Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGEMBANGAN KARIR PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN


“Perencanaan Sistematis Bimbingan Karir”

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Nurhasan Syah, M. Pd.
Dr. Ahyanuardi, M.T

Disusun oleh Kelompok 4 :


Eka Khairani (20138012)
Eko Solihin (20138013)

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN (S2)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan.

Dalam makalah ini penulis membahas “Perencanaan Sistematis


Bimbingan Karir”. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam tentang
hakikat pekerjaan dan struktur pekerjaan itu sendiri terutama bagi mahasiswa dan
sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata
kuliah “Pengembangan Karir Pendidikan Teknologi Kejuruan”. Dalam proses
pendalaman materi, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan
saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan kepada :

• Dr. Nurhasan Syah, M. Pd. dan Dr. Ahyanuardi, M.T selaku dosen mata
kuliah “Pengembangan Karir Pendidikan Teknologi Kejuruan”.
• Rekan-rekan mahasiswa/i Pendidikan Teknologi Kejuruan (S2) Tahun
Ajaran 2020/2021 yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah
ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, penilis menyadari sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segu penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka tangan
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada
penulis sehingga dapat memperbaiki di masa yang akan datang.
Semoga makalah ni dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Padang, 16 Maret 2021


Penyusun,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Masalah.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Perencanaan Sistematis Untuk Bimbingan Karir ............................................3
B. Proses Perencanaan Sistematis atau Perencanaan Strategis.............................4
C. Pendekatan Sistem Pada Pendidikan Karir.......................................................5
D. Pengembangan Karir dan Model Proses Penelitian..........................................6
E. Model Perencanaan Five-Stage.........................................................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia kerja, kepribadian manusia sering dikaitkan dengan hasil
kerja atau kinerja, begitu pula dalam kehidupan sehari-hari apa yang
diperbuat manusia sering dikaitkan dengan kepribadiannya. Dalam Psikologi,
kepribadian seseorang merupakan salah satu unsur dalam kehidupan manusia,
namun seringkali manusia belum memahami arti dari kepribadian yang
sesungguhnya. Psikologi kepribadian sebagai salah satu cabang ilmu
psikologi pun memerlukan model deskriptif atau taksonomi mengenai konsep
kepribadian itu sendiri. Salah satu tujuan utama taksonomi dalam ilmu
pengetahuan adalah untuk menyederhanakan definisi yang saling tumpang
tindih. Oleh karena itu, dalam psikologi kepribadian, suatu taksonomi akan
mempermudah para peneliti untuk meneliti sumber utama karakteristik
kepribadian dari pada hanya memeriksa ribuan atribut yang berbeda-beda
yang membuat setiap individu berbeda dan unik. (John & Srivastava, 1999).
Pernyataan John dan Srivastava jelas dikatakan bahwa setiap manusia
itu unik dan berbeda. Pada masa ini layanan Bimbingan Karir perlu diberikan
agar siswa dapat menyesuaikan potensi dengan karakteristik karir yang akan
dipilih (Papalia, Olds & Feldman, 2009). Tujuan tersebut diatas akan
terwujud apabila sekolah-sekolah memiliki kemampuan untuk menghasilkan
output atau keluaran yang mampu melihat sumber daya lingkungannya serta
melibatkan dirinya dalam kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan
masyarakat disekitarnya.
Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk
bekerja serta berhasil dengan pekerjaan yang dijabatnya. Di dalam
masyarakat secara luas terdapat berbagai jenis pekerjaan, tetapi pekerjaan-
pekerjaan yang telah dijabatnya tidak semuanya memperoleh hasil serta
membahagiakan sebagaimana yang menjadi tujuan hidupnya. Mungkin saja
sebagian orang telah menjabat suatu pekerjaan berhasil, puas dan
membahagiakan dirinya.

1
Karir seseorang bukanlah hanya sekedar pekerjaan apa yang telah
dijabatnya, melainkan suatu pekerjaan atau jabatan yang benar-benar sesuai
dan cocok dengan potensipotensi diri dari orang-orang yang menjabatnya,
sehingga setiap orang yang memegang pekerjaan yang dijabatnya itu akan
merasa senang untuk menjabatnya, dan kemudian mereka akan berusaha
semaksimal mungkin untuk meningkatkan presentasinya, mengembangkan
potensi dirinya, lingkungannya, serta sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam menunjang pekerjaan yang sedang dijabat (Sukardi, 1994).
B. Rumusan Masalah
Dari deskripsi yang dikemukakan pada latar belakang di atas, dapat
diformulasikan permasalahan yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan sistematis bimbingan karir?
2. Bagaimana proses perencanaan sistematis bimbingan karir ?
3. Bagaimana pendekatan sistem pada pendidikan karir ?
4. Bagaimana model pengembangan perencanaan sistematis bimbingan
karir?
C. Tujuan Masalah
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan latar
belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu perencanaan sistematis bimbingan karir.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan sistematis
bimbingan karir.
3. Untuk mengetahui pendekatan sistem pada pendidikan karir.
4. Untuk mengetahui model pengembangan perencanaan sistematis
bimbingan karir.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Sistematis Untuk Bimbingan Karir
Menurut Katz (1974), manejer di setiap level membutuhkan tiga
keahlian yang berbeda. Kemampuan untuk menentukan tujuan dan layanan
organisasi, technical skill, keahlian untuk bekerja di dalam grup sebagai
pimpinan atau anggota, human skill, dan kemampuan untuk melihat
bagaimana unit organisasi terintegrasi dengan fungsinya, conceptual skill.
Fitz-enz (1990) akan menjabarkan poin tersebut sebagai berikut: untuk
menjadi manejer yang baik, kita harus menggunakan strategi dan taktik. Kita
menggunakan taktik untuk pemecahan masalah jangka pendek dan
administrasi sehari-hari. Strategi menyediakan kerangka acuan untuk sistem
operasi dan sistem administrasi, juga perilaku pegawai. Strategic Thinking
membutuhkan visi dari apa yang mungkin terjadi, kreatifitas, pengambilan
resiko, fleksibilitas, dan ambisi. Perencana yang efektif bekerja dengan
stafnya untuk menentukan tujuan dan menentukan prioritas. Mereka
melakukan pendekatan dari sudut pandang sistem. Mereka perubahan tidak
dapat dihindari sebagai awal dari pertumbuhan. Akhirnya, mereka melecak
proses dan memberikan data kepada sistem untuk mengoptimalkan efisiensi
dan efektifitas.
Pandangan dari Katz dan Fitz-enz diterapkan pada peran pembimbing
karir sebagai perencana dan manejer dari program pengembangan karir
terlepas dari pengaturan: bisnis dan industry, pendidikan, lembaga
masyarakat. Dalam hal ini berfokus pada kemampuan konseptual manajer
untuk menerapkan rencana sistematis untuk perencanaan dan bimbingan karir.
Menyadari bahwa kondisi dan populasi berbeda membutuhkan modifikasi
dalam proses rencana sistematis untuk memenuhi kebutuhan dan karakter
klien yang unik.
Bimbingan karir terbentuk atas perencanaan sistematis, atau pendekatan
sistem. Membutuhkan penyelesaian, dalam urutan yang logis, dari beberapa
langkah untuk menjawab beberapa pertanyaan: Kenapa memilih bimbingan

3
karir? Apa yang akan menjadi tujuan dari bimbingan karir? Bagaimana tujuan
program bimbingan karir dapat dicapai? Dan bagaimana pencapaian
bimbingan karir dapat diukur.
Perencanaan sistematis untuk bimbingan karir konsisten dengan
dukungan iklim nasional untuk akuntabilitas program dan usaha untuk
menerapkan result-based atau outcomes-based human service, bimbingan, atau
program konseling. Lebih baik dibandingkan model traditional program
process-based atau services based. (Gysbers, 1990).
B. Proses Perencanaan Sistematis atau Perencanaan Strategis
Pendekatan sistematis terhadap program perencanaan terletak pada
konsep analisis sistem, yang pada gilirannya memperhatikan hubungan antara
bagian dari sistem dalam rangka memformulasikan tujuan dan hasil. Setiap
perencanaan program perlu untuk memastikan bahwa tujuannya sangat
dimengerti, teknik dan proses program berhubungan dengan tujuan, dan
kriteria programnya jelas.
Perencanaan strategis berbeda dengan perencanaan sistematis yang
konsisten. Secara fundamental perencanaan strategis adalah proses menjawab
pertanyaan mendasar dari manajemen organisasi:
1. Siapa kita?
2. Apa tujuan kita?
3. Kita berfokus kepada apa?
4. Apa yang bisa kita lakukan?
5. Apa yang sangat penting?
6. Bagaimana kita beroperasi?
7. Apa yang sudah kita capai? (Fitz-Enz, 1990)
Atau dengan kata lain,
1. Apa masalah paling utama organisasi kita?
2. Bagaimana nampaknya hal saat ini berbeda dengan tiga sampai lima tahun
lalu?
3. Bagaimana hal-hal saat ini berbeda dengan tiga sampai lima tahun lalu?
4. Perubahan luar yang bagaimana yang bisa kita harapkan di masa depan?

4
5. Perubahan internal yang bagaimana yang bisa kita harapkan di masa
depan?
6. Bagaimana kita membandingkan kompetitor dengan kita pada area kritis?
7. Apa teknologi kita cukup?
8. Apa yang bisa kita lakukan untuk menutup jarak antara apa kita dan apa
kita seharusnya?
Mengikuti langkah model perencanaan strategis atau pendekatan
sistematis pada bimbingan karir tujuannya adalah sama. Jika ingin
menghasilkan tenaga kerja dengan kriteria khusus, pelajar, atau sikap klien,
bangunlah melalui tujuan tersebut, hubungan komprehensif antara elemen dan
orang-orang yang mempengaruhi tujuan
C. Pendekatan Sistem Pada Pendidikan Karir
Ryan (1974) telah mengidentifikasikan enam fungsi penting pada
pendekatan sistem untuk pendidikan karir.
1) Menetapkan kerangka konseptual
Menentukan rasional, konsep dasar, menjelaskan asumsi dasar pada
program mana yang menjadi dasar.
2) Memproses informasi
Mengumpulkan, evaluasi, dan simpan data tentang masyarakat, sumber
daya yang tersedia, fasilitas, populasi tempat karir. Tentukan data lain
yang perlu.
3) Menghitung kebutuhan
Bandingkan program yang sedang berjalan dengan program yang
dikonsepkan pada tahap 1.
4) Merumuskan rencana manajemen
Spesifikasi tujuan program dan tujuan pelaksanaan untuk siswa, pegawai,
atau klien. Identifikasi proses yang berkaitan dengan tujuan program.
5) Implementasi program
Realisasikan program dalam tindakan.
6) Evaluasi sistem

5
Monitor pelaksanaan yang sedang berjalan begitu juga perubahan
pengetahuan, keahlian, dan sikap partisipan.
D. Pengembangan Karir dan Model Proses Penelitian
Tiga fase dari mendesain program yaitu:
1. Menentukan dan menggambarkan apa yang ingin diraih.
2. Melakukan apa yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Cek untuk melihat bahwa Anda sudah sukses dalam melakukan apa yang
Anda rencanakan
E. Model Perencanaan Five-Stage
1. Stage-1. Mengembangkan Sebuah Pemikiran dan Philoshopy
Program
Stage 1 termasuk semua pemikiran dan koleksi data yang
berhubungan dengan filosofi dan pemikiran program. Termasuk informasi
tentang karakteristik dari lingkungan tempat bimbingan karir diterapkan
dan sumber daya yang berkomitmen untuk upaya tersebut. Perencanaan ini
juga termasuk pengembangan survey kebutuhan
Pada stage 1 konselor sebaiknya merumuskan pernyataan yang jelas
terhadap pertanyaan, kenapa bimbingan karir? Kenapa konseling karir?
Kenapa sistem pengembangan karir?
1. Penilaian Kebutuhan
Penilaian kebutuhan adalah alat untuk mengklarifikasi
perbedaan antara status saat ini dengan keadaan yang diinginkan
dari bimbingan karir. Seringkali digunakan untuk menentukan
prioritas kebutuhan individu dan kemudian menghubungkan
kebutuhan kepada penyediaan layanan seperti memberikan
konseling kejuruan kepada seseorang yang disability.
2. Konsep Kematangan Karir Sebagai Input Untuk Pendekatan
Stimulus
Tujuan paling umum ditemui dalam bimbingan karir adalah
kematangan karir dan adaptasi karir. Dalam hal ini setiap orang
akan mempunyai kematangan karir yang berbeda-beda.

6
Kematangan karir anak yang baru lulus SMA, mahasiswa tahun
ke dua, orang yang baru keluar dari tempat rehabilitasi itu
berbeda. Begitu juga dengan kematangan karir anak umur
sepuluh tahun, tujuh belas tahun dan seterusnya.
3. Pemikiran Program Untuk Perencanaan
1. Individu dapat dilengkapi dengan informasi yang akurat dan
relevan diterjemahkan ke dalam istilah tingkat pengembangan
personal dan tingkat kesiapan.
2. Individu bisa dibantu untuk merumuskan hipotesis tentang
dirinya, poin pilihan yang mungkin di masa depan, dan pilihan
yang tersedia untuk mereka.
3. Inidvidu bisa dibantu untuk mengembangkan cara yang cocok
untuk mencobakan hipotesis ini terhadap pengalaman baru dan
lama.
4. Individu dapat dibantu untuk mengetahui tentang apa yang
sudah mereka ketahui dari diri mereka dan apa yang akan
mereka pelajari di masa depan berkaitan dengan pendidikan
dan pekerjaan.
5. Individu bisa dibantu untuk melihat dirinya dalam proses dan
untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian yang akan
memperkenankan mereka untuk memanfaatkan proses ini
dalam cara yang positif, dan konstruktif.
6. Individu memperoleh perasaan kompetensi personal atau
kekuatan dari memahami diri dan kemampuan untuk memilih
dengan efektif.
2. Stage-2. Menentukan Tujuan Program dan Tujuan Perilaku
Tujuan Program adalah pernyataan umum dari tujuan program atau
keluaran. Tujuan program sebaiknya tidak dikaitkan dengan proses yang
akan mereka selesaikan tetapi berkonsentrasi pada hasil dan pencapaian.
Tujuan program harus merefleksikan filosofi, teori, dan asumsi pokok
program pada stage 1.

7
Tujuan perilaku jika dibandingkan dengan tujuan program adalah
ekspresi yang lebih spesifik dari perilaku. Penetapan dari pernyataan
ekspektasi sikap untuk murid atau klien yang mendasari tujuan program
adalah salah satu dari aspek tersulit dari perencanaan sistematis. Ini
mementingkan pembuatan pertimbangan nilai dari apa yang orang-orang
seharusnya bisa capai, dan ini membutuhkan penggambaran dalam istilah
perilaku. Outcome nya adalah apa yang bisa dilakukan individu.
Ada beberapa poin yang perlu ditegaskan
1. Spesifikasi dari tujuan program dan tujuan perilaku untuk siswa
atau klien sebaiknya tidak muncul dalam keadaan fakum. Arah
program ini sebaiknya mengalir dari sebuah kerangka konseptual
dan penilaian kebutuhan bersangkutan terhadap lingkungan
agency.
2. Tujuan perilaku menyediakan persediaan dari penekanan yang
mungkin bisa membantu seorang konselor dan konseli
menentukan masalah apa atau keahlian apa yang kurang yang
harus ditambah.
3. Tergantung pada form dimana tujuan perilaku ditulis, aktifitas
bimbingan karir untuk memfasilitasi mereka dan kriteria di mana
mereka mungkin dievaluasi bisa ditentukan.
3. Stage-3. Memilih Proses Program Alternatif
Masalah utama dalam perencanaan sistematis untuk bimbingan karir
muncul pada stage 1 dan stage 2 menentukan apa yang perlu,
mengembangkan kerangka konseptual untuk program, dan
menterjemahkan pandangan ke dalam program dan tujuan penerapan. Saat
arah program telah ditentukan, penting untuk mengidentifikasi proses yang
bisa memfasilitasi tujuan yang diidentifikasi.
Pertanyaan utama dalam memilih proses program dalam hubungan
baik ke tujuan program atau tujuan perilaku adalah apakah tujuan
perilaku? Pertanyaan kedua proses yang bagaimana yang bisa
memfasilitasi perilaku: konseling individu? Pengembangan karir grup?

8
Bekerja-belajar? Modifikasi perilaku? Klarifikasi nilai? Bermain peran?
Mungkin salah satu dari proses ini atau proses lain akan sangat berguna.
Bagaimanapu penting untuk memilih salah satu yang sepertinya paling
baik.
4. Stage-4. Mengembangkan Sebuah Desain Evaluasi
Evaluasi diartikan oleh Tantow (1970) pada dasarnya adalah usaha
untuk menentukan perubahan apa yang terjadi sebagai hasil dari program
perencanaan dengan membandingkan perubahan aktual dengan perubahan
yang diinginkan (tujuan) dan dengan mengidentifikasikan tingkatan
aktifitas mana yang bertanggung jawab atas perubahan.
Bukti apa yang akan kita terima jika tujuan dan tujuan perilaku
sudah ditemukan?
1. Tingkat pelajar, pegawai, atau kinerja klien oleh guru, orangtua,
konselor, atau majikan
2. Penilaian oleh ahli apakah tujuan telah dipenuhi.
3. Tindak lanjut pelajaran tentang bagaimana murid, pegawai, atau
rencana klien, menerapkan keahlian membuat keputusan,
membuat self-estimate setelah paparan bimbingan karir.
4. Skala pelajar atau sikap klien tentang diri mereka atau
penjelajahan karir atau pekerjaan.
5. Lembaran reaksi pekerja tentang perubahan dalam perilaku
siswa atau klien selama program bimbingan karir.
6. Mengobservasi pemahaman siswa atau klien dalam permainan
peran atau situasi actual.
7. Perubahan dalam kehadiran sekolah, bekerja tepat waktu, atau
indikasi kuantitif lain yang berhubungan dengan bimbingan
karir.
8. Memberi nilai pada instrument standar:
a. Assessment of Career Development
b. Career maturity inventory
c. Career Development Inventofy

9
d. Readiness for vocational Planning
e. Adult Career Concerns Survey
f. My Vocational Situation
Ada beberapa langkah logis dalam mengevaluasi proses atau produk.
1. Mengidentifikasi tujuan dan menentukan sasaran.
2. Memilih pengukuran kriteria
3. Membuat tingkatan performa atau standar.
4. Spesifikasi elemen program
5. Mendesain evaluasi.
6. Mengumpulkan data.
7. Analisa data
8. Interpreting data
9. Melaporkan dan menggunakan data
5. Stage-5 Milestones (Serangkaian Tahapan)
Langkah terakhir adalah tambahan setelah keempat stage di atas
telah dilaksanakan. Yaitu kerangka waktu untuk implementasi program
yang telah terncana.
Contoh:
15 February – mengembangkan inventory dari semua peralatan dan
sumber daya yang dibutuhkan untuk dipesan untuk program
bimbingan karir.
1 Maret – menyelesaikan semua pembelian untuk sumber daya dan
peralatan yang dibutuhkan. Mulai dari paket in-service untuk
dipresentasikan ke semua staff yang terkait dalam program
bimbingan karir.
15 Maret – membuat jadwal presentasi dalam proses program untuk
grup administrative dan direksi di bulan May
20 Maret - Identifikasi peralatan evaluasi yang dibutuhkan untuk
dibeli dan memesannya.
15 April – Menyelesaikan in-service package. Jadwal presentasi in-
service di awal Juni.

10
15 May – Menampilkan orientasi pada proses program untuk
administrator dan direksi.
15 Juni – menyelesaikan in-service staff bimbingan karir,
masyarakat representative, dan staff pembelajaran atau manajer garis
utama untuk tujuan, proses objedtives, dan desain evaluasi untuk
program bimbingan karir.
1 Juli – cek status sumberdaya dan peralatan yang dibeli. Tindak
lanjuti item yang hilang.
15 Juli - Cek ketersediaan dari alat evaluasi.
1 Agustus – menyusun informasi public untuk media masa dan
publikasi instruksional.
1-10 September – mengumpulkan baseline data dari bagaimana
perilaku siswa, klien, pegawai.
15 September – Implementasi Program.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa
perencanaan sistematis karir merupakan proses pencapaian tujuan karir
individu yang ditandai dengan adanya tujuan yang jelas setelah menyelesaikan
Pendidikan, cita-cita yang jelas terhadap pekerjaan, dorongan untuk maju
dalam Pendidikan dan pekerjaan yang dicita-citakan. Perencanaan sistematis
atau strategis dari program bimbingan karir terjadi dalam lima tahap. Ini
termasuk pengembangan filosofi program, menentujuan tujuan program dan
tujuan perilaku, memilih proses program alternatif, membuat porsedur
evaluasi dan mengidentifikasi milestones (serangkaian tahapan).

12
DAFTAR PUSTAKA

Herr, E.L and Cremer, S.H. 1992. Career and Counseling Through The Life Span.
Systematic Approach. New York: Harper Collins Publishers.
John, O.P., & Srivastava, S. (1999). The Big Five Trait Taxonomy: History,
measurement, and thereotical perspectives. New York: Guilford.
Mohamad Thayeb Manrihu. 1992. Pengantar Bimbingan Konseling Karir. Jakarta
: Bumi Aksara
Papalia D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2009). Human Development
(Perkembangan Manusia edisi 10 buku 2). (Penerj. Brian Marwensdy).
Jakarta: Salemba Humanika.
Prof. DR. A. Muhammad Yusuf. 2002. Kiat Sukses Dalam Karier. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Sukardi, Dewa Ketut. 1994. Bimbingan Karier di Dsekolah-sekolah. Jakarta:
Ghalia Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai