Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PENGEMBANGAN KARIR PENDIDIKAN TEKNOLOGI

DAN KEJURUAN

Dosen Pengampu: 1. Dr. Nurhasan Syah, M.Pd


2. Dr. Ahyanuardi, MT

KELOMPOK 1 :

1. ALVIEN KHARDIN (20138004)


2. ANGGELICA NIVIANA (20138005)

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN (S2)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan telah dilaksanakan dalam segenap aspek
kehidupan Bangsa Indonesia, namun keadaaan ketenagakerjaan di
Indonesia, pada saat ini tidaklah menggembirakan, yang berarti
kemampuan pasar kerja untuk menyerap tenaga kerja rata-rata kecil,
sebagai akibat terjadi penumpukan tenaga kerja, dimana-mana gejala
pengangguran semakin nyata, hal ini menyebabkan timbulnya
kegelisahan dikalangan anak-anak muda yang sebenarnya sudah
memasuki masa produktif.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan
mampu memberikan bimbingan dan pelatihan guna menyiapkan
anak didiknya untuk dapat menjadi anggota masyarakat yang
mampu dan bertanggung jawab, di samping menjadi anggota yang
aktif dan tenaga kerja yang tangguh. Anak didik memandang
sekolah sebagai tempat untuk mendapatkan sumber bekal yang dapat
membuka dunia bagi mereka, orang tua memandang sekolah
sebagai tempat bagi anaknya untuk mengembangkan kemampuan
menjadi sosok yang terampil dan mampu sehingga siap memasuki
tenaga kerja yang terampil, pemerintah berharap agar sekolah
mampu mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga negara
yang cakap.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu dan
diselenggarakan untuk para siswa yang merencanakan dan
mengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu dan untuk
bekerja secara produktif. Dalam bidang pendidikan, bimbingan
karier merupakan salah satu jenis layanan dari program bimbingan
dan konseling. Secara kelembagaan, bimbingan dan konseling itu
adalah bagian dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, yang
ditujukan untuk membantu atau memfasilitasi peserta didik (siswa)
agar mencapai perkembangan diri yang optimal.
Dalam usaha menyiapkan siswa agar dapat memenuhi
harapan orang tua, masyarakat dan pemerintah mempersiapkan
siswa agar dapat menjadi anggota masyarakat yang mempunyai
keterampilan sehingga merupakan tenaga kerja yang terampil maka
sekolah mengusahakan suatu usaha yang nyata untuk memberikan
layanan bimbingan. Bimbingan merupakan usaha bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan (Widiatmojo,
2000:1).
Untuk membantu anak dalam mengembangkan diri secara optimal
sehingga dapat merencanakan pencapaian pekerjaan sebagai
landasan karier yang selaras dengan kemampuan, bimbingan karier
sebagai salah satu bidang layanan bimbingan konseling sangat
dibutuhkan. Karena bimbingan karier merupakan bimbingan yang
mencakup kegiatan bimbingan kepada siswa dari memilih,
menyiapkan diri, mencari dan menyesuaikan diri terhadap karier
(Aryatmi Siswohardjono, 1990: 457). Dengan layanan bimbingan
karier yang sudah diberikan diharapkan siswa dapat memahami
karakteristik dirinya dalam hal minat, nilai-nilai, kecakapan dan
ciri-ciri kepribadian serta dapat rnengidentifikasikan bidang
pekerjaan yang luas, yang mungkin lebih cocok bagi rnereka
selanjutnya diharapkan siswa dapat menemukan karier dan
melaksanakan karier yang efektif serta memberikan kelayakan
hidup.
Bimbingan karier merupakan salah satu aspek bimbingan
perkembangan, sehingga sangat diperlukan sepanjang perkembangan
anak, lebih baik jika bimbingan itu diberikan ke anak sejak rnasa
kanak-kanak bahkan sebelum masuk sekolah, yang diteruskan di
masa sekolah dasar, di sekolah lanjutan dan di perguruan tinggi,
bahkan mungkin masih diperlukan sewaktu seseorang sudah
memasuki dunia kerja, dengan harapan bahwa dengan bimbingan
yang diberikan akan membantu dalam penyesuaian diri dengan
sifat dan situasi kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Bimbingan Karir?
2. Bagaimana konsep Bimbingan Karir?
3. Bagaimana perkembangan Bimbingan Karir?
4. Apa saja istilah yang berhubungan dengan Bimbingan Karir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Bimbingan Karir
2. Untuk mengetahui konsep Bimbingan Karir
3. Untuk mengetahui perkembangan Bimbingan Karir
4. Untuk mengetahui istilah yang berhubungan dengan Bimbingan
Karir
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Karir


Sebelum kita mempelajari pengertian bimbingan karir,
sebelumnya akan diuraikan terlebih dahulu menegenai pengertian
“Bimbingan” dan pengertian “Karir”. Kata bimbingan diambil dari
bahasa Inggris yaitu guidance. Menurut United States Office of
Education (Arifin, 2003) memberikan rumusan bimbingan sebagai
kegiatan yang terorganisir untuk memberikan bantuan secara
sistematis kepada peserta didik dalam membuat penyesuaian diri
terhadap berbagai bentuk problema yang dihadapinya, misalnya
problema kependidikan, jabatan, kesehatan, sosial dan pribadi.
Dalam pelaksanaannya, bimbingan harus mengarahkan kegiatannya
agar peserta didik mengetahui tentang diri pribadinya sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat. Prayitno, dkk. (2003)
mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan
bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sedangkan kata Karir diambil dari bahasa Inggris, yaitu
career. Veron G. Zunker, career refers to the activities associated
with an individual’s lifetime of work (karier menunjukan pada
aktifitas yang dihubungkan dengan pekerjaan vang mewarnai
kehidupan seseorang). Kata karir (career) lebih menunjuk pada
pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan
hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang,
serta mewarnai seluruh gaya hidupnya (Widarto:2015). Maka dari
itu, pemilihan karir lebih memerlukan persiapan dan perencanaan
yang matang, bukan sekedar mendapat pekerjaan yang sifatnya
sementara waktu. Karir dapat dikatakan sebagai suatu rentangan
aktivitas pekerjaan yang saling berhubungan; dalam hal ini
seseorang memajukan kehidupannya dengan melibatkan berbagai
perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita
sebagai satu rentang hidupnya sendiri. Karir merupakan perwujudan
diri yang bermakna melalui serangkaian aktivitas dan mencakup
seluruh aspek kehidupan yang terwujud karena adanya kekuatan.
Sukses karier dapat pula dicapai melalui pendidikan, hobi, profesi,
sosial-pribadi, dan religi. Merujuk pada pengertian karir, tidaklah
mengherankan jika bimbingan pekerjaan yang ada di indonesia lebih
dikenal dengan birnbingan karier, karena diharapkan orang yang
dibimbing dapat menjadikan pekerjaanya kelak bukan hanya
pekerjaan yang menghasilkan uang saja, tetapi juga bisa dihayati
dan mewarnai gaya hidupnya.
Bimbingan karier adalah suatu proses di mana seseorang
diberi arahan dan bimbingan untuk kehidupannya di masa yang akan
datang. Bimbingan karier juga merupakan suatu cara untuk
menumbuhkan keinginan seseorang untuk memiliki karier yang akan
dipilih sendiri. Bimbingan karier merupakan metode pembelajaran
yang mengacu pada pemahaman jenjang karier di masa depan
(Widarto:2015).
Mamat Supriatna (2009) menyatakan bahwa bimbingan
karier merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha
membantu individu untuk memecahkan masalah karier,
memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya antara
kemampuan dan lingkungan hidupnya, memperolehckeberhasilan
dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.
Herr & Cramer (1984:6¬7) memberikan definisi tentang
bimbingan karir adalah:
“Proses membantu seseorang untuk mengembangkan dan
menerima gambaran yang terintegrasi dan memadai tentang dirinya
dan perannya di dunia kerja untuk menguji konsep ini melawan
realitas, dan mengubahnya menjadi kenyataan, dengan kepuasan
bagi dirinya sendiri dan masyarakat”.
Bimbingan karier bertujuan untuk membantu individu dalam
perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah
karier, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja,
kondisi dan kemampuan diri, kondisi lingkungan, perencanaan dan
pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan pengentasan
masalah-masalah karier yang dihadapi. Bimbingan karier merupakan
layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai
bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karier terkait
dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif, atau
keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif,
memahami proses pengambilan keputusan, atau perolehan
pengetahuan dalam keterampilan yang akan membantu dirinya
memasuki sistem kehidupan sosial budaya yang terus berubah.
Dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier adalah suatu
proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap individu agar dapat
mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja,
merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk
kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan
mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas
keputusan yang diambilnya itu sehingga mampu mewujudkan
dirinya secara bermakna.
B. Konsep Bimbingan Karir
Konsep layanan bimbingan karir sulit dipisahkan dari konsep
vocational guidance yang berubah menjadi career guidance seperti
yang dikemukakan oleh National Vocational Guidance Association
(NVGA) pada tahun 1973, yang diartikan sebagai proses membantu
dalam memilih pekerjaan, mempersiapkan, memasuki dan
memperoleh kemajuan di dalamnya (Herr and Cramer, 1979: 6).
Pada tahun 1951, Donal Super mengajukan revisi terhadap definisi
bimbingan jabatan sebagai suatu proses bantuan terhadap individu
untuk menerima dan mengembangkan diri dan peranannya secara
terpadu dalam dunia kerja, mengetes konsepnya dengan realitas dan
kepuasan bagi dirinya dan masyarakat (Herr and Cramer, 1979: 6).
Atas dasar analisis itu, Super (Tennyson, et. al. , 1974: 146)
mengganti konsep vocational choice menjadi vocational
development.
Kematangan vokasional menunjukkan pada tingkat
perkembangan, tingkat yang dicapai pada kontinum perkembangan
diri dari tahap eksplorasi ke tahap kemunduran. Kematangan
vokasional dipandang sebagai umur vokasional yang secara
konseptual sama dengan umur mental (Super. 1975: 185-186). Sejak
tahun 1951 terjadilah pergeseran dari model okupasional yang dianut
oleh para ahli bimbingan vokasional sebelum tahun 1951 ke model
karir.
Model okupasional terutama menekankan pada adanya
kesesuaian antara bakat dan minat dengan tuntutan pekerjaan;
sedangkan model karir mencoba menghubungkan dengan tujuan-
tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, kebutuhan,
konsep diri, rencana-rencana pribadi dan sejenisnya ikut
dipertimbangkan. Sejalan dengan terjadiya pergeseran konsep
vocational guidance menjadi career guidance dan model okupasional
menjadi karir telah banvak dikemukakan definisi mengenai
bimbingan karir.
C. Perkembangan Bimbingan Karir
1. Bimbingan Karir Bermula dari Bimbingan Jabatan
Istilah bimbingan karir bermula dari Isitilah vocational
guidance,Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Frank
Pearson pada tahun 1908 ketika ia berhasil membentuk suatu
lembaga yang bertujuanuntuk membantu anak-anak muda dalam
memperoleh pekerjaan. Pada awalnya penggunaan istilah
vocational guidance lebih merujukpada usaha membantu
individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan,
termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan
yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.
Konsep bimbingan yang bermula di Amerika Serikat ini
dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada waktu itu,
diantaranya :
a. Keadaan ekonomi
b. keadaan sosial, seperti urbanisasi
c. kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk
membentuk kembali danmenyebarkan pemikiran tentang
kemampuan seseorang dalam rangka meningkatkan
kemampuan diri dan statusnya
d. perkembanganilmu (scientific), khususnya dalam bidang
ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimantal,

Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan


vocational guidance yang kemudian tersebar keseluruh Negara,
termasuk ke Indonesia.Pada tahun 1951, para ahli mengadakan
perubahan pendekatan dari model okupasional occupational ke
model karir (career ). Kedua model ini memiliki perbedaan yang
cukup mendasar, terutama dalam landasan individu untuk
memilih jabatan. Pada model okupasional lebih menekankan
pada kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan persyaratan
pekerjaan. Sedangkan pada model karir, tidak hanya sekedar
memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan, namun
mencoba pula menghubungkannya dengan konsep
perkembangan dan tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-
nilai pribadi, konsep diri, rencana-rencana pribadi dan
semacamnya mulai turut dipertimbangkan. Bimbingan karir tidak
hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah
yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam
pekerjaan.

Penggunaan istilah karir didalamnya terkandung makna


pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam
mencapai tujuan hidup seseorang. Hattari (1983) menyebutkan
bahwa istilah bimbingan karir mengandung konsep yang lebih
luas. Bimbingan jabatan menekankan pada keputusan yang
menentukan pekerjaan tertentu, sedangkan bimbingan karir
menitik beratkan pada perencanaan kehidupan seseorang dengan
mempertimbangkan keadaan dirinya dengan lingkungannya agar
ia memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari
segala peranan positif yang layak dilaksanakannya dalam
masyarakat.

Berikut adalah poin-poin sejarah dari perkembangan


bimbingan karir :

a. Tahun 1898 : Jessie B. Davis dengan mendirikan Educational


Career Conna Control dikota Detroit.
b. Tahun 1907 : Eli Weaver, menerbitkan buku yang berjudul :
Choosing a Career pada tahun 1908.
c. Tahun 1908 : Frank Parsons, mendirikan the Boston
Vocational Bereau, untuk membantu para pemuda memilih
pekerjaan dan melatih guru-guru sebagai konseler pekerjaan.
d. Tahun 1909 : Parsons menerbitkan buku ‘Choosing a
Vocational’
Parsons menjelaskan bahwa dalam memilih pekerjaan itu
harus diperhatikan 3 faktor terpenting, yaitu :
1) Pengertian yang jelas tentang dirinya sendiri seperti
bakat kemampuan, minat, ambisi, keuntungan, hambatan
yang dimiliki
2) Pengetahuan tentang persyaratan jabatan dan kondisi
untuk keberhasilan, keuntungan dan kerugian
kompensasi, kesempatan dan prospek dan suatu jabatan
3) Penalaran yang benar terhadap hubungan dari kedua
kelompok fakta tersebut diatas.
e. Tahun 1920-1930, bimbingan diterima disekolah-sekolah,
tidak hanya masalah jabatan saja tetapi juga masalah
pendidikan dari sosial.
f. Pada akhir 1930 masalah bimbingan jabatan menjadi sangat
penting lantaran timbulnya masalah pengangguran,
penempatan, perubahan teknologi, mobilitas dan
perkembangan jabatan.
g. Tahun 1910 – 1940, gerakan pengukuran inteligensi dan
bakat khusus.
2. Bimbingan Karir pada Persekolahan di Indonesia
Di Indonesia sendiri program ini masuk dan diadopsi oleh
lembaga pendidikan pada tahun 1950, yang kemudian terwadahi
dalam layanan bimbingan dan penyuluhan, yang kini disebut
bimbingan dan konseling. Ini diawali dari kebutuhan penjurusan
peserta didik pada jenjang pendidikan menengah
atas.Selanjutnya, pada tahun 1984 bersamaan dengan
diberlakukannya Kurikulum 1984, bimbingan karir cukup terasa
mendominasi dalam layanan bimbingan dan penyuluhan, dan
pada tahun 1994, bersamaan dengan perubahan nama bimbingan
penyuluhan menjadi bimbingan dan konseling, bimbingan karir
ditempatkan sebagai salah bidang bidang bimbingan. Sampai
dengan sekarang ini bimbingan karir tetap masih merupakan
salah satu bidang bimbingan, yang diintergrasikan dalam
konsteks Kecakapan Hidup (Life Skill).
Beberapa penjabaran materi bidang bimbingan karir pada
jalur pendidikan formal diarahkan pada :
a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan
kecenderungan karir yang hendak dikembangkan;
b. Pemantapan orientasi dan informasikarir pada umumnya dan
karir yang hendak dikembangkan padakhususnya
c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja danusaha
memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
dantuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
d. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki
e. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan
pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir
yang hendak dikembangkan.
3. Bimbingan Karir pada perkembangan individu
Karier seseorang dalam hidupnya mengalami
perkembangan mulai tahap pencarian, penemuan, pemantapan,
pemeliharaan, dan sampai tahap penurunan. Karier seseorang
dapat diraih melalui pekerjaan, jabatan, posisi, dan/atau hobi.
Tahap pencarian karier dimulai usia anak-anak sampai remaja.
Tahap penemuan karir dimulai usia dewasa muda sampai
dewasa. Tahap pemantapan karier dimulai pada usia dewasa
hingga tengah baya. Tahap pemeliharaan karier dimulai pada
usia tua. Tahap penurunan karier dimulai pada usia lanjut.
Menurut Donald Super (dalam Mamat Supriatna, 2009)
terdapat lima tahapan pengembangan karir, yaitu:
a. Growth (lahir – usia 14 atau 14 tahun) Tahapan Growth ini
merupakan tahap perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan
kebutuhan yang diasosiasikan dengan konsep diri. Pada
rentang usia ini, pengembangan karir yang dapat dilakukan
terutama oleh guru/orang tua pada anak dan remaja adalah
dengan memberikan pemahaman mengenai hidup mandiri
dan mengapa kita harus bekerja; memperkenalkan sejumlah
pekerjaan termasuk di dalamnya pemahaman segala sesuatu
tentang pekerjaan tersebut; dan termasuk berkenaan dengan
upaya bagaimana memperoleh pekerjaan/karir yang
dimaksud.
b. Exploratory (usia 15-24) Tahap Exploratory merupakan fase
tentatif yang didalamnya pilihan dipersempit tapi tidak final.
Pengembangan karir pada tahapan ini diarahkan pada
pengerucutan pilihan karir yang paling memungkinkan bagi
seseorang. Minat, bakat, dan latar belakang pendidikan
menjadi bahan pertimbangan dalam pengerucutan pilihan
karir seseorang.
c. Establishment (usia 25-44) Tahap Establishment merupakan
tahap coba-coba dan stabilisasi melalui pengalaman kerja.
Pengembangan karir pada tahapan ini sudah pada tataran
‘aksi’ dimana seseorang sudah mulai masuk pada dunia
kerja/karir yang ia pilih. Jika memang sesuai dengan apa
yang ia cita-citakan/inginkan, maka ia akan berusaha
menstabilkan diri dalam dunia kerja yang ia geluti.
d. Maintenance (usia 45-64) Tahap Maintenance merupakan
proses penyesuaian yang terus menerus untuk meningkatkan
posisi dan situasi kerja. Pada tahapan ini pengembangan
karirnya diarahkan pada bagaimana melakukan proses
penyesuaian baik keyakinan, pengetahuan, keterampilan, dan
sikap untuk dapat meningkatkan posisinya ke arah yang lebih
baik lagi dan menciptakan situasi kerja yang membuatnya
lebih nyaman bekerja.
e. Decline (usia 65+) Tahap Decline merupakan tahap
pertimbangan pra pensiun, keluar kerja, dan pensiun.
Pengembangan karir pada tahapan ini adalah berkenaan
dengan pembukaan wawasan berkenaan dengan pensiun
sehingga seseorang dapat mempersiapkan diri di saat ia harus
pensiun nanti. Jika sudah pensiun, pengembangan karirnya
berkenaan dengan bagaimana ia memanfaatkan waktu
pensiunnya dengan semaksimal mungkin untuk kebaikan diri
dan orang-orang yang terdekatnya
D. Istilah yang berhungungan dengan Bimbingan Karir
1. Career development - Konstelasi total faktor psikologis,
sosiologis, pendidikan, fisik, ekonomi, dan peluang yang
bergabung untuk membentuk karir setiap individu selama
rentang hidup (Sear, 1982).
2. Career maturity - Perilaku yang berhubungan dengan
mengidentifikasi, memilih, merencanakan, dan melaksanakan
tujuan karir yang tersedia untuk individu tertentu dibandingkan
dengan yang dimiliki oleh kelompok sebaya yang sesuai; berada
pada tingkat rata-rata dalam pengembangan karir untuk usia
seseorang (Super, 1957).
3. Career Intervention - Setiap aktivitas (perawatan atau usaha)
yang dirancang untuk meningkatkan pengembangan karir
seseorang atau untuk meningkatkan pengembangan karir
seseorang atau untuk memungkinkan orang tersebut membuat
keputusan karir yang efektif (Spokane, 1991, hlm. 22).
4. Career management - Keadaan pribadi yang secara aktif dan
sadar berpartisipasi dalam membentuk karir seseorang dan
menerima tanggung jawab atas kegiatan dan pilihan yang dibuat
untuk mencapai tujuan tersebut (Hasan dan Tennyson, 1975).
5. Career Education - totalitas pengalaman di mana orang
memperoleh pengetahuan dan sikap tentang diri dan pekerjaan
serta keterampilan yang digunakan untuk mengidentifikasi,
memilih, merencanakan, dan mempersiapkan diri untuk
pekerjaan dan pilihan hidup lainnya yang berpotensi membentuk
karier; upaya yang bertujuan untuk memfokuskan kembali
pendidikan Amerika dan tindakan komunitas yang lebih luas
dengan cara yang akan membantu individu memperoleh dan
memanfaatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan masing-masing untuk membuat pekerjaan menjadi
bagian yang bermakna, produktif, dan memuaskan dari caranya
sendiri. kehidupan (Hoyt, 1978).
6. Career Guidance - Program sistematis dari konselor yang
mengkoordinasikan informasi dan pengalaman yang dirancang
untuk memfasilitasi pengembangan karir individu dan, lebih
khusus lagi, manajemen karir; komponen utama dari pendidikan
karir yang mengintegrasikan keluarga, komunitas, dan sekolah
untuk memfasilitasi pengarahan diri sendiri; serangkaian proses,
teknik, atau layanan yang dirancang untuk membantu individu
memahami dan bertindak berdasarkan pengetahuan diri dan
pengetahuan tentang peluang dalam pekerjaan, pendidikan, dan
waktu luang serta untuk mengembangkan keterampilan
pengambilan keputusan yang digunakan untuk menciptakan dan
mengelola dirinya. pengembangan karir sendiri.
7. Career path - Istilah yang biasanya digunakan dalam bisnis dan
industri untuk menggambarkan serangkaian posisi yang tersedia
di beberapa bidang pekerjaan atau pekerjaan khusus, biasanya
berkonotasi kemungkinan untuk kemajuan.
8. Career Ladder - Istilah yang biasanya digunakan dalam bisnis
dan industri untuk menggambarkan peluang mobilitas ke atas. di
suatu wilayah kerja atau di seluruh wilayah pekerjaan di dalam
suatu perusahaan. biasanya menggambarkan peningkatan tingkat
pengalaman dan keterampilan. suksesnya pekerjaan yang
tersedia untuk dan pekerja individu di mana setiap pekerjaan
berhasil menawarkan peningkatan tanggung jawab dan upah dan
kondisi kerja yang lebih diinginkan (Evans & Herr, 1978, hlm.
32).
9. Career Lattice - Istilah yang biasanya digunakan dalam bisnis
dan industri untuk menggambarkan semua peluang di
perusahaan atau bagian dari mobilitas ke atas dan horizontal
(seperti transfer lateral). Dengan demikian, ini menggambarkan
peluang untuk bergeser dari satu tangga karier ke yang lain
(Evans & Herr, 1978, hlm. 34)
10. Occupation - sekelompok pekerjaan serupa yang ditemukan di
industri atau organisasi yang berbeda. Pekerjaan ada dalam
ekonomi dan telah ada dalam sejarah, bahkan ketika tidak ada
pria, wanita, atau anak-anak yang terlibat di dalamnya.
pekerjaan, perdagangan, dan profesi ada secara independen dari
siapa pun. karir, di sisi lain, hanya ada ketika orang mengejarnya
(Super, 1985b, hlm.1).
11. Job - Sekelompok posisi berbayar serupa yang membutuhkan
beberapa atribut serupa dalam satu organisasi (Super, 1976).
12. Position - sekelompok tugas yang harus dilakukan oleh satu
orang; dalam industri, dilakukan untuk mendapatkan bayaran.
posisi saat kosong atau ditempati; mereka adalah tugas dan hasil
yang ditentukan, bukan berpusat pada orang (Super, 1976).
13. Leisure - waktu bebas dari usaha yang dibutuhkan atau untuk
penggunaan kemampuan dan mengejar minat secara bebas
(Super, 1976). aktivitas dan pengalaman yang ditentukan sendiri
secara relatif yang tersedia karena pendapatan, waktu, dan
perilaku sosial; mereka mungkin fisik, sosial, intelektual,
relawan, kreatif, atau kombinasi dari semua lima (Sears, 1982).
14. Avocation - Suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan
berurutan untuk kepentingannya sendiri dengan dan tujuan
selain keuntungan moneter, meskipun secara kebetulan dapat
menghasilkan keuntungan (Super, 1976).
15. Career Awareness - inventaris pengetahuan, nilai, preferensi,
dan konsep diri yang digunakan seseorang dalam membuat
pilihan yang berhubungan dengan karir (Wise, Charner, &
Randour, 1978).
16. Work - pengejaran sistematis dari tujuan yang dihargai oleh diri
sendiri (bahkan jika hanya untuk kelangsungan hidup) dan
diinginkan oleh orang lain; diarahkan dan berurutan, itu
membutuhkan usaha. itu mungkin diberi kompensasi (pekerjaan
berbayar) atau tidak dikompensasikan (dibayar kata) atau tidak
dikompensasikan (kerja sukarela atau pekerjaan).

DAFTAR PUSTAKA

A.Muri Yusuf, (2006). Konseling Karier dalam Satuan Pendidikan dan


Praktik Pribadi, (Makalah). Padang, Universitas Negeri Padang

Herr, E.L and Cremer, S.H. (1992). Career and Counseling Through The Life
Span. Systematic Approach. New York: Harper Collins Publishers.

Juwitaningrum, Ita. 2013. PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK


MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA SMK.
UPI.Jurnal Bimbingan Dan Konseling, Vol.II, No.2.

Muslihudin, dkk. 2004. Bimbingan dan Konseling (Makalah). Bandung :


LPMP Jawa Barat

Supriatna, Mamat. 2009. BIMBINGAN KARIER DI SMK. Bandung:UPI.

Widarto. 2015. BIMBINGAN KARIER DAN TIPS BERKARIER.


Yogyakarta:Leutikaprio.

Anda mungkin juga menyukai