Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA UMUM

“RANGKAIAN KIRCHHOFF DAN THEVENIN”

DISUSUN OLEH :
Nama : Nur Ihsanudin
NIM : 022300013
Prodi : Elektronika Instrumentasi
Rekan Kerja :
Noor Fatih Farahat Parvez (022300012)
Siti Azizah Lubis (022300014)

Dosen Pengampu : Ayu Jati Puspitasari, M.Si

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


SEMESTER GANJIL 2023/2024

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA


BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rangkaian listrik adalah serangkaian elemen listrik yang disusun secara
terbuka/tertutup agar electron dapat mengalir dari sumber tegangan ke seluruh elemen
rangkaian (Haris, Abdul. 2007 Dasar-Dasar Elektronika I). dapat disimpulkan jika
rangkaian listrik merupakan susunan beberapa komponen elektronika yang bertujuan untuk
mengalirkan arus dari sumber tegangan/arus.
Rangkaian listrik diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu rangkaian listrik terbuka
dan rangkaian listrik tertutup (Giancoli, 2001: 65-66). Rangkaian terbuka adalah rangkaian
listrik yang tidak/belum dihubungkan dengan sumber tegangan seperti pada Gambar 1.
Sedangkan rangkaian tertutup adalah rangkaian yang telah dihubungkan dengan sumber
tegangan sehingga arus listrik akan mengalir. Rangkaian listrik tertutup ditunjukan pada
Gambar 1.

Gambar 1. Klasifikasi Rangkaian Listrik

Hukum kirchhoff adalah salah satu hukum dalam elektronika yang digunakan untuk
menganalisis arus maupun tegangan pada suatu rangkaian listrik. Hukum kirchhoff terdiri
atas dua bagian yaitu hukum kirchhoff satu dan hukum kirchhoff dua. Hukum kirchhoff
satu digunakan untuk menganalisis arus pada rangkaian sedangkan hukum kirchhoff dua
untuk menganalisisi tegangan pada suatu rangkaian listrik.
Dalam suatu alat elektonik pastinya terdapat banyak sekali rangkaian komponen
listrik di dalamnya. Rangkaian listrik yang banyak akan bersifat kompleks yang
menyebabkan kita kesusahan dalam menganalisa rangkaian tersebut. Teori thevenin adalah
teori dalam elektronika yang digunakan untuk menyederhanakan rangkaian kompleks
menjadi lebih sederhana dengan cara tegangan pengganti serta hambatan pengganti.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori hukum kirchhoff tegangan, hukum kirchhoff arus, dan konsep
metode analisis rangkaian thevenin?
2. Bagaimana pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian seri dan paralel?
3. Bagaimana perbandingan hasil pengukuran dan perhitungan secara teori hukum
kirchhoff dan teori thevenin?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui konsep teori hukum kirchhoff tegangan, hukum kirchhoff arus, dan
konsep metode analisis rangkaian thevenin.
2. Mengetahui cara pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian seri dan paralel.
3. Mengetahui perbandingan hasil pengukuran dan perhitungan secara teori hukum
kirchhoff dan teori thevenin.
1.4. Manfaat
Dengan melakukan praktikum rangkaian kirchhoff dan thevenin kita dapat
menganalisa arus maupun tegangan pada suatu rangkaian listrik. Dengan hukum kirchhoff
perhitungan arus pada rangkaian paralel lebih mudah dan akurat, sedangkan pada rangkaian
seri perhitungan tegangan pada setiap hambatan lebih mudah. Selain hukum kirchhoff,
teori thevenin memudahkan kita untuk menganalisis rangkaian kompleks dengan
mengubahnya menjadi rangkaian sederhana. Dengan rangkaian yang lebih sederhana maka
komponen yang digunakan lebih sedikit sehingga ukuran pada alat elektronik bisa lebih
kecil.
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Hukum Kirchhoff


Hukum kirchhoff adalah hukum yang berhubungan dengan arus dan beda
potensial/tegangan dalam rangkaian listrik tertutup. Hukum kirchhoff pertama kali
dikenalkan oleh fisikawan asal jerman yang bernama Gustav Robert Kirchhoff (1824-
1887) pada tahun 1845. Hukum kirchhoff terdiri dari dua bagian yaitu hukum I kirchhoff
(KCL) dan hukum II kirchhoff (KVL).
1. Hukum I Kirchhoff
Hukum I Kirchhoff atau Kirchhoff’s current law (KCL) merupakan hukum
percabangan karena ketika rangkaian memiliki titik-titik percabangan arus akan
terbagi. Pada titik percabangan, jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus
yang keluar dari titik tersebut. Sesuai hukum kirchhoff yang berbunyi “Jumlah kuat
arus pada titik simpul atau titik percabangan adalah nol.” Yang dinyatakan dengan
persamaan :
𝑁

∑ 𝑖𝑛 = 0 (𝟏)
𝑛=1

N adalah jumlah cabang yang terkoneksi pada titik percabangan (node) dan 𝑖𝑛
adalah arus ke-n yang masuk/keluar dari titik percabangan. Hukum kirchhoff I dapat
diilustrasikan :

Gambar 2. Arus Pada Titik Percabangan (Node)

Berdasarkan Persamaan (1) maka jumlah arus pada Gambar 2. adalah nol.
Arus yang masuk ke titik percabangan dimisalkan memiliki tanda positif dan arus
yang keluar memiliki tanda negatif sehingga persamaannya adalah :
𝑖1 + (−𝑖2 ) + 𝑖3 + 𝑖4 + (−𝑖5 ) = 0
𝑖1 + 𝑖3 + 𝑖4 = 𝑖2 + 𝑖5
𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (2)
2. Hukum II Kirchhoff
Hukum II kirchhoff atau Kirchhoff’s voltage law (KVL) merupakan hukum
konservasi energi dalam suatu rangkaian tertutup atau loop. Beda potensial/
tegangan di antara dua titik percabangan nilainya adalah sama. Hukum II
kirchhoff menyatakan “jumlah aljabar seluruh beda potensial/tegangan pada
rangkaian tertutup atau loop adalah nol” dinyatakan dengan persamaan :
𝑀

∑ 𝑉𝑚 = 0 (𝟑)
𝑚=1

Dengan M adalah jumlah tegangan pada suatu rangkaian tertutup/loop dan


𝑉𝑚 adalah tegangan ke-m. Pada rangkaian dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Beberapa Tegangan Pada Rangkaian Tertutup

Sesuai dengan Persamaan (3) maka jumlah tegangan pada rangkaian diatas adalah
nol.
(−𝑉1 ) + 𝑉2 + 𝑉3 + (−𝑉4 ) + 𝑉5 = 0
𝑉2 + 𝑉3 + 𝑉5 = 𝑉1 + 𝑉4

∑ 𝑬 + ∑ 𝑰𝑹 = 𝟎 (𝟒)

2.2. Teori Thevenin


Teori thevenin adalah teori yang digunakan untuk mengubah rangkaian listrik yang
ditemukan oleh insinyur asal prancis bernama M.L Thevenin. Teori thevenin digunakan
untuk menyederhanakan rangkaian kompleks menjadi rangkaian yang lebih sederhana.
Teori Thevenin bebunyi “setiap rangkaian linier yang terdiri dari berbagai tegangan dan
resistor bisa diganti dengan satu tegangan tunggal dan satu resistor yang dirangkai seri
dengan sumber tegangan tersebut.”

Gambar 4. Rangkaian Kompleks dan Rangkaian Thevenin

Pada Gambar 4. bagian kiri merupakan rangkaian kompleks yang masih memiliki
3 resistor. Untuk menjadikannya lebih sederhana kita mengganti ketiga resistor dengan
satu resistor pengganti yang nantinya dirangkai seri dengan sumber tegangan pengganti.
Untuk mencari resistor pengganti dapat dicari menggunakan persamaan :
𝑅 ×𝑅
𝑅𝑡ℎ = (𝑅1 +𝑅3 ) + 𝑅2 (5)
1 3

Untuk mencari sumber tegangan pengganti, kita perlu membuka rangkaian 𝑅𝐿 atau
dihubung singkatkan lalu diukur tegangan antara A dan B. selain dengan pengukuran
sumber tegangan pengganti dapat dicari menggunakan persamaan :
𝑅3
𝑉𝑡ℎ = 𝑅 ×𝐸 (6)
1 +𝑅3

Setelah ditentukan resistor pengganti dan sumber tegangan pengganti dirangkai


seperti pada Gambar 4. bagian kanan atau rangkaian Thevenin. Arus yang mengalir pada
rangkaian thevenin adalah 𝐼𝐿 dapat dicari menggunakan persamaan :
𝑉𝑡ℎ
𝐼𝐿 = 𝑅 (7)
𝑡ℎ +𝑅𝐿
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan alat dan bahan berupa multimeter,
power supply DC, resistor, resistor variabel, project board, dan kabel penghubung.
3.2. Langkah Kerja
3.2.1. Hukum Arus Kirchoff (KCL)
Langkah pertama yang harus dilakukan praktikan dalam percobaan hukum
arus kirchoff adalah membuat rangkaian listrik seperti pada Gambar 5. dengan R1
= 220Ω dan R2 = 330Ω ; R3 = 470Ω, dan saklar S dalam posisi terbuka.

Gambar 5. Rangkaian Percobaan Arus Kirchoff

Setelah rangkaian selesai, tutup saklar S dan atur power supply hingga
keluarannya 2 Volt. Amati arus yang mengalir pada masing-masing amperemeter.
Ulangi percobaan dengan tegangan 4V, 6V, dan 9V. Catat hasil pengukuran pada
Tabel 1.
3.2.2. Hukum Tegangan Kirchoff (KVL)
Langkah pertama yang harus dilakukan praktikan dalam percobaan hukum
tegangan kirchoff adalah membuat rangkaian listrik seperti pada Gambar 6.
dengan saklar S dalam posisi terbuka.
Gambar 6. Rangkaian Percobaan Tegangan Kirchoff

Setelah rangkaian selesai, tutup saklar S dan atur keluaran power sebesar 4V.
Amati hasil pengukuran pada amperemeter dan voltmeter pada tiap ujung-ujung
tahanan serta ujung amperemeter. Ulangi langkah percobaan dengan tegangan
keluaran 6V, 9V, dan 12V. Catat hasil pengukuran pada Tabel 3.

3.2.3. Teori Thevenin


Pada percobaan teori thevenin, pertama praktikan membuat rangkaian seperti
pada Gambar 7. Setelah selesai merangkai tutup saklar S dan atur tegangan E = 30
Volt, kemudian catat besar arus yang lewat RL, untuk harga-harga RL : 470Ω; 1kΩ;
1,8 kΩ; dan 3 kΩ.

Gambar 7. Rangkaian Kompleks

Kemudian RL dihubung pendekkan, catat besar arus hasil pengukuran pada


amperemeter (𝐼0 ). Buka Saklar S dan lepaskan hubungan ke amperemeter dan RL,
sehingga rangkaian menjadi seperti Gambar 8. Tutup saklar S, ukur tegangan 𝑉𝑋𝑌
= Vo dengan multimeter.
Gambar 8. Rangkaian Thevenin Pengukuran 𝑽𝑿𝒀

Lepaskan semua rangkaian, Atur sumber tegangan sebesar 𝑉𝑋𝑌 (𝑉0) dan
tentukan tahanan R thevenin (𝑅𝑡ℎ ) yang besarnya adalah R thevenin = 𝑉0⁄𝐼0 . Susun
kembali rangkaian baru seperti Gambar 9.

Gambar 9. Rangkaian Ekivalen Thevenin

Catat besar arus yang terukur pada multimeter untuk beban RL = 470Ω, 1kΩ,
1,8 kΩ dan 3kΩ. Bandingkan hasil-hasil ini dengan hasil pengukuran arus pada
rangkaian kompleks.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data dan Perhitungan


4.1.1. Hukum Arus Kirchoff (KCL)
Setelah dilakukan pengukuran arus yang mengalir pada setiap resistor 220Ω,
330Ω, dan 470Ω dengan variasi sumber tegangan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Data Pengukuran Arus Hukum Arus Kirchoff

𝑽𝑫𝑪 Power Supply 2V 4V 6V 9V


𝑰𝑹𝟏 (mA) 8,12 16,28 23,43 38,14
𝑰𝑹𝟐 (mA) 5,37 10,78 15,54 25,23
𝑰𝑹𝟑 (mA) 3,75 7,51 10,82 17,50
I (mA) 17,32 34,68 50 80,9
∑𝑰
17,24 34,57 49,79 80,87
(𝑰𝑹𝟏 + 𝑰𝑹𝟐 + 𝑰𝑹𝟑 )

Dengan menggunakan Persamaan 𝑽 = 𝑰 × 𝑹 , maka dapat dicari nilai kuat


arus teori yang mengalir pada setiap hambatan :
Tabel 2. Kuat Arus Teori

𝑽𝑫𝑪 Power Supply 2V 4V 6V 9V


𝑉 2
𝐼= =
𝑰𝟐𝟐𝟎Ω 𝑅 220 18 mA 28 mA 40 mA
= 9 𝑚𝐴
𝑰𝟑𝟑𝟎Ω 𝑉 2
𝐼= =
𝑅 330 12 mA 18 mA 27 mA
= 6 𝑚𝐴
𝑰𝟒𝟕𝟎Ω 𝑉 2
𝐼= =
𝑅 470 8 mA 12 mA 19 mA
= 4 𝑚𝐴
𝑅𝑡0𝑡𝑎𝑙 = 103
𝑉 2
I 𝐼= = 38 mA 58 mA 86 mA
𝑅 103
= 19 𝑚𝐴
9 𝑚𝐴 + 6 𝑚𝐴
∑𝑰
+ 4 𝑚𝐴 38 mA 58 mA 86 mA
(𝑰𝑹𝟏 + 𝑰𝑹𝟐 + 𝑰𝑹𝟑 )
= 19 𝑚𝐴

4.1.2. Hukum Tegangan Kirchoff


Setelah dilakukan pengukuran tegangan pada setiap resistor 𝑅1 =220Ω,
𝑅2 =330Ω, dan 𝑅3 =470Ω dengan variasi sumber tegangan diperoleh data
sebagai berikut :

Tabel 3. Data Pengukuran Tegangan Hukum Tegangan Kirchoff

𝑽𝑫𝑪 Power Supply 2V 6V 9V 12V


𝑽𝑹𝟏 0,405 1,243 1,865 2,492
𝑽𝑹𝟐 0,620 1,901 2,852 3,809
𝑽𝑹𝟑 0,888 2,724 4,09 5,46
I (mA) 1,92 5,9 8,86 11,87
∑𝑽
1,913 5,868 8,807 11,76
(𝑽𝑹𝟏 + 𝑽𝑹𝟐 + 𝑽𝑹𝟑 )

Dengan menggunakan Persamaan 𝑽 = 𝑰 × 𝑹 , maka dapat dicari nilai Tegangan


teori yang mengalir pada setiap hambatan ;

Tabel 4. Tegangan Teori

𝑽𝑫𝑪 Power Supply 2V 6V 9V 12V


𝑉 =𝐼×𝑅
𝑽𝑹𝟏 = 0,0019 1,3 V 1,76 V 2,42 V
× 220 ≈ 0,41 𝑉
𝑽𝑹𝟐 𝑉 =𝐼×𝑅
= 0,0019 1,9 V 2,64 V 3,63 V
× 330 ≈ 0,62 𝑉
𝑽𝑹𝟑 𝑉 =𝐼×𝑅
= 0,0019 2,8 V 3,76 V 5,17 V
× 470 ≈ 0,89 𝑉
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1020Ω
2
I (A) 𝐼= 0,006 A 0,008 A 0,011 A
1020
≈ 0,0019𝐴
0,41 + 0,62
∑𝑽
+ 0,89 6V 8,16 V 11,22
(𝑽𝑹𝟏 + 𝑽𝑹𝟐 + 𝑽𝑹𝟑 )
= 1,92 𝑉

4.1.3. Percobaan Thevenin


Setelah dilakukan percobaan teori thevenin diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5. Data Pengukuran Percobaan Thevenin

𝑰𝑳 𝑰𝑳
𝑹𝑳 E (V) Kompleks 𝑰𝟎 (mA) 𝑽𝟎 (V) 𝑹𝒕𝒉 (Ω) Thevenin
(mA) (mA)
470Ω 4,48 𝑉0 3,87
𝑅𝑡ℎ =
1 kΩ 3,44 𝐼0 2,86
30 5,97 7,87 7,87
1,8 kΩ 2,55 = 2,34
0,00597
3 kΩ 1,82 ≈ 1,3 𝑘Ω 1,611

Dengan menggunakan Persamaan (5) dan (6) dapat dicari nilai 𝑅𝑡ℎ dan 𝑉𝑡ℎ
teori sebagai berikut :
𝑅 ×𝑅
a. 𝑅𝑡ℎ = (𝑅1+𝑅3 ) + 𝑅2
1 3

3300 × 1200
𝑅𝑡ℎ = ( ) + 470 = 1350Ω = 1,35 𝑘Ω
3300 + 1200
𝑅3
b. 𝑉𝑡ℎ = 𝑅 ×𝐸
1 +𝑅3

1200
𝑉𝑡ℎ = 3300+1200 × 30 = 8𝑉

Sehingga arus yang mengalir pada 𝑅𝐿 dengan Persamaan (7) adalah :


Tabel 6. Arus Thevenin teori

𝑹𝑳 𝑹𝒕𝒉 𝑽𝒕𝒉 𝑰𝑳 (mA)


8
470Ω 1,35 kΩ 8V 𝐼𝐿 = = 4,3 𝑚𝐴
1350 + 470
8
1 kΩ 𝐼𝐿 = = 3,4 𝑚𝐴
1350 + 1000
8
1,8 kΩ 𝐼𝐿 = = 2,5 𝑚𝐴
1350 + 1800
8
3 kΩ 𝐼𝐿 = = 1,8 𝑚𝐴
1350 + 3000

4.2. Pembahasan
4.2.1. Hukum Arus Kirchhoff (KCL)
Pada percobaan percobaan pertama membuktikan teori hukum arus kirchhoff,
percobaan dilakukan menggunakan 3 buah resistor, masing-masing 220Ω, 330Ω,
dan 470Ω. Percobaan dilakukan dengan memvariasikan tegangan sumber dari 2V,
4V, 6V, dan 9V. Pada percobaan ini rangkaian resistor yang digunakan adalah
rangkaian paralel, sehingga jumlah arus yang mengalir pada setiap resistor besarnya
berbeda namun tegangannya sama. Setelah dilakukan pengukuran arus pada setiap
resistor diperoleh data pada Tabel 1.
Dari hasil pengukuran, diperoleh nilai arus yang mengalir pada setiap
percabangan resistor jika dijumlahkan hasilnya mendekati jumlah arus yang
mengalir sebelum percabangan resistor, namun arus yang memasuki titik
percabangan hasilnya tidak tepat sama dengan jumlah arus yang mengalir setelah
titik percabangan. Mungkin hal ini disebabkan karena adanya hambatan dalam pada
kabel maupun alat pengukuran ssehingga terjadi penurunan arus. Namun hal ini
sudah sesuai teori bahwa arus yang masuk pada node/ titik percabangan jumlahnya
sama dengan arus yang keluar dari node/titik percabangan.
Jika hasil pengukuran dibandingkan dengan hasil perhitungan teori, terdapat
sedikit perbedaan mengingat hasil pengukuran terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi seperti hambatan kawat, hambatan dalam multimeter dan faktor
lainnya.
4.2.2. Hukum Tegangan Kirchhoff (KVL)
Pada percobaan kedua, masih digunakan tiga resistor yang sama yaitu 220Ω,
330Ω, dan 470Ω. Pada percobaan tegangan kirchhoff resistor dirangkai secara seri
sehingga arus yang mengalir pada setiap resistor besarnya sama dan tegangannya
berbeda. Percobaan dilakukan dengan tegangan 2V, 6V, 9V, dan 12V. Setelah
dilakukan percobaan diperoleh data pada Tabel 3.
Dari data hasil pengukuran, tegangan pada setiap resistor besarnya beda. Jika
tegangan pada setiap resistor dijumlahkan hasilnya mendekati besar tegangan
sumber. Jika dibandingkan dengan perhitungan secara teori, jumlah tegangan di
setiap resistor hasilnya mendekati tegangan sumber bahkan samadengan tegangan
sumber. Hal ini sesuai dengan teori hukum II kirchhoff dimana jumlah beda
potensial pada suatu rangkaian tertutup adalah nol. Perbedaan jumlah tegangan
pada setiap resistor dengan tegangan sumber dikarenakan adanya hambatan dalam
resistor maupun alat ukur sehingga dapat mempengaruhi nilai pengukuran.
4.2.3. Teori Thevenin
Percobaan terakhir adalah percobaan rangkaian thevenin, dalam percobaan
ini praktikan menyederhanakan rangkaian kompleks yang memiliki banyak resistor
menjadi rangkaian yang lebih sederhana. Untuk menyederhanakan rangkaian perlu
dicari nilai resistansi pengganti dan sumber tegangan pengganti. Resistor pengganti
dirangkai seri dengan sumber tegangan pengganti. Sumber tegangan pengganti
dapat ditentukan dengan menghubung singkatkan dan diukur dengan voltmeter.
Setelah dilakukan percobaan diperoleh data pada Tabel 5. Dari tabel tersebut dapat
dilihat arus saat rangkaian kompleks dan rangkaian thevenin memiliki sedikit
perbedaan. Hal ini dikarenakan mengubanh rangkaian akan mengubah komponen
sehingga hambatan dalamnya berbeda. Seharusnya dengan rangkaian thevenin
tudak akan mempengaruhi nilai arus yang mengalir atau masih sama seperti saat
masih rangkaian kompleks.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Hukum kirchhoff adalah salah satu hukum dalam elektronika yang digunakan untuk
menganalisis arus maupun tegangan pada suatu rangkaian listrik.
2. Hukum kirchhoff I menyatakan bahwa jumlah arus yang masuk pada suatu titik
percabangan/node sama dengan jumlah arus yang keluar dari node tersebut.
3. Hukum kirchhoff II menyatakan bahwa pada rangkaian tertutup atau loop jumlah
beda potensialnya adalah nol.
4. Teori thevenin menyatakan bahwa rangkaian yang terdiri dari berbagai sumber
tegangan dan resistor dapat diganti dengan sumber tegangan pengganti dan resistor
pengganti yang dirangkai seri.
5. Teori thevenin digunakan untuk menyederhanakan rangkaian kompleks.
6. Pada rangkaian thevenin, jumlah arus pada 𝑅𝐿 sama dengan jumlah arus 𝑅𝐿 saat masih
rangkaian kompleks.
7. Pada percobaan kali ini diperoleh perbedaan hasil pengukuran dengan teori
dikarenakan adanya hambatan dalam komponen elektronika maupun alat pengukuran
yang mempengaruhi hasil pengkuran. Tetapi hasil percobaan masih bisa diterima
sesuai dengan teori yang ada.
5.2. Saran

1. Praktikan harus mempelajari materi praktikum sebelum praktikum dilaksanakan.


2. Praktikan harus mengikuti semua langkah kerja yang dianjurkan agar tidak terjadi
kesalahan yang seharusnya tidak ada.
3. Praktikan harus mengkalibrasi alat ukur sebelum menggunakannya.
4. Praktikan harus teliti dalam membaca alat ukur selama pengukuran/pengambilan
data.
5. Praktikan harus teliti dalam perhitungan data hasil percobaan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari dkk. (2023). Petunjuk Praktikum Fisika Umum. Rangkaian Kirchhoff dan Thevenin
52-60.
Wikielektronika. 19 Oktober 2023. Rangkaian Listrik. Wikielektronika.com. Diakses pada 20
November 2023, dari √ Rangkaian Listrik: Definisi, Gambar, Jenis, Rumus, Skema
(wikielektronika.com)

Kho, Dickson. Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchoff. teknikelektronika.com. Diakses pada 20
November 2023, dari Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhoff (teknikelektronika.com)
Avero, Faruk. Hukum Kirchhoff. www.studiobelajar.com. Diakses pada 21 November 2023,
dari Hukum Kirchhoff - Pengertian, Rumus, Contoh Soal (studiobelajar.com)
Rezekibarokah. 4 Mei 2021. Pengertian Teorema Thevenin dan Cara Perhitungannya.
Rezekibarokah.com. Diakses pada 22 November 2023, dari Teorema Thevenin -
Pengertian, Bunyi dan Cara Perhitungannya (rezekibarokah.com)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai