Anda di halaman 1dari 9

Kegiatan Belajar 4

Rangkaian Listrik Arus Searah (DC) Eko Solihin, S. Pd

Kompetensi Dasar:
3.4. Menganalisis teorema rangkaian listrik arus searah
4.4. Memeriksa rangkaian listrik arus searah.
Merupakan sebuah hukum dasar yang menyatakan hubungan antara arus
listrik yang dilambangkan dengan (I), tegangan yang dilambangkan (V),
dan hambatan yang dilambangkan (R).

Hukum Ohm pertama kali dikenalkan oleh fisikan Jerman yaitu Gerge
Simon Ohm pada tahun 1825.

Bunyi Hukum Ohm: Besar arus litrik yang mengalir melalui penghantar
atau konduktor akan berbanding lurus dengan potensial/tegangan yang
diterapkan kepadanya serta berbanding terbalik dengan hambatannya.

Rumus Hukum Ohm:

Ket: 𝑽 𝑽
V = beda potensial atau tegangan (V) V= I.R I= 𝑹=
𝑹 𝑰
I = Arus listrik (A)
R = Panjang konduktor (Ω)
Hukum ini diperkenalkan oleh ahli fisika jerman, Gustav Robert Kirchhoff (1845)

Hukum Kirchhoff 1

Hukum Kirchhoff 1 dikenal sebagai hukum percabangan (junction rule).

Hukum ini digunakan untuk rangkaian yang multisimpal yang mengandung titik
percabangan ketika arus mulai terbagi

Hukum Kirchhoff 1 menyatakan bahwa jumlah arus listrik yang masuk melalui
titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan jumlah arus yang
keluar melalui titik percabangan tersebut.
Hukum ini diperkenalkan oleh ahli fisika jerman, Gustav Robert Kirchhoff (1845)

Dari gambar rangkaian diketahui R1=2 Ω, R2=4 Ω, R3=6 Ω. Hukum Kirchhoff 2


Hitunglah besar kuat arus yang mengalir pada rangkaian
tersebut. Hukum Kirchhoff 2 menayatakan bahwa pada setiap rangkaian tertutup, jumlah
beda potensialnya harus sama dengan nol.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, terlebih dahulu


Hukum Kirchhoff 2 juga sering disebut sebagai hukum simpal (loop rule)
kita tentukan arah arus dan arah loop dalam rangkaian. Dalam
karena pada kenyataannya beda potensial di antara dua titik percabangan
hal ini, kita akan menentukan arah loop searah dengan arah
dalam satu rangkaian pada keadaan tunak adalah konstan.
jarum jam

E1
∑IR - ∑E = 0
IR1 - E1 + IR2 + IR3 + E2 =0 E1 = 9V

I ↑ I I (R1+R2+R3) + E2 - E1 =0
I (2+4+6) + 3-9 =0
12 I - 6 =0
I = 0,5A
E2 E2 = 3V
Teorema Substitusi
Aturan Teorema Superposisi
1. Suatu sumber tegangan yang tidak bekerja dan memiliki
tegangan nol. Artinya, dapat diganti dengan suatu hubungan Teorema substitusi dapat menyederhanakan
singkat (closed circuit)
2. Suatu sumber tegangan yang tidak bekerja dan meimiliki arus
nol, berarti dapat diganti dengan suatu hubungan terbuka
Suatu elemen dikatatan linier bila antara tegangan pada elemen itudan arus
(open circuit). Teorema superposisi sangat berguna untuk
yang disebabkan oleh tegangan tersebut mempunyai hubungan yang linear
menentukan besarnya respons dari suatu rangkaian apabila
bila dihubungkan pada elemen itu.
dihubungkan pada banyak sumber masukan.

Adapun suatu elemen dikatakan bilateral, nilai arus atau tegangan akan
mengalir secara bersamaan dan memiliki besar untuk kedua arah.
Sifat-sifat Teorema Superposisi
1. Berpatokan pada satu sumber tegangan, sumber tegangan (E)
yang lain dihubung singkat (short) atau jika pada arus listrik (I)
dalam rangkaian terbuka (open circuit).
2. Tidak berpengaruh dengan sumber tegangan
3. Besar I3 akan sama dengan I1/3 + I2/3 apabila searah.
4. Jika I1/2 > I2/2, maka I1/2 – I2/2 atau sebaliknya.
Teorema Substitusi

Teorema substitusi dapat menyederhanakan analisis suatu rangkaian dengan


mengubahanya menjadi 2 buah pada 1-port yang terhubung satu sama lain.

Dalam suatu rangkaian, suatu resisitor R yang dilalui arus I. Pada suatu
sumber tegangan V sebesar IR, dengan resistansi dalam adalah nol.
↓Iab
VS = IR
Jika pada komponeen pasifnya adalah sebuah resistor sebesar R, maka
sumber tengangan penggantinya bernilai Vs= I.R dengan tahanan dalam dari
sumber tegangan tersebut sama dengan nol.

Teorema Substitusi
Teorema Resiproksitas

k m k m
Riap rangkaian pasif yang bersifat linier, bila suatu sumber tegnagan V
yang duoasabg oada cabang k menghasilkan arus I1 = I pada cabang m,
maka bila sumber tegangan V tersebut dipindahkan ke cabang m, arus
I1 = I I2 = 1 yang mengalir pada cabang k adalah I2 = I.

Pada Rangkaian (a) sumber tegangan V dipasang pada cabang k, dan arus
pada cabang m adalah I1 = I. Adapun, pada rangkaian (b) sumber tegangan V
dipasang pada cabang m, dan arus pada cabang k adlaah I2 = I.

Rangkaian (a) Rangkaian (b)


Rangkuman
Contoh sumber arus listrik searah adalah baterai
seperti aki, elemen volta, dan panel surya. Selain dari
aki, sumber arus searah didapat juga melalui arus
bolak balik yang diubah menjadi arus searah, yaitu
dengan menggunakan Penyearah (rectifier)

Dalam tinjauan mikroskopik, sebuah benda dikatan


bermuatan listrik jika benda tersebut kelebihan atau
kekurangan elektron. Benda yang kelebihan elektron
akan bermuatan negatif, sedangkan benda yang
kekurangan elektron akan bermuatan positif

Jenis Elemen Pasif:


1. Resistor dan resistansi
2. Induktor dan induktansi
3. Kapasitor dan kapasistansi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai