Abstrak
Pada percobaan hukum-hukum dasar rangkaian dan
penerapannya, dilakukan 2 percobaan, yaitu percobaan mengenai
hukum Kirchoff tegangan dan arus, kemudian percobaan
penerapan hukum-hukum Kirchoff (persamaan mesh). Pada
percobaan yang dilakukan didapat bahwa nilai elemen hasil
pengukuran mendekati nilai elemen hasil perhitungan, baik itu
pada perhitungan dengan hukum kirchoff tegangan (KVL), hukum
kirchoff arus (KCL), maupun menggunakan persamaan mesh.
%error=
| R Baca |
R 1 Baca−R1 Ukur
×
100%
¿|390−382
390 |
×100 %
| |
Penyelesaian: I 1hitung −I 1Ukur
VS hitung:
×100 %
I 1 hitung
VS = V1 + V2 || V3 + V4 + V5 || V6 +||
V7 + V8
= 3,07 + 0,80 + 5,36 + 0,39 +
= |7,88−7,88
7,88 |
×100 %
=0%
2,37
Hasil perhitungan selanjutnya dapat
= 11,99 V
dilihat pada table berikut
% error VS:
Tabel 4.3 Tabel hasil perhitungan
%error =
|
v Hitung −V Ukur
V Hitung
×100%
| R
I hitung
(mA)
I ukur
(mA)
Error
(%)
| |
R1 7,88 7,88 0
11,99−12
¿ ×100 % R4 7,87 7,88 0,13
11,99
R8 7,88 7,88 0
¿ 0,08 %
Tabel 4.3 meyatakan bahwa R1, R4 dan
2. Hukum Kirchoff Arus R8 dihubungkan seri, oleh karena itu
Menghitung arus IR1, IR4 dan IR8 untuk pembuktian hukum Kirchoff arus
Diketahui : IR1 = 7,88 dihitung perbandingan nilai arus pada R 1,
IR2 = 1,18 R4 dan R8. Persentase error yang
IR3 = 6,70 didapatkan relatif kecil karena arus
IR4 = 7,88 hitung dengan arus ukur selisihnya cukup
IR5 = 3,28 rendah.
IR6 = 1,31
IR7 = 3,28
IR8 = 7,88
Ditanya :IR1, IR4 dan IR8 serta
%error?
Penyelesaian :
0
dapat disebabkan karena adanya human error.
390 680 120 680 120 300 120 300 Hubungan arus terhadap resistor yaitu
Resistor
berbanding terbalik, semakin besar nilai
resistor maka nilai hambatan semakin kecil.
Tegangan
Pada grafik di atas nilai arus cenderung
Grafik 4.1 Hubungan tegangan hitung konstan disebabkan karena dalam suatu
terhadap resisitor rangkaian tertutup arus masuk = arus yang
keluar. Hal ini sesuai dengan persamaan
Pada grafik di atas menjelaskan bahwa V = I x R.
nilai tegangan pada resistor ke-2 sama dengan 4. 2 PERCOBAAN RANGKAIAN
nilai tegangan pada resistor ke-3 begitu juga PARALEL
dengan nilai tegangan pada resistor ke-5, ke- 4.2.a Hasil dan Perhitungan
6, dan ke-7. Hal ini dikarenakan rangakaian Tabel 4.2 Hasil percobaan persamaan mesh
pada resistor tersebut terhubung secara Tahanan Ω Tegangan Arus
R
paralel. Hubungan antara tegangan dengan R baca R ukur (volt) (mA)
resistor dapat dilihat bahwa semakin besar R1 120 119 3.8 31,9
R2 120 119 3.2 26,9
nilai resistor maka nilai tegangan yang
R3 120 119 5.6 47,1
didapat juga semakin besar dan akan bernilai
R4 120 119 6.4 53,8
sama jika dihubungkan secara paralel. Hal ini R5 120 119 5.7 47,9
sesuai dengan persamaan R6 120 119 4.3 36,1
4.2.b Analisa
Hubungan Arus Hitung Terhadap 1. Menghitung mesh 1 dengan persamaan :
Resistor
7.88 7.87 7.88 - Vs + I1R1 + R2(I1-I2) =0
8
- 12 + I1120 + 120(I1-I2) =0
7
Arus
- 12 + 120I1 + 120I1-120I2 =0
6
390 680 120 - 12 + 240I1 - 120I2 =0
Resistor 240I1 - 120I2 = 12……(1)
2. Menghitung mesh 2 dengan persamaan :
Arus Hitung
R2(I2-I1) + R3I2 + R4(I2-I3) + R6I2 = 0
Grafik 4.2 Hubungan arus hitung terhadap 120(I2-I1)+120I2+120(I2-I3)+120I2 = 0
resistor -120I1 + 480I2 – 120I3 = 0……(2)
3. Menghitung mesh 3 dengan persamaan :
Pada grafik di atas menjelaskan bahwa R5I3 + R6I3 + R4(I3-I2) =0
perubahan nilai resistor tidak berpengaruh 120I3 + 120I3 + 120(I3-I2) =0
| |
= 59 mA
V ( 1 ) I 2 (1 ) I 3 ( 1 )
V ( 2 ) I 2 (2 ) I 3 ( 2 ) IR2 = I1 – I2
V ( 3) I 2( 3 ) I 3 ( 3) = 59 mA – 18 mA
I1 ¿
| |
= 41 mA
I 1 ( 1) I 2 ( 1) I 3 ( 1)
IR3 = I2
I 1 ( 2) I 2 ( 2) I 3 ( 2)
I 1 ( 3 ) I 2 ( 3 ) I 3 (3 ) = 18 mA
IR4 = I2 – I3
I1
= 18 mA – 6 mA
| | |
12 −120 0 12 −120 = 12 mA
0 480 −120 0 480
IR5 = I3
0 −120 360 0 −120
¿
| | |
= 6 mA
240 −120 0 240 −120
−120 480 −120 −120 480 IR6 = I2
0 −120 360 0 −120 = 18 mA
IR7 = I3
1900800
I1 ¿ = 6 mA
32832000
8. Menghitung nilai tegangan di masing –
I1 ¿ 0,059 A
masing resistor :
I1 ¿ 59 mA
VR1 = IR1.R1
5. Substitusi nilai I1 ¿ 0,0625 A ke
= 59 mA. 120 Ω
persamaan (1)
= 7,08 V
240I1 - 120I2 = 12
VR2 = IR2.R2
240(0,059) - 120I2 = 12
= 41 mA. 120 Ω
14,16 - 120I2 = 12
= 4,92 V
14,16−12
I2 = VR3 = IR3.R3
120
= 18 mA. 120 Ω
I2 = 0,018 A
= 2,16 V
I2 = 18 mA
VR4 = IR4.R4
6. Substitusi nilai I2 = 0,018 A ke
= 12 mA. 120 Ω
persamaan (2)
= 1,44 V
- 120I2 + 360I3 =0
VR5 = IR5.R5
- 120(0,018) + 360I3 =0
= 6 mA. 120 Ω
- 2,16 + 360I3 =0
= 0,72 V
2,16
I3 = VR6 = IR6.R6
360
= 18 mA. 120 Ω
I3 = 0,006 A
= 2,16 V
Arus (mA)
| |
40 41
I hitung−I ukur
%Error = x 100 % 20 18
12
18
I hitung 0
6 6
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7
= |
59−31,9
59
x 100 % | Resistansi (Ω)
Arus Hitung
= 45,9 %
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat
pada tabel berikut : bahwa nilai arus hitung fluktuatif pada tiap
resistor. Pada R3 dan R6 nilai arusnya sama,
R V V I I Error begitu juga dengan R5 dan R7, hal ini terjadi
R ukur ukur hitung ukur hitung I
karena resistor tersebut dihubung secara seri
Ω (volt) (volt) (mA) (mA) (%)
dalam satu loop.
R1 119 3.8 7.08 31,9 59 45,9
R2 119 3.2 4.92 26,9 41 34,4
R3 119 5.6 2.16 47 18 161,7
Grafik Hubungan Tegangan Hi-
R4 119 6.4 1.44 53,7 12 347,5 tung terhadap Resistansi
R5 119 5.7 0.72 47,9 6 698
8
7.08
R6 119 4.3 2.16 36,1 18 100,5 6
Tegangan(V)
5. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Hayt, William. 2005. Rangkaian Listrik I
Jilid 6. Jakarta: Erlangga