Anda di halaman 1dari 12

G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 1

Vol. 1 No. 2 Tahun 2017


p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DALAM


PERENCANAAN KARIR SISWA SMP

Agus Ria Kumara (1), Vivi Lutfiyani (2)


Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan
E-mail: agus.kumara@bk.uad.ac.id

Abstrak
Siswa SMP merupakan individu yang berada pada masa perkembangan remaja. Remaja
memiliki tugas perkembangan yang mengarah kepada kesiapan menghadapi masa depan.
Mempersiapkan masa depan harus dilakukan sedini mungkin salah satunya dengan
perencanaan karir. Bimbingan dan konseling sebagai bagian dari pendidikan memiliki
konstribusi dalam menyiapkan dan memfasilitasi siswa merencanakan karir. Strategi
bimbingan dan konseling komprehensif untuk mencapai perencanaan karir melalui
implementasi empat komponen layanan. Layanan dasar dapat berupa bimbingan klasikal,
bimbingan kelompok, pengembangan media seperti pop up,emotion card. Layanan
responsif untuk membantu siswa menyelesaikan masalah siswa terkai karir, Layanan
perencanaan individual seperti konsultasi untuk membantu individu dalam menetapkan
dan menentukan tujuan karir sesuai diri, bakat, minat dan potensi. Dukungan sistem
berupa kolaborasi dengan psikolog untuk tes bakat dan minat, dengan orang tua untuk
mengetahui dukungan terkait studi lanjut dan dengan sekolah lanjutan untuk pengenalan
kuikulum sekolah menengah
Kata Kunci: bimbingan dan konseling, komprehensif, perencanaan karir.

Abstract
Junior high school students are individuals who are in adolescence. Adolescents have
developmental tasks that lead to the readiness to face the future. Preparing for the future
should be done as early as possible one of them with career planning. Guidance and
counseling as part of education has a contribution in preparing and facilitating student
career planning. Comprehensive guidance and counseling strategy to achieve career
planning through the implementation of four service components. Basic services can be
classical guidance, group guidance, media development such as pop ups, emotion cards.
Responsive services to help students solve student career issues, individualized planning
services such as consultations to assist individuals in setting and defining career goals
based on self, talent, interests and potential. System support in the form of collaboration
with psychologist for talent and interest test, with parent to know support related to
further study and with secondary school for introduction of high school curriculum
Keywords: guidance and counseling, comprehensive, career planning.

Info Artikel
Diterima April 2017, disetujui Mei 2017, diterbitkan Juni 2017
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 2
Vol. 1 No. 2 Tahun 2017
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

PENDAHULUAN berdampak pada tugas-tugas remaja


Siswa Sekolah Menengah yang perlu dipersiapkan.
Pertama (SMP) termasuk individu Ginzberg, et al(1951) membagi
yang memiliki rentang usia 15-18 tugas perkembangan remaja yang
tahun. Dengan rentang usia tersebut perlu dipersiapkan dalam karir yaitu
siswa termasuk dalam tahap seorang remaja memasuki tahap
perkembangan remaja. Perkembangan dimana mereka sudah mengenal
remaja merupakan masa periode yang secara lebih baik minat-minat,
dijalani seseorang sejak berakhirnya kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin
masa kanak-kanak sampai datangnya dikejar. Lebih lagi, me reka juga sudah
awal dewasa. Remaja memiliki tugas lebih menyadari berbagai bidang
perkembangan yang mengarah kepada pekerjaan dengan segala konsekuensi
kesiapannya memenuhi tuntutan dan dan tujuannya masing-masing.
peran sebagai orang dewasa yaitu Pemenuhan tuntutan tersebut
merencanakan masa depan. tidak terlepas dari peran pendidikan
Sebagaimana yang diungkapkan sebagai wadah dalam memfasilitasi
Elizabeth B. Hurlock (Desmita, 2010: siswa merencanakan masa depan atau
199) Remaja mulai mengungkapkan karirnya. Hal ini sejalan dengan
masa depan mereka dengan sungguh- keijakan pemerintah yang
sungguh. Remaja mulai memberikan memperkenalkan Kurikulum 2013
perhatian yang besar terhadap yang berfokus pada “Pendidikan” dan
berbagai lapangan kehidupan yang “Kebudayaan” yang ditujukan untuk
akan dijalaninya sebagai manusia menghasilkan anak yang memiliki
dewasa di masa mendatang. Diantara pengetahuan, keterampilan, dan sikap
lapangan kehidupan di masa depan untuk menghadapi kehidupan masa
yang mendapat banyak perhatian kini dan masa depan.
remaja adalah lapangan pendidikan Sunaryo Kartadinata, (2011:57)
(Nurmi, 1989), di samping dunia kerja pendidikan memiliki fungsi
dan hidup berumah tangga pengembangan, membantu individu
(Havighurst, 1984). mengembangkan diri sesuai dengan
Melihat indonesia yang saat ini fitrahnya (potensi), peragaman
tengah dihadapkan oleh tuntutan (differensiasi), membantu individu
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) memilih arah perkembangan yang
yang merupakan suatu bentuk target tepat sesuai dengan potensi dan
pencapaian yang digagas oleh ASEAN integrasi, membawa keragaman
sebagai kawasan pergerakan bebas perkembangan ke arah tujuan yang
barang, jasa, investasi, tenaga kerja sama sesuai dengan hakikat manusia
terampil, dan arus modal yang lebih untuk menjadi pribadi yang utuh.
bebas hal ini menuntut menghasilkan Bimbingan dan konseling
SDM yang bermutu yang akan sebagai bagian integral proses
pendidikan memiliki kontribusi dalam
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 3
Vol. 1 No. 2 Tahun 2017
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

penyiapan SDM bermutu. Dalam kesempatan bagi akademisi dan


perspektif bimbingan dan konseling, praktisi konseling untuk meningkatkan
menurut Bhakti (2015) peserta didik layanan bimbingan dan konseling di
merupakan individu sedang berada sekolah.
dalam proses berkembang atau Meskipun model ini diadopsi
menjadi (becoming), yaitu dari model ASCA yang dikembangkan
berkembang ke arah kematangan atau untuk mengatasi masalah yang dialami
kemandirian. Untuk mencapai oleh bimbingan dan konseling di
kematangan, individu memerlukan Amerika Serikat, namun model ini
bimbingan, karena masih kurang dapat diadaptasikan di Indonesia.
memahami kemampuan dirinya, Model bimbingan dan konseling
lingkungannya dan pengalaman untuk komprehensif memberikan
mencapai kehidupan yang baik. kesempatan bagi ilmu bimbingan dan
Terlihat disini bahwa bimbingan konseling di Indonesia melakukan
dan konseling yang berfokus pada perubahan ke arah yang lebih baik.
perkembangan peserta didik sangat Adaptasi model bimbingan dan
urgen. Santoadi (2010) konseling komprehensif memberi
mengungkapkan bahwa secara implisit peluang kepada konselor untuk
bimbingan dan konseling saat ini menunjukan kinerjanya, sehingga
sudah berorientasi perkembangan. profesi bimbingan dan konseling
Semenjak tahun 1970-an, terutama di mendapatkan pengakuan di
negara-negara maju (misalnya negara- masyarakat.
negara bagian Amerika) mulai
berkembang model program PEMBAHASAN
bimbingan dan konseling Konsep Perencanaan Karir
komprehensif. Perencanaan karir merupakan
Menurut Hidayat (2013) suatu hal yang penting untuk
mengungkapkan bahwa model menentukan masa depan setiap
bimbingan dan konseling individu. Perencanaan karir erat
komprehensif dirancang untuk kaitannya dengan pemilihan jenis
merespons berbagai persoalan yang pekerjaan. Seperti yang dikemukakan
dihadapi oleh konselor sekolah. Model menurut ABKIN (Suherman, 2008:41)
ini dikembangkan berdasarkan perencanaan karir adalah’’kemampuan
berbagai hasil kajian teori, dan hasil merencanakan masa depan yaitu
penelitian yang telah dilaksanankan merancang kehidupan secara rasional
oleh ASCA (2012) tentang program untuk memperoleh peran-peran yang
bimbingan dan konseling dan profesi sesuai denga minat, kemampuan, dan
konselor sekolah. Model ini kondisi kehidupan social ekonomi’’.
merupakan alternatif model bimbingan Winkel & Hastuti (2013:682)
dan konseling yang memberikan mengemukakan bahwa perencanaan
karir adalah segala sesuatu yang
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 4
Vol. 1 No. 2 Tahun 2017
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

menuntut pemikiran tentang segala dilakukan individu untuk memajukan


tujuan yang hendak dicapai dalam tujuan karirnya.
jangka waktu panjang (long-range Depdiknas (2008) perencanaan
goals). Dan semua tujuan yang hendak individual bertujuan untuk membantu
dicapai dalam dalam jangka waktu konseli agar (1) memiliki pemahaman
pendek (short range goals). tentang diri dan lingkungannya, (2)
Elemen penting dalam mampu merumuskan tujuan,
perencanaan karir individu yaitu perencanaan, atau pengelolaan
perencanaan individual. Menurut terhadap perkembangan dirinya,
Depdiknas (2008) perencanaan baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
individual diartikan sebagai bantuan belajar maupun karir, dan (3) dapat
kepada peserta didik agar mampu melakukan kegiatan berdasarkan
merumuskan dan melakukan aktivitas pemahaman, tujuan, dan rencana yang
yang berkaitan dengan perencanaan telah dirumuskannya.
masa depan berdasarkan pemahaman Merumuskan perencanaan karir
akan kelebihan dan kekurangan merupakan proses yang dilakukan
dirinya, serta pemahaman akan individu sebelum melakukan
peluang dan kesempatan yang tersedia pemilihan karir. Proses ini mencakup
di lingkungannya. Pemahaman konseli tiga aspek utama yaitu pengetahuan
secara mendalam dengan segala dan pemahaman akan diri sendiri,
karakteristiknya, penafsiran hasil pengetahuan dan pemahaman akan
asesmen, dan penyediaan informasi pekerjaan, serta penggunaan penalaran
yang akurat sesuai dengan peluang yang benar antara diri sendiri dan
dan potensi yang dimiliki konseli amat dunia kerja.
diperlukan sehingga konseli mampu Dalam merencanakan karir
memilih dan mengambil keputusan terdapat beberapa faktor yang
yang tepat di dalam mengem-bangkan mempengaruhi. Winkel & Hastuti
potensinya secara optimal, termasuk (2013: 645) bahwa faktor yang
keberbakatan dan kebutuhan khusus mempengaruhi perencanaan karir
konseli. adalah faktor yang berasal dari diri
Hal ini sejalan dengan pendapat sendiri (internal) dan faktor yang
yang diungkapkan oleh Gysbers & berasal dari luar (eksternal). faktor-
Henderson (2012), perencanaan faktor tersebut dapat dibedakan satu
individual merupakan kegiatan yang sama lain tetapi tidak dapat
sistematis yang dirancang untuk dipisahkan.
membantu peserta didik memahami Faktor internal yang meliputi
dan mengambil tindakan untuk nilai-nilai kehiudpan, taraf intelegensi,
mengembangkan rencana masa depan. bakat khusus, minat, sifat-sifat,
Mathis (2011) bawa perencanaan karir pengetahuan, dan keadaan jasmani.
individual adalah usaha yang Faktor eksternal yang meliputi
masyarakat, keadaan sosial ekonomi
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 5
Vol. 1 No. 2 Tahun 2017
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

keluarga, pengaruh keluarga, ekspektasi dan persepsi,


pendidikan sekolah, pengaruh teman memperbaiki dan bahkan
sebaya, dan tuntutan jabatan. mengganti perilaku yang tidak
Perencanaan karir dilakukan sesuai, memperhalus dan
oleh individu itu sendiri, dan menginternalisasi perilaku.
keterampilan individual menjadi fokus Menurut Hidayat (2013),
analisis sendiri. Oleh karena itu model bimbingan dan konseling
terdapat beberapa hal yang perlu komprehensif merupakan respons
diperhatikan dalam merencanakan terhadap berbagai penelitian yang
karir yaitu: menilai diri sendiri, telah dilakukan oleh American
menetapkan tujuan karir, menyiapkan School Counseling Association
rencan-rencana tersebut. (ASCA). Meskipun model ini
diadopsi dari model ASCA di
Strategi Layanan Bimbingan dan Amerika Serikat, namun model
Konseling Komprehensif ini dapat diadaptasi di Indonesia.
1. Konsep Bimbingan dan Kemungkinan adaptasi model
Konseling Komprehensif ASCA di Indonesia sangat
Menurut Supriatna (2011), terbuka, karena model ini
bimbingan dan konseling memberikan kerangka berpikir
komprehensif merupakan model dan kerangka kerja yang fleksibel.
bimbingan dan konseling yang Dengan fleksibilitas tersebut,
berpegang pada prinsip model ini dapat diadaptasi untuk
bimbingan dan konseling pengembangan bimbingan dan
perkembangan. Bimbingan dan konseling di Indonesia.
konseling perkembangan bertolak Profesi bimbingan dan
dari asumsi bahwa perkembangan konseling di Indonesia dewasa ini
yang sehat terjadi melalui telah mengalami perkembangan
interaksi yang sehat antara dan peningkatan eksistensi yang
individu dengan lingkungannya. semakin kokoh. Akan tetapi,
Ini berarti bahwa pengembangan masih ada beberapa persoalan
lingkungan perkembangan atau yang berkaitan dengan
ekologi perkembangan manusia implementasi bimbingan dan
merupakan wahana strategis konseling dimana pekerjaan
perkembangan siswa yang harus dalam layanan bimbingan dan
dikembangkan konselor. konseling lebih merupakan
Lingkungan perkembangan pekerjaan administratif, seperti
adalah lingkungan belajar yang pengecekan kehadiran siswa,
terstruktur dan secara sengaja pemberian sanksi keterlambatan,
dirancang untuk memberi peluang pencatatan poin pelanggaran
kepada siswa mempelajari siswa, dan lain sebagainya.
perilaku baru, membentuk
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 6
Vol. 1 No. 2 Tahun 2017
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

Selain itu, juga masih abad 21 tidaklah mudah. Upaya


terdapat kesenjangan antara pengembangan sudah harus
harapan dan realita kondisi dirintis dan dipersiapkan mulai
peserta didik sebagai objek dari sekarang. Apalagi, sekarang
bimbingan. Hal ini menjadi ini berlaku kurikulum 2013
kebutuhan nyata akan perlunya sebagai pedoman
penataan kerangka kerja penyelenggaraan pendidikan di
bimbingan dan konseling untuk Indonesia. Bimbingan dan
menjadi suatu layanan konseling juga harus
profesional, efektif dan proaktif. berkontribusi dalam implementasi
Menurut Sunaryo Kartadinata kurikulum ini dengan
(2010), perkembangan model menggunakan model bimbingan
penyelenggaraan bimbingan dan dan konseling komprehensif.
konseling yang dicapai pada akhir Menurut Kartadinata (2010),
abad 20 telah menunjukkan bimbingan dan Konseling dalam
identitas profesi yang semakin kurikulum 2013, secara filosofis,
kokoh. Model bimbingan dan konseptual dan legal formal
konseling (perkembangan) dituangkan dalam Permendikbud
komprehensif adalah model yang No. 111 Tahun 2014 tentang
menaruh perhatian penuh kepada Bimbingan dan Konseling pada
seluruh peserta didik, bekerja Pendidikan Dasar dan Pendidikan
bersama dengan orang tua, guru, Menengah. Permendikbud ini
administrator, dan stakeholder adalah payung hukum eksistensi
lainnya. Riset yang berbasis pada dan acuan utama dalam
model komprehensif memberikan penyelenggaraan bimbingan dan
penguatan untuk dikokohkannya konseling dalam Sistem
model ini sebagai model Pendidikan Nasional di Indonesia,
bimbingan dan konseling di khususnya pada jalur pendidikan
sekolah, namun masih belum formal jenjang Pendidikan Dasar
tersosialisasikan kepada seluruh dan Menengah.
sekolah dan belum menjadi
kebijakan nasional, substansi
bimbingan dan konseling masih 2. Komponen Layanan Bimbingan
memerlukan pengembangan. Arah dan Konseling Komprehensif
perkembangan ini perlu Menurut Permendikbud 111
ditindaklanjuti dan ditegaskan tahun 2014 bahwa pengembangan
dalam agenda abad 21. model bimbingan dan konseling
Untuk dapat merealisasikan komprehensif dirintis dan mulai
pengembangan model bimbingan dipersiapkan dari sekarang.
dan konseling komprehensif di sekarang ini berlaku kurikulum

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 7
Vol. 1 No. 2 Tahun 2017
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

2013 sebagai pedoman mengalami hambatan dalam


penyelenggaraan pendidikan di pencapaian tugas-tugas
Indonesia. Meskipun secara perkembangan.
eksplisit tidak menyebutkan Dukungan Sistem
bimbingan dan konseling Sebagai proses bantuan atau
komprehensif, namun komponen fasilitasi atau dukungan secara
layanan bimbingan dan koseling tidak langsung terhadap
diadaptasi dari konsep bimbingan kelancaran, efektivitas dan
dan konseling komprehensif. efisisen pelaksanaan layanan
Layanan Dasar bimbingan dan konseling.
Sebagai pemberian bantuan Layanan bimbingan dan
melalui kegiatan penyiapan konseling di dalam kelas
pengalaman terstruktur secara dilakukan secara tatap muka
klasikal atau kelompok yang terjadwal dan rutin setiap
dirancang dan dilaksanakan kelas/per minggu dengan alokasi
secara sistematis dalam rangka waktu 2 (dua) jam. Bidang
mengembangkan kemampuan layanan mencakup 4 (empat)
penyesuaian diri yang efektif bidang layanan dengan materi
sesuai dengan tahap dan tugas layanan yang dituangkan dalam
perkembangan. Strategi layanan Rencana Pelaksanaan Layanan
dasar yaitu 1) bimbingan klasikal, Bimbingan Klasikal (RPLBK).
2) bimbingan kelompok, 3) media Layanan bimbingan dan
bimbingan kelompok, 4) asesmen konseling di luar kelas meliputi
kebutuhan. kegiatan konseling individual,
Layanan Peminatan dan konseling kelompok, bimbingan
Perencanaan Individual kelompok, bimbingan kelas besar
Sebagai bantuan untuk atau lintas keals, konsultasi,
merumuskan dan melakukan konferensi kasus, kunjungan
aktivitas-aktivitas sistematik yang rumah (home visit), advokasi, alih
berkaitan dengan perencanaan tangan kasus, pengelolaan media
masa depan berdasarkan informasi (website, leaflet, papan
pemahaman tentang kelebihan bimbingan dan konseling),
dan kekurangan dirinya, peluang pengelolaan kotak masalah, dan
dan kesempatan yang ada di kegitan lain termasuk manajeman
lingkungan. program, penelitian dan
Layanan Responsif pengembangan dan
Sebagai proses bantuan untuk pengembangan keprofesian
menghadapi masalah dan berkelanjutan (PKB).
memerlukan pertolongan dengan Alokasi waktu dihitung
segera, supaya peserta didik tidak secara ekuivalen berdasarkan
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 8
Vol. 1 No. 2 Tahun 2017
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

beban kerja guru BK/konselor di konseling kelompok atau


sekolah. Tiap-tiap kegiatan advokasi. Proses kegiatan
alokasi waktunya rata-rata bimbingan dan konseling dapat
ekuivalen dengan 2 jam pelajaran, dilakukan secara tatap muka
tetapi dengan rincian jumlah langsung maupun menggunakan
pertemuan yang berbeda-beda. media tertentu.
Beban kerja seorang guru Penyelenggaraan bimbingan
BK/konselor adalah 150 – 160 dan konseling perlu ditunjang
peserta didik ekuivalen dengan 24 oleh ketersediaan ruangan yang
jam pelajaran.Alokasi waktu memadai, kelengkapan fasilitas
untuk layanan bimbingan dan penunjang (dokumen, instrumen
konseling di sekolah menengah pengumpul data, dan kelengkapan
adalah sebagai berikut : administrasi) dan ketersediaan
anggaran biaya operasional.
Tabel 1. Alokasi Waktu Komponen Penerapan kolaborasi dengan
Layanan personel sekolah dan pihak terkait
lainnya sangat diprioritaskan.
Program SMP/Mts Guru BK/konselor adalah
Layanan Dasar 35 – 45 %
koordinator program, bertugas
Layanan Peminatan& 15 – 25 %
mengkoordinir personel sekolah
Perencanaan
Individual (kepala sekolah, wakil kepala
Layanan Responsif 25 – 35 % sekolah, guru mata pelajaran, wali
Dukungan Sistem 10 – 15 % kelas, staf tata usaha, komite
sekolah, dan orang tua) dalam
Mekanisme pengelolaan penyelenggaraan bimbingan dan
bimbingan dan konseling konseling di sekolah.
mencakup tahapan analisis
kebutuhan, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, 3. Implementasi Strategi
dan tindak lanjut pengembangan Bimbingan dan Konseling
program. Komprehensif dalam
Bimbingan dan konseling Perencanaan Karir.
dapat disetting dalam bentuk Permendikbud Nomor 111
layanan individual, kelompok, Tahun 2014 tentang Bimbingan
klasikal, dan kelas besar atau dan Konseling Pada Pendidikan
lintas kelas. Bentuk kegiatan Dasar dan Pendidikan Menengah
bimbingan dan konseling dapat menjadi kunci keberhasilan
berupa bimbingan klasikal, penyelenggaraan bimbingan dan
bimbingan kelompok, bimbingan konseling sekolah di Indonesia.
individual, konseling individual, Permendikbud ini dimaksudkan
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 9
Vol. 1 No. 2 Tahun 2017
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

memberikan arah penyelenggaraan dan tips menentukan studi lanjut


bimbingan dan sekolah dalam dengan media flipchat. Layanan
implementasi kurikulum 2013. dasar yang berorientasi pada
Meskipun secara eksplisit tidak proses interaktif, inspiratif,
menyebutkan bimbingan dan menyenangkan, menantang,
konseling komprehensif, namun memotivasi peserta didik untuk
komponen layanan bimbingan dan berperan aktif. Assessment
koseling diadaptasi dari konsep kebutuhan perencanaan karir
bimbingan dan konseling didapat bukan hanya dari daftar
komprehensif. cek masalah (DCM) atau dari
Strategi layanan bimbingan inventori tugas perkembangan
dan konseling komprehensif (ITP) melainkan ditunjang dari
berpengaruh besar dalam hasil tes psikologi berupa
implementasi perencanaan karir informasi terkait kepribadian,
siswa. Dalam hal ini Cobia & minat, dan keterampilan siswa.
Henderson (2013) Layanan responsif, strategi
mendeskripsikan tahapan layanan responsif dapat berupa
perencanaan karir pada siswa konseling individu, konseling
SMP. bahwa perkembangan karir keleompok, untuk membantu
pada masa SMP siswa mulai siswa yang mengalami kesulitan
mengembangkan, a) keterampilan atau hamabatan dalam proses
membuat keputusan, b) merencanakan karir.
pengetahuan tentang keterkaitan Layanan peminatan dan
peran kehidupan, c) kesadaran perencanaan individual, strategi
akan perbedaan pekerjaan dan layanan perencanaan individual
perubahan peran pria / wanita, d) dan peminatan berupa layanan
mengerti proses merencanakan peminatan dalam format individu
karir. Untuk mencapai maupun kelompok untuk
perencanaan karir dapat melalui membantu siswa dalam
implementasi empat komponen pemahaman terkait diri,
layanan. menemukan minat dan
Layanan dasar dapat berupa keterampilan diri, memahami
bimbingan klasikal materi program PAKET studi di SMA dan
mengenal jenis keterampilan yang SMK, sehingga siswa dapat
sesuai untukku, mengenal diri menentukan terkait studi lanjut.
sendiri, dengan menggunakan Dukungan sistem, strategi
media macro emotion card, dan layanan dukungan sistem dalam
pop up. Bimbingan kelompok perencanaan karir dapat berupa
dengan mengenal jenis pekerjaan aktivitas kolaborasi dengan
yang cocok untuk pria dan wanita, orangtua untuk mengetahui
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 10
Vol. 1 No. 2 Tahun 2017
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

dukungan seperti apa yang untukku, mengenal diri sendiri,


diberikan oleh keluarga dalam dengan menggunakan media macro
pemilihan studi lanjut, serta emotion card, dan pop up. Bimbingan
psikolog untuk mengetahui kelompok dengan mengenal jenis
informasi terkait minat, pekerjaan yang cocok untuk pria dan
kepribadian, keterampilan dan wanita, dan tips menentukan studi
kemampuan siswa, dan guru- lanjut dengan media flipchat. Layanan
gurusekolah menengah umum dan responsif untuk membantu untuk
sekolah menengah kejuruan untuk membantu siswa yang mengalami
mengetahui sekolah lanjutan. kesulitan atau hamabatan dalam
proses merencanakan karir. Layanan
KESIMPULAN DAN peminatan dan perencanaan
REKOMENDASI individual, strategi layanan
Merencanakan karir merupakan perencanaan individual dan peminatan
hal penting yang harus dilakukan oleh berupa layanan peminatan dalam
setiap individu. Perencanaan karir erat format individu maupun kelompok
kaitannya dengan perencanaan untuk membantu siswa dalam
individual yang mana merupaan pemahaman terkait diri, menemukan
tindakan untuk mengambil dan minat dan keterampilan diri,
mengembangkan rencana masa depan. memahami program PAKET studi di
Hal ini tidak terlepas dari peran SMA dan SMK, sehingga siswa dapat
pendidikan. menentukan terkait studi lanjut.
Bimbingan dan konseling Dukungan sistem berupa aktivitas
komprehensif yang memandang kolaborasi dengan orangtua untuk
individu memerlukan bimbingan, mengetahui dukungan seperti apa
karena masih kurang memahami yang diberikan oleh keluarga dalam
kemampuan dirinya, lingkungannya pemilihan studi lanjut, psikolog untuk
dan pengalaman untuk mencapai mengetahui informasi terkait minat,
kehidupan yang baik. Dengan kata kepribadian, keterampilan dan
lain bimbingan memiliki konstribusi kemampuan siswa, dan guru-
dan memfasilitasi siswa dalam gurusekolah menengah umum dan
merencanakan karirnya. sekolah menengah kejuruan untuk
Strategi bimbingan dan mengetahui sekolah lanjutan.
konseling komprehensif dalam Komponen layanan bimbingan
perencanaan karir melalui dan konseling pada permendikbud 111
implementasi empat komponen yang sudah mengarah pada
layanan. Layanan dasar dapat berupa komprehensif sehingga guru
bimbingan klasikal, bimbingan BK/konselor dituntut untuk
kelompok, dengan materi mengenal menginternalisasi dan
jenis keterampilan yang sesuai mengimplementasikan Permendikbud
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 11
Vol. 1 No. 2 Tahun 2017
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

Nomor 111 Tahun 2014 sehingga Gysbrers, Henderson. (2012).


bimbingan dan konseling sekolahdapat Developing and Managing Your
terselenggara secara efektif, efisien, School Guidance and
Counseling Program Fifth
profesional, dan proaktif dalam
Edition. Alexandria : American
mencapai perencanaan karir siswa Counseling Assosiation.
SMP.
Hidayat, Dede Rahmat. (2013).
DAFTAR PUSTAKA Bimbingan Konseling :
American School Counselor Kesehatan Mental Di sekolah.
Association. (2012). The ASCA Bandung : Remaja Rosda Karya.
National Model: A Frame work
For School Counseling Program Hurlock, B. Elizabeth. 1980.
Third Edition.Alexandria, VA: Psikologi Perkembangan.
Author. Jakarta: Erlangga.

Bhakti, C. P. (2015). Bimbingan Dan ILO. (2011). Panduan Pelayanan


Konseling Komprehensif: Dari Bimbingan Karir bagi Guru
Paradigma Menuju Aksi. Jurnal Bimbingan dan
Fokus Konseling, 1(2), 93-106. Konseling/Konselor pada
Satuan Pendidikan Dasar dan
Caraka, P. B., & Nindiya, E. S. (2015, Menengah Mendukung
October). Implementasi Peningkatan Ketersediaan
Permendikbud RI Nomor 111 antara Pilihan Pendidikan
Tahun 2014 Dalam Pemuda Indonesia dan
Pengembangan Layanan BK di Pekerjaan yang tersedia di
Sekolah Menengah. In Prosiding pasar/Kantor Perburuhan
Seminar Nasional Bimbingan Internasional. Diakses dari
Dan Konseling (pp. 55-61). http://www.ilo.org/wcmsp5/grou
ps/public/---asia/---ro-
Cobia, D. C., & Henderson, D. A. bangkok/--
(2003). Handbook of school ilojakarta/documents/publication
counseling. Prentice Hall. /wcms165903.pdf.html pada
tanggal 16 Mei 2017, jam 10:35
Depdiknas. 2008. Penataan WIB.
Pendidikan Profesional
Konselor dan Layanan Kartadinata, S. (2010). Isu-Isu
Bimbingan dan Konseling Pendidikan: Antara Harapan
Dalam Jalur Pendidikan Dan Kenyataan.Bandung : UPI
Formal. Jakarta : Depdiknas. Press.

Ginzberg, E., Ginsburg, S. W., Kartadinata, Sunaryo. (2010). Isu-Isu


Axelrad, S., & Herma, J. L. Pendidikan : Antara Harapan
(1951). Occupational dan Kenyataan. Kartadinata,
choice. New York. Sunaryo. (2015). Kerangka
Konsep, Elemen Pokok, dan
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 12
Vol. 1 No. 2 Tahun 2017
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

Implikasi Permendikbud No. 111 dan Konseling Pada Pendidikan


Tahun 2014 tentang Bimbingan Dasar dan Pendidikan
dan Konseling Pada Pendidikan Menengah.
Dasar dan Pendidikan
Menengah. Disampaikan dalam Santoadi, Fajar. (2010). Manajeman
Kegiatan Pemantapan Instruktur Bimbingan dan Konseling
Nasional Bimbingan dan Komprehensif. Yogyakarta :
Konseling, Jakarta, 29 – 30 Universitas Sanata Dharma.
Agustus 2015.
Suherman, Uman. 2008. Konseling
Mathis, R. L., & Jackson, J. H. Karir Sepanjang Rentang
(2011). Human resource Kehidupan. Bandung: UPI
management: Essential Press.
perspectives. Cengage Learning.
Winkel, W.S dan Hastuti. 2006.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Bimbingan dan Konseling di
Kebudayaan RI Nomor 111 Institut Pendidikan. Yogyakarta:
Tahun 2014 tentang Bimbingan Media Abadi

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai