Mengenai pengertian pendidikan life skill atau pendidikan kecakapan hidup terdapat
perbedaan pendapat, namun esensinya tetap sama. Brolin (1980) life skill atau kecakapan hidup
adalah sebagai kontinum pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar
menjadi independen dalam kehidupan. Pendapat lain mengatakan bahwa life skill merupakan
kecakapan yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat bahagia dalam kehidupan.
Malik fajar (2002) mengatakan bahwa life skill adalah kecakapan yang dibutuhkan untuk bekerja
selain kecakapan dalam bidang akademik. Sementara itu team Broad Base Education depdiknas
mendefinisikan bahwa life skill adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang agar berani dan
mau menghadapi segala permasalahan kehidupan dengan aktif dan proaktif sehingga dapat
menyelesaikannya.
Sedangkan Slamet PH mendefinisikan life skill adalah kemampuan, kesanggupan dan
keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan dengan nikmat dan
bahagia. Kecakapan tersebut mencakup segala aspek sikap perilaku manusia sebagai bekal
untuk menjalankan kehidupannya.
Pendidikan life skill adalah pendidikan yang memberikan bekal dasar dan latihan yang dilakukan
secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan dan berguna
bagi perkembangan kehidupan peserta didik. Dengan demikian pendidikan life skill harus dapat
merefleksikan kehidupan nyata dalam proses pengajaran agar peserta didik memperoleh
kecakapan hidup tersebut, sehingga peserta didik siap untuk hidup di tengah-tengah masyarakat.
Sedangkan pelaksanaan pendidikan life skill adalah bervariasi , disesuaikan dengan kondisi anak
dan lingkungannya, namun memiliki prinsip-prinsip umum yang sama. Berikut ini adalah prinsip
umum pendidikan life skill, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan di Indonesia
:
1. Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku.
2. Tidak harus dengan mengubah kurikulum, tetapi yang diperlukan adalah penyiasatan
kurikulum untuk diorientasikan dan diintegrasikan kepada pengembangan kecakapan hidup.
3. Etika-sosio-religius bangsa dapat diintegrasikan dalam proses pendidikan.
4. Pembelajaran menggunakan prinsip learning to know, learning to do, learning to be, dan
learning to live together.
5. Pelaksanaan pendidikan life skill dengan menerapkan menejemen berbasis sekolah (MBS).
6. Potensi wilayah sekitar sekolah dapat direfleksikan dalam penyelenggaraan pendidikan,
sesuai dengan prinsip pendidikan kontekstual dan pendidikan berbasis luas (broad base
education).
7. Paradigma learning for life and school to work dapat dijadikan dasar kegiatan pendidikan,
sehingga terjadi pertautan antara pendidikan dengan kehidupan nyata peserta didik.
8. Penyelenggaraan pendidikan harus selalu diarahkan agar peserta didik menuju hidup yang
sehat, dan berkualitas, mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas serta memiliki akses
untuk mampu memenuhi hidupnya secara layak.
*
Pendidikan Life Skill Sebagai Upaya untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Nasional.
untuk menjembatani kesenjangan antara kurikulum dengan tuntutan kehidupan nyata, dan bukan
untuk merombaknya. Penyesuaian-penyesuaian kurikulum terhadap tuntutan kehidupan perlu
dilakukan mengingat kurikulum memang dirancang permata pelajaran yang belum tentu sesuai
dengan tuntutan kehidupan nyata yang umumnya bersifat utuh. Selain itu, kehidupan memilki
karakteristik untuk berubah, sehingga sudah sewajarnya jika kurikulum perlu didekatkan dengan
kehidupan nyata. Dalam pandangan ini, maka kurikulum merupakan sasaran yang bergerak dan
bukan sasaran yang diam.
Dalam arti yang sesungguhnya pendidikan life skill memerlukan penyesuaian-penyesuaian dari
pendekatan supply-driven menuju ke demand driven. Pada pendekatan supply driven, apa yang
diajarkan cenderung menekankan pada school based learning yang belum tentu sepenuhnya
sesuai dengan nilai-nilai kehidupan nyata yang dihadapi oleh peserta didik. Pada pendekatan
demand driven, apa yang diajarkan kepada peserta didik merupakan refleksi nilai-nilai kehidupan
nyata yang dihadapinya sehingga lebih berorientasi kepada life skill-based learning.
Dengan demikian, kerangkah pengembangan pendidikan berbasis kecakapan hidup idealnya
ditempuh secara berurutan sebagai berikut: Pertama, diidentifikasi masukan dari hasil
penelitian, pilihan-pilihan nilai dan dugaan para ahli tentang nilai-nilai kehidupan nyata yang
berlaku. Kedua, masukan tersebut kemudian digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan
kompetensi kecakapan hidup. Kompetensi kecakapan hidup yang dimaksud harus menunjukkan
kemampuan, kesanggupan dan keterampilan untuk menjaga kelangsungan hidup dan
perkembangannya dalam dunia yang syarat dengan perubahan.
Ketiga, kurikulum dikembangkan berdasarkan kompetensi kecakapan hidup yang telah
dirumuskan. Artinya, apa yang harus, seharusnya, dan yang mungkin diajarkan kepada peserta
didik disusun berdasarkan kompetensi yang telah dikembangkan. Keempat, penyelenggaraan
pendidikan kecakapan hidup perlu dilaksanakan dengan jitu agar kurikulum berbasis kecakapan
hidup dapat dilaksanakan secara cermat. Hal-hal yang diperlukan dalam penyelenggaraan
pendidikan life skill atau kecakapan hidup seperti tenaga kependidikan (guru), pendekatanstrategi-metode pembelajaran, media pendidikan, fasilitas, tempat belajar dan durasi belajar,
harus siap. Kelima, evaluasi pendidikan kecakapan perlu dibuat berdasarkan kompetensi
kecakapan hidup yang telah dirumuskan pada langkah yang kedua. Karena evaluasi belajar
disusun berdasarkan kompetensi, maka penilaian terhadap prestasi belajar peserta didik tidak
hanya dengan pencil and paper test, melainkan juga dengan performance test dan bahkan dengan
evaluasi otientik.
Secara garis besar kecakapan hidup (life skills) dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama,
yaitu kecakapan hidup yang bersifat umum (general life skills/GLS) dan kecakapan hidup yang
bersifat khusus (specific life skills/SLS).
Berikut ini akan disampaikan penjelasan dari masing-masing jenis tersebut sebagaimana ditulis
dalam Diktat Implementasi Kurikulum 2004, Depdiknas (2005) :
1. Kecakapan Hidup yang bersifat Umum (GLS)
Kecakapan ini diperlukan oleh siapapun, di manapun dan kapanpun. Baik bagi mereka yang
Dalam kehidupan nyata, semua jenis kecakapan tidak berfungsi secara terpisah, melainkan
terjadi peleburan kecakapan menjadi sebuah tindakan yang melibatkan aspek fisik, mental
emosional dan intelektual. Derajat kualitas tindakan seseorang dipengaruhi oleh kualitas
kematangan berbagai aspek pendukung tersebut.
Wirausaha sosial
Wirausaha sosial melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah model bisnis baru
yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. Hasil yang ingin dicapai bukan
keuntungan materi atau kepuasan pelanggan, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dapat
memberikan dampak baik bagi masyarakat. Mereka seperti seseorang yang sedang menabung
dalam jangka panjang karena usaha mereka memerlukan waktu dan proses yang lama untuk
dapat terlihat hasilnya.[4].
Wirausaha sosial menjadi fenomena sangat menarik saat ini karena perbedaan-perbedaannya
dengan wirausaha tradisional yang hanya fokus terhadap keuntungan materi dan kepuasan
pelanggan[5] serta signifikansinya terhadap kehidupan masyarakat.[6] Kajian mengenai
kewirausahaan sosial melibatkan berbagai ilmu pengetahuan dalam pengembangan serta
praktiknya di lapangan.[7] Lintas ilmu pengetahuan yang diadopsi kajian kewirausahaan sosial
merupakan hal penting untuk menjelaskan serta membuat pemikiran-pemikiran baru.[8]
Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga
memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
Percaya diri
Pengambil risiko
Kepemimpinan
Keorisinilan
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan
suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
memberikan definisi yang luas yang menganggap bahwa pengusaha sosial adalah individu,
kelompok, jaringan, organisasi atau aliansi.[13] Tapi berupaya secara berkelanjutan melalui ide-ide
yang berbeda untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang signifikan. [14] Lynn Barendsen dan
Howard Gardeber menjelaskan bahwa Pemimpin yang baru sebagai pemimpin yang sadar akan
kewajiban mereka.[15] Mereka memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal yang sifatnya positif.
Gillian et al. berpendapat bahwa hanya keterampilan saja tidak membuat kewirausahaan dapat
dikatakan sebagai seorang pengusaha sosial. [16]. Sebaliknya seorang pengusaha sosial juga
memerlukan persimpangan virtuousness, kesempatan sosial, pengakuan, dapat menghakimi,
bersifat toleransi, dan inovasi.[17]. Robert Ronstadt kewirausahaan didefinisikan sebagai proses
yang sifatnya dinamis namun dapat menciptakan kekayaan yang sifatnya penting.[18]
Dalam pandangan pengusaha, kekayaan diciptakan oleh orang-orang yang mengambil risiko
besar dalam hal waktu, karier, dan komitmen untuk memberikan nilai dalam beberapa produk
atau layanan. [19] Nilai diinfuskan dengan mengamankan dan mengalokasikan keterampilan yang
diperlukan dan sumber daya. [20] Sarah H Alvord membuat analisis komparatif dari tujuh kasus
kewirausahaan sosial yang secara luas telah diakui sebagai sesuatu yang dianggap sukses.[18]
Mereka mengenali perbedaan-perbedaan dalam bentuk tujuh organisasi yang memperkenalkan
inovasi. Thomson mendefinisikan pengusaha sosial sebagai orang-orang dengan sikap pengusaha
bisnis, tetapi beroperasi di masyarakat.[21] Mereka bertindak lebih sebagai pengasuh dari
masyarakat dan bukan sebagai pengusaha yang dengan mudah menghasilkan uang. Gregory
Dees mengidentifikasikan pengusaha sosial sebagai pengusaha yang langka.[22] Dia
menggambarkan satu set ciri-ciri luar biasa pengusaha sosial dengan menekankan bahwa
masyarakat harus mendorong dan memberi balasan kepada orang dengan kemampuan yang
sifatnya unik. [22]
Hal ini tentunya sangat bergantung kepada bagaimana isi dari gagasan yang kita tawarkan, pada
dasarnya agar gagasan serta ide yang kita tawarkan bisa diterima oleh masyarakat kita harus
memiliki misi sosial di dalamnya semata-mata hanya untuk membuat masyrakat dapat
terbebaskan dari permasalahan yang terjadi. [22] Dalam pelaksanaan pengimplementasian gagasan
tersebut pastinya kita akan mendapatkan banyak sekali permasalahan, seorang jiwa wirausaha
sosial (social entrepreneur) harus mempunyai kemampuan pengelolaan risiko (risk management)
agar dapat menuntaskan apa yang menjadi idenya tersebut. [18] Kemampuan mengelola risiko ini
merupakan suatu hal yang penting agar kita dapat memastikan bahwa program yang ditawarkan
berjalan secara berkelanjutan. [22]
Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional
Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang
wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain,
meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal,
seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan
terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat
pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya
beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula
terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya
pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha
dalam perekonomian suatu negara adalah:
Mengurangi pengangguran
Logika adalah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Itu membuat
filsafat menjadi ilmu di tangan nuansa khusus ditandai sisi kanan filsafat, yaitu spekulasi,
keraguan, rasa ingin tahu, dan bunga. Filsafat juga bisa berarti perjalanan ke hal terdalam,
sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis
mempertanyakan segala sesuatu.
Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli
Menurut Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang berisi ilmu metafisika,
retorika, logika, etika, ekonomi, politik dan estetika (filsafat keindahan).
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan), yang merupakan dasar dari semua pengetahuan dalam
meliput isu-isu epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab pertanyaan tentang apa yang
dapat kita ketahui.
Menurut Al Farabi
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang sifat bagaimana sifat sesungguhnya dari kebenaran.
Filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan bahwa Allah, manusia dan alam menjadi pokok
penyelidikan.
Menurut Plato
Filsafat adalah ilmu yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang
sebenarnya.
Menurut Langeveld
Filsafat adalah berpikir tentang masalah final dan menentukan, yaitu masalah makna keadaan,
Tuhan, kebebasan dan keabadian.
Filsafat adalah ilmu yang meneliti secara mendalam tentang ketuhanan, manusia dan alam
semesta untuk menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana alam dapat dicapai sejauh
pikiran manusia dan bagaimana perilaku manusia seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu.
Menurut N. Driyarkara
Filsafat adalah refleksi yang mendalam tentang penyebab di sana dan melakukan,
refleksi dari realitas (reality) jauh ke dalam mengapa penghabisan itu.
Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk menemukan penyebabnya deras untuk segala
sesuatu dengan pikiran belaka.
Menurut Notonogo
Filosofi yang meneliti hal-hal yang menjadi objek inti dari sudut mutlak (di), yang tetap
dan tidak berubah, yang juga disebut alami.
Munculnya Filsafat
Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani sejak sekitar abad ke-7 SM. Filsafat
muncul ketika orang-orang mulai berpikir, dan akan membahas keadaan alam, dunia, dan
lingkungan di sekitar mereka, dan tidak disatukan oleh agama jawaban untuk pertanyaan
ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani, dan tidak di area
beradab lain pada waktu itu sebagai Babel, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya
sederhana: di Yunani, tidak seperti orang lain di daerah sehingga tidak ada kasta pendeta
intelektual yang lebih bebas.
Orang-orang Yunani adalah yang pertama yang akan diberi gelar filsuf adalah Thales dari
Miletus, sekarang di pesisir barat Turki. Tapi Filsuf Yunani yang Socrates, Plato, dan
Aristoteles. Socrates adalah Plato sedangkan guru Aristoteles adalah murid Plato.
Beberapa berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah hanya Plato
Komentar. Hal ini menunjukkan pengaruh besar Plato tentang sejarah filsafat.
Buku oleh Plato utamanya disebut etika, republik, maaf, Phaedo dan Crito.
Macam-Macam Filsafat
Filsafat Barat
Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas
di Eropa dan koloni mereka. Filosofi ini telah berkembang dari tradisi filsafat Yunani
kuno.
Karakter utama dari filsafat Barat, seperti Plato, Thomas Aquinas, Rene Descartes,
Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich
Nietzsche dan Jean-Paul Sartre.
Filsafat Timur
Filsafat Timur adalah tradisi filsafat yang terutama tumbuh di Asia, terutama di India,
Cina dan daerah lain yang pernah dipengaruhi oleh budaya. Sebuah tanda dari filsafat
Timur adalah hubungan dekat dengan filsafat agama. Meskipun ini adalah kurang dari
bisa dikatakan untuk Filsafat Barat, terutama di Abad Pertengahan, tetapi di Dunia Barat
filsafat an sich masih lebih menonjol daripada agama.
Nama-nama beberapa filsuf Timur, antara lain Siddharta Gautama Buddha / Buddha,
Bodhidharma, Lao Tse, Konfusius, Zhuang Zi dan Mao Zedong.
Filsafat Timur Tengah dilihat dari sejarah adalah filsuf yang bisa mengatakan juga
pewaris tradisi filsafat Barat. Untuk filsuf pertama di Timur Tengah yang orang Arab atau
Muslim, dan juga beberapa orang Yahudi, yang menaklukkan daerah sekitar Mediterania
dan perjumpaan dengan tradisi filsafat Yunani dari budaya mereka.
Nama-nama beberapa filsuf Timur Tengah adalah Ibnu Sina, Ibnu Tufail, Kahlil Gibran,
dan Averroes.
Filsafat Islam
Filsafat Islam adalah filsafat yang seluruh Muslim Scholar. Ada beberapa perbedaan
utama antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meskipun para filsuf Muslim asli
untuk mengeksplorasi karya-karya filsafat Yunani klasik, terutama Aristoteles dan
Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam.
Kedua, Islam adalah agama tauhid. Kemudian, ketika filsafat adalah menemukan Tuhan,
dalam filsafat Islam justru Tuhan sudah ditemukan, dalam arti bahwa hal itu tidak berarti
usang, dan belum dibahas, namun filsuf Islam, telah difokuskan pada manusia dan alam,
karena , seperti diketahui, pembahasan Tuhan hanya akan menjadi diskusi yang tidak
pernah final.
Filsafat Kristen
Filsafat Kristen pada awalnya dirancang oleh bapa gereja untuk menghadapi tantangan
zaman di abad pertengahan. Kristen dunia barat pada waktu itu di tengah-tengah Abad
Kegelapan (Dark Ages). Orang mulai mempertanyakan keyakinan agama.
Filsafat Kristen banyak berkutat pada masalah ontologis dan keberadaan tuhan. Hampir
semua filsuf Kristen adalah seorang teolog ahli atau isu-isu agama. Contohnya adalah St
Thomas Aquinas dan St Bonaventura.
kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan
dan niat mereka. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan
pengaruh dan kontrol.
Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai suatu yang tidak berubah atau
tidak dapat dirubah.Kekuasaan senantiasa tercipta dan hadir dalam konteks relasi sosial
antar manusia. Karena itu kekuasaan dan hubungan kekuasaan dapat berubah. Dengan
pemahaman kekuasaan seperti itu, pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan
kemudian memiliki konsep yang bermakna. Inilah Beberapa Definisi Pemberdayaan
Masyarakat Menurut Para Ahli
- Pemberdayaan menurut Suhendra (2006:74-75) adalah suatu kegiatan yang
berkesinambungan, dinamis, secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang
ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi.
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat dengan menerapkan
langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan, menyediakan prasarana dan
sasaran yang baik fisik (irigasi, jalan, dan listrik). Maupun sosial (sekolah dan fasilitas
pelayanan kesehatan) yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan paling bawah.
Terbentuknya akses pada berbagai peluang akan membuat rakyat makin berdaya, seperti
tersedianya lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran. Dalam upaya
pemberdayaan masyarakat ini yang penting antara lain adalah peningkatan mutu dan
perbaikan sarana pendidikan dan kesehatan, serta akses pada sumber-sumber kemajuan
ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar.
Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan suatu
kegiatan meningkatkan kekuasaan kepada masyarakat yang kurang beruntung secara
berkesinambungan, dinamis, serta berupaya untuk membangun daya itu untuk
mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran masyarakat agar ikut serta
terlibat dalam mengelolah semua potensi yang ada secara evolutif.
wisdom.[2] Secara operasional filsafat mengandung dua pengertian, yakni sebagai proses
(berfilsafat) dan sebagai hasil berfilsafat (sistem teori atau pemikiran).
Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Filsafat pendidikan
menggambarkan manusia yang ideal yang diharapkan oleh masyarakat. Dengan kata lain, filsafat
pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat. Filsafat pendidikan menjadi landasan untuk
merancang tujuan pendidikan, prinsip-prinsip belajar serta perangkat pengalaman belajar yang
bersifat mendidik. Filsafat pendidikan dipengaruhi oleh dua hal yang pokok yakni:
1)
2)
Cita-cita nasional
Kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat
Filsafat pendidikan sebagai suatu pandangan hidup bukan menjadi hiasan lidah belaka,
melainkan harus meresapi tingkah laku semua anggota masyarakat. Nilai-nilai filsafat
pendidikan harus dilaksanakan dalam perilaku sehari-hari. Hal ini menunjukkan pentingnya
filsafat pendidikan sebagai landasan dalam rangka pengembangan kurikulum.
Filsafat pendidikan sebagai sumber tujuan. Secara sederhana dapat ditafsirkan bahwa
filsafat pendidikan adalah hal yang diyakini dan diharapkan oleh seseorang. Filsafat pendidikan
mengandung nilai-nilai atau perbuatan seseorang atau masyarakat. Dalam filsafat pendidikan
terkandung cita-cita tentang model manusia yang diharapkan, sesuai dengan nilai-nilai yang
disetujui oleh individu dan masyarakat. Karena itu, filsafat pendidikan harus dirumuskan
berdasarkan kriteria yang bersifat umum dan objektif.[3] Hopkin dalam bukunya interaction the
Democratic process, mengemukakan kriteria, antara lain:
1.
2.
3.
Kejelasan, filsafat atau keyakinan harus jelas dan tidak boleh meragukan.
Konsisten dengan kenyataan, berdasarkan penyelididkan yang akurat.
Konsisten dengan pengalaman, yang sesuai dengan kehidupan individu.
b. Cabang-cabang Filsafat
Ada tiga cabang besar filasafat, yaitu:
1. Metafisika, yang membahas segala yang ada dalam alam ini dan membahas hakikat kenyataan
atau realitas yang meliputi (1) metafisika umum, dan (2) metafisika khusus yang meliputi
kosmologi (hakikat alam semesta), teologi (hakikat ketuhanan) dan antropologi filsafat (hakikat
2.
manusia).
Epistemologi, yang membahas kebenaran dan membahas hakikat pengetahuan (sumber
pengetahuan, metode mencari pengetahuan, kesahihan pengetahuan,
pengetahuan); dan hakikat penalaran (induktif dan deduktif).
dan
batas-batas
3.
Aksiologi, yang membahas hakikat nilai dengan cabang-cabangnya etika (hakikat kebaikan),
dan estetika (hakikat keindahan).
c.
1.
Filsafat pendidikan dapat menentukan arah akan dibawa ke mana anak-anak melalui
pendidikan di sekolah? Sekolah ialah suatu lembaga yang didirikan untuk mendidik anak-anak
4.
pendidikan.
Tujuan pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya, hingga manakah tujuan itu
tercapai.
5. Tujuan pendidikan memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan-kegiatan pendidikan.
d. Hubungan Antara Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan
Donald Butler (1957) mengatakan, filsafat memberikan arah & metodologi terhadap
praktek pendidikan; praktek pendidikan memberikan bahan bagi pertimbangan filsafat
Brubacher (1950), mengemukakan 4 pandangan tentang hubungan ini :
a. Filsafat merupakan dasar utama dalam filsafat pendidikan
b. Filsafat merupakan bunga, bukan akar pendidikan
c. Filsafat pendidikan berdiri sendiri sebagai disiplin yang mungkin memberi keuntungan dari
kontak dengan filsafat, tetapi kontak tersebut tidak penting
d. Filsafat dan teori pendidikan menjadi satu
John Dewey menyatakan, filsafat dan filsafat pendidikan adalah sama, seperti pendidikan sama
dengan kehidupan
C. Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum
a. Pengertian
Apa yang dimaksud dengan kondisi psikologis itu? Kondisi psikologis merupakan
karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk
perilaku dalam interaksi dengan lingkungannya. Prilaku-prilaku tersebut merupakan manifestasi
dari ciri-ciri kehidupannya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, prilaku kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap perkembangannya,
latar belakang sosial-budaya, juga karena perbedaan faktor-faktor yang dibawa dari
kelahirannya. Kondisi ini pun berbeda pula bergantung pada konteks, peranan, dan status
individu diantara individu-individu lainnya. Interaksi yang tercipta dalam situasi pendidikan
harus sesuai dengan kondisi psikologis para peserta didik maupun kondisi pendidiknya.
b. Bidang-Bidang Psikologi yang Mendasari Kurikulum
Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas
utama yang sesungguhnya dari para pendidik adalah membantu perkembangan peserta didik
secara optimal. Sejak kelahiran sampai menjelang kematian, anak selalu berada dalam proses
perkembangan, perkembangan seluruh aspek kehidupannya. Tanpa pendidikan di sekolah, anak
tetap berkembang, tetapi dengan pendidikna di sekolah tahap perkembangannya menjadi lebih
tinggi dan lebih luas. Apa yang dididikkan dan bagaimana cara mendidiknya, perlu disesuaikan
dengan pola-pola perkembangan anak. Karakteristik perilaku individu pada tahap-tahap
perkembangan, serta pola-pola perkembangan individu menjadi kejian Psikologi Perkembangan.
Jadi, minimal ada dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum, yaitu
1.
a.
nyak diarahkan
mempelajari perkembangan anak pada masa-masa sebelumnya, terutama pada masa kanak-kanak
(balita). Menurut mereka pengalaman yang tidak menyenangkan pada masa balita itu dapat
mengganggu perkembangan pada masa-masa berikutnya. Metode sosiologik digunakan oleh
Robert Huvighurst. Ia mempelajari perkembangan anak dilihat dari tuntutan akan tugas-tugas
yang harus dihadapi dan dilakukan dalam masyarakat. Metode lain yang sering digunakan untuk
mengkaji perkembangan anak adalah studi kasus. Dengan mempelajari kasus-kasus tertentu, para
ahli psikologi perkembangan menarik beberapa kesimpulan tentang pola-pola perkembangan
anak. Studi demikian pernah dilakukan oleh Jean Peaget tentang perkembangan kognitif anak.[5]
b. Teori perkembangan
Ada tiga teori pendekatan tentang perkembangan individu, yaitu pendekatan pentahapan
(stage approach), pendekatan diferrensial (diferential approach), dan pendekatan ipsatif
(ipsative approach). Menurut pendekatan pentahapan, perkembangan individu berjalan melalui
tahap-tahap perkembangan. Setiap tahap perkembangan mempunyai karakteristik tertentu yang
berbeda dengan tahap yang lainnya. Pendekatan diferensial melihat bahwa individu memiliki
persamaan dan perbedaan. Atas dasar persamaan dan perbedaan tersebut individu dikategorikan
atas kelompok-kelompok yang berbeda.
Dalam pendekatan pentahapan, dikenal dua variasi. Pertama, pendekatan yang bersifat
menyeluruh mencakup segala segi perkembangan. Kedua, pendekatan yang bersifat khusus
mendeskripsikan salah satu segi atau aspek perkembangan saja.
Dalam pendekatan yang bersifat khusus, kita mengenal pentahapan-pentahapan dari piaget,
kholberg, Erikson, dan sebagainya. Jean Piaget mengemukakan tahap-tahap perkembangan dari
dari kemampuan kognitif anak. Dalam perkembangan kognitif menurut piaget, yang terpenting
adalah penguasaan dan kategori konsep-konsep. Melalui penguasaan kategori itu, anak mengenal
lingkungan dan memecahkan berbagai problemayang dihadapi dalam lingkungannya.
Ada empat tahap perkembangan kognitif anak menurut piaget, yaitu:
1.
2.
3.
4.
2.
1.
rumpun teori belajar, yaitu teori disiplin mental, behaviorisme, dan Cognitive Gestalt Field.[6]
Menurut rumpun teori mental secara herediter, anak telah memiliki potensi-potensi tertentu.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia-manusia yang lain dan
asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti, dan mampu
membangun masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus
disesuaikan
dengan
kondisi, karakteristik
kekayaan,
dan
perkembangan
masyarakat
diharapkan maka pendidikan memiliki peranan penting, karena itu kurikulum harus mampu
memfasilitasi peserta didik agar mereka mampu bekerja sama, berinteraksi, menyesuaikan
diri dengan kehidupan di masyarakat dan mampu meningkatkan harkat dan martabatnya
sebagai mahluk yang berbudaya.
Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia yang
berbudaya. Dalam konteks inilah anak didik dihadapkan dengan budaya manusia, dibina dan
dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi
manusia.
b.
kurikulum sebagai program pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan
masyarakat. Untuk dapat menjawab tuntutan tersebut bukan hanya pemenuhan dari segi isi
kurikulumnya saja, melainkan juga dari segi pendekatan dan strategi pelaksanaannya. Oleh
karena itu guru sebagai pembina dan pelaksana kurikulum dituntut lebih peka mengantisipasi
perkembangan masyarakat, agar apa yang diberikan kepada siswa relevan dan berguna bagi
kehidupan siswa di masyarakat.
Penerapan teori, prinsip, hukum, dan konsep-konsep yang terdapat dalam semua
ilmu pengetahuan yang ada dalam kurikulum, harus disesuaikan dengan kondisi sosial
budaya masyarakat setempat, sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa lebih
bermakna dalam hidupnya. Pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan kebutuhan
masyarakat dan perkembangan masyarakat. Tyler (1946), Taba (1963), Tanner dan Tanner
(1984) menyatakan bahwa tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan
kurikulum. Calhoun, Light, dan Keller (1997) memaparkan tujuh fungsi sosial pendidikan,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mengajar keterampilan.
Mentransmisikan budaya.
Mendorong adaptasi lingkungan.
Membentuk kedisiplinan.
Mendorong bekerja berkelompok.
Meningkatkan perilaku etik, dan
Memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.
Perubahan sosial budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam suatu
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung akan mengubah kebutuhan
masyarakat. Kebutuhan masyarakat juga dipengaruhi oleh kondisi masyarakat itu sendiri.
Masyarakat kota berbeda dengan masyarakat desa, masyarakat tradisional berbeda dengan
masyarakat modern. Adanya perbedaan antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya
sebagian besar disebabkan oleh kualitas individu-individu yang menjadi anggota masyarakat
tersebut. Di sisi lain, kebutuhan masyarakat pada umumnya juga berpengaruh terhadap
individu-individu sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu pengembangan kurikulum
yang hanya berdasarkan pada keterampilan dasar saja tidak akan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat modern yang bersifat teknologis dan mengglobal. Akan tetapi pengembangan
kurikulum juga harus ditekankan pada pengembangan individu dan keterkaitannya dengan
lingkungan sosial setempat.
karakterstik
masyarakat dalam pengembangan kurikulum. Salah satu ciri masyarakat adalah selalu
berkembang. Perkembangan masyarakat dipengaruhi oleh falsafah hidup, nilai-nilai, IPTEK,
dan
kebutuhan
yang
ada
dalam
masyarakat. Perkembangan
masyarakat
menuntut
tersedianya proses pendidikan yang relevan. Untuk terciptanya proses pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan masyarakat diperlukan kurikulum yang landasan pengembangannya
memperhatikan faktor perkembangan masyarakat.
c.
dapat diartikan
sebagai
keseluruhan
ide atau
gagasan,
cita-cita,
pengetahuan, kepercayaan, cara berpikir, kesenian, dan nilai yang telah disepakati oleh
masyarakat. Daoed Yusuf (1981) mendefinisikan kebudayaan sebagai segenap perwujudan
dan keseluruhan hasil pikiran (logika), kemauan (etika) serta perasaan (estetika) manusia
dalam
rangka
perkembangan kepribadian
manusia,
pekembangan
hubungan
dengan
manusia, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa. Secara lebih rinci, kebudayaan diwujudkan dalam tiga gejala, yaitu:
a)
Ide, konsep, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan lain-lain. Wujud kebudayaan ini bersifat
abstrak yang berada dalam alam pikiran manusia dan warga masyarakat di tempat kebudayaan
itu berada.
b) Kegiatan, yaitu tindakan berpola dari manusia dalam bermasyarakat. Tindakan ini disebut
sistem sosial. Dalam sistem sosial, aktivitas manusia bersifat konkrit, bisa dilihat, dan
diobservasi. Tindakan berpola manusia tentu didasarkan oleh wujud kebudayaan yang
pertama. Artinya, sistem sosial dalam bentuk aktivitas manusia merupakan refleksi dari
ide, konsep, gagasan, nilai, dan norma yang telah dimilikinya.
c)
Benda hasil karya manusia. Wujud kebudayaan yang ketiga ini ialah seluruh fisik
perbuatan atau hasil karya manusia di masyarakat. Oleh karena itu wujud kebudayaan
yang ketiga ini adalah produk dari wujud kebudayaan yang pertama dan kedua.
Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam pengembangan kurikulum dengan
pertimbangan:
1)
Individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan sebagainya. Semua itu dapat diperoleh individu melalui interaksi dengan
lingkungan budaya, keluarga, masyarakat sekitar, dan sekolah/lembaga pendidikan. Oleh
Sejarah komputer
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
1 Pengertian komputer
2 Generasi komputer
3 Pranala luar
Pengertian komputer
Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut perintah yang telah
dirumuskan. Kata komputer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang yang
perkerjaannya melakukan perhitungan aritmetika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata
ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya, pengolahan informasi hampir
eksklusif berhubungan dengan masalah aritmetika, tetapi komputer modern dipakai untuk
banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematika.
Secara luas, Komputer dapat didefinisikan sebagai suatu peralatan elektronik yang terdiri dari
beberapa komponen, yang dapat bekerja sama antara komponen satu dengan yang lain untuk
menghasilkan suatu informasi berdasarkan program dan data yang ada. Adapun komponen
komputer adalah meliputi : Layar Monitor, CPU, Keyboard, Mouse dan Printer (sbg pelengkap).
Tanpa printer komputer tetap dapat melakukan tugasnya sebagai pengolah data, namun sebatas
terlihat dilayar monitor belum dalam bentuk print out (kertas).
Dalam definisi seperti itu terdapat alat seperti slide rule, jenis kalkulator mekanik mulai dari
abakus dan seterusnya, sampai semua komputer elektronik yang kontemporer. Istilah lebih baik
yang cocok untuk arti luas seperti "komputer" adalah "yang memproses informasi" atau "sistem
pengolah informasi."
Saat ini, komputer sudah semakin canggih. Tetapi, sebelumnya komputer tidak sekecil,
secanggih, sekeren dan seringan sekarang. Dalam sejarah komputer, ada 5 generasi dalam sejarah
komputer.
Generasi komputer
Generasi pertama
Dengan terjadinya Perang Dunia Kedua, negara-negara yang terlibat dalam perang tersebut
berusaha mengembangkan komputer untuk mengeksploit potensi strategis yang dimiliki
komputer. Hal ini meningkatkan pendanaan pengembangan komputer serta mempercepat
kemajuan teknik komputer. Pada tahun 1941, Konrad Zuse, seorang insinyur Jerman membangun
sebuah komputer, Z3, untuk mendesain pesawat terbang dan peluru kendali.
Pihak sekutu juga membuat kemajuan lain dalam pengembangan kekuatan komputer. Tahun
1943, pihak Inggris menyelesaikan komputer pemecah kode rahasia yang dinamakan Colossus
untuk memecahkan kode rahasia yang digunakan Jerman. Dampak pembuatan Colossus tidak
terlalu memengaruhi perkembangan industri komputer dikarenakan dua alasan. Pertama,
Colossus bukan merupakan komputer serbaguna(general-purpose computer), ia hanya didesain
untuk memecahkan kode rahasia. Kedua, keberadaan mesin ini dijaga kerahasiaannya hingga
satu dekade setelah perang berakhir.
Usaha yang dilakukan oleh pihak Amerika pada saat itu menghasilkan suatu kemajuan lain.
Howard H. Aiken (1900-1973), seorang insinyur Harvard yang bekerja dengan IBM, berhasil
memproduksi kalkulator elektronik untuk US Navy. Kalkulator tersebut berukuran panjang
setengah lapangan bola kaki dan memiliki rentang kabel sepanjang 500 mil. The Harvard-IBM
Automatic Sequence Controlled Calculator, atau Mark I, merupakan komputer relai elektronik.
Ia menggunakan sinyal elektromagnetik untuk menggerakkan komponen mekanik. Mesin
tersebut beropreasi dengan lambat (ia membutuhkan 3-5 detik untuk setiap perhitungan) dan
tidak fleksibel (urutan kalkulasi tidak dapat diubah). Kalkulator tersebut dapat melakukan
perhitungan aritmatik dasar dan persamaan yang lebih kompleks.
Perkembangan komputer lain pada masa kini adalah Electronic Numerical Integrator and
Computer (ENIAC), yang dibuat oleh kerja sama antara pemerintah Amerika Serikat dan
University of Pennsylvania. Terdiri dari 18.000 tabung vakum, 70.000 resistor, dan 5 juta titik
solder, komputer tersebut merupakan mesin yang sangat besar yang mengonsumsi daya sebesar
160 kW.
Komputer ini dirancang oleh John Presper Eckert (1919-1995) dan John W. Mauchly (19071980), ENIAC merupakan komputer serbaguna (general purpose computer) yang bekerja 1000
kali lebih cepat dibandingkan Mark I.
Pada pertengahan 1940-an, John von Neumann (1903-1957) bergabung dengan tim University of
Pennsylvania dalam usaha membangun konsep desain komputer yang hingga 40 tahun
mendatang masih dipakai dalam teknik komputer. Von Neumann mendesain Electronic Discrete
Variable Automatic Computer (EDVAC) pada tahun 1945 dengan sebuah memori untuk
menampung baik program ataupun data. Teknik ini memungkinkan komputer untuk berhenti
pada suatu saat dan kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali. Kunci utama arsitektur von
Neumann adalah unit pemrosesan sentral (CPU), yang memungkinkan seluruh fungsi komputer
untuk dikoordinasikan melalui satu sumber tunggal. Tahun 1951, UNIVAC I (Universal
Automatic Computer I) yang dibuat oleh Remington Rand, menjadi komputer komersial pertama
yang memanfaatkan model arsitektur Von Neumann tersebut.
Baik Badan Sensus Amerika Serikat dan General Electric memiliki UNIVAC. Salah satu hasil
mengesankan yang dicapai oleh UNIVAC dalah keberhasilannya dalam memprediksi
kemenangan Dwilight D. Eisenhower dalam pemilihan presiden tahun 1952.
Komputer Generasi pertama dikarakteristik dengan fakta bahwa instruksi operasi dibuat secara
spesifik untuk suatu tugas tertentu. Setiap komputer memiliki program kode biner yang berbeda
yang disebut "bahasa mesin" (machine language). Hal ini menyebabkan komputer sulit untuk
diprogram dan membatasi kecepatannya. Ciri lain komputer generasi pertama adalah
penggunaan tube vakum (yang membuat komputer pada masa tersebut berukuran sangat besar)
dan silinder magnetik untuk penyimpanan data.
Generasi kedua
Pada tahun 1948, penemuan transistor sangat memengaruhi perkembangan komputer. Transistor
menggantikan tube vakum di televisi, radio, dan komputer. Akibatnya, ukuran mesin-mesin
elektrik berkurang drastis.
Transistor mulai digunakan di dalam komputer mulai pada tahun 1956. Penemuan lain yang
berupa pengembangan memori inti-magnetik membantu pengembangan komputer generasi
kedua yang lebih kecil, lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih hemat energi dibanding
para pendahulunya. Mesin pertama yang memanfaatkan teknologi baru ini adalah
superkomputer. IBM membuat superkomputer bernama Stretch, dan Sprery-Rand membuat
komputer bernama LARC. Komputer-komputer ini, yang dikembangkan untuk laboratorium
energi atom, dapat menangani sejumlah besar data, sebuah kemampuan yang sangat dibutuhkan
oleh peneliti atom. Mesin tersebut sangat mahal dan cenderung terlalu kompleks untuk
kebutuhan komputasi bisnis, sehingga membatasi kepopulerannya. Hanya ada dua LARC yang
pernah dipasang dan digunakan: satu di Lawrence Radiation Labs di Livermore, California, dan
yang lainnya di US Navy Research and Development Center di Washington D.C. Komputer
generasi kedua menggantikan bahasa mesin dengan bahasa assembly. Bahasa assembly adalah
bahasa yang menggunakan singkatan-singakatan untuk menggantikan kode biner.
Pada awal 1960-an, mulai bermunculan komputer generasi kedua yang sukses di bidang bisnis,
di universitas, dan di pemerintahan. Komputer-komputer generasi kedua ini merupakan
komputer yang sepenuhnya menggunakan transistor. Mereka juga memiliki komponenkomponen yang dapat diasosiasikan dengan komputer pada saat ini: printer, penyimpanan dalam
disket, memory, sistem operasi, dan program.
Salah satu contoh penting komputer pada masa ini adalah 1401 yang diterima secara luas di
kalangan industri. Pada tahun 1965, hampir seluruh bisnis-bisnis besar menggunakan komputer
generasi kedua untuk memprosesinformasi keuangan.
Program yang tersimpan di dalam komputer dan bahasa pemrograman yang ada di dalamnya
memberikan fleksibilitas kepada komputer. Fleksibilitas ini meningkatkan kinerja dengan harga
yang pantas bagi penggunaan bisnis. Dengan konsep ini, komputer dapat mencetak faktur
pembelian konsumen dan kemudian menjalankan desain produk atau menghitung daftar gaji.
Beberapa bahasa pemrograman mulai bermunculan pada saat itu. Bahasa pemrograman Common
Business-Oriented Language (COBOL) dan Formula Translator (FORTRAN) mulai umum
digunakan. Bahasa pemrograman ini menggantikan kode mesin yang rumit dengan kata-kata,
kalimat, dan formula matematika yang lebih mudah dipahami oleh manusia. Hal ini
memudahkan seseorang untuk memprogram dan mengatur komputer. Berbagai macam karier
baru bermunculan (programmer, analis sistem, dan ahli sistem komputer). Industr peranti lunak
juga mulai bermunculan dan berkembang pada masa komputer generasi kedua ini.
Generasi ketiga
Walaupun transistor dalam banyak hal mengungguli tube vakum, namun transistor menghasilkan
panas yang cukup besar, yang dapat berpotensi merusak bagian-bagian internal komputer. Batu
kuarsa (quartz rock) menghilangkan masalah ini. Jack Kilby, seorang insinyur di Texas
Instrument, mengembangkan sirkuit terintegrasi (IC : integrated circuit) pada tahun 1958. IC
mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan silikon kecil yang terbuat
dari pasir kuarsa. Pada ilmuwan kemudian berhasil memasukkan lebih banyak komponenkomponen ke dalam suatu chip tunggal yang disebut semikonduktor. Hasilnya, komputer
menjadi semakin kecil karena komponen-komponen dapat dipadatkan dalam chip. Kemajuan
komputer generasi ketiga lainnya adalah penggunaan sistem operasi (operating system) yang
memungkinkan mesin untuk menjalankan berbagai program yang berbeda secara serentak
dengan sebuah program utama yang memonitor dan mengkoordinasi memori komputer.
Generasi keempat
Setelah IC, tujuan pengembangan menjadi lebih jelas: mengecilkan ukuran sirkuit dan
komponen-komponen elektrik. Large Scale Integration (LSI) dapat memuat ratusan komponen
dalam sebuah chip. Pada tahun 1980-an, Very Large Scale Integration (VLSI) memuat ribuan
komponen dalam sebuah chip tunggal.
Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan.
Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang
berukurang setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal
tersebut juga meningkatkan daya kerja, efisiensi dan keterandalan komputer. Chip Intel 4004
yang dibuat pada tahun 1971membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen
dari sebuah komputer (central processing unit, memori, dan kendali input/output) dalam sebuah
chip yang sangat kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang
spesifik. Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk
memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama kemudian, setiap peranti rumah
tangga seperti microwave, oven, televisi, dan mobil dengan electronic fuel injection (EFI)
dilengkapi dengan mikroprosesor.
Perkembangan yang demikian memungkinkan orang-orang biasa untuk menggunakan komputer
biasa. Komputer tidak lagi menjadi dominasi perusahaan-perusahaan besar atau lembaga
pemerintah. Pada pertengahan tahun 1970-an, perakit komputer menawarkan produk komputer
mereka ke masyarakat umum. Komputer-komputer ini, yang disebut minikomputer, dijual
dengan paket peranti lunak yang mudah digunakan oleh kalangan awam. Peranti lunak yang
paling populer pada saat itu adalah program word processing dan spreadsheet. Pada awal 1980an, video game seperti Atari 2600 menarik perhatian konsumen pada komputer rumahan yang
lebih canggih dan dapat diprogram.
Pada tahun 1981, IBM memperkenalkan penggunaan Personal Computer (PC) untuk penggunaan
di rumah, kantor, dan sekolah. Jumlah PC yang digunakan melonjak dari 2 juta unit pada tahun
1981 menjadi 5,5 juta unit pada tahun 1982. Sepuluh tahun kemudian, 65 juta PC digunakan.
Komputer melanjutkan evolusinya menuju ukuran yang lebih kecil, dari komputer yang berada
di atas meja (desktop computer) menjadi komputer yang dapat dimasukkan ke dalam tas (laptop),
atau bahkan komputer yang dapat digenggam (palmtop).
IBM PC bersaing dengan Apple Macintosh dalam memperebutkan pasar komputer. Apple
Macintosh menjadi terkenal karena memopulerkan sistem grafis pada komputernya, sementara
saingannya masih menggunakan komputer yang berbasis teks. Macintosh juga memopulerkan
penggunaan peranti mouse.
Pada masa sekarang, kita mengenal perjalanan IBM compatible dengan pemakaian CPU: IBM
PC/486, Pentium, Pentium II, Pentium III, Pentium IV (Serial dari CPU buatan Intel). Juga kita
kenal AMD k6, Athlon, dsb. Ini semua masuk dalam golongan komputer generasi keempat.
Seiring dengan menjamurnya penggunaan komputer di tempat kerja, cara-cara baru untuk
menggali potensial terus dikembangkan. Seiring dengan bertambah kuatnya suatu komputer
kecil, komputer-komputer tersebut dapat dihubungkan secara bersamaan dalam suatu jaringan
untuk saling berbagi memori, peranti lunak, informasi, dan juga untuk dapat saling
berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Jaringan komputer memungkinkan komputer tunggal
untuk membentuk kerja sama elektronik untuk menyelesaikan suatu proses tugas. Dengan
menggunakan perkabelan langsung (disebut juga Local Area Network atau LAN), atau [kabel
telepon, jaringan ini dapat berkembang menjadi sangat besar.
Generasi kelima
Mendefinisikan komputer generasi kelima menjadi cukup sulit karena tahap ini masih sangat
muda. Contoh imajinatif komputer generasi kelima adalah komputer fiksi HAL9000 dari novel
karya Arthur C. Clarke berjudul 2001: Space Odyssey. HAL menampilkan seluruh fungsi yang
diinginkan dari sebuah komputer generasi kelima. Dengan kecerdasan buatan (artificial
intelligence atau AI), HAL dapat cukup memiliki nalar untuk melakukan percapakan dengan
manusia, menggunakan masukan visual, dan belajar dari pengalamannya sendiri.
Walaupun mungkin realisasi HAL9000 masih jauh dari kenyataan, banyak fungsi-fungsi yang
dimilikinya sudah terwujud. Beberapa komputer dapat menerima instruksi secara lisan dan
mampu meniru nalar manusia. Kemampuan untuk menterjemahkan bahasa asing juga menjadi
mungkin. Fasilitas ini tampak sederhana. Namun fasilitas tersebut menjadi jauh lebih rumit dari
yang diduga ketika programmer menyadari bahwa pengertian manusia sangat bergantung pada
konteks dan pengertian ketimbang sekadar menterjemahkan kata-kata secara langsung.
Banyak kemajuan di bidang desain komputer dan teknologi yang semakin memungkinkan
pembuatan komputer generasi kelima. Dua kemajuan rekayasa yang terutama adalah
kemampuan pemrosesan paralel, yang akan menggantikan model non Neumann. Model non
Neumann akan digantikan dengan sistem yang mampu mengkoordinasikan banyak CPU untuk
bekerja secara serempak. Kemajuan lain adalah teknologi superkonduktor yang memungkinkan
aliran elektrik tanpa ada hambatan apapun, yang nantinya dapat mempercepat kecepatan
informasi.
Jepang adalah negara yang terkenal dalam sosialisasi jargon dan proyek komputer generasi
kelima. Lembaga ICOT (Institute for new Computer Technology) juga dibentuk untuk
merealisasikannya. Banyak kabar yang menyatakan bahwa proyek ini telah gagal, namun
beberapa informasi lain bahwa keberhasilan proyek komputer generasi kelima ini akan
membawa perubahan baru paradigma komputerisasi di dunia.