Anda di halaman 1dari 10

MEMAHAMI TUJUAN, FUNGSI, DAN KARAKTERISTIK

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah: Pendidikan Luar Sekolah
Dosen Pengampu : Hadi Gunawan, M.Psi

Disusun Oleh :
Kelompok IV
❖ Muhammad Muslim
❖ Indah Lestari
❖ Laila Efrilia Tama
❖ Maulida

VII B REGULER PAGI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYEKH H. ABDUL HALIM HASAN AL ISHLAHIYAH BINJAI
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih kehadirat Allah SWT.
Karena dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhamad SAW Beserta keluarga dan
para Sahabatnya yang dengan penuh kesetiaan dan telah mengorbankan jiwa raga maupun
hartanya demi tegaknya syiar Islam yang pengaruh dan manfaatnya masih dapat kita rasakan
pada saat sekarang ini.
Makalah ini membahas tentang “MEMAHAMI TUJUAN, FUNGSI, DAN
KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT”. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua. Saran dan keritik dari para
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan demi bertambahnya
wawasan kami sebagai Mahasiswa.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua . Aamiin ya Rabbal
aalamiin.

Binjai, 07 November 2021

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................1
C.Tujuan Masalah .............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................2
A. Tujuan Pendidikan Sepanjang Hayat .......................................2
B. Fungsi Pendidikan Sepanjang Hayat .......................................3
C. Karakteristik Pendidikan Sepanjang Hayat .............................4
BAB III PENUTUP .................................................................................6
A. Kesimpulan ...................................................................................6
B. Saran .............................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah lembaga dan usaha pembangunan bangsa dan watak
bangsa. Pendidikan yang demikian mencakup ruang lingkup yang amat
komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental, pikir (rasio, intelek),
kepribadian manusia seutuhnya.
Dalam hal ini, pendidikan merupakan sebuah aspek penting di dalam
sebuah proses dalam menjalani hidup dan untuk membentuk pendidikan
yang berkualitas, kita juga harus bisa menganalisis situasi pendidikan agar
bisa tercapainya proses pebelajaran yang efektif. Pendidikan adalah
kegiatan untuk mengembangkan potensi diri seiring dengan
berkembangnya perubahan-perubahan yang ada. Tanpa pendidikan,
manusia tidak akan bisa bertahan hidup dan tidak akan bisa menyesuaikan
diri terhadap lingkungannya. Manusia akan mengalami kesulitan didalam
hidupnya jika mereka tidak memenuhi aspek-aspek yang penting didalam
sebuah proses yang di namakan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Tujuan Pendidikan Sepanjang Hayat?
2. Apa Fungsi Pendidikan Sepanjang Hayat?
3. Apa saja Karakteristik Pendidikan Sepanjang Hayat?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Tujuan Pendidikan Sepanjang Hayat
2. Untuk mengetahui Fungsi Pendidikan Sepanjang Hayat
3. Untuk mengetahui Karakteristik Pendidikan Sepanjang Hayat

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Pendidikan Sepanjang Hayat
Pada dasarnya tujuan dari Pendidikan Sepanjang Hayat selalu bersifat
culturebound, artinya terikat oleh lingkungan cultural, tujuan pendidikan
sepanjang hayat dalam lingkungan cultural yang satu berbeda dari lingkungan
cultural yang lain. Pada mulanya tujuan pendidikan sepanjang hayat bersifat
individual, yaitu untuk memperkaya kehidupan rohani atau intelektual
seseorang ( Mochtar Buchori, 1994 ; 22-23 ).
Dengan begitu, seseorang akan dapat memperbaharui pengetahuannya
secara terus menerus dan tidak akan “ketinggalan zaman”. Hal ini penting
untuk mereka yang sudah memasuki usia lanjut. Dengan pengetahuan yang
diperbaharui ini mereka tidak akan terasing dari generasi muda, mereka tidak
akan menjadi senile (Pikun secara dini) dan akan tetap memberikan
sumbangannya kepada kehidupan di lingkungannya.
Pada taraf perkembangan selanjutnya, gerakan Pendidikan Sepanjang
Hayat ini mulai mengembangkan tujuan yang bersifat social. Mulai disadari
bahwa kegiatan Pendidikan Sepanjang Hayat tidak hanya menguntungkan
perorangan saja, melainkan bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.
Apabila anggota suatu masyarakat tetap melibatkan diri dalam kesibukan
belajar setelah mereka memasuki berbagai lingkungan pekerjaan, maka
umumnya masyarakat semacam itu akan menjadi lebih dinamis atau lebih
mudah menerima gagasan pembaharuan dan lebih mudah pula memahami
interdependensi serta interaksi yang ada antara dirinya dan masyarakat lain.
Praktek yang berlaku ialah bahwa setiap kelompok menentukan sendiri
tujuan apa yang ingin dicapainya dalam kegiatan ini. Prinsip ini berlaku untuk
program Pendidikan Sepanjang Hayat yang diselenggarakan pada taraf
regional dan nasional. Dalam hubungan ini kemungkinan yang terbuka bagi
bangsa Indonesia adalah mengarahkan program pendidikan non – formal yang

2
diselenggarakan untuk memperbaiki kehidupan kita sebagai bangsa, untuk
memajukan kehidupan bangsa, kita dapat merancang agar keseluruhan
pendidikan non – formal yang kita selenggarakan sedikit demi sedikit secara
berangsur – angsur akan membawa perbaikan pada cara hidup kita, mengelola
diri, dan lingkungan kita.
Mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia
bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
Menurut Suhartono (2008: 67) yang menjadi sasaran dan tujuan akhir
pendidikan sepanjang hayat adalah peningkatan kualitas spiritual dan moral
kehidupan seluruh umat manusia dan masyarakatnya. Hal ini sangat beralasan
dengan mempertimbangkan fakta yang menunjukkan bahwa seperti
keterbatasan pendidikan sekolah, dinamika kehidupan masyarakat, dan
pemanfaatan energi secara efektif dan efisien, maka pendidikan sepanjang
hayat menjadi penting dan perlu.

B. Fungsi Pendidikan Sepanjang Hayat


Fungsi pendidikan sepanjang hayat adalah sebagai kekuatan untuk
memotivasi bagi peserta didik agar ia dapat melakukan kegiatan belajar
berdasarkan dorongan dan arahan dari dirinya sendiri dengan cara berfikir dan
berbuat didalam dan terhadap dunia kehidupannya. Dengan demikian
dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan
belajar selama hayatnya merupakan prasyarat untuk terjadinya pendidikan
sepanjang hayat.
Fungsi pendidikan sepanjang hayat adalah sebagai kekuatan motivasi bagi
peserta didik agar dapat melakukan kegiatan belajar berdasarkan dorongan
dari dirinya sendiridengan cara berpikir dan berbuat di dalam dan terhadap
dunia kehidupannya.

3
Delker (Dalam Sudjana, 2001 : 218) mengemukakan bahwa belajar
sepanjang hayat adalah perbuatan secara wajar dan alamiah yang prosesnya
tidak selalu memerlukan kehadiran pendidik. Proses belajar seperti itu idak
disadari oleh seseorang bahwa ia atau mereka telah atau sedang terlibat di
dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar sepanjang hayat adalah untuk
menyiapkan diri guna mencapai kehidupan yang lebih baik di masa yang akan
datang.

C. Karakteristik Pendidikan Sepanjang Hayat


Adapun karakteristik pendidikan sepanjang hayat yaitu:
1. Hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok
yang menentukan lingkup dan makna pendidikan seumur hidup.
2. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi
merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup.
3. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang
dewasa, tetapi pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan
semua tahap pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
sebagainya).
4. Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola pendidikan formal
maupun pola-pola pendidikan non-formal, baik kegiatan-kegiatan
belajar terencana maupun kegiatan-kegiatan belajar insidental.
5. Pendidikan seumur hidup memiliki dua macam komponen besar yaitu
pendidikan umum dan pendidikan professional. Komponen tersebut
tidaklah berpisah sama sekali antara yang satu dengan yang lainnya
tetapi saling berhubungan dan dengan sendirinya bersifat interaktif.
6. Tujuan akhir pendidikan seumur hidup adalah mempertahankan dan
meningkatkan mutu hidup.

4
Adapun karakteristik pendidikan sepanjang hayat menurut Fave yang
pendapatnya di kutip Trisnamansyah, (2003/2004, dalam Taqiyuddin,
2008: 34—35) adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan tak berhenti dengan berakhirnya sekolah formal. Namun, berlangsung
sepanjang hayat dikandung badan.
b. Bukan hanya pendidikan orang dewasa, melainkan mencakup semua tahapan
pendidikan prasekolah, sekolah dasar, menengah, dan seterusnya.
c. Mencakup pola pendidikan formal maupun nonformal yang pembelajarannya
terencana atau insidental.
d. Rumah memainkan peran utama dan pertama dalam memulai PSH.
e. Masyarakat memainkan peran penting sejak anak berinteraksi dengan masyarakat
yang selanjutnya dijalankan fungsi edukatif, baik dalam bidang profesional
maupun umum sepanjang hanyat.
f. Lembaga pendidikan merupakan salah satu lembaga untuk pendidikan sepanjang
hayat.
g. Berupaya mengintegrasikan dimensi horizontal dan kedalaman pada tiap tahapan
hidup.
h. Berupaya berlanjut dan berartikulasi secara vertikal.
i. Universal, demokratisasi pendidikan.
j. Fleksibel dan beragam dalam konten, perangkat, dan teknik belajar, serta waktu
belajar.
k. Berpendekatan dinamis.
l. Memungkinkan adanya pola dan bentuk alternatif.
m. Memiliki dua komponen besar profesional dan umum.
n. Adaptif dan inovatif.
o. Berfungsi korektif.
p. Bertujuan menjaga dan memperbaiki mutu kehidupan.
q. Memiliki tiga prasyarat, peluang, motivasi dan edukabilitas.
r. Mengorganisasikan prinsip untuk semua pendidikan.
s. Memberikan sistem total untuk semua pendidikan.

5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada dasarnya tujuan dari Pendidikan Sepanjang Hayat selalu bersifat culturebound,
artinya terikat oleh lingkungan cultural, tujuan pendidikan sepanjang hayat dalam
lingkungan cultural yang satu berbeda dari lingkungan cultural yang lain. Pada mulanya
tujuan pendidikan sepanjang hayat bersifat individual, yaitu untuk memperkaya kehidupan
rohani atau intelektual seseorang ( Mochtar Buchori, 1994 ; 22-23 ).
Dengan begitu, seseorang akan dapat memperbaharui pengetahuannya secara terus
menerus dan tidak akan “ketinggalan zaman”. Hal ini penting untuk mereka yang sudah
memasuki usia lanjut. Dengan pengetahuan yang diperbaharui ini mereka tidak akan
terasing dari generasi muda, mereka tidak akan menjadi senile (Pikun secara dini) dan akan
tetap memberikan sumbangannya kepada kehidupan di lingkungannya.
Fungsi pendidikan sepanjang hayat adalah sebagai kekuatan untuk memotivasi bagi
peserta didik agar ia dapat melakukan kegiatan belajar berdasarkan dorongan dan arahan
dari dirinya sendiri dengan cara berfikir dan berbuat didalam dan terhadap dunia
kehidupannya. Dengan demikian dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk
melakukan kegiatan belajar selama hayatnya merupakan prasyarat untuk terjadinya
pendidikan sepanjang hayat.

B. SARAN
Penulis berharap agar penyajian makalah ini dapat diperhatikan dengan saksama,
karena melalui makalah yang dipaparkan ini, penulis menjelaskan berbagai macam faktor
yang mempengaruhi perkembangan kurikulum yang merupakan pedoman mengajar bagi
seorang guru.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu diharapkan agar pembaca kiranya dapat juga membaca materi yang berkaitan, pada
referensi lainnya agar dapat lebih memahami lagi.

6
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung : Alfabeta
AkhmaSudrajat. 2015. https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/pendidikan-
sepanjang-hayat/. Diakses pada tanggal 07 November 2021.
Siti Halimah, 2017. http://sitihalimah33.blogspot.com/2017/01/pendidikan-sepanjang-
hayat-matakuliah.html?m=1. Diakses pada tanggal 07 November 2021.
Alfin Maulani. 2016. https://alfinmaulani407.wordpress.com/2016/06/06/makalah-
pendidikan-sepanjang-hayat/. Diakses pada tanggal 07 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai