Anggota Kelompok 2 :
Jika konduktor mempunyai luas penampang A yang merata, maka persamaan arus
itu menjadi
Di sini kita harus memperhatikan referensi arah arus. Bila arus yang menuju
simpul diberi tanda positif, maka arus yang meninggalkan simpul diberi tanda
negatif (atau sebaliknya bila arus yang meninggalkan bertanda positif, arus
yang menuju simpul bertanda negatif). Perlu diingat bahwa arah arus di sini
adalah arah referensi dan bukan arah arus sebenarnya.
Hukum Arus Kirchhoff merupakan pernyataan prinsip konservasi muatan.
Jumlah elektron per detik yang datang dan yang pergi haruslah sama, di titik
manapun dalam rangkaian. Oleh karena itu jumlah arus di suatu simpul harus
nol. Jika tidak, akan terjadi penumpukan muatan di simpul tersebut yang
menurut hukum Coulomb akan terjadi “ledakan muatan”; tetapi hal d emikian
tidak pernah terjadi.
2) Hukum Tegangan Kirchhoff
Hukum Kirchhoff yang kedua ini menyatakan bahwa :
dengan iXY adalah arus yang mengalir dari X ke Y, vX dan vY masing-masing adalah
tegangan simpul X dan simpul Y. Sementara itu persyaratan rangkaian, yaitu hukum arus
Kirchhoff (HAK), juga harus dipenuhi. Oleh karena itu untuk suatu simpul M yang
terhubung ke k titik simpul lain melalui konduktansi Gi (i = 1 sampai k), berlaku
Rangkaian 2
50 Ω 40 Ω 40 Ω
40 Ω
50 Ω 50 Ω
E. Hasil Praktikum
B
1
B
2
D
F. Hasil Perhitungan
Simpul A terhubung ke simpul referensi melalui sumber tegangan. Dengan
demikian simpul A merupakan simpul terikat yang nilai tegangannya
ditentukan oleh sumber tegangan, yaitu 30 V. Persamaan tegangan simpul
yang dapat kita peroleh adalah:
Rangkaian B 10 V 10 V
C 5V 5V
1
D 2,5 V 2,5 V
A 30 V 30 V
ARUS
SIMPUL
Manual Multimeter EWB
A I1 1A 1A
I2 500 mA 500 mA
B
I3 500 mA 500 mA
Rangkaian
I4 250 mA 250 mA
1 C
I5 250 mA 250 mA
D I6 250 mA 250 mA
A I1 378,3 mA 378,3 mA
I2 221,7 mA 221,7 mA
B
I3 156,6 mA 156,6 mA
Rangkaian
I4 96,38 mA 96,38 mA
2 C
I5 60,24 mA 60,24 mA
D I6 60,24 mA 60,24 mA
Hasil perhitungan rangkaian 1 secara Manual
20Ω 10Ω
Hasil perhitungan rangkaian 2 secara Manual
Hasil perhitungan rangkaian 1 secara EWB
Tegangan
Arus
Hasil perhitungan rangkaian 2 secara EWB
Tegangan
Arus
Kesimpulan:
Dapat kita simpulkan bahwa kita bisa menggunakan aplikasi EWB, menghitung secara manual atau juga
menggunakan multimeter untuk menghitung rangkaian dalam modul praktikum rangkaian listrik. Pada
laporan modul yang kita kerjakan hanya menggunakan aplikasi EWB dan menghitung secara manual
untuk rangkaian 1 dan rangkaian 2. Untuk menghitung secara manual kita harus menentukan simpul
referensi terlebih dahulu, pada rangkaian 1 dan rangkaian 2 simpul referensi tersebut terhubung dengan
simpul A melalui sumber tegangan. Maka nilai tegangan simpul A = sumber tegangan. Kemudian di ubah
menjadi persamaan tegangan simpul lalu mengubahnya dalam bentuk matriks dan disederhanakan dengan
eliminasi gauss sehingga diperoleh nilai tegangan simpulnya dan arus cabang dapat dihitung dengan
menggunakan rumus I = V/R. Untuk memastikan jawaban kita sudah benar kita bisa juga membandingkan
perhitungan antara EWB dan perhitungan yang manual. Sehingga dari hasil perbadingan antara EWB dan
hitung manual yang kita lakukan menunjukan nilai tegangan dan nilai arus yang diperoleh adalah sama.