, kelompok negara maju baru adalah bekas negara
jajahan, yang secara politis lebih banyak mendapat dukungan dari Amerika. Pada awal
perkembangannya mereka berada pada kondisi sosial ekonomi yang sangat parah. Mereka
berusaha keras untuk segera melepaskan diri dari krisis sosial ekonomi tersebut, dalam upaya
tersebut mereka diuntungkan dengan perang dingin. Amerika memberi bantuan yang sangat
besar, dan ini telah membantu negara-negara tersebut berkembang secara pesat, menjadi negara
industri baru. Mereka sekarang memasuki era industri teknologi informasi.
Lain halnya dengan negara maju baru, kelompok negara sedang berkembang, walaupun
sama-sama negara bekas jajasan (kecuali Thailand), negara ini belum mampu memasuki
industri teknologi tinggi. Ekonominya lebih banyak ditopang dari sektor pertanian.
Perkembangan ekonominya pun masih fluktuatif.
Di samping dalam hal program, perbedaan juga terjadi dalam metode dan media. Di negara
maju dan negara maju baru metode yang digunakan adalah metode individual, dengan
menggunakan media perpaduan antar teknologi informasi, komputer dan multimedia.
Sementara itu di negara sedang berkembang lebih banyak menggunakan metode dan media
konvensional. Perbedaan ini di samping disebabkan oleh perbedaan perkembangan
6
sebagaimana tersebut di atas, juga disebabkan oleh motivasi belajar. Di negara maju dan negara
maju baru, motivasi belajar masyarakat sudah berkembang baik, sehingga mereka dapat
melakukan proses belajar secara mandiri. Sedangkan masyarakat di negara sedang
berkembang, motivasi belajar mandiri masih belum berkembang secara merata.
Terlepas dari perbedaan yang ada, negara-negara APEC memiliki visi, dan komitmen yang
sama. Mereka berupaya untuk mewujudkan belajar sepanjang hayat. Hal ini dapat dilihat dari
kebijakan yang ditempuh, walaupun dengan kondisi yang berbeda, semua negara berupaya 6
untuk mewujudkan pendidikan yang demokratis, terbuka, untuk memenuhi kebutuhan belajar
bagi siapa saja, kapan saja dan dimana saja.
Indonesia jadi salah satu entitas ekonomi APEC. Pada tahun 1994, Indonesia pernah jadi
tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Bogor, tepatnya pada 15-16 November
1994. KTT ini jadi momentum bersejarah buat APEC, karena menghasilkan kesepakatan
bernama Bogor Goals.
Bogor Goals adalah kesepakatan antaranggota APEC yang ngebahas khusus tentang
perdagangan dan investasi secara bebas-terbuka di Asia-Pasifik. Misinya, pada tahun 2010,
negara maju udah full menerapkan perdagangan bebas dan investasi dengan nurunin bea cukai
sebesar 0-5 persen. Sedangkan, APEC mencanangkan perdagangan bebas untuk negara
berkembang pada tahun 2020.
Dalam mencapai Bogor Goals, ada tiga bentuk kerjasama yang bakal dilakukan antaranggota
APEC, yaitu:
Caranya, menetapkan “harga teman” yang bakal jadi standar biaya perdagangan
antaranggota, akses informasi dan administrasi dipermudah, dan kebijakan di seluruh anggota
juga disamakan.
7
3. Meningkatkan kerja sama pembangunan Asia-Pasifik.
Caranya, memberikan pelatihan ekonomi dan teknik (ecotech) yang bisa ngembangin
sumber daya anggota, biar siap menghadapi tantangan ke depan.
1. Menjadi wadah yang bisa membangun kepercayaan antara Indonesia dengan anggota
lainnya.
2. SDA dan SDM Indonesia jadi meningkat berkat pelatihan yang diadakan APEC atau anggota
APEC lainnya.
3. Dunia usaha di Indonesia jadi untung karena ekspor dipermudah. Sejak Indonesia gabung
APEC, dari tahun 1989-2013, Indonesia dapat untung lebih dari 246 miliar dolar Amerika!
4. Arus investasi di Indonesia meningkat. Total investasi portofolio dari anggota APEC lainnya
yang masuk ke Indonesia pada tahun 2012 sebesar 245,200 miliar dolar Amerika, dibandingkan
45,7 miliar dolar Amerika pada tahun 2001.
5. Indonesia jadi update tentang perekonomian internasional berkat informasi yang dikasih
APEC.
6. Indonesia bisa belajar dari pengalaman positif dan negatif anggota lainnya tentang
perdagangan bebas dan investasi.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang
dilakukan oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Asia facifif economic
cooperation atau yang biasa disingkat dengan APEC adalah organisasi perekonomian di sekitar
wilayah Asia-Pasifik,meliputi negara Asia Tenggara , pesisir Asia Timur, Australia yang dekat
sama Samudra Pasifik, dan negara-negara yang terletak di Samudra Pasifik (Oseania).
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/91681715/Implikasi-Pendidikan-Sepanjang-Hayat-Terhadap-
PLS-Makalah.
10