FISIKA DASAR II
“Rangkaian Kirchhoff dan Thevenin”
Disusun Oleh :
Ira Palupi
022000021
Rangkaian listrik biasanya terdiri atas banyak hubungan sehingga akan terdapat banyak
cabang dan titik simpul. Yang dimaksud dengan titik simpul, ialah titik pertemuan dua cabang
atau lebih. Maka dalam penyelesaian masalah rangkaian listrik yang terdapat banyak cabang
digunakanlah Hukum Kirchhoff. Hukum ini mengatur tentang jalannya arus dan jumlah
tegangan dalam suatu rangkaian arus listrik yang memiliki lebih dari satu sumber gaya gerak
listrik yang berbeda kekuatannya. Secara historis, analisis Hukum Kirchhoff berdasarkan
hubungan gaya dengan arus listrik, dan resistor (Ω) menghubungkan tegangan serta arus.
(Gustav Robert Kirchhoff, 1824-1887).
Selain rangkaian kirchhoff, dalam ilmu elektronika terdapat pula rangkaian Thevenin.
Pada rangkaian thevenin, menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu, kecuali
beban dapat diganti dengan sirkuit yang hanya mengandung satu sumber tegangan
listrik independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara seri. Sedangkan pada
rangkaian pengganti Thevenin, tahanan beban merasakan sebuah tahanan sumber yang
terhubung seri dengan sebuah sumber tegangan. Tegangan Thevenin adalah tegangan yang
tampak pada terminal-teminal beban bila tekanan beban dilepaskan. Tegangan thevenin biasa
disebut dengan tegangan rangkaian terbuka (Malvino, 2003).
Sehingga, untuk menghitung arus pada suatu rangkaian atau hambatan pada setiap nilai
tahanan R, yaitu dengan mengombinasikan secara seri dan parallel tahanan-tahanan tersebut
untuk mendapatkan tahanan total yang dirasakan oleh sumber tegangan. Kemudian untuk
menghitung arus total yang bekerja ke arah beban yaitu dengan membagi-bagi arus hingga
akhirnya diperoleh arus beban dan bias diselesaiakan dengan pesamaan simulasi dari loop
Kirchhoff.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Hukum Kirchhoff pertama kali dikenalkan oleh ahli Fisika dari Jerman, Gustav
Robert Kirchhoff (1824-1887). Hukum Kirchhoff dikenal dengan Kirchhoff’s current law
(KCL) dan Kirchhoff’s voltage law (KVL)s.
𝑁
∑ i𝑛 = 0 (1)
𝑛=1
Dimana N merupakan jumlah cabang yang terkoneksi pada titik node dan in adalah
arus ke n yang masuk (atau keluar) dari titik node.
Arus yang masuk menuju titik simpul dimisalkan dengan tanda positif, sedangkan
arus yang keluar dari titik simpul dimisalkan dengan tanda negative, sehingga
persamaannya menjadi:
i1 + (−i2) + i3 + i4 + (−i5) = 0 (3)
i1 + i2 + i3 = i4 + i5 (4)
Jika diterapkan pada loop tertutup maka dapat diilustrasikan seperti Gambar 2
dibawah ini:
𝐼𝑇 + 𝐼 2 = 𝐼 1 + 𝐼 3 (5)
𝐼𝑇 = 𝐼 1 − 𝐼 2 + 𝐼 3
𝑀
∑ 𝑉𝑚 = 0 (6)
𝑚=1
Dimana M adalah jumlah tegangan yang ada pada untai tertutup (atau jumlah cabang
yang ada pada untai tertutup) dan vm merupakan tegangan ke-m. Perhatikan Gambar 3 di
bawah ini, terdapat lima sumber tegangan yang dapat dituliskan seperti pada persamaan
(7) dan (8).
∑ 𝐸 + ∑(𝐼𝑅) = 0 (9)
i𝑅 1 − i𝑅 2 − 20 = 0 (10)
Suatu untai listrik yang terdiri dari sambungan sejumlah tahanan dan sumber-sumber
g.g.l dapat dianggap sebagai sumber tegangan murni (E) yang tersambung seri dengan
suatu tahanan. Pernyataan tersebut dapat dilukiskan dengan Gambar 5 dibawah ini
X
R
XY
u
n
t
Y
a Gambar 5 Ekivalen rangkaian Thevenin
i
Pada Gambar 6,k rangkaian sebelah kanan merupakan rangkaian ekuivalen rangkaian
sebelah kiri. Besar V omthevenin, yaitu tegangan antara A dan B untuk R L dilepas. R
p
thevenin, yaitu besar tahanan antara A dan B untuk RL dilepas dan sumber tegangan E
l
dihubung singkat. e
k
Arus IL yang melalui beban dan tegangan VL yang melalui beban dapat disimpulkan
sebagai persamaan Thevenin rangkaian. Adapun persamaan tersebut dituliskan seperti
pada persamaan (12) dan (13).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum percobaan Rangkaian
Kirchhoff dan Thevenin di antaranya 4 buah multimeter, yang terdiri atas 1 amperemeter dan
3 voltmeter, 1 buah power supply DC, 3 buah resistor pada percobaan Hukum Arus Kirchhoff
(KCL) masing-masing 220Ω, 330Ω, 470Ω yang diparalelkan, dan pada rangkaian
thevenin masing-masing 470Ω, 1,8kΩ, 3kΩ, serta sebuah resistor variabel yang nilainya
dapat berubah-ubah, 1 buah project board, dan 10 buah kabel penghubung.
Arus pada
Tegangan power supply amperemeter
Mulai Dibuat rangkaian listrik
diukur, Vout = 2 Volt diamati dan
dicatat
Penunjukkan
ujung-ujung
amperemeter dan
tahanan diamati
dan dicatat
Besar arus
RL Harga RL 470Ω; 1,8 kΩ; 3 kΩ.
pada RL
dihubungpendekkan
dicatat
TeganganVxy = Vo Hasil
Saklar ditutup diukur dengan Selesai
dicatat
multimeter
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
= + +
𝑹𝒕𝒐𝒕 (𝒑𝒂𝒓𝒂𝒍𝒆𝒍) 𝑹𝟏 𝑹𝟐 𝑹𝟑
Jawab :
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
= + +
𝑹𝒕𝒐𝒕 (𝒑𝒂𝒓𝒂𝒍𝒆𝒍) 𝑹𝟏 𝑹𝟐 𝑹𝟑
1 1 1 1 9,89
= + + =
𝑅𝑡𝑜𝑡 (𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙) 220 330 470 1020
V V V
a. 𝐼𝑅1 = R1 b. 𝐼𝑅2 = R2 c. 𝐼𝑅3 = R3
2
𝐼𝑅1 = 220 = 9,1 𝑚𝐴 2 2
𝐼𝑅3 = 470 = 4,25 𝑚𝐴
𝐼𝑅2 = = 6,06 𝑚𝐴
330
V 2
d. 𝐼 = R = 103,134 = 19,39 𝑚𝐴 e. ΣI = IR1 + IR2 + IR3
ΣI = 9,1 + 6,06 + 4,25
ΣI = 19,41 mA
V V V
a. 𝐼𝑅1 =
R1
b. 𝐼𝑅2 =
R2
c. 𝐼𝑅3 =
R3
𝐼𝑅1 =
4
= 18,18 𝑚𝐴 4 4
𝐼𝑅3 = 470 = 8,5 𝑚𝐴
220 𝐼𝑅2 = = 12,12 𝑚𝐴
330
V 4
d. 𝐼 = R = 103,134 = 38,7 𝑚𝐴 e. ΣI = IR1 + IR2 + IR3
ΣI = 18,18 + 12,12 + 8,5
ΣI = 38,8 mA
Nilai IR1, IR2, IR3, I, ΣI pada VDC3 = 6 Volt
V V V
a. 𝐼𝑅1 = R1 b. 𝐼𝑅2 = c. 𝐼𝑅3 =
R2 R3
6 6 6
𝐼𝑅3 = 470 = 12,76 𝑚𝐴
𝐼𝑅1 = = 27,27 𝑚𝐴 𝐼𝑅2 = = 18,18 𝑚𝐴
220 330
V V V
a. 𝐼𝑅1 = R1 b. 𝐼𝑅2 = R2 c. 𝐼𝑅3 = R3
9 9 9
𝐼𝑅3 = 470 = 19,14 𝑚𝐴
𝐼𝑅1 = 220 = 40,9 𝑚𝐴 𝐼𝑅2 = = 27,27 𝑚𝐴
330
Dari perhitungan data di atas, tentunya akan diperoleh nilai error pada perhitungan ΣI
percobaan dengan ΣI teori, sebagai berikut :
𝚺𝐈 𝐩𝐞𝐫𝐜𝐨𝐛𝐚𝐚𝐧 − 𝚺𝐈 𝐭𝐞𝐨𝐫𝐢⁄
𝐄𝐫𝐫𝐨𝐫 (%) = ⃒ 𝚺𝐈 𝐭𝐞𝐨𝐫𝐢 ⃒ × 𝟏𝟎𝟎%
Nilai Error pada VDC1 = 2 Volt
𝑹𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 (𝑺𝒆𝒓𝒊) = 𝑹𝟏 + 𝑹𝟐 + 𝑹𝟑
Diketahui : Tegangan Power Supply DC :
R1 = 220 Ω VDC1 = 4 Volt
R2 = 330 Ω VDC2 = 6 Volt
R3 = 470 Ω VDC3 = 9 Volt
VDC4 = 12 Volt
Ditanya :
a. I
b. VR1
c. VR2
d. VR3
e. ΣV
Jawab :
𝑹𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 (𝑺𝒆𝒓𝒊) = 𝑹𝟏 + 𝑹𝟐 + 𝑹𝟑
𝑹𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 (𝑺𝒆𝒓𝒊) = 𝟐𝟐𝟎 Ω + 𝟑𝟑𝟎Ω + 𝟒𝟕𝟎Ω = 1020 Ω
𝚺𝐕 𝐩𝐞𝐫𝐜𝐨𝐛𝐚𝐚𝐧 − 𝚺𝐕 𝐭𝐞𝐨𝐫𝐢⁄
𝐄𝐫𝐫𝐨𝐫 (%) = ⃒ 𝚺𝐕 𝐭𝐞𝐨𝐫𝐢 ⃒ × 𝟏𝟎𝟎%
Nilai Error pada VDC1 = 4 Volt
3kΩ 30 V 6 mA 30 mA 23 V 766,7 Ω 6 mA
Tabel 3. Data Pengukuran Percobaan Thevenin
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel data pengukuran arus di atas, maka kami
juga melakukan perhitungan data secara teori.
Rumus yang digunakan pada perhitungan ini yakni :
𝐕𝐭𝐡
𝑰𝑳 =
𝐑𝐭𝐡 + 𝐑𝐋
Diketahui : Ditanya :
RL1 = 470 Ω a. VTH
RL2 = 1,8 k Ω b. RTH
RL3 = 3 k Ω c. IL
E = 30 Volt
Jawab :
30 V ×1,2 kΩ 36000
a. 𝑉𝑡ℎ = = = 8 𝑉𝑜𝑙𝑡
3,3 kΩ+1,2 kΩ 4500
1200 Ω ×3300 Ω
b. 𝑅𝑡ℎ = 470Ω = 1350𝐾Ω = 1,35 𝑘Ω
1200 Ω+3300 Ω
8
𝐼𝐿 = = 2,53 𝑚𝐴
1350 + 1800
Nilai IL pada RL3 = 3 k Ω
Vth
𝐼𝐿 = Rth+RL
8
𝐼𝐿 = 1350+3000 = 1,83 𝑚𝐴
Dari perhitungan data di atas, tentunya akan diperoleh nilai error pada perhitungan Rth
percobaan dengan Rth teori, sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil percobaan, pengukuran, dan perhitungan pada praktikum Hukum
Kirchhoff dan Teori Thevenin kali ini, dapat ditarik kesimoulan sebagai berkut :
a. Hukum Kirchhof dibagi menjadi 2, yakni Hukum Arus Kirchhoff dan Hukum
Tegangan Kirchhof.
b. Pada Hukum Arus Kirchhoff menyatakan bahwa Σ𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘=Σ𝑙 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 dibuktikan
pada percobaan yang pertama. Sehingga rangkaian percobaan dirangkai secara paralel.
c. Pada Hukum Tegangan Kirchhoff menyatakan bahwa Σ𝐸+Σ(𝐼𝑅)=0 dibuktikan pada
percobaan yang kedua. Sehingga rangkaian percobaan dirangkai secara seri.
d. Nilai yang dihasilkan pada pengukuran percobaan KCL dan KVL telah mendekati
teori yang ada.
e. Error yang dihasilkan pada percobaan KVL jauh lebih kecil dibandingkan error pada
percobaan KCL.
f. Pada percobaan Teori Thevenin, rangkaian sudah ekuivalen namun jika dibandingkan
dengan perhutungan sesuai teori, hasilnya menunjukkan perbedaan yang cukup besar.
5.2 Saran
Berdasarkan kegiatan praktikum percobaan Hukum Kirchhoff dan Teori Thevenin, serta
data-data pengkuran yang telah diperoleh, maka saran atau masukan kami antara lain:
a. Karena terdapat perbedaan antara hasil pengukuran percobaan dengan perhitungan
secara teoritis, maka praktikan hendaknya lebih memperhatikan saat diberikan
penjelasan dan pembahasan materi dari dosen secara konseptual, sehingga akan bisa
menyimpulkan faktor apa saja yang memengaruhi perbedaan nilai pengkuran dan
perhitungan.
b. Setiap dilakukan pengukuran, sebaiknya praktikan lebih teliti dalam membaca dan
mengamati alat ukur.
c. Sebelum dilakukan praktikum percobaan, sebaiknya semua orang yang terlibat dalam
kegiatan praktikum (Dosen pengampu, Asisten dosen, Praktikan/mahasiswa)
mengecek kelengkapan peralatan dan melakukan kalibrasi denga tepat.
DAFTAR PUSTAKA
[2] Alexander, Charles K., Sadiku, Matthew N.O. 2009. Fundamental of Electric Circuit 4th
Edition. New York: McGraw-Hill Companies.
[3] Nilsson, James W., Riedel, Susan A. 2008. Electric Circuits 8th Edition. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
[4] Damali, Ari. 2007. Panduan Lengkap Eksperimen Fisika. Jakarta : Wahyu Media.
[5] Wahyudi, W. 2017. Analisis Hasil Belajar Mahasiswa pada Pokok Bahasan Hukum Ohm dan
Kirchhoff dalam Mata Kuliah Elektronika Dasar I. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi,
Mataram.
LAMPIRAN