Anda di halaman 1dari 13

MODEL KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

PENGEMBANGAN LIFE SKILL MENUJU PROFIL PELAJAR


PANCASILA DI SEKOLAH DASAR

Dedi Sulaiman 1)
1)
SDN 01 Wisnu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang
Jl Masjid Jami. RT.02 / RW 01. Dusun Wisnu. Kec. Watukumpul. Kab. Pemalang. Jawa Tengah 52357
E-mail: dedisulaiman09@guru.sd.belajar.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk merancang model kepemimpinan transformasional pengembangan Life
skill menuju profil pelajar pancasila di SD. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pengembangan
(Research and Development) dari Borg dan Gall. Research menggunakan pendekatan metode kualitatif,
development, yaitu rancangan model produk dan menguji validasi produk pada Focus Group Discussion
dalam R&D level 1. Langkah penelitian pada level 1 diawali tahap pendahuluan berangkat dari
potensi/masalah dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi sebagai
desain faktual. Pada tahap pengembangan peneliti merancang desain produk, kemudian divalidasi oleh
pakar ahli dan praktisi pendidikan melalui Focus Group Discussion, selanjutnya berdasarkan penilaian
dan saran tersebut desain produk diperbaiki oleh peneliti menjadi desain produk teruji secara internal
dan tidak di uji lapangan. Hasil validasi dan penilaian rancangan model kepemimpinan transformasional
pengembangan Life skill menuju profil pelajar pancasila di SD, oleh dua pakar ahli pendidikan pada
Focus Grup Discussion dengan total perolehan nilai sejumlah 40 skor persentase 83,33% yang
diinterpretasikan dalam deskriptif kualitataif “sangat layak”, sedangkan hasil validasi dan penilaian
oleh lima praktisi pendidikan diperoleh jumlah perolehan skor 101 dengan nilai persentase sebesar
84,16% yang diinterpretasikan “sangat layak”. Maka pakar ahli 1 dan pakar ahli 2 menyetujui
rancangan model kepemimpinan transformasional pengembangan Life skill menuju profil pelajar
pancasila di SD “sangat layak” untuk menjadi model teruji. Kepala Sekolah sebaiknya
mengimplementasikan model kepemimpinan transfomasional pengembangan Life skill agar
terselenggaranya prinsip partisipasi, transparansi dan akuntabel di Sekolah Dasar.

Kata kunci: Kepemimpinan Transformasional, Pengembangan Life skill.

PENDAHULUAN membekali keterampilan siswa yang


menyangkut aspek pengetahuan, sikap
Pendidikan adalah kehidupan,
yang di dalamnya termasuk fisik dan
untuk itu kegiatan belajar harus dapat
mental, serta kecakapan kejuruan yang
membekali peserta didik dengan
berkaitan dengan pengembangan siswa
kecakapan hidup (Life skill) yang sesuai
sehingga mampu menghadapi tuntutan
dengan lingkungan kehidupan dan
dan tantangan hidup dalam kehidupan.
kebutuhan peserta didik. Pendidikan
yang berorientasi pada kecakapan hidup Peserta didik di SD memerlukan
(Life skill) menjadi sebuah alternatif pengembangan Life skill antara lain : 1)
pembaharuan pendidikan yang pengambilan keputusan, 2) manajemen
prospektif untuk menuju profil pelajar waktu, 3) kesehatan dan kebersihan, 4)
pancasila yang diwajibkan dalam komunikasi, 5) bersikap empati, 6)
kurikulum merdeka belajar saat ini, berfikir kreatif, 7) mengambil tantangan.
sehingga dapat dikatakan bahwa Mengajarkan Life skill pada peserta didik
pendidikan Life skill merupakan SD akan membantu mereka tumbuh dan
pendidikan yang orientasi dasarnya berkembang menjadi anak yang mandiri

Bangun Rekaprima Vol.09/1/April/2023 124


dan mampu mengatasi masalahnya. Kewajiban pemerintah dalam
Berdasarkan data yang diperoleh dari 3 pelaksanaan pendidikan nasional adalah
SD di Kecamatan Watukumpul maka memberikan layanan dan kemudahan,
penelitian ini akan difokuskan pada serta menjamin terselenggaranya
pengembangan Life skill yang diterapkan pendidikan yang bermutu bagi setiap
kepada kelas tinggi dan kelas bawah warga negara tanpa diskriminasi dan
secara bersama yaitu :1) manajemen wajib menjamin tersedianya dana guna
waktu, 2) kesehatan dan kebersihan. terselenggaranya pendidikan bagi setiap
Mengajarkan peserta didik manajemen warga negara yang berusia tujuh sampai
waktu tidak hanya tentang mengukur dengan lima belas tahun (Yudhanti:,
waktu, tetapi juga bagaimana 2012: 16).
menyelesaiakn tugas yang diberikan dan
PP Nomor 19 Tahun 2007 Pasal 49
menjaga jadwal tetap rutin dilakukan menjelaskan bahwa pengelolaan satuan
sehingga peserta didik dapat menjadi pendidikan pada jenjang pendidikan
ahli mengelola waktu, dengan begitu dasar dan menengah menerapkan
peserta didik dapat melakukan segalanya manajemen berbasis sekolah yang
denngan teratur. Membiasakan peserta ditunjukkan dengan kemandirian,
didik untuk menjaga kebersihan dan kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
kesehatan merupakan modal utama akuntabilitas. Kebijakan ini memberi
kemajuan pendidikan, dengan sehat dan arahan kepada lembaga pendidikan
bersih maka peserta didik akan lebih untuk mengelola lembaganya dengan
mudah menerima setiap pembelajaran komponen - komponen yang
yang diterima sehingga tujuan diamanatkan dalam kebijakan tersebut
pendidikan tercapai
untuk mencapai tujuannya.
Pendapat Mulyasa (2013) dalam Menurut Bass (1994) dalam (Rivai
(Karwati dan Priansa, 2013: 38) bahwa dkk, 2014: 451) kepemimpinan
keberhasilan pendidikan disekolah transformasional didefinisikan sebagai
sangat ditentukan oleh keberhasilan kemampuan pemimpin mengubah
kepala sekolah dalam mengelola tenaga lingkungan kerja, motivasi kerja, dan
kependidikan yang tersedia di sekolah. nilai-nilai kerja yang dipersepsikan
Kepala Sekolah merupakan salah satu bawahan sehingga mereka lebih mampu
komponen pendidikan yang berpengaruh mengoptimalkan kinerja untuk mencapai
dalam meningkatkan kinerja guru. tujuan organisasi. Faktor perilaku
Kepala Sekolah bertanggung jawab atas pimpinan atau gaya kepemimpinan,
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, lingkungan kerja atau fasilitas yang
administrasi di sekolah, pembinaan diberikan oleh organisasi kepada
tenaga kependidikan lainnya, dan karyawan juga merupakan faktor
pendayagunaan serta pemeliharaan eksternal yang menunjang kinerja
sarana dan prasarana. Andang (2014: 54) karyawan. (Suminar, 2015: 2).
berpendapat Kepala Sekolah merupakan
pemimpin tunggal di sekolah yang Pengertian Life skill atau biasa
mempunyai tanggung jawab dan disebut sebagai kecakapan hidup jika di
wewenang untuk mengatur, mengelola lihat dari segi bahasa berasal dari dua
dan menyelenggarakan kegiatan di kata yaitu Life dan skill. Life berarti
sekolah, agar apa yang menjadi tujuan hidup, sedangkan skill adalah
sekolah dapat tercapai. kecakapan, kepandaian, keterampilan.
Sehingga Life skill secara bahasa dapat
diartiakan sebagai kecakapan,

Bangun Rekaprima Vol.09/1/April/2023 125


kepandaian, keterampilan hidup. melakukan sesuatu. Seperti telah
Umumnya dalam penggunaan sehari - diobservasi oleh Gardner kepemimpinan
hari orang menyebut Life skill dengan lebih dari sekedar menduduki suatu
istilah kecakapan hidup. Menurut ororitas. Kepemimpinan dinyatakan
Listyono (2016) kecakapan hidup (Life sebagai faktor penentu yang kritis dari
skill) yaitu kemampuan dan keberanian inisiasi dan implementasi dari
untuk menghadapi problematika transformasi / perubahan dalam
kehidupan, kemudian secara proaktif dan organisasi. (Wardhani, Diah K., dkk.
kreatif, mencari serta menemukan solusi 2012).
untuk mengatasi permasalahan. Menurut Konsep awal tentang
Anwar (2017) Life skill adalah kepemimpinan transformasional ini
pendidikan yang dapat memberikan
dikemukakan oleh Burns (1978) dalam
bekal keterampilan yang praktis terpakai, (Baharudin dan Umiarso, 2012: 222)
terkait dengan kebutuhan pasar kerja, yang menjelaskan bahwa kepemimpinan
peluang usaha dan potensi ekonomi atau transformasional merupakan sebuah
industri yang ada di masyarakat. Kent sketsa yang di dalamnya mengandung
Davis (2018) mengemukakan bahwa suatu proses dimana para pemimpin dan
kecakapan hidup (Life skill) “manual para bawahannya berusaha untuk
pribadi” bagi tubuh seseorang. mencapai tingkat moralitas dan motivasi
Kecakapan ini membantu peserta yang lebih tinggi. Kepemimpinan
didik belajar bagaimana memelihara transformasional ini menekankan pada
tubuhnya, tumbuh menjadi dirinya, proses dimana orang terlibat dengan
bekerja sama dengan secara baik dengan orang lain dan menciptakan hubungan
orang lain, membuat keputusan yang yang meningkatkan motivasi dna
logis, melindungi dirinya sendiri dan moralitas dalam diri pemimpin dan
mencapai tujuan didalam kehidupannya. pengikut. Jenis pemimpin ini memiliki
Istilah Life skill menurut Depdiknas perhatian pada kebutuhan dan motif
tidak semata - mata diartikan memiliki pengikut, serta mencoba membantu
keterampilan tertentu (vocational job) pengikut mencapai potensi terbaik
saja, namun ia harus memiliki mereka. (Notherhouse, 2013: 176).
kemampuan dasar pendukungnya secara Bass dan Avolio (dalam Rivai dkk,
fungsional seperti mambaca, 2014: 48) menegaskan bahwa
menghitung, merumuskan, dan kepemimpinan transformasional akan
memecahkan masalah, mengelolah tampak apabila pemimpin menstimulasi
sumber daya, bekerja dalam tim, terus semangat para kolagen dan pengikutnya
belajar di tempat kerja mempergunakan untuk melihat pekerjaan mereka dari
teknologi. beberapa perspektif baru, menurunkan
Locke (1997) dalam (Machali, misi atau visi kepada tim organisasi,
2016: 84) melukiskan kepemimpinan mengembangkan kolega dan
sebagai suatu proses membujuk orang pengikutnya pada tingkat kemampuan
lain menuju sasaran bersama. Defenisi dan potensial yang lebih tinggi, dan
ini mencakup tiga hal: pertama, memotivasi kolega pengikutnya untuk
kepemimpinan merupakan suatu konsep melihat pada kepentingannya masing-
relasi. Kepemimpinan dalam proses masing, sehingga dapat bermanfaat bagi
relasi dengan orang lain. Apabila tidak kepentingan organisasinya. Adapun
ada pengikut, maka tidak ada pemimpin. dimensi dalam kepemimpinan
Agar bisa memimpin, pemimpin harus transformasional adalah pengaruh ideal,

Bangun Rekaprima Vol.09/1/April/2023 126


motivasi menginspiransi, rangsangan pengembangan Life skill manajemen
intelektual, pertimbangan individu. waktu, kesehatan dan kebersihan.
Berdasarkan uraian diatas maka
METODE PENELITIAN
dalam pengembangan Life skill agar
terlaksana atas prinsip partisipasi, Penelitian ini menggunakan desain
transparansi, akuntabilitas, perlu penelitian pengembangan (Research and
dikembangkan rancangan model Development) dari Borg dan Gall.
kepemimpinan transformasional Research menggunakan pendekatan
pengembanagan Life skill menuju profil metode kualitatif, sedangkan
pelajar pancasila di SD agar bias development penelitian ini, yaitu
membangun lingkungan sekolah yang rancangan model produk dan menguji
sesuai dengan zamannya. Maka dari itu validasi produk pada Focus Group
tujuan penelitian ini adalah Discussion (FGD) dalam R&D level 1.
mengembangkan model kepemimpinan Langkah penelitian pada level 1 diawali
tranformasional Kepala Sekolah dalam tahap pendahuluan berangkat dari
pengembangan Life skill manajemen potensi / masalah dengan teknik
waktu, kesehatan, dan kebersihan di SD pengumpulan data melalui wawancara,
yang siap uji lapangan. observasi, dokumentasi yang
disimpulkan sebagai desain faktual. Pada
Harapan penulis dalam penelitian tahap pengembangan peneliti merancang
ini dapat memiliki manfaat secara desain produk model kepemimpinan
teoritis dan praktis. Secara teoritis hasil transformasional pengembangan Life
penelitian dapat dipergunakan untuk skill kemudian divalidasi oleh pakar ahli
Memberikan sumbangan pemikiran bagi
dan praktisi pendidikan melalui Focus
pengembangan ilmu pendidikan, Group Discussion (FGD), selanjutnya
khususnya pada model kepemimpinan berdasarkan penilaian dan saran tersebut
transformasional, memberikan desain produk diperbaiki oleh peneliti
sumbangan pemikiran serta gambaran menjadi desain produk teruji secara
berupa model kepemimpinan internal dan tidak di uji lapangan.
transformasional kepala sekolah dalam
pengembangan Life skill manajemen Desain penelitian pada tingkat
waktu, kesehatan dan kebersihan kesulitan level 1 penelitian
(Wahyudi, 2009). Secara praktis hasil pengembangan bisa berangkat dari
penelitian dapat dipergunakan Kepala potensi atau masalah, kemudian
sekolah dan Guru untuk memberikan merencanakan pengembangkan desain
informasi tentang deskripsi model produk berdasarkan potensi atau
kepemimpinan transformasional kepala masalah, desain produk tersebut
sekolah dalam pengembangan Life skill kemudian divalidasi oleh orang yang
manajemen waktu, kesehatan dan dianggap ahli dan praktisi melalui Focus
kebersihan kepada Dinas Pendidikan, Group Discussion (FGD), selanjutnya
forum Guru Dosen dalam bidang ilmu berdasarkan penilaian dan saran tersebut
manajemen (Wahyusumidjo, 2013). desain produk diperbaiki oleh peneliti
Memberikan alternatif serta gambaran menjadi desain produk teruji secara
kepada kepala sekolah maupun guru internal dan tidak di uji lapangan,
tentang model kepemimpinan Sugiyono (2019: 41).
transformasional kepala sekolah dalam

Bangun Rekaprima Vol.09/1/April/2023 127


Gambar 1. Langkah – langkah Metode Research & Development Level 1

HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut didapatkan model faktual


tentang pelaksanaan kepemimpinan Top
Hasil Studi Pendahuluan
Down dalam pengembangan Life skill
Berdasarkan simpulan hasil yang divisualisasikan pada gambar 4.1.
wawancara pada penelitian pendahuluan sebagai berikut:

Gambar 2. Visualisasi Model Faktual Kepemimpinan Dalam Pengembangan Life skill

Bangun Rekaprima Vol.09/1/April/2023 128


Pengembangan Model untuk melihat pekerjaan mereka dari
beberapa perspektif baru, menurunkan
Pada tahap pengembangan
misi atau visi kepada tim organisasi,
rancangan model kepemimpinan kepala
mengembangkan kolega dan
sekolah dalam pengembangan Life skill
pengikutnya pada tingkat kemampuan
menuju profil pelajar pancasila di SD
dan potensial yang lebih tinggi, dan
berdasarkan potensi / masalah yang telah
memotivasi kolega pengikutnya untuk
ditemukan pada saat wawancara,
melihat pada kepentingannya masing-
observasi serta dokumentasi lapangan
masing, sehingga dapat bermanfaat bagi
diperoleh bahwa gaya kepemimpinan
kepentingan organisasinya. Model
yang diterapkan dalam pengembangan
transformasional seorang pemimpin akan
Life skill adalah “Top Down”, kemudian
mempengaruhi kinerja bawahan, karena
peneliti melakukan studi pustaka tentang
seorang pemimpin transformasional
teori kepemimpinan yang akan
memiliki visi yang jelas dan gambaran
dikembangkan pada rancangan model
yang holistik mengenai organisasi di
kepemimpinan dalam pengembangan
masa depan ketika semua tujuan telah
Life skill berdasarkan potensi dan
tercapai. Pengembangan rancangan
masalah dilapangan, maka perlu
model kepemimpinan transformasional
pengkajian potensi serta masalah yang
mencakup empat dimensi antara lain:
mencakup kekuatan, kelemahan dan
dimensi pertimbangan individu, dimensi
solusi.
rangsangan, dimensi pengaruh, dimensi
Pengembangan rancangan model motivasi menginspirasi. Visualisasi
kepemimpinan transformasional dalam rancangan model kepemimpinan
pengembangan Life skill ini berdasarkan transformasional dalam pengembangan
teori Bass dan Avolio (dalam Rivai dkk, Life skill dapat terlihat pada gambar 4.2.
2014: 456) menegaskan bahwa Visualisasi Rancangan Model
kepemimpinan transformasional akan Kepemimpinan Transformasional
tampak apabila pemimpin menstimulasi Pengembangan Life skill Menuju Profil
semangat para kolagen dan pengikutnya Pelajar Pancasila di SD sebagai berikut:

Bangun Rekaprima Vol.09/1/April/2023 129


Gambar 3. Visualisasi Rancangan Model Kepemimpinan Transformasional
Pengembangan Life skill di SD

Bangun Rekaprima Vol.09/1/April/2023 130


Deskripsi Visualisasi Model Dasar bertujuan agar siswa
Kepemimpinan Transformasional mempunyai nilai Life skill lebih
Dalam Manajemen Pembiayaan mendalam terutama pada aspek
Sekolah berikut: a) Siswa dapat
melaksanakan manajemen waktu
Input / Studi Pendahuluan
dengan tepat sehingga tujuan hidup
1. Standar Acuan dan pembelajaran tercapai. (b)
a. Permendiknas No.19 Tahun Siswa emnjaga kebersihan
2007 tentang Standar lingkungan dan dirinya serta
Pengelolaan Pendidikan oleh menjaga kesehatan sebagai modal
Satuan Pendidikan Dasar dan menjalankan pendidikan menuju
Menengah profil pelajar pancasila.
b. PP No.17 Tahun 2010 tentang Menetapkan Strategi
Pengelolaan dan Pengembangan Life skill. Strategi
Penyelenggaraan Pendidikan. yang dikembangkan untuk
mencapai tujuan tersebut yaitu:
c. Permendiknas No.15 Tahun Memasukan kedisiplinan
2010 tentang Standar Pelayanan manajemen waktu, kebersihan dan
Minimal Pendidikan Dasar di kesehatan lebih intens dalam
Kabupaten/Kota semua kegiatan belajar mengajar
d. Buku Kerja Kepala Sekolah. dan kegiatan belajar. Memasukan
nilai kedisiplinan manajemen
2. Prosedur Pelaksanaan dan waktu, kebersihan dan kesehatan
Tanggung Jawab lebih intens dalam kegiatan
a. Kepala Sekolah bertanggung ekstrakurikuler.
jawab terhadap seluruh kegiatan
pengembangan di sekolah. 2) Pengorganisasian
Tahap pengorganisasian
b. Guru menyusun program model kepemimpnan
kegiatan sesuai dengan 8 SNP. transformasional pengembangan
3. Proses / Pengembangan Life skill menuju profil pelajar
pancasila di sekolah dasar
Pada proses / pengembangan
meliputi:
meliputi perencanaan, pengorganisasian,
A) Waka Kurikulum
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi,
berkoordinasi dengan guru
hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
kelas dalam memasukkan
1) Perencanaan nilai kedisiplinan manajemen
Pada perencanaan kepala waktu, kebersihan dan
sekolah melalui waka kurikulum, kesehatan dalam kegiatan
guru kelas, Pembina belajar mengajar dan
ekstrakurikuler melakukan: kegiatan belajar lainnya.
Identifikasi Life skill yang Akan Guru mempunyai tugas
Dikembangkan meliputi: sebagai berikut:
Manajemen waktu, Kebersihan dan a. Mempersiapkan dua Life
Kesehatan. skill yang menjadi
Menetapkan Tujuan. Model sasaran utama untuk
Kepemimpinan Transformasional dimasukkan dalam
Pengembangan Life skill menuju perencanaan kegiatan
profil Pelajar pancasila di sekolah

Bangun Rekaprima Vol.09/1/April/2023 131


belajar mengajar dan kesehatan dalam kegiatan
kegiatan belajar lainnya ekstrakurikuler.
b. Memproses pelaksanaan d. Melakukan peneladanan
pembiasaan kedisiplinan kedisiplinan manajemen
manajemen waktu, waktu, kebersihan dan
kebersihan dan kesehatan kesehatan dalam kegiatan
dalam kegiatan belajar ekstrakurikuler.
mengajar serta kegiatan 3) Pelaksanaan
belajar lainnya
c. Melakukan evaluasi Pelaksanaan kepemimpnan
kedisiplinan manajemen transformasional pengembangan Life
waktu, kebersihan dan skill menuju profil pelajar pancasila di
kesehatan dalam kegiatan sekolah dasar sebagai berikut:
belajar mengajar dan A) Guru melaksanakan tugasnya
kegiatan belajar lainnya sebagai berikut :
d. Melakukan peneladanan
kedisiplinan manajemen a. Persiapan / rancangan:
waktu, kebersihan dan Merancang pembiasaan
kesehatan dalam kegiatan kedisiplinan manajemen
belajar mengajar dan waktu, kebersihan dan
kegiatan belajar lainnya. kesehatan dalam kegiatan
B) Guru kelas berkoordinasi belajar mengajar dan
dengan Pembina kegiatan belajar yakni:
ektrakurikuler untuk selalu tepat waktu dalam
memasukan kedisiplinan kegiatan pembelajaran,
manajemen waktu, menjaga kebersihan baju,
kebersihan dan kesehatan kuku dengan selalu
dalam kegiatan mencuci tangan pakai
ekstrakurikuler. Pembina sabun serta menjaga
ekstrakurikuler mempunyai kesehatan dengan tidak
tugas sebagai berikut: jajan di luar sekolah
a. Mempersiapkan dua Life b. Proses
skill yang menjadi
sasaran utama untuk Guru memasukkan
dimasukkan dalam penerapan kedisiplinan
perencanaan kegiatan manajemen waktu,
ekstrakurikuler. kebersihan dan kesehatan
b. Memproses pelaksanaan dalam Rencana
pembiasaan kedisiplinan Pelaksanaan
manajemen waktu, Pembelajaran (RPP)
kebersihan dan kesehatan c. Evaluasi pembelajaran
dalam kegiatan
Guru mengevaluasi
ekstrakurikuler.
penerapan tepat waktu
c. Melakukan evaluasi
dalam kegiatan
pembelajaran
pembelajaran, menjaga
kedisiplinan manajemen
kebersihan baju,kuku
waktu, kebersihan dan
dengan selalu mencuci

Bangun Rekaprima Vol.09/1/April/2023 132


tangan pakai sabun serta kedisiplinan manajemen
menjaga kesehatan waktu, kebersihan dan
dengan tidak jajan di luar kesehatan dalam kegiatan
sekolah dengan ekstrakurikuler yakni:
instrument penilaian yang tepat waktu dalam
jelas sehingga akan lebih kegiatan pembelajaran,
terarah dan dapat menjaga kebersihan
membedakan yang baju,kuku dengan selalu
berhasil dan yang kurang mencuci tangan pakai
berhasil dengan jelas. sabun serta menjaga
Hasil evaluasi akan kesehatan dengan tidak
dimasukkan dalam jajan di luar sekolah
penilaian karakter disiplin c. Evaluasi kegiatan
yang masuk dalam KI 2.
Pembina ekstrakurikuler
d. Peneladanan mengevaluasi penerapan
Guru melakukan kedisiplinan manajemen
peneladanan tepat waktu waktu, kebersihan dan
dalam kegiatan kesehatan dalam kegiatan
pembelajaran, menjaga ekstrakurikuler yakni:
kebersihan baju, kuku tepat waktu dalam
dengan selalu mencuci kegiatan pembelajaran,
tangan pakai sabun serta menjaga kebersihan baju,
menjaga kesehatan kuku dengan selalu
dengan tidak jajan di luar mencuci tangan pakai
sekolah sabun serta menjaga
kesehatan dengan tidak
B) Pembina ekstrakurikuler
jajan di luar sekolah
melaksanakan tugasnya
dengan instrument
sebagai berikut:
penilaian yang jelas
a. Persiapan/rancangan sehingga akan lebih
Merancang pembiasaan terarah dan dapat
kedisiplinan manajemen membedakan yang
waktu, kebersihan dan berhasil dan yang kurang
kesehatan dalam kegiatan berhasil dengan jelas.
ekstrakurikuler yakni : Hasil evaluasi akan
tepat waktu dalam dimasukkan dalam
kegiatan pembelajaran, penilaian karakter religius
menjaga kebersihan baju, yang masuk dalam KI 2
kuku dengan selalu sebagai laporan ke guru
mencuci tangan pakai kelas dan penilain
sabun serta menjaga kegiatan ekstrakurikuler.
kesehatan dengan tidak d. Peneladanan
jajan di luar sekolah
Pembina ekstrakurikuler
b. Pelaksanaan melakukan peneladanan
Pembina ekstrakurikuler kedisiplinan manajemen
memasukkan penerapan waktu, kebersihan dan

Bangun Rekaprima Vol.09/1/April/2023 133


kesehatan dalam kegiatan c. Mengamati teknik dan
ekstrakurikuler yakni : instrument evaluasi
tepat waktu dalam penerapan kedisiplinan
kegiatan pembelajaran, manajemen waktu,
menjaga kebersihan baju, kebersihan dan
kuku dengan selalu kesehatan dalam
mencuci tangan pakai kegiatan ekstrakurikuler
sabun serta menjaga yakni: tepat waktu dalam
kesehatan dengan tidak kegiatan pembelajaran,
jajan di luar sekolah menjaga kebersihan
baju, kuku dengan selalu
4. Monitoring Dan Evaluasi
mencuci tangan pakai
A) Kepala sekolah melalui waka sabun serta menjaga
kurikulum melakukan kesehatan dengan tidak
monitoring dan evaluasi jajan di luar sekolah.
sebagai berikut:
d. Mengamati sikap guru
a. Menganalisis perangkat dalam peneladanan
pembelajaran yang kedisiplinan manajemen
sudah memasukkan waktu, kebersihan dan
kedisiplinan manajemen kesehatan dalam
waktu, kebersihan dan kegiatan ekstrakurikuler
kesehatan dalam yakni: tepat waktu dalam
kegiatan ekstrakurikuler kegiatan pembelajaran,
yakni : tepat waktu menjaga kebersihan
dalam kegiatan baju,kuku dengan selalu
pembelajaran, menjaga mencuci tangan pakai
kebersihan baju,kuku sabun serta menjaga
dengan selalu mencuci kesehatan dengan tidak
tangan pakai sabun serta jajan di luar sekolah.
menjaga kesehatan
B) Kepala sekolah melalui Guru
dengan tidak jajan di
Kelas melakukan monitoring
luar sekolah
dan evaluasi sebagai berikut:
b. Mengamati keterampilan
a. Mengamati analisis
guru dalam pelaksanaan
rancangan dan tujuan
penerapan kedisiplinan
kegiatan ekstrakurikuler
manajemen waktu,
yang mengarak ke
kebersihan dan
pembentukan
kesehatan dalam
kedisiplinan manajemen
kegiatan ekstrakurikuler
waktu, kebersihan dan
yakni: tepat waktu dalam
kesehatan
kegiatan pembelajaran,
menjaga kebersihan b. Mengamati pelaksnaan
baju,kuku dengan selalu kegiatan ekstrakurikuler
mencuci tangan pakai c. Mengamati sikap
sabun serta menjaga peneladanan Pembina
kesehatan dengan tidak ekstrakurikuler dalam
jajan di luar sekolah pelaksanaan kedisiplinan

Bangun Rekaprima Vol.09/1/April/2023 134


manajemen waktu, sehingga hasil simpulan penelitian ini
kebersihan dan sebagai berikut, Pada penelitian
kesehatan. pendahuluan tahap 1 dengan melakukan
observasi, wawancara dan dokumentasi
Output
dengan kepala sekolah, waka kurikulum,
Pelaksanaan kepemimpinan dan guru kelas. Pada penelitian tahap 2
transformasional pengembangan Life melakukan observasi, wawancara dan
skill menuju profil pelajar pancasila dokumentasi dengan kepala sekolah,
lebih sinergis pada semua komponen dan waka Kurikulum serta studi pustaka
terintegrasi pada setiap kegiatan di SD mengenai teori kepemimpinan kepala
dengan menghasilkan siswa disiplinan sekolah dalam pengembangan Life skill.
manajemen waktu, kebersihan dan Berdasarkan simpulan hasil wawancara
kesehatan yaitu: 1) Adanya peran aktif pada penelitian pendahuluan tersebut
semua. 2) Siswa tepat waktu dalam didapatkan model faktual tentang
kegiatan pembelajaran. 3) Siswa pelaksanaan kepemimpinan Top Down
memelihara menjaga kebersihan dalam pengembangan Life skill.Hasil
baju,kuku dengan selalu mencuci tangan pengujian visualisasi rancangan model
pakai sabun. 4) Siswa tidak jajan di luar kepemimpinan transformasional dalam
sekolah. pengembangan Life skill pada Focus
Penilaian Dan Validasi Rancangan Grup Discussion (FGD) ditunjukan pada
Model tabulasi hasil validasi dan penilaian
revisi rancangan model kepemimpinan
Validasi dan penilaian revisi transformasional dalam pengembangan
rancangan model kepemimpinan Life skill oleh dua pakar ahli pendidikan
transformasional pengembangan Life pada Focus Grup Discussion (FGD)
skill menuju profil pelajar pancasila di diperoleh peningkatan jumlah total
oleh dua pakar ahli pendidikan pada perolehan nilai sejumlah 39 dengan skor
Focus Grup Discussion (FGD) diperoleh persentase dari 81,25% menjadi total
peningkatan jumlah total perolehan nilai perolehan nilai sejumlah 40 skor
sejumlah 39 dengan skor persentase dari persentase 83,33% yang
81,25% menjadi total perolehan nilai diinterpretasikan dalam deskriptif
sejumlah 40 skor persentase 83,33 % kualitataif “sangat layak”, sedangkan
yang diinterpretasikan dalam deskriptif tabulasi hasil validasi dan penilaian oleh
kualitataif “sangat layak”. Berdasarkan lima praktisi pendidikan diperoleh
tabulasi hasil penilaian dan validasi jumlah perolehan skor 101 dengan nilai
revisi rancangan model pada Focus Grup persentase sebesar 84,16% yang
Discussion (FGD) dengan diinterpretasikan “sangat layak”.
pembimbingan oleh pakar ahli 1 dan Berdasarkan tabulasi hasil penilaian dan
pakar ahli 2 menyetujui rancangan validasi rancangan model tersebut pada
model kepemimpinan transformasional Focus Grup Discussion (FGD) oleh
pengembangan Life skill menuju profil pakar ahli 1 dan pakar ahli 2 menyetujui
pelajar pancasila menjadi model teruji. rancangan model kepemimpinan
transformasional pengembangan Life
PENUTUP skill menuju profil pelajar pancasila di
Simpulan SD menjadi model teruji. Sehingga
deskripsi konseptual rancangan model
Langkah pelaksanaan dalam
kepemimpinan transformasional
penelitian ini terbagi menjadi tahap
pengembangan Life skill menuju profil
pendahuluan dan tahap pengembangan,

Bangun Rekaprima Vol.09/1/April/2023 135


pelajar pancasila di SD “sangat layak” Yudhanti, R. 2012. Kebijakan Hukum
untuk digunakan sebagai rujukan dalam Pemenuhan Hak Konstitusional
pengembangan Life skill menuju profil Warga Atas Pendidikan Dasar.
pelajar pancasila di SD. Pandecta: Research Law Journal,
7(1).
DAFTAR PUSTAKA
Suminar, Ari Cahyo. 2015. Pengaruh
Akdon, dkk. 2017. Manajemen Gaya Kepemimpinan dan
Pembiayaan Pendidikan. Lingkungan Kerja Terhadap
Bandung: Rosda Karya. Kinerja. Universitas Brawijaya:
Baharuddin dan Umiarso. 2012. Jurnal Administrasi Bisnis, Hal 2
Kepemimpinan Pendidikan Islam. Wahyusumidjo . 2013. Kepemimpinan
Jogjkarta: Ar-Ruzzmedia. Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik
Bass, B.M. 1985. Leadership and dan Permasalahannya. Depok:
Performance Beyond Expectation. Rajawali Press.
New York: Free Press. Wahyudi . 2009. Kepemimpinan Kepala
Bass, B.M., & Avolio, B.J., 1990. Sekolah. Bandung: Alfabeta.
Develoving Tranformational Wardhani, Diah K., dkk. 2012.
Leadership; And Beyond. New Implementasi Kepemimpinan
York: Free Press. Transformasional dalam
Mulyasa. 2013. Manajemen Pengelolaan Sekolah (Studi Kasus
Kepemimpinan Kepala Sekolah. di Sekolah High Scope Indonesia-
Jakarta: Bumi Aksara. Bali). Jurnal Program
Pascarsarjana Universitas
Mulyasa. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Pendidikan Ganesha Program
Profesional. Bandung: Remaja Studi Administrasi Pendidikan,
Rosdakarya. Vol. 4, 2013.
Rivai, Veithzal. 2014. Pemimpin dan Laman
Kepemimpinan Dalam Organisasi.
Depok: Rajagrafindo Persada. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Sistem Pendidikan Nasional.
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. https://www.inherent-
Bandung: Alfabeta dikti.net/files/sisdiknas.pdfdiakses
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian dan 25/06/23
Pengembangan (Research and
Development). Bandung: Alfabeta.

Bangun Rekaprima Vol.09/1/April/2023 136

Anda mungkin juga menyukai