Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN

KEMATANGAN KARIR MAHASISWA

Disusun untuk memenuhi tugas Seminar Masalah Karir

Dosen Pengampu : Dr.M. Th.S.R. Retnaningdyastuti,M.Pd

Disusun oleh

SITI NURUL AJIJAH 18110146

7D

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Retnaningdyastuti,M.Pd. yang telah
memberikan tugas yang sangat bermanfaat kepada mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan
Konseling. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang seminar karir ini dapat memberikan manfaat
maupun pandangan terhadap pembaca.

Wassalamualikum Wr.Wb.

Semarang, 8 November 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehadiran program konseling karir di perguruan tinggi tidak dapat dibantah atau
dihalang-halangi lagi. Beragam kebutuhan untuk memenuhi mencapai perkembangan
karir, terutama orientasi karir sebagai penentu kesiapan keputusan karir dan strategi nyata
mengatasi permasalahan karir mahasiswa semakin jelas urgensinya.
Mempertimbangkan hal tersebut, maka tidak ada alasan bila perkembangan karir,
terutama kematangan karir mahasiswa dibiarkan begitu saja, berlalu, dan berjalan dengan
sendirinya. Mereka membutuhkan arahan, bimbingan dan bahkan konseling untuk
menstimulasi perkembangan dan pemantapan orientasi karir mereka secara optimal
sesuai tingkat dan karakteristik khas perkembangan yang dilaluinya. Memahami hal
tersebut, maka seorang konselor karir perlu, bahkan wajib memiliki kompetensi dalam
memberikan layanan konseling karir dan menyediakan informasi karir yang up-to-date,
kreatif, inovatif, interaktif, dan mudah diakses.
Program konseling karir yang komprehensif di semua jenjang pendidikan,
termasuk perguruan tinggi merupakan salah satu strategi penting untuk membantu konseli
menghadapi transisi ke dunia kerja. Intervensi pengembangan karir yang efektif harus
dimulai sejak dini dan secara kontinyu terus dikembangkan sampai masa dewasa.
Upayaupaya untuk mengintervensi proses karir sepanjang rentang kehidupan dapat
mempercepat atau memperkuat penemuan pengetahuan, sikap-sikap, dan
keterampilanketerampilan tentang diri (self) dan dunia kerja (world of work). Melalui
program konseling karir, mahasiswa harus dipersiapkan untuk mengatasi perubahan
employment trends dengan dibekali kemampuan kreativitas, fleksibilitas, dan
adaptabilitas di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan kompleksitas dan
ambiguitas. Dalam konteks ini, konseli harus dibekali kemampuan membuat keputusan
karir secara cepat, tepat, dan efektif dengan terlebih dahulu memantapkan orientasi
karirnya.
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Kematangan Karir.
B. Faktor yang mempengarauhi perkembangan dan kematangan karir.
C. Pentingnya Bimbingan Karier di Perguruan Tinggi.
D. Prinsip Bimbingan Karir.

C. Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman sebagai guru BK atau
mahasiswa BK terkait pentingnya bimbingan karir untuk meningkatkan kematangan
karir pada mahasiswa.

D. Manfaat Makalah
Pembaca dapat mengetahui serta memahami bahwa program bmbingan karir juga
berperan penting untuk mahasiswakarna untuk memberi pengetahuan tentang karir yang
akan dihadapi setelah mahasiswa itu selesai menempuh jenjang ahir nya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kematangan Karir


Kematangan karir merupakan salah satu hal tema central dalam konsep
perkembangan karir individu. Kematangan karir menyangkut berbagai dimensi
kematangan psikologis yang lebih luas daripada sekedar pemilihan pekerjaan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Gribbons & Lohnes dalam Supraptono (1994:18), yang
menjelaskan bahwa kematangan karir lebih luas dari sekedar pemilihan pekerjaan karena
akan melibatkan kemampuan individu baik dalam membuat keputusan maupun aktivitas
perencanaan. Super (Ilfiandra, 1997: 53) mendefinisikan kematangan karir sebagai
bentuk kongruensi antara perilaku vokasional individu dengan perilaku vokasional yang
diharapkan pada usianya. Sedangkan Dillard (1985: 32) memberikan pendapat mengenai
indikasi kematangan karir, bahwa sikap individu dalam pembuatan keputusan karir
ditampilkan oleh tingkat konsistensi pilihan karir dalam satu periode tertentu.
Dalam Supraptono (1994: 21), Westbrook menjelaskan bahwa konstruk
kematangan karir mencakup berbagai dimensi perilaku baik dalam aspek afektif maupun
aspek kognitif. Lebih lanjut is menyatakan bahwa variabel-variabel seperti kemampuan
memecahkan masalah, perencanaan, kepemilikan infounasi pekerjaan, pemahaman diri,
dan kemampuan menetapkan tujuan, pada dasarnya akan mencakup pengetahuan dan
kemampuan dalam domain kognitif dari kematangan karir. Sedangkan variable lain
seperti keterlibatan, orientasi, kemandirian, minat, ketepatan konsepsi, pada dasarnya
dapat diklasifikasikan dalam domain afektif dari dimensi kematangan karir. Berdasarkan
uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kematangan karir pada hakikatnya
merupakan gambaran kesesuaian antara individu dengan pekerjaannya serta dinamikanya
dalam pembuatan keputusan pilihan pekerjaan. Kematangan karir mencakup dua domain
yakni domain afektif dan kognitif, sehingga pada proses pengukurannya dapat
menggunakan kedua doniain atau salah satunya, yang disesuaikan dengan tujuan yang
ingin dicapai.
B. Faktor yang mempengarauhi perkembangan dan kematangan karir
Super dalam Illfiandra (1997:56) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kematangan karir kedalam beberapa kelompok sebagai berikut:
1) Faktor Bio-sosial, yaitu informasi yang lebih spesifik, perencanaan, penerimaan,
tanggung jawab dalam perencanaan karir, orientasi pilihan karir berhubungan dengan
faktor bio-sosial seperti umur dan kecerdasan.
2) Faktor Lingkungan, yaitu indeks kematangan karir individu berkorelasi positif dengan
tingkat pekerjaan orang tua, kurikulum sekolah, stimulasi budaya, dan kohesivitas
keluarga.
3) Faktor Kepribadian, meliputi konsep diri, focus kendali, bakat khusus, niali atau norma
dan tujuan hidup.
4) Faktor Vokasional, kematangan karir individu berkorelasi positif dengan aspirasi
vokasional, tingkat kesesuaian aspirasi dengan ekspetasi karir.
5) Faktor Prestasi individu, meliputi prstasi akademik, kebebasan, partisipasi dalam
kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakulikuler.
Dalam Osipow (1983: 161), Super mengemukakan komponen- komponen
kematangan karir sebagai berikut:
1) Orientasi pilihan karir, yaitu berkenaan dengan tingkat kepedulian yang ditampakkan
oleh individu dalam masalah karir dan keefektifannya dalam menggunakan sumber
informasi yang akurat dalam kaitanna dengan pembuatan keputusan karir.
2) Infaunasi dan perencanaan, yaitu berhubungan dengan informasi yang dimiliki
individu tentang pilihan karir, tingkat kekhususan rencana pilihan karir dan tingkat
keterlibatan dalam aktivitas perencanaan karir.
3) Konsistensi, yaitu konsistensi bidang pilihan karir, konsistensi tingkat pilihan.
karir, dan tngkat konsistendi dengan pilihan karir keluarga. 10) Kristalisasi sifat, yang
dalam hal ini memiliki beberapa indikator, yaitu minat karir, kepedulian terhadap
kompetensi karir, independensi karir, dan penerimaan tanggung jawab perencanaan karir.
4) Kebijakan pilihan karir, yaitu hubungan antara kemampuan individu dengan pilihan
karir, minat dengan pilihan kair, dan aktivitas dengan pilihan karir.
C. Pentingnya Bimbingan Karier di Perguruan Tinggi
Urgensi Bimbingan Karier merujuk pada tujuan dari dilaksanakannya bimbingan
karier itu sendiri, yang pada dasarnya berawal dari kebutuhan peserta layanan terhadap
berbagai informasi terkait karier yang akan dijalani, untuk tahapan yang termasuk dalam
perkembangan dan pereode tahapan karier individu adalah mengambil keputusan untuk
memilih pekerjaan tertentu. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa karier
merupakan proses yang lama dalam rentang kehidupan seseorang, atau dapat dikatakan
bahwa karier berlangsung sepanjang rentang kehidupan seseorang, sebagaimana pendapat
yang dikemukakan oleh Muri Yusuf bahwa karier merupakan urutan posisi atau
pekerjaan utama yang diduduki seseorang yang prosesnya berlangsung mulai dari remaja
sampai pensiun. tahapan karier itusendiri dapat dibagi menjadi tiga tahapan utama yaitu;
Pre-Okupasi (Proses belajar pada jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga
Perguruan Tinggi), Okupasi (pereode bekerja atau masa bekerja), dan Post-Okupasi
(masa pensiun).
Berdasarkan tahapan di atas, mahasiswa sebagai mahasiswa tahun akhir sebagai
individu yang belajar di perguruan tinggi berada pada masa pre-okupasi, atau dapat
dikatakan masa transisi menjelang pereode okupasi, karena perguruan tinggi merupakan
jenjang pendidikan tertinggi dalam tahapan pendidikan seseorang. Pada masa inilah
pereode yang sangat penting dalam memahami berbagai informasi terkait dengan
pekerjaan yang akan ditempati. Prayitno mengungkapkan bahwa saat-saat transisi dari
dunia pendidikan ke dunia kerja sering merupakan masa yang sulit bagi banyak orang
muda, kesulitan itu tidak hanya terletak pada kemampuan mendapatkan pekerjaan yang
cocok, namun penyesuaian diri pada pekerjaan yang baru dimasuki serta pengembangan
diri
Selain itu bimbingan karier bertujuan untuk membantu mahasiswa memahami
perencanaan karier dan proses penempatan setelah mereka menamatkan perguruan tinggi,
dengan adanya bimbingan karier ini dapat membantu mahasiswa dalam mempersiapakan
kompetensi yang harus dimiliki, baik kompetensi akademik maupun non akademik yang
sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Fungsi utama dari bimbingan karier bagi mahasiswa
tahun akhir khususnya, alumni dan lulusan adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan karier dapat membantu dalam memilih bidang pelayanan utama
(kebutuhan untuk mendapatkan informasi tentang seminar karier dengan melibatkan
lembaga penerima tenaga kerja (Stakeholder) dengan mahasiswa dan Perguruan tinggi.
Konselor menginformasikan berbagai jenis dan persyaratan berbagai macam pekerjaan
yang mungkin dapat dilamar mahasiswa setelah tamat kuliah. Meskipun mahasiswa
zaman berada pada zaman digital, namun faktanya masih banyak mahasiswa yang
kebingungan dalam mendapatkan informasi yang valid terkait informasi pekerjaan,
disamping itu minimnya sikap proaktif dari mahasiswa untuk mencari informasi yang
update terkiat lowongan kerja serta ketidaksiapan dalam menyesuiakan dengan tututan
bidang pekerjaan yang ada, misalnya terkait dengan persyaratan kemampuan berbahasa
asing baik aktif maupun pasif. Selain seminar tentang karier pameran-pameran karier
juga merupakan ajang penting yang mestinya diikuti oleh masiswa atau lulusan, sehingga
akan menambah berbagai informasi terkait pekerjaan-pekerjaan yang memungkinkan
untuk dimasuki. sehingga dengan adanya berbagai informasi terkait karier ini mahasiswa
akan lebih siap dalam menyesuaikan diri dan menambah skill yang dibutuhkan dengan
tuntutan pekerjaan atau skill yang dibutuhkan oleh bidang pekerjaan tertentu, yang
terkadang sangat jauh dengan bidang pendidikan yang telah dilewati, bahkan untuk
tahapan awal recruitmen biasanya perusahaan ataupun lembaga instansi tertentu
membutuhkan skill dasar, misalnya kemampuan komunikasi, penampilan atau
perpormance, sedangkan untuk kemampuan bidang yang sesuai dengna bidang studi di
perguruan tinggi adalah skill kedua yang harus dikuasi setelah berhasil lolos pada tahap
pertama.
b. Bimbingan karier dapat membantu dalam penilaian diri dan analisis diri (hasil
tes kemampuan dasar atau potensi tes akademik, kebutuhan untuk mendapatkan
assessment sebagai umpan balik (feedback) dalam pemahaman dirinya). sertelah
memberikan informasi berbagai seminar, dan pameran karier tertentu, bimbingan karier
juga berfungsi dalam membantu mahasiswa dalam mengidentifikasi kemampuan diri
melalui berbagai instrumen yang dimaliki, tes potensi diri yang merupakan gambaran
tentang kemampuan dasar yang dimiliki individu, setiap tahapan perekrutan pegawai
ataupun karyawan pada beberapa instansi atau perusahaan tes ini biasanya selalu
dilakukan, yang berfungsi untuk melakukan identifikasi pada para pelamar, serta
digunakan sebagaai bahan pertimbangan dalama menempatkan individu pada bidang
pekerjaan tertentu.
c. Bimbingan karier dapat membantu dalam memahami dunia karier (kebutuhan
untuk memiliki wawasan, pengetahuan tentang prosfek atau kemungkinan pasar kerja
yang dapat menerima sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, lowongan pekerjaan,
penulisan surat lamaran dan Curiculum Vitae yang sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan oleh instansi atau lembaga kerja, materi tes (tes dasar maupun tes
wawancara), kebutuhan untuk mendapatkan informasi terkait bursa kerja dan pertemuan-
pertemuan karier yang banyak dilakukan pengusaha). persyaratan administrasi yang harus
disiapkan terlebih dahulu dalam mengikuti tahapan recruitmen adalah menyipakan
administrasi, surat lamaran, yang dilengkapi dengan berkas ijazah, serta pengharagaa-
penghargaan berupa sertifikat yang pernah didapatkan serta Curriculum Vitae, yang
terkadang terlihat sederhana, namun ini juga dapat dijadikan standar dalam menilai
seseorang. Informasi terkiat berkas-berkas lamaran yang harus disiapkan ini juga sudah
tersedia contohcontoh formatnya di media internet, namun para pelamar juga harus perlu
mempelajari berbagai kekhususannya, misalnya ada beberapa bidang pekerjaan yang
mengahruskan untuk pelamar menulis lamaran dengan menggunakan tulisan tangan, yang
memiliki makna psikologis terntu dalam melakukan penilaian pada individu. selanjutnya
dalama proses wawancara dan interviu yang biasanya dilakukan setelah proses akhir dari
sisitem recruitmen mulaai dari tahapan adminisitrasi, tes kemampuan dasar dan bidang
dilanjutkan dengan proses wawancara. Pada tahapan ini juga banyak hal-hal yang penting
yang harus disiapkan, misalnya bahasa yang harus dikuasi pada saat wawancara, teknik
yang baik supaya sesuai dengan kretria penilaian yang sudah menjadi standar dalam
tahapan tes, etika sopan santun yang menjadi catatatan penting dalam proses wawancara
juga menjadi bagian yang penting untuk dipelajari oleh pelamar.
d. Bimbingan karier dapat membantu dalam mengambil keputusan (kebutuhan
untuk diarahkan dalam memilih karier atau bidang pekerjaan yang tepat untuk
pengembangan potensi). ketepatan seseorang dalam mengambil keputusan dalam
memilih bidang pekerjaan yang akan dijalaniny sangat penting, karena ketepatan dalam
menentukan pillihan akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang dalam
menjalani dan mengembangkan diri dalam dunia kerja yang ditempatinya. kesalahan
dalam mengambil keputusan karier ini juga tidak hanya menimbulkan kerugian pada diri
individu yang bersangkutan, namun juga akan berdampak pada instansi, perusahaan atau
lembaga tempat individu tersebut bekerja, misalnya terjadinya penuruanan kinerja, angka
resign yang meningkat, hal ini tentu menuntut perusahan atau bidang pekerjaan tersebut
untuk merecruit ulang para pegawainya. Individu yang telah salah dalam mengambil
keputusna karier akan kesulitan dalam menyusaikan diri dengan bidang pekerjaan yang
telah ditempatinya, kesulitan dalam mengembnagkan diri, kehilangan semangat kerja
yang berujung pada terjadinya resign atau pengunduran diri. Bimbingan karier dapat
membantu menginformasikan kepada mahasiswa dalam memilih dan mengmabil
keputusan karier sesuai dengan minat bakat yang dimiliki, kemungkinan-kemunginan
yang akan didapatkan dari pekerjaan yang dimasuki dapat meningkatkan kemampuan dan
kompetensi diri sehingga akan bermanfaat baik bagi instansi atau lembaga perusahaan
yang dimasuki, untuk dapat membantu pengambilan keputusan karier yang tepat, perlu
dilakukan berbagai pertimbangan yang lebih matang. Penganalisan kopentensi dan
kemampuan diri secara tepat, sehingga tuntutan yang diinginkan dari pekerjaan yang
hendak dimasuki dapat sesuai dengan kemampuan individu tersebut. Kelebihan dan
kekurang an dari pekerjaan yang akan dimasuki perlu dilakukan pembicaraan dan
penganalisisan dengan baik, sehingga pada saat memutuskan pilihan benar-benar
dilakukan dengan tepat.

e. Bimbingan karier dapat membantu mahasiswa dalam memasuki dunia


kerja(kebutuhan tentang etika dan budaya kerja, kesempatan dalam pengembangan diri,
dukungan, kesesuaian antara posisi kerja yang ditempati dengan kompetensi yang
dimiliki). Kesiapan diri yang baik dalam memasuki dunia kerja sangat penting, mulai dari
tahapan mengikuti recruitmen sampai pada tahapan penempatan pada bidang tertentu dari
pekerjaan, persiapan yang dilakukan tidak hanya menyiapkan kelengkapan adminitrasi
saja seperti berkas lamaran, serta kesiapan dari segi pendidikan namun, budaya kerja dan
etika kerja dari bidang pekerjaan yang dimasuki sangat penting untuk dipersipkan
Banyak individu yang resign dari perusahanan atau bidang pekerjaan tertentu karena
ketidakmampuan dalam menyesuiakan diri dengan lingkungan kerja yang dimasuki,
rekan kerja, atasan dan budaya kerja atau tuntutan jam kerja yang harus dipenuhi,
sehingga rentan untuk stres, dan penurunan semangat atau motivasi kerja, dan akan
berkorelasi dengan prestasi kerja yang buruk, untuk itu mahsiswa tahun akahir yang akan
memasuki dunia kerja, perlu dibekali dengan wawasan tentang informasi tentang etika
dan budaya kerja, sehingga akan lebih mudah untuk menyesuiakan diri dengan
lingkungan kerja yang dimasuki. Materi bimbingan karier yang harus diberikan dalam
menyiapkan seseorang untuk dapat memahami dan menyiapkan diri untuk masuk kedunia
kerja dengan memahami etika dna budaya kerja yang ada adalah, dengan cara
memberikan magang khusus pada mahasiswa untuk dapat mengidentifikasi berbagai
budaya dan etika kerja dari pekerjaan yang dimasuki. dengan adanya magang ini teori-
teori yang sudah didapatakan di perguruan tinggi baik yang berkaitan dengan studi yang
ditempuh, maupun dengan keterampilan tambahan yang perlu dikuasai dapat lebih rill,
artinya mahasiswa tidak hanya belajar teori, namun lebih ke fakta di lapangan. Setelah
magang ini dilakukan hendaknya dibahas bersama apasaja yang mestinya dievaluasi dan
ditindak lanjuti terkait kesiapan karier mahasiswa dalam memasuki dunia kerja dan
menyesuikan diri dengan budaya kerja yang ada.

D. Prinsip Bimbingan Karir


Bimbingan karir merupakan agar dapat menemukan perjalanan layanan
pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program
pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif,
maupun keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami
proses pengambilan keputusan, maupun perolehan pengetahuan dalam keterampilan yang
akan membantu dirinya memasuki kehidupan social budaya yang terus berubah.
Mengingat fungsinya yang sangat penting dalam upaya membantu siswa memperoleh
kompetensi yang diperlukan untuk dapat mengmbangkan karir yang dipilihnya secara
optimal, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip bimbingan karir. Surya (1988: 27)
menyatakan beberapa prinsip bimbingan karir, yaitu:
1) Seluruh siswa hendaknya mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan dirinya
dalam pencapaian karir yang tepat.
2) Program bimbingan karir hendaknya memiliki tujuan untuk menstimulasi pendidikan
siswa.
3) Sehubungan dengan hal diatas, setiap siswa hendaknya memahami karir sebagai suatu
jalan hidup dan pendidikan sebagai suatu persiapan dalam kehidupan.
4) Siswa hendaknya dibantu dalam mengambangkan pemahaman yang memadai terhadap
diri sendiri dan kaitannya dengan perkembangan sosial pribadinya dan perencanaan
pendidikan karir. Siswa pada setiap saat dan tingkat pendidikan hendaknya dibantu untuk
memperoleh pemahaman tentang hubungan antara pendidikandan karir.
5) Siswa memerlukan pemahaman tentang di mana dan mengapa mereka dalam suatu
alur pendidikan.
6) Setiap siswa pada tiap tahap program pendidikan hendaknya memiliki pengalaman-
pengalaman yang berorientasi pada karir secara berarti dan realistik.
7) Siswa hendaknya memiliki kesempatan untuk mengetes konsep dirinya, keterapilan
dan peranan untuk mengembangkan nilai-nilai yang memiliki aplikasi bagi karirnya di
masa depan.
8) Program bimbingan karir berpusat pada kelas, dengan koordinasi pembimbingnya,
disertai partisipasi orang tua dan masyarakat. Program bimbingan karir berpusat pada
kelas, dengan koordinasi pembimbingnya disertai partisipasi orang tua dan masyarakat.
9) Program bimbingan karir disekolah hendaknya diintegrasikan secara fungsional
dengan program bimbingan dan program pendidikan secara keseluruhan. Program
bimbingan karir disekolah hendaknya diintegrasikan secara fungsional dengan program
bimbingan dan program pendidikan secara keseluruhan. Berdasarkan prinsip-prinsip
tersebut diatas, jelaslah bahwa keberadaan bimbingan karir sangat diperlukan dalam
membimbing siswa menuju masa depan yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan karier sangat penting bagi mahasiswa dalam menyiapkan diri untuk
memasuki dunia kerja, dengan adanya bekal, mereka dapat mempersiapkan diri sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga kompetensi yang dimiliki dapat berkembang
dengan baik, serta proses perkuliahan yang mereka dapatkan diperkuliahan selama ini
akan lebih maksimal. selain itu dengan adanya bimbingan karier ini para mahasiswa
tahun akhir, fresh graduate, para lulusan atau alumni yang sedang berada pada masa
tunggu dalam mendapatkan pekerjaan akan lebih siap lagi, dan dapat meminimalisir
berbagai masalah yang berhubungan dengan kebingungan dan ketidaksiapan dalam
memasuki dunia kerja, setelah menyelesaikan studi atau setelah tamat kuliah, dengan
adanya bimbingan karier diharapakan dapat menjadi salah satu jawabaan atas
permasalahan ketidaksiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. Selanjutnya
diharapkan juga dengan adanya bimbingan karier ini mahasiswa dapat memilih bidang
pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi lulusan mereka, dengan demikian
kebermanfaatan ilmu yang telah mereka jalani di bangku perkuliahan akan lebih
maksimal dan bermakna.
Daftar pustaka

JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH Vol.1,


No.1, Januari 2017 Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling

Syi’ar Vol. 18 No. 1 Januari-Juni 2018


Hermi Pasmawati Urgensi Bimbingan Karier di Perguruan Tinggi Untuk Membantu Kesiapan
Mahasiswa Tahun Akhir Memasuki Dunia Kerja

Anda mungkin juga menyukai