A. Pendahuluan
Mutu merupakan sesuatu yang dianggap salah satu bagian penting, karena mutu pada
dasarnya menunjukkan keunggulan suatu produk jika dibandingkan dengan produk lainnya.
Penignkatan mutu merupakan usaha dari setiap lembaga-lembaga penghasil produk barang tetapi
juga produk jasa. Demikian halnya dalam pendidikan mutu merupakan bagian penting untuk
diperhatikan.
Sallis mengungkapka “quality is at the top of most agendas and improving quality is
probably the most important task facing any institution. However, despite its importance, many
people find quality an enigmatic concept. It is perplexing to define and often difficult to
measure”. Kualitas adalah bagian penting dari seluruh agenda dalam organisasi dan
meningkatkan kualitas mungkin adalah tugas yang paling penting yang dihadapi institusi
manapun. Namun, meskipun penting, banyak terjadi perbedaan pendapat tentang konsep dai
Upaya dalam peningkatan mutu pendidikan merupakan isu yang terus menerus akan
merupakan usaha yang harus diupayakan dengan terus menerus agar harapan untuk pendidikan
pendidikan. Semua orang tentunya akan lebih suka menntut ilmu pada lembaga yang memiliki
mutu yang baik. Atas dasar ini maka sekolah/ lembaga pendidikan harus dapat memberikan
1
pelayanan dan mutu yang baik agar tidak ditinggalkan dan mampu bersaing dengan lembaga
pendidikan lainnya.
Berbicara tentang pendidikan, hal pertama yang tersirat dalam benak kita adalah
“sekolah”. Sekolah dalam hal ini merupakan suatu organisasi publik yang memberikan jasa
layanan pendidikan bagi masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas individu masyarakat itu
sendiri. Oleh karenanya, menjadi suatu hal yang wajar apabila masyarakat menuntut tersedianya
“sekolah yang baik” yang tercermin dari efektifitas kinerja sekolah yang bersangkutan. Sebagai
sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya, baik dalam hal pembinaan fisik, akal,
dan jiwanya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya secara
masyarakat. Ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan dan
Di dalam lingkungan sekolah, fungsi ideal pendidikan ini tidak akan pernah terbentuk
tanpa adanya keselarasan pandangan dan pemahaman dari berbagai pihak akan arti dan makna
proses pendidikan itu sendiri, baik dari pemerintah, penyelenggara sekolah (khususnya pimpinan
sekolah dan guru), maupun masyarakat, terutama orang tua siswa. Pandangan bahwa proses
intelektual, melatih keterampilan, serta membina sikap spiritual, sosial, dan moral peserta didik
perlu dipahami sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Inilah sebenarnya yang menjadi
sasaran proses pendidikan di sekolah yang harus dituju dan dicapai, dan keberhasilannya akan
ditunjukkan oleh kemampuan lulusannya dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan
2
serta terbentuknya sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
Pada faktanya, hingga saat ini tidak sedikit masyarakat kita yang memiliki anggapan
bahwa keberhasilan suatu proses pendidikan terlihat dari tingginya nilai (angka) yang diperoleh
peserta didik sebagai laporan hasil belajarnya. Nilai ini seakan-akan menjadi indikator berhasil
atau tidaknya suatu proses pendidikan yang diikuti para peserta didik di sekolah. Anggapan
masyarakat seperti ini akhirnya menjadi tuntutan bagi para penyelenggara pendidikan di sekolah
untuk dapat memberikan nilai kepada peserta didik sebagai hasil belajarnya sesuai dengan
tuntutan masyarakat, khususnya orang tua siswa. Pertanyaannya sekarang adalah apakah para
penyelenggara pendidikan di sekolah harus memberikan nilai hasil belajar kepada peserta
didiknya hanya dengan mempertimbangkan salah satu aspek/ kompetensi yang menonjol dari
mereka? Di sinilah manajemen mutu pendidikan di sekolah menutut peran kepemimpinan kepala
Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mengenal lebih jauh manajemen mutu
pendidikan maka penulis tuangkan dalam makalah yang berjudul “Manajemen Mutu
Pendidikan”.
B. Fokus Penulisan
C. Tujuan Penulisan
3
2) Untuk mengetahui bagaimana cakupan dan karakteristik mutu pendidikan.
D. Kajian Teori
Manajemen mutu pendidikan terdiri dari kata manajemen, mutu dan pendidikan (Alimin
2021).
a. Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa inggris “to manager” yang berarti mengatur, mengurus
atau mengelola, dalam bahasa Arab manajemen berasal dari kata “nazama” artinya menata, an-
nizhaam; at-tazhiim artinya kegiatan yang menertibkan, mengatur, dan berpikir yang dilakukan
oleh seseorang sehingga ia dapat mengatur, menata hal-hal di sekitarnya sehingga selaras dengan
yang lainnya.
Secara semantis, kata manajemen yang umum digunakan saat ini berasal dari kata kerja
berasal dari bahasa Latin, yaitu mano yang berarti tangan, menjadi manus berarti bekerja
berulang-ulang dengan tangan, ditambah imbuhan agere yang berarti melakukan sesuatu,
menggunakan tangan.
4
secara efektif dan efisien. Efektif berarti tujuan dapat tercapai sesuai rencana,sedangkan efisien
pengarahan, dan mengawasi anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen
harus dilakukan secara efektif, bekerja dengan benar (berorientasi pada input-output), dan
efisien, bekerja dengan benar (berorientasi pada cara untuk mencapai tujuan).
pengarahan dan pengawasan para anggota organisasi untuk mencapai tujuanorganisasi secara
b. Mutu
Secara etimologis, mutu berasal dari bahasa latin, qualis, yang artinya what kind of. Mutu
menurut Arcaro berpendapat bahwa mutu adalah “suatu proses terstruktur untuk meningkatkan
produk yang dihasilkan.” Bogue & Saunders menganggap bahwa mutu adalah “kesesuaian untuk
mencapai misi dan tujuan ketika integritas, akuntabilitas, dan standar diterima oleh publik.
Mutu dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memuaskan (satisfaction) dan melebihi
keinginan dan kebutuhan pelanggan atau sesuai persepsi (quality in perception). Feigenbaum
juga mengatakan bahwa mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer
satisfaction). Dengan demikian suatu produk dikatakan bermutu apabila dapat memberikan
kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan harapan konsumen terhadap
c. Pendidikan
5
Secara umum pendidikan sesungguhnya dapat dipahami dalam dua pengertian, yaitu
secara luas dan secara sempit. Pengertian pendidikan secara luas adalah kehidupan. Pendidikan
adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup. Pendidikan adalah segala situasi kehidupan yang mempengaruhi perkembangan individu.
Pengertian ini mengisyaratkan bahwa pendidikan dimulai sejak manusia berada di bumi, atau
adalah pengajaran yang diberikan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan
adalah segala pengaruh yang ingin diberikan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan
kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh akan hubungan
1) Cakupan
Manajemen mutu pendidikan tidak lepas dari tiga model yaitu: input, proses dan
output. Dalam usaha peningkatan mutu dengan menggunakan model ini, ada beberapa
kriteria dan karakteristik sekolah yang harus dipenuhi sebagai berikut (Kuntoro 2019):
a. Input Pendidikan
pentingnya mutu. Kesadaran akan pentingnya mutu yang tertanam pada semua
6
gerak komponen sekolah akan memberikan dorongan kuat pada upayaupaya
dapat dibagi menjadi dua, sumber daya manusia dan sumber daya selebihnya
bahwa sumber daya selebihnya tidak akan mempunyai arti apapun bagi
manusia.
prestasi peserta didik dan sekolahnya. Kepala sekolah memiliki komitmen dan
Demikian juga dengan guru dan peserta didik, harus memiliki kehendak kuat
Peserta didik merupakan fokus dari semua kegiatan sekolah. Artinya, semua
7
meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik. Konsekuensi logis dari ini
semua adalah bahwa penyiapan input dan proses belajar mengajar harus
benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu dan kepuasan yang diharapkan dari
menjadi dua bagian, yaitu pelanggan dalam ( internal customer) yang terdiri
dari: pegawai, pelajar dan orang tua pelajar. Sementara yang termasuk
e) Input Manajemen
secara efektif. Input manajemen yang dimaksud adalah: tugas yang jelas,
panutan bagi warga sekolah untuk bertindak, dan adanya sistem pengendalian
mutu yang efektif dan efesien untuk menyakinkan agar sasaran yang telah
Proses belajar mengajar yang menjadikan peserta didik sebagai faktor utama
8
pendidikan. Dalam hal ini guru harus menjadikan peserta didik memiliki
yang efektif. Untuk itu guru harus mampu menciptakan iklim belajar yang
visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah
bekerja maksimal sesuai dengan program yang telah ditentukan. Guru dan
evaluasi kinerja, hubungan kerja, hingga pada tahap imbal jasa, merupakan
garapan penting bagi seorang kepala sekolah, karena itu sekolah yang
9
bermutu mensyaratkan adanya tenaga kependidikan yang memiliki
individual. Karena itu, budaya kerjasama antar fungsi dalam sekolah, antar
bahwa makin tinggi tingkat partisipasi, makin besar pula rasa memiliki.
Makin besar rasa memiliki, makin besar pula rasa tanggung jawab. Makin
tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik, tetapi yang terpenting
Evaluasi harus digunakan oleh warga sekolah, terutama guru untuk dijadikan
umpan balik (feed back) bagi perbaikan. Oleh karena itu fungsi evaluasi
menjadi sangat penting dalam rangka peningkatan mutu peserta didik dan
10
c. Output yang Diharapkan
Kinerja sekolah adalah prestasi yang dihasilkan dari proses sekolah. Kinerja
Mutu pendidikan diukur secara universal baik dari segi input, proses, output
maupun outcome. Ada 13 karakteristik yang dinilai dalam hal mutu pendidikan
a) Kinerja
Kinerja berkaitan dengan aspek fungsional sekolah yang terdiri dari kinerja
guru dalam mengajar. “Guru merupakan salah satu pelaku dalam kegiatan
sekolah. Oleh karena itu ia dituntut untuk mengenal tempat bekerjanya itu.
b) Waktu Wajar
Waktu wajar yaitu sesuai dengan waktu yang wajar meliputi memulai dan
c) Handal
Handal yaitu usia pelayanan bertahan lama. Meliputi pelayanan prima yang
diberikan sekolah menjadi prinsip agar pihak yang dilayani merasa senang
11
dan puas atas layanan yang diberikan sehingga menjadi pelanggan yang baik
dan setia.
d) Daya Tahan
Daya tahan yaitu tahan banting, misalnya meskipun krisis moneter, sekolah
e) Indah (estetika)
Indah misalnya eksterior dan interior sekolah ditata menarik, guru membuat
f) Hubungan Manusiawi
profesionalisme. Hal ini bisa dicapai apabila terjalin komunikasi yang sehat.
“Dari komunikasi itu bisa diperoleh suasana yang akrab dan harmonis, bahkan
g) Mudah Penggunaannya
h) Bentuk Khusus
Bentuk khusus yaitu keuggulan tertentu misalnya sekolah unggul dalam hal
12
kepemimpinan pengajaran adalah guru hendaknya memiliki visi mengenai
i) Ketepatan
pelanggan sekolah.
Mutu dibidang pendidikan meliputi mutu input, proses, output, dan outcome.
Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berproses. Proses pendidikan bermutu
apabila mampu menciptakan suasana yang PAKEMB (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif,
akademik dan non akademik siswa tinggi. Outcome, dinyatakan bermutu apabila lulusan
cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua pihak mengakui kehebatan lulusan dan
merasa puas.
Merujuk pada pendapat Edward Sallis, sekolah yang bermutu bercirikan sebagai
berikut:
b. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul, dalam
13
e. Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk
menciptakan kualitas, dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara
berkualitas.
i. Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan
k. Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan
keharusan.
Selain kriteria sekolah bermutu, ada lagi syarat sekolah bermutu yang mana
bukan hanya berdasar pada fasilitas yang dimiliki sekolah, melainkan juga komitmen
warga sekolah dalam menjalankan rencana yang telah disusun. Sebuah sekolah dianggap
mempunyai daya tarik, daya saing, dan daya tahan paling tidak mempunyai syarat-
14
1) Sekolah tersebut proses pembelajarannya bermutu dan hasilnya juga
3) Sekolah tersebut memiliki etos kerja tinggi dalam arti komunitas pendidikan
4) Sekolah tersebut dari segi keamanan secara fisik dan psikologis terjamin,
ramah lingkungan untuk hidup tertib, indah, rapi, aman, rindang, nyaman,
sejawat.
jaminan mutu. TQM adalah tentang usaha menciptakan sebuah kultur mutu, yang
mendorong semua stafnya untuk memberikan yang terbaik kepada para peserta didik.
Pengertian tersebut tidak menekankan satu komponen dalam sistem pendidikan, tetapi
output dan semua perangkat yang mendukungnya (Yusuf 2018). Manajemen mutu
terpadu (Total Quality Management) berfungsi efektif dalam berbagai organisasi, yaitu
untuk meningkatkan kualitas outcome atau produk, sehingga dapat diterima oleh
15
pelanggan atau pemakai dan dapat menghindari timbulnya kesalahan. Kegiatan
memegang peran penting dalam memujudkan mutu lulusan yang diinginkan. Karena itu,
peranan alat dan teknik dalam peningkatan mutu menjadi bagian intregal dalam
berkualitas tidak mungkin terwujud tanpa proses pendidikan yang bermutu. Proses
pendidikan yang bermutu tidak mungkin ada tanpa organisasi persekolahan yang tepat.
Untuk memajukan organisasi yang tepat diperlukan pimpinan yang memadai, dan
pimpinan itu sendiri harus mendapat dukungan komitmen dari seluruh perangkat
sekolah atau konstituen. Kesadaran akan pelaksanaan fungsi dan tugas secara
peningkatan mutu pendidikan. Karakteristik itu adalah pertama, fokus pada kostumer
baik kostumer internal (orang tua, siswa, guru, administrator, staf dan dewan sekolah)
tinggi yang berada di luar organisasi). Kedua, keterlibatan total. Ketiga, pengukuran.
mutlak diperlukan, demikian halnya dalam pendidikan manajemen merupakan hal yang penting.
Lembaga/ perusahaan yang bergerak dalam bidah pengelolaan barang memerlukan manajemen
16
yang baik. Lembaga pendidikan adalah lembaga yang menegelola manusia dan bertujuan
menciptakan manusia-manusia berkualitas, tentunya hal ini lebih memerlukan pemikiran yang
lebih ekstra dibandingkan lembaga-lembaga pengelola barang. Hoy, Jardine and Wood
the need to achieve and develop the talents of the customers of the process, and at the same time
meets the accountability standards set by the clients who pay for the process or the outputs from
the process of educating. Pendapat ini menjelaskan bahwa mutu dalam pendidikan adalah
evaluasi proses pendidikan yang meningkatkan kebutuhan untuk mencapai dan proses
mengembangkan bakat para pelanggan (peserta didik), dan pada saat yang sama memenuhi
standar akuntabilitas yang ditetapkan oleh klien (stakeholder) yang membayar untuk proses atau
output dari proses pendidikan. Untuk mengukur pendidikan yang berkualitas tentunya diperlukan
kriteria/ indikator. Sallis mengungkapkan ada banyak indikator mutu yang baik di lembaga
pendidikan. Antara lain: 1) high moral values; 2) excellent examination results; 3) the support of
parents, business and the local community; 4) plentiful resources; 5) the application of the latest
technology; 6) strong and purposeful leadership; 7) the care and concern for pupils and
sekolah yang bermutu dan baik harus meiliki: 1) nilai-nilai moral/ karakter yang tinggi; 2) hasil
ujian yang sangat baik; 3) dukungan orang tua, dunia usaha dan masyarakat setempat; 4) sumber
daya berlimpah; 5) implementasi teknologi terbaru; 6) kepemimpinan yang kuat dan memiliki
tujuan (visi); 7) keperdulian dan perhatian bagi siswa; 8) kurikulum yang seimbang dan relevan.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu dilihat dari banyak sisi (Munirom 2021).
dan solusi mengatasi kemerosotan mutu pendidikan di lndonesia. Hadis dan Nurhayati
17
menjelaskan dalam persfektif makro banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan,
informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan proses belajar
mengajar, aplikasi metode, strategi dan pendekatan pendidikan yang mutakhir dan modern,
metode evaluasi pendidikan yang tepat, biaya pendidikan yang memadai, manajement
pendidikan yang dilaksanakan secara profesional, sumberdaya manusia para pelaku pendidikan
yang terlatih, berpengetahuan, berpengalaman dan professional. Mutu adalah hal yang esensial
sebagai bagian dalam proses pendidikan. Proses pembelajaran adalah tujuan organisasi
pendidikan. Mutu pendidikan adalah mutu lulusan dan pelayanan yang memuaskan pihak terkait
pendidikan. Mutu lulusan berkaitan dengan lulusan dengan nilai yang baik (kognitid, apektif, dan
psikomotorik) diterima melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yang berkualitas dan memiliki
kepribadian yang baik. Sedangkan mutu pelayanan berkaitan dengan aktivitas melayani
keperluan peserta didik, guru dan pegawai serta masyarakat secara tepat dan tepat sehingga
semua merasa puas atas layanan yang diberikan oleh pihak sekolah. Taylor, West dan Smith
pada lembaga CSF (Central for the School of the Future) Utah State University mengungkapkan
indikator sekolah bermutu adalah: 1) dukungan orang tua, 2) kualitas pendidik, 3) komitmen
pendidikan yang berhasil ditandai dari: 1) Tingginya rasa kepuasan pengajaran, termasuk
sangat baik terhadap spiritual, moral, social dan pengembangan budaya pengajar, 4) Tidak ada
murid yang bermasalah dalam kejiwaan atau resiko emosional 5) Tidak ada pertentangan antara
18
5. Strategi pelaksanaan Manajemen Mutu Sekolah
secara menyeluruh (makro) dan berjangka panjang dalam pencapaian tujuan model Manajemen
Mutu Sekolah. Perlu disadari bahwa reformasi manajemen pendidikan persekolahan dengan
menggunakan model Manajemen Mutu Sekolah merupakan tuntutan yang mendesak. Namun
demikian, tuntutan Manajemen Mutu Sekolah bukanlah satusatunya model yang dapat
mendongkrak mutu pendidikan tanpa dukungan faktor lain. Ada sejumlah faktor lain yang
mendukung dan menentukan diantaranya tingkat prestasi stakeholder dan kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Artinya sekolah tidak dapat berjalan sendiri dalam upaya meningkatkan mutu
efisiensi, pemerataan pendidikan dan kemandirian sekolah. Kondisi politik atau kebijakan
daya manusia dan administrasi sekolah merupakan sejumlah komponen Manajemen Mutu
tiga tingkatan Manajemen Mutu Sekolah secara penuh (tinggi), Manajemen Mutu Sekolah
tingkat menengah (sedang), sekolah dan Manajemen Mutu Sekolah secara minimal (rendah).
Dalam menentukan tingkatan sekolah dan Manajemen Mutu Sekolah ada lima persyaratan yang
19
5. Nilai Ebtanas Murni Kelima kriteria tersebut dihubungkan dengan tipe sekolah (penuh,
E. Analisis
administrasi dan memerlukan partisipasi semua pihak (Kepala sekolah, guru, staf
berubah seiring dengan perubahan jaman. Oleh karena itu pendidikan senantiasa
lingkungan yang cocok untuk para guru dan staf seperti alat alat keterampilan,
setiap individu di dalamnya. Selain hal tersebut, sekolah bersifat akses terbuka
untuk tumbuh relatif mandiri agar memberi keputusan yang inovatif dalam
20
hasil/output yang dihasilkan memiliki keunggulan yang mampu bersaing
dilingkungan luar.
3. Indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolok ukur mutu pendidikan mengacu
prestasi yang dicapai oleh sekolah. Prestasi yang dicapai dapat berupa hasil test
kemampuan akademis atau prestasi di bidang lain. Dalam proses pendidikan yang
prasarana, dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.
interaksi belajar mengajar baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas
maupun di luar kelas, baik konteks kurikuler maupun ekstra kurikuler, baik
dalam lingkup substansi yang akademis maupun yang non akademis dalam
alat berinteraksi dengan raw input (siswa) seperti guru yang harus memiliki
komitmen yang tinggi dan total serta kesadaran untuk berubah dan mau berubah
untuk maju, menguasai ajar dan metode mengajar yang tepat, kreatif, dengan ide
dan gagasan baru tentang cara mengajar maupun materi ajar, membangun kenerja
dan disiplin diri yang baik dan mempunyai sikap positif dan antusias terhadap
siswa, bahwa mereka mau diajar dan mau belajar. Begitu pula dengan raw input
dan lingkungan, yaitu siswa itu sendiri. Dukungan orang tua dalam hal ini
21
memiliki kepedulian terhadap penyelenggaraan pendidikan, selalu mengingatkan
metodologi tentang evaluasi terus menerus, yang dapat seperangkat alat praktis
subjek/sasaran penilaian yang besar, maka siswa harus dilibatkan dalam setiap
ditekankan kepada semua pihak (warga sekolah) agar hal tersebut tercapai.
Dengan kata lain, setiap personal yang terlibat harus memahami apa tujuan
manajemen mutu terpadu pada bidang Pendidikan atau yang lebih dikenal dengan total quality
education berasal dari konsep total quality management yang dikembangkan pada industry.
Prinsip implementasi manajemen mutu terpadu pada bidang Pendidikan bukanlah sebuah
inspeksi melainkan komitmen warga sekolah untuk mengerjakan segala sesuatu dengan “baik
sejak awal” (Anwar, 2020; Dewi, 2018). Manajemen mutu terpadu bukan tugas yang hanya
22
dikerjakan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan. Kata “terpadu” menegaskan bahwa setiap
orang/ warga sekolah terlibat memegang tanggung jawab untuk melakukan perbaiakn dan
peningkatan secara terus menerus (Kanji & Kristensen, 1995; Kigozi et al., 2019; Mahmood &
Ismail, 2018; Nur Fauz et al., 2020; Sohel-Uz-Zaman & Anjalin, 2016). Manajemen mutu
terpadu dianggap sebagai pendekatn praktis, namun strategis dalam menjalankan instansi
Pendidikan yang menfokuskan diri pada kebutuhan kostumer internal dan eksternal. konstumer
internal dalam instansi Pendidikan dikategorikan sebagai warga sekolah yang tergabung
langsung dalam aktivitas operasional sekolah seperti guru, peserta didik, staf sekolah, dan
stakeholder. Kostumer eksternal dikategorikan masyarakat luas dan insdustri sebagai pengguna
jasa Pendidikan, dan pemerintah. Sebagai sebuah pendektakan manajemen sekolah, manajemen
mutu terpadu mencari sebuah perubahan yang permanen dalam tujuan sekolah. institusi
melakukan inovasi, melakukan perbaikan dan perubahan secara terarah. Untuk melakukan
perbaikan yang berkelanjutan, kepal sekolah harus mempercayai guru dan stafnya dan
mendelegasikan keputusan pada tingkat-tingkat yang tepat. Manajemen mutu terpadu pada
Pendidikan bermuara pada peningkatan mutu pembelajaran (Hp, n.d.; Mutaqin & Zaki, 2018;
Sobry, 2018). Institusi Pendidikan harus menangkap secara serius isu-isu tentang gaya dan
pembelajaran (Flynn et al., 1994; Mutaqin & Zaki, 2018; Saepudin, 2018).
Pelajar adalah pelanggan utama sekolah, dan jika model pembelajara tidak memenuhi
kebutuhan individu. Maka hal ini berarti bahwa institusi Pendidikan berkewajiban untuk
membuat pelajar sadar terhadap variasi metode pembelajaran. Institusi Pendidikan juga perlu
(Mulyadi, 2020; Rahmawati & Supriyanto, 2020; Rohman, 2017). Siap melakukan langkah-
23
langkah perbaiakan terhadap hasil belajar peserta didik yang belum sesuai dengan harapan dan
standar mutu yang ditetapkan. Langkah-langkah perbaikan ini bertujuan untuk memberikan
motivasi dan pengalaman kepada peserta didik yang dapat menyesuaikan diri yang tuntutan yang
ditetapkan.
kerangka administrasi mutu dengan tujuan akhir untuk memperbaiki pendidikan tinggi
diwujudkan melalui beberapa hal, khususnya: Perguruan tinggi berkualitas adalah yang dapat
menjawab persoalan dan asumsi daerah setempat. Kebutuhan daerah adalah peningkatan nilai
SDM dan aksesibilitas data, informasi dan inovasi yang dapat meningkatkan taraf hidup. Jadi
perguruan tinggi berkualitas adalah yang menawarkan kepuasan kepada masyarakat secara
keseluruhan. Harus ada perhatian dan keyakinan dalam persyaratan pelaksanaan yang
berkualitas, dan karenanya harus ada tanggung jawab yang kuat dan perasaan terhubung untuk
menjaga dan meningkatkan sifat pekerjaan. Pendidikan yang tidak memadai, penelitian,
pengorganisasian, kadang-kadang mendekati tidak ada pekerjaan. perlu komitmen yang kuat
untuk menumbuhkan semangat melakukan perbaikan bahkan peningkatan mutu secara terus
menerus. Tekad untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi harus dibuktikan dengan adanya
usaha-usaha nyata memperbaiki mutu. Tidak hanya sekali memperbaiki dan selesai, tetapi sedikit
demi sedikit secara terus-menerus. Mutu perguruan tinggi tidak ada langit-langitnya, karena itu
tidak mungkin meningkatkan mutu sekaligus dan selesai. Setiap kali perlu ditetapkan standar
mutu dari sesuatu yang ingin dicapai. Standar mutu tri darma dan administrasi Perguruan tinggi
ini perlu ditingkatkan sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan yang dimiliki (Lie, et al.
2021).
24
Perguruan tinggi yang berkualitas tidak dibuat oleh individu-individu yang unik, tetapi
hasil kerja sama dari beberapa kelompok yang bekerja sama. Individu yang berkoordinasi
mungkin berbeda dalam status dan kapasitas. Dengan cara ini, penting untuk meningkatkan
teknik yang menghasilkan kolaborasi antara kapasitas-kapasitas ini. Teknik yang bekerja dengan
kerjasama mereka harus dibuat dan ditingkatkan. Meningkatkan kualitas dalam organisasi tersier
tidak dapat dipandang sebagai tindakan “cepat”. Gerakan ini adalah tindakan berlarut-larut yang
membutuhkan perubahan hierarkis dan pembangunan kembali yang tidak bisa terlalu kuat.
Kewajiban untuk meningkatkan kualitas harus dipahami oleh semua tingkatan dewan dan harus
didasarkan pada keinginan untuk berubah. Apa yang lebih penting daripada kesiapan untuk
berubah adalah penghiburan dalam mengambil bagian dalam interaksi perubahan ini (Lie, et al.
2021).
berhasilnya implementasi manajemen mutu terpadu pada Perguruan tinggi, maka harus dimulai
dari pimpinan, yang di lihat dari perilaku dan tindakan pemimpin sebagai berikut: (1)
menyenangkan dalam peretemuan, diskusi, pertanyaan, dan sebagainya, (2) membentu fasilitator
peningakatan mutu yang mendorong dan menunjang proses peningakatan mutu, (4) menunjuk
koordinator peningakatan mutu yang membantu dan mengarahkan tim kerja dalam menemukan
mengevaluasi kemajuan dalam universitas, (6) menganalisis dan mendiagnosis situasi yang
sedang selalu berkembang khususnya di bidang teknologi, (7) menggunakan atau mencoba
model-model yang telah diterapkan oleh lembaga lain yang lebih baik, (8) menggunakan
25
konsultan dari luar walaupun tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya sebagaimana pada
perusahaan, (9) meningkatkan pelatihan yang mengarah pada mutu yang diutamakan dalam
perubahan budaya dan teknologi. (10) menyebarluaskan pengertian mutu kepada seluruh
individu dalam lembaga pendidikan agar semua terlibat dalam proses peningakatan budaya dan
mutu dalam sumber daya manusia, (11) mengukur biaya dari mutu, termasuk menghitung
kerugian yang diakibatkan oleh penurunan jumlah mahasiswa baru, drop out, meyebabkan
reputasi yang menurun, kehilangan kesempatan, dan sebagainya, (12) menerapkan alat dan
teknik melalui pengembangan kelompok kerja efektif, dan (13) mengevaluasi program pada
setiap periode tertentu agar program pada setiap periode tertentu sebagaimana direncanakan agar
tidak mengalami kegagalan (Al-Amri & Wong, 2019; Nasim et al., 2020).
F. Penutup
1. Kesimpulan
globalisasi.
b. pendidikan diukur secara universal baik dari segi input, proses, output
maupun outcome.
c. Kriteria mutu pendidikan meliputi mutu input, proses, output, dan outcome.
26
kreatif, menyenangkan, dan bermakna). Output ,dinyatakan bermutu jika hasil
proses dan hasil. Sehingga berbagai alat dan instrumennya dapat diterapkan
DAFTAR PUSTAKA
27
SEKOLAH." JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN (UNILA Universitas Lampung) 1,
(Institut Agama Islam Qomaruddin Gresik) 19, no. 2 (Desember 2021): 237-255.
Arcaro, S Joremo. Pendidikan Berbasis Mutu, Prinsip Prinsip Perumusan dan Tata Langkah
Kuntoro, Alfian Tri. "Manajemen Mutu Pendidikan Islam." JURNAL KEPENDIDIKAN (IAIN
Lie, Vidlina, Deijie A Katuuk, Viktory N.J Rotty, and Jeffry S.J Lengkong. "Manajemen Mutu
Terpadu: Suatu Pendekatan Transformatif Gerakan Mutu secara Mandiri pada Perguruan
Kajian Pendidikan dan Ilmu Keislaman (IAIN An-Nur Lampung) 7, no. 01 (Januari-Juni
2021): 154-174.
Mutohar, Prim Masrokan. Manajemen Mutu Sekolah "Strategi Peningkatan Mutu dan Daya
28
Nasional, Departemen Pendidikan. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:
Poster, Cyril. Gerakan Menciptakan Sekolah Unggulan. Vol. I. Jakarta: Lembaga Indonesia
Adidaya, 2020.
Sallis, Edward. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Edited by Ahmad Ali Riyadi, &
Soetjipto, and Raflis Kosasi. Profesi Guru. Vol. I. Jakarta: Renika Cipta, 2017.
Suryadi, Ace, and H.A.R Tilaar. Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung:
Suyanto, and Asep Jihad. Menjadi Guru Profesional, Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan
Syarifuddin. manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo, 2020.
Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.
Yusuf, Munir. "Pengantar Pendidikan." In Pengantar Pendidikan, by Munir Yusuf, 10. Palopo:
29