Oleh:
Muhammad Agus Sr
2022040202032
i
KATA PENGANTAR
الر حيم
ّ الر حمن
ّ بسم هلل
skill)”. Shalawat serta salam penyusun kepada baginda Muhammad SAW. Nabi yang
telah berhasil melakukan ekspansi besarnya yakni menyebarkan roda islam dari
belahan dunia timur hingga belahan dunia barat sehingga menghantarkan manusia
Penyusun sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, baik dari segi isi maupun metedologi. Hal ini disebabkan keterbatasan
penyusun pada pengetahuan, waktu maupun tenaga. Oleh karena itu, penyusun
kepada dosen kami Dr.H. Herman, M.Pd.I yang telah membimbing kami dalam
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
1.3.Tujuan ............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1.Kesimpulan......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Pendidikan juga bisa diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh
seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat
hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Sudirman, dkk., 1992).
yang akan menghasilkan efek berantai pada kemampuan peserta didik atau individu
untuk belajar secara terus menerus melalui lingkungannya (lingkungan alam dan
lingkungan sosial) sebagai sumber belajar yang tak terbatas (Anwar, 2006).
yang secara langsung di sekolah telah tersedia di Indonesia. Pendidikan yang telah
diterapkan di Indonesia sebenarnya sudah sangat berkualitas, namun ada beberapa hal
yang dilupakan sehingga metode pengajaran dirasakan kurang efektif. Salah satunya
yang terpenting namun sering dilupakan adalah life skill atau kecakapan hidup.
Saat ini masalah life skills melalui pendidikan formal menjadi aktual untuk
dibahas karena berbagai alasan yang sangat rasional seperti meningkatnya lulusan
1
sekolah menengah yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Kecakapan hidup erat
kaitannya dengan kecakapan atau kemampuan yang diperlukan sesorang agar menjadi
untuk memiliki kemampuan dan modal dasar agar dapat hidup mandiri dan survive di
satu alternatif sebagai upaya mempersiapkan peserta didik agar memiliki sikap dan
kecakapan hidup sebagai bekal bagi kehidupannya kelak melalui sebuah kegiatan
B. Rumusan Masalah
proses pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
proses pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
positif yang memungkinkan individu untuk melakukan reaksi secara efektif dalam
2007). Kecakapan hidup pada intinya lebih menekankan pada penguasaan kecakapan
hari. Pada esensinya kecakapan hidup adalah keterampilan siswa untuk memahami
dirinya dan potensinya dalam kehidupan, antara lain mencakup penentuan tujuan,
Konsep atau pengertian kecakapan hidup, lebih luas dari keterampilan untuk
bekerja, Orang yang tidak bekerja, orang pensiunan, siswa, mahasiswa, dan
sejenisnya tetap memerlukan kecakapan hidup. Seperti orang yang bekerja, mereka
juga menghadapi berbagai masalah yang harus dipecahkan di dalam hidupnya. Hal itu
jelas, karena hidup dan kehidupan ini merupakan masalah yang bersambung-
sambung, selesai satu masalah, akan muncul masalah baru yang perlu dipecahkan dan
diselesaikan. Oleh sebab itu, pembelajar kita perlu dibekali dengan kecakapan hidup.
Pendidikan berlangsung pada setiap saat dan di setiap tempat. Setiap orang
3
berlangsung secara alamiah walau tanpa kesengajaan. Anak-anak sampai orang
Konsep pendidikan life skills merupakan salah satu fokus analisis dalam
bekerja. Pendidikan life skills memiliki makna yang luas dari employablity skills dan
vcational skills. Keduanya merupakan bagian dari program life skills. Dengan
demikian skills dapat dinyatakan sebagai kecakapan untuk hidup. (Satori, 2002).
Program pendidikan life skills adalah pendidikan yang dapat memberikan bekal
keterampilan yang praktis terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang
usaha dan potensi ekonomi atau industri yang ada di masyarakat, Life skills ini
memiliki cakup yang luas, berinteraksi antara pengetahuan yang dinyakini sebagai
4
Ciri pembelajaran life skills adalah: (1) terjadi proses identifikasi kebutuhan
belajar, (2) terjadi proses penyadaran untuk belajar bersama, (3) terjadi keselarasan
kegiatan belajar untuk mengembangkan diri, belajar, usaha mandiri, usaha bersama,
melakukan pekerjaan dengan benar, menghasilkan produk bermutu, (6) terjadi proses
interaksi saling belajar dari ahli, (7) terjadi proses penilaian kompetensi, dan (8)
(Depdiknas, 2003).
memenuhi kebutuhan agar manusia yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan
yang dihadapi dalam kehidupan. Dengan memberikan peluang pada peserta belajar
hidup pada akhirnya bertujuan membantu peserta belajar untuk lebih berdaya serta
pada saat yang sama mampu mengembangkan kapasitasnya (Tim Pengembang Ilmu
Pendidikan, 2007).
Pendidikan kecakapan hidup pada sisi lain bertujuan untuk merangsang peserta
menghadapi peluang dan meningkatkan kualitas hidup dan serta dapat memfungsikan
5
2.2. Implementasi pembelajaran kecakapan hidup (life Skill)
merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk
sampai selesai .
Pengembangan life skill dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu melalui
Beberapa hal yang perlu diperhatikan jika program life skill digulirkan yaitu:
Program life skill harus dipastikan tidak terjebak pada muatan materi yang sifatnya
massal dan seragam dan implementasi program life skill harus bertumpu pada isu-isu
lokal yang bersifat kontekstual (berdasarkan muatan lokal). Salah satu contohnya
menyenangkan. Prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan yang menuju pada
life skill dilakukan secara menyenangkan dengan penerapan pendekatan dan metode
pembelajaran yang mampu memberikan penguasaan life skill kepada peserta didik.
didik dalam menunjang life skill yaitu: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching
Life Skill Education atau pendidikan kecakapan hidup diberikan secara tematis
6
harus betul-betul bermakna bagi siswa, baik untuk saat ini maupun untuk kehidupan
Kecakapan hidup atau life skills terdiri dari beberapa cangkupan yang harus
diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan warga Negara,
serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus
bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan. Kecakapan lain yang termasuk pada
yaitu kecakapan komunikasi dengan empati, dan bekerja sama. Yang dimaksud disini
lingkungan dan masyarakat, serta mampu untuk melakukan kegiatan timbal balik dan
lingkungannya
kecakapan berfikir rasional yang masih bersifat umum, kecakapan akademik sudah
7
lebih mengarah kegiatan yang bersifat akademik atau keilmuwan(Athfin Rizqi
Syafiq,2016)
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kecakapan hidup adalah
kecakapan perilaku adaptif dan positif yang memungkinkan individu untuk merespon
secara efektif terhadap kebutuhan dan tantangan sehari-hari. Pada hakekatnya,
kecakapan hidup adalah kemampuan siswa untuk memahami diri sendiri dan
peluangnya dalam hidup, termasuk menetapkan tujuan, memecahkan masalah, dan
hidup bersama orang lain. Konsep pengajaran kecakapan hidup menekankan pada
kecakapan hidup atau kerja. Pendidikan keterampilan hidup secara luas dipahami
sebagai kemampuan kerja dan keterampilan kejuruan. Pendidikan kecakapan hidup
bisa dilaksanakan melalui berbagai cara. Hal ini disesuaikan dengan konteks sekolah
dan peserta didik. Pendidikan kecakapan hidup disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik. Pelaksanaanya dapat diintegrasikan melalui pembelajaran setiap mata
pelajaran, berdiri sendiri sebagai mata pelajaran muatan lokal, atau melalui
pengembangan diri
9
DAFTAR PUSTAKA
10