Anda di halaman 1dari 28

MODUL (7)

(HUKUM KIRCHOFF & OHM)

LAPORAN PRAKTIKUM
TME 142 - Praktikum Fisika

Nama : Hilarius Febian


Hardayugraha
NIM : 202104510032
Shift/Kelompok : M(B)/Kelompok (5)
Tanggal Praktikum : 19 Mei 2022
Asisten : Derian Kurnely

LABORATORIUM (AERODINAMIKA&MEKANIKA FLUIDA)


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2022
I. TUJUAN
1. Mempelajari Hukum Kirchoff dan Hukum Ohm.
2. Menentukan tegangan dan arus pada setiap nodal.
3. Menentukan resistensi ekivalen pada sebuah rangkaian seri dan paralel.
II. TEORI DASAR

A. Hukum kirchoff
 Hukum Arus Kirchoff
Hukum ini juga disebut Hukum I Kirchhoff, Hukum titik
Kirchhoff, Hukum percabangan Kirchhoff, atau KCL
(Kirchhoff's Current Law).berikut bunyi hukum arus kirchoff
“Arus Total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam
suatu rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari
titik percabangan tersebut.”

prinsip dari kekekalan muatan listrik mengatakan bahwa :


pada setiap titik percabangan dalam sirkuit listrik,jumlah dari arus
yang masuk ke dalam titik sama dengan arus yang keluar dari titik
tersebut
I masuk=I keluar

Gambar 7.1 Hukum Arus Kirchoff


mengingat bahwa arus adalah besaran bertanda (positif atau
negatif) yang menunjukkan arah arus tersebut menuju atau keluar
dari titik ,maka prinsip ini bisa dirumuskan menjadi :
n

∑ I k =0
k =1
dimana:
n = jumlah cabang dengan arus yang masuk atau keluar terhadap
titik tersebut
persamaan ini juga bisa digunakan untuk arus kompleks
n

∑ Ĩ k=0
k =1
Hukum ini berdasar pada kekekalan muatan , dengan muatan
(dalam satuan coulomb) adalah hasil kali dari arus (ampere) dan
waktu (sekon)
Q=I .t

 hukum Tegangan Kirchoff


Hukum kirchoff tentang tegangan biasa disebut KVL
(Kirchoff Voltage Law). Hukum II Kirchhoff digunakan untuk
menghitung besaran-besaran yang terdapat pada rangkaian listrik.
Besaran itu diantaranya kuat arus pada suatu cabang, ataupun beda
tegangan antara dua titik. Hukum II Kirchhoff menyatakan bahwa:
" Pada rangkaian t0065rtutup jumlah GGL (gaya gerak listrik)
sumber arus dengan penurunan tegangan adalah nol."

Gambar 7.2 Hukum Tegangan Kirchoff


sama seperti Hukum Arus Kirchoff, prinsip ini dapat ditulis
sebagai:
n
∑ V k=0
k =1
dimana:
n = jumlah tegangan listrik yang diukur.
tegangan listrik ini juga bisa berbentuk kompleks
n
∑ Ṽ k=0
k =1

Hukum ini berdasarkan hukum kekekalan energi yang


berbunyii :"energi yang diserap atau di keluarkan medan
potensial"(tidak termasuk energi yang hilang karena disipasi).

Hukum II Kirchoff dirumuskan sebagai :


ΣE +ΣIR = 0
Keterangan :
ΣE = jumlah ggl sumber arus (V)
ΣIR = jumlah penurunan tegangan. (V)
I = arus listrik (A)
R = hambatan (ohm)

Untuk mengunakan hukum II Kirchhoff digunakan aturan dan


langkah sebagai berikut :
a. Memisalkan arah arus pada setiap cabang.
b. Membuat suatu persamaan arus pada suatu titik dengan hukum I
Kirchooff.
c. Membuat arah putaran loop pada setiap rangkaian tertutup, dengan arah
sembarang.
d. Menerapkan hukum II Kirchoff pada kedua loop, dengan ketentuan:
Apabila mengikuti arah loop, bertemu kutub + dari sumber tegangan maka
sumber tegangan itu dinilai positif, dan sebaliknya.

Contoh penggunaan KCL dan KVL pada analisis rangkaian listrik :


Metode Analisis Rangkaian
Metode analisis rangkaian merupakan salah satu alat bantu untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul dalam menganalisis suatu
rangkaian. Secara umum, terdapat tiga metoda analisis rangkaian yang
dapat digunakan dalam pemecahan permasalahan rangkaian listrik yaitu
metode analisis simpul/node, metode analisis mesh, dan metode analisis
arus cabang.
Tabel perbandingan Analisis Node, Analisis Mesh, dan Analisis Arus
Cabang.

Tabel perbandingan Analisis Node, Analisis Mesh, dan Analisis Arus


Cabang.

Analisis Node Analisis Mesh Analisis Arus


Cabang
Menggunakan Menggunakan loop dal Menggunakan arus
node atau titik am menganalisis cabang untuk
simpul dalam rangkaian listrik menganalisis
menganalisis rangkaian listrik
rangkaian
listrik
Prinsip Prinsip kerjanya Prinsip kerjanya
kerjanya menggunakan hukum menggunakan
menggunakan Kirchoff II hukum Kirchoff I
hukum
Kirchoff I
Lebih mudah Lebih mudah Mudah digunakan
digunakan jika digunakan jika untuk pencatu
pencatunya pencatunya adalah sumber tegangan
adalah sumber sumber tegangan dan sumber aru
arus
Dapat Dapat menganalisis Dapat Menganalisis
menganalisis rangkaian listrik AC rangkaian listrik
rangkaian maupun DC AC maupun DC
listrik AC
maupun DC
Menggunakan Menggunakan arus Menggunakan arus
tegangan sebagai parameter yang sebagai parameter
sebagai tidak diketahui yang tidak
parameter yang diketahui
tidak diketahui

Analisis Simpul / Node


Node atau titik simpul adalah titik pertemuan dari dua atau lebih
elemen rangkaian. Simpul adalah didefinisikan sebagai titik pertemuan
dua atau lebih elemen rangkaian. Analisis node berprinsip pada Hukum
Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus yang masuk dan keluar dari titik
percabangan akan sama dengan nol, dimana tegangan merupakan
parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node lebih mudah jika
pencatunya semuanya adalah sumber arus. Analisis ini dapat diterapkan
pada sumber searah/ DC maupun sumber bolak-balik/ AC.

Langkah-langkah metode analisis simpul atau node :


o Karena tegangan didefinisikan antara 2 simpul maka pilih salah
satu simpul sebagai simpul referensi atau disebut simpul datum
(datum node). Pada umumnya tegangan simpul dipilih yang
mempunyai nilai positif terhadap simpul referensi
o Jika dalam suatu rangkaian terdapat N simpul maka terdapat ( N-1)
simpul tegangan yang akan dicari.
o Simpul referensi yang dipilih umumnya adalah suatu tempat
dimana paling banyak cabang bertemu.
o Simpul referensi mempunyai tegangan nol (zero potential, ground
potensial) dan simpul lainnya mempunyai tegangan positif.
o Analisis simpul berprinsip pada Hukum Kirchhoff 1 dimana
jumlah arus yang masuk dan keluar dari titik percabangan akan
sama dengan nol.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis simpul :
 Tentukan simpul referensi sebagai ground / potensial nol.
 Tentukan simpul tegangan, yaitu antara simpul non referensi
dan ground.
 Asumsikan tegangan simpul yg sedang dihitung bernilai lebih
tinggi daripada tegangan simpul manapun, sehingga arah arus
keluar dari simpul tersebut positif.

ANALISIS MESH
Mesh dalam bahasa Indonesia berarti lubang atau sesuatu yang melingkar.
Analisis ini memanfaatkan Kirchoff’s Voltage Law (KVL). Yang mana
berbunyi “Jumlah tegangan pada suatu rangkaian tertutup adalah nol”.

Untuk menggunakan analisa Mesh, tulis persamaan KVL untuk setiap


putaran tertutup (closed loop) dalam suatu rangkaian.

Sifat-sifat analisis mesh :


 Arus loop adalah arus yang dimisalkan mengalir dalam suatu loop
(lintasan tertutup).
 Arus loop sebenarnya tidak dapat diukur (arus permisalan).
 Analisis mesh berprinsip pada Hukum Kirchoff II/ KVL
dimana jumlah tegangan pada satu lintasan tertutup
samadengan nol
 Arus merupakan parameter yang tidak diketahui.
 Analisis ini dapat diterapkan pada rangkaian sumber searah/ DC
maupun sumber bolak-balik/ AC

KETENTUAN ANALISIS MESH


1. Buatlah pada setiap loop arus asumsi yang melingkari loop.
2. Pengambilan arus loop terserah kita yang terpenting masih dalam
satu lintasan tertutup.
3. Arah arus dapat searah satu sama lain ataupun berlawanan baik
searah jarum jam maupun berlawanan dengan arah jarum jam .
4. Biasanya jumlah arus loop menunjukkan jumlah persamaan arus
yang terjadi.
5. Metoda ini mudah jika sumber pencatunya adalah sumber
tegangan.
6. Jumlah persamaan = Jumlah cabang – Jumlah junction + 1
7.
B. Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan
mematuhi Hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung
terhadap besar dan polaristas beda potensial yang dikenakan kepada
nya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar ,namun istilah "Hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah
secara matematis Hukum Ohm di ekspersikan dengan persamaan:
V =I . R

Dimana :
I = kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)
V = beda potensial atau tegangan listrik yang terdapat pada kedua
ujung penghantar (Volt)
R = nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar (Ohm atau Ω)
Resistansi ekivalen
 hubungan paralel
Rangkaian paralel resistor adalah rangkaian yang terdiri
atas resistor yang disusun paralel/sejajar satu sama lainnya.

dalam hubungan paralel,besarnya tegangan dari masing-masing


resistor adalah sama jadi besar nya yaitu
V ekivalen =V 1=V 2=V 3 =V n

Berdasarkan Hukum I Kirchhoff diperoleh:


I =I 1+ I 2 + I3 + I n

Sehingga diperoleh:
V VV V
I= + + +
R 1 R2 R3 Rn
I =V
1 1 1 1
+ + +
( R1 R2 R3 Rn )

1
I V
= R
(
Total

sehingga dalam hubungan paralel besarnya resistansi ekivalennya


dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
1 1 1 1 1
Rekivalen = R+ R+ +R …+ R
1 2 3 n
 hubungan seri
Rangkaian seri resistor adalah rangkaian yang terdiri
atas sumber tegangan dan minimal dua resistor (hambatan listrik)
yang disusun secara berderet.

dalam hubungan seri,besarnya arus dari masing-masing


resistor adalah sama jadi besar nya yaitu
I ekivalen=I 1=I 2=I3 =I n

Menurut hukum Ohm tegangan merupakan hasil kali kuat


arus I dan hambatan R. Dengan demikian persamaan di atas dapat
dituliskan sebagai berikut.
V =I 1 • R1 + I2 • R2 + I 3 • R3+ I n • Rn

Karena di dalam rangkaian seri kuat arus yang melalui setiap


resistor besarnya sama, persamaan di atas dapat dituliskan sebagai
berikut.
V =I ( R1+ R2+ R3+ Rn)

V =I ( Rtotal ) Rtotal adalah hambatan pengganti dari rangkaian resistor


yang dirangkai seri.

Rtotal=R1+ R2+ R3+ R n

Sehingga dalam hubungan seri ,besar resistansi ekivalennya dapat


ditentukan dengan menggunakan rumus:
Rekivalen =R1+ R2+ R 3 +…+ Rn
Energi Disipasi
Energi disipasi dapat berarti energi yang hilang dari suatu
sistem. Hilang dalam arti berubah menjadi energi lain yang tidak
menjadi tujuan suatu sistem. Disipasi daya ini bisa dihitung dengan
menggunakan rumus :
P=V.I
dimana P adalah disipasi daya, satuannya Watt (W). V adalah besar
tegangan yang terdapat pada kedua ujung kaki resistor, satuannya
Volt (V). Sedangkan I adalah besarnya arus yang mengalir melalui
resistor tersebut, satuannya Ampere (A) dan R adalah nilai
hambatan listrik (resistansi), satuannya Ohm (Ω).

III. PERALATAN PERCOBAAN


1. 2 buah resistor/ capacitor/ inductor network
2. Kabel penghubung
3. Catu daya
4. 1 buah multitester digital
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Percobaan Hukum Kirchoff

Gambar 7.4.3 Rangkaian Hukum Kirchoff

1. Hubungkan rangkaian seperti Gambar 7.4.3.


2. Ukur dan catatlah tegangan pada setiap komponen yang digunakan.
Gambar 7.4.4 Rangkaian Hukum Kirchoff

3. Kemudian hubungkan rangkaian seperti gambar di atas.


4. Ukur dan catatlah arus yang dilalui pada setiap komponen yang digunakan.

B. Percobaan Hukum Ohm


1. Hubungkan resistor dengan hubungan seri sesuai yang telah ditentukan.
2. Ukur resistansi ekivalen pada rangkaian tersebut.
3. Hubungkan rangkaian dengan power supply (Catu Daya).
4. Ukur tegangan pada masing–masing resistansi.
5. Lakukan langkah 1-4 sebanyak 7 kali.
6. Lakukan langkah yang sama untuk rangkaian paralel.
V. TUGAS DAN PERTANYAAN
Pertanyaan:
1. Jelaskan tahap-tahap cara menserikan dan memparalelkan multitester dengan
rangkaian listrik?
Jawab:
2. Jelaskan kelebihan dan kekurangan rangkaian seri dan rangkaian paralel pada saat
melakukan pemasangan lampu!
Jawab:

Pada rangkaian seri


Kelebihan :
 metode ini termasuk metode yang murah, media konduktor (kabel)
menyambung lampu secara satu jalur sirkuit untuk lampu ataupun
beban bernilai banyak; arus yang terjadi pun tidak akan menimbulkan
jumlah yang besar.
Kekurangan :
 Jumlah tegangan pada satu jalur rangkaian seri akan terbagi-bagi pada
tiap beban (lampu), sehingga menyebabkan lampu menjadi redup
(kurang terang) karena tegangan (voltase) yang dibutuhkan lampu
untuk menghasilkan cahaya secara maksimal berkurang akibat
terbaginya tegangan tersebut.
 Selain itu, bila salah satu dari lampu tidak berfungsi (terputus), maka
semua lampu lainnya juga tidak dapat dihidupkan.
Pada rangkaian parallel
Kelebihan :
 voltase tidak akan terbagi, sehingga lampu dapat menghasilkan
pancaran cahaya maksimalnya. Hal ini juga berlaku bagi seluruh barang
elektronik lainnya yang membutuhkan tegangan konstan untuk dapat
menghasilkan daya maksimalnya.
 Selain itu, bila salah satu dari lampu tidak berfungsi (putus), lampu
lainnya masih dapat tetap hidup karena berbeda jalur sirkuit.
Kekurangan :
 metode pemasangan rangkaian parallel membutuhkan konduktor
(kabel) yang lebih banyak daripada rangkaian seri sehingga metode ini dapat
dibilang mahal.
 Selain itu, pemasangan lampu (beban) yang terlalu berlebih dapat
menyebabkan arus listrik yang terjadi berjumlah terlalu besar sehingga hal
tersebut riskan terjadi korsleting bila konduktor (kabel) yang digunakannya
tidak memiliki ketahanan yang cukup.

N.B : Umumnya, pemasangan/instalasi listrik skala rumah tangga maupun


industry menerapkan metode pemasangan secara parallel, dimana setiap jalur
memiliki perannya masing-masing untuk menghidupkan sebuah barang
elektronik; tiap jalur dapat dikendalikan dengan sebuah saklar yang
menyambung atau memutus jalur masing-masing sesuai kebutuhannya;
ataupun dapat berupa lubang stop kontak yang sifatnya fleksibel (dapat
dipasang atau dicabut). Kemudian, sebelum mereka memasuki jalur sirkuit
instanasi pada rumah tangga, umumnya digunakan MCB (miniature circuit
breaker) yang berfungsi untuk memutuskan jalur utama sumber tegangan bila
terjadi arus listrik berlebih dalam pemakaian listrik rumah tangga (terdapat
pada kotak PLN yang dilengkapi pula dengan meteran untuk
mengindikasikan pemakaian listrik sebuah rumah).

3. Bandingkan hasil resistansi percobaan dengan perhitungan rangkaian seri dan paralel!
Jelaskan mengapa ada perbedaan antara hasil perhitungan dengan percobaan!
Jawab:
Perbedaan hasil percobaan yang dilakukan terhadap hasil
dihitung secara teoritis berbeda; jumlahnya kecil (tidak signifikan), hal
tersebut terjadi karena keterbatasan alat ukur (multitester) yang
digunakan, sehingga angka digital yang terbaca kurang akurat.

4. Jika tegangan dan arus nilainya berubah, apakah dapat mempengaruhi besar hambatan?
Jawab:
besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus
listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampang dan jenis bahan.
VI. LEMBAR DATA, PERHITUNGAN, DAN ANALISIS
6.1 LEMBAR DATA
6.2 PERHITUNGAN
Perhitungan:
A. Percobaan Hukum Kirchoff
1. Buktikan rangkaian pada Gambar 7.4.3 sesuai dengan hukum Kirchoff tegangan!
Jawab:

Untuk mencari nilai tegangan, maka analisa dilakukan


berdasarkan hukum Kirchoff tentang tegangan (KVL), dimana analisa
tersebut dikenal dengan nama analisis mesh:
Buat persamaan aljabar tegangan pada
masing-masing loop:
Loop 1:
−6 + 𝐼1(3300 +1000) +I2 (3300 )+𝐼3 (1000)=0
4300𝐼1 − 1000𝐼2 − 3300𝐼3 = 6
Loop 2:
I1 (1000)+(3300)+ 𝐼2(3300+1000+1000) − 𝐼3(3300)
=0
1000𝐼1 + 5300𝐼2 − 3300𝐼3 = 0

Loop 3:
I1(3300)− 𝐼2(3300) – I3(47000 + 3300+ 3300) = 0
3300𝐼1 − 3300𝐼2 + 53600𝐼3 = 0
Mencari I menggunakan metode cramer

( ) ()
4300 3300 1000 6
(A)= 1000 5300−3300 = 0
3300−3300−53600 0
( )
4300 3300 1000
Det ( A)= 1000 5300 3300
3300 3300 53600
Det ( A )=−1148218000000,00

( )
6 3300 1000
Det ( A1 ) = 0 5300−3300 =−1769820000
0−3300−53600

( )
4300 6 1000
Det ( A2 ) = 1000 0 3300 =256360000,00
3300 0 53600

( )
4300 33006
Det ( A3 ) = 10005300 0 =−124740000,00
33003300 0
I 1=Det ¿ ¿
I 2=Det ¿ ¿
I 3=Det ¿ ¿
Lalu menurut hukum Kirchoff tentang arus (KCL) yang mengatakan
bahwa jumlah arus yang masuk dari sebuah titik percabangan akan
keluar dengan jumlah yang sama, maka dapat kita terapkan hukum
tersebut untuk mencari nilai arus yang terpecah-pecah dalam rangkaian
tersebut dengan menambahkan symbol ground untuk menandakan arus
mengalir dari tegangan tinggi ke rendah (dinotasikan IR(n) dalam
skematik):
𝐼𝑅1 = 𝐼1 − 𝐼3 = 0.001432724 [𝐴] = 1,432724[𝒎𝑨]
𝐼𝑅2 = 𝐼3 = 0,000108638 [𝐴] = 0.108638[𝒎𝑨]
𝐼𝑅3 = 𝐼1 − 𝐼2 = -0,002602819[𝐴] = -2,602819[𝒎𝑨]
𝐼𝑅4 = 𝐼2 = −0,000223181 [𝐴] = -0,223181[𝒎𝑨]
𝐼𝑅5 = 𝐼2 − 𝐼3 = 0,000114543 [A] = 0,114543 [𝒎𝑨]
Jadi besar tegangan tiap resistor dapat kita hitung dengan perhitungan sesuai
hukum ohm:
𝑉1 = 𝐼R1𝑅1 = 1,432724[𝒎𝑨] × 3300[Ω] = 4727,9892[𝑽]
𝑉2 = 𝐼𝑅2𝑅2 = 0.108638[𝒎𝑨]× 47000[Ω] = 5,105,986[𝑽]
𝑉3 = 𝐼R3𝑅3 = -2,602819[𝒎𝑨]× 1000[Ω] = -2602,819[𝑽]
𝑉4 = 𝐼R4𝑅4 = -0,223181[𝒎𝑨] × 1000[Ω] = -223,181[𝑽]
𝑉5 = 𝐼R5𝑅5 = 0,114543[𝒎𝑨] × 3300[Ω] = 377,9919[𝑽]
2. Buktikan rangkaian pada Gambar 7.4.4 sesuai dengan hukum Kirchoff arus!
Jawab:

Masih dalam lanjutan perhitungan yang telah dijabarkan (Gambar 7.6.3.), jadi
sembari melakukan perhitungan yang dianalisa secara mesh, telah disebutkan pula
bahwa setelah I1, I2, dan I3 (arus yang mewakili sebuah rangkaian tertutup/loop)
kemudian dipertimbangkan hukum Kirchoff mengenai arus (KCL) yang
mengatakan bahwa: dalam sebuah titik percabangan, jumlah arus yang masuk ke
titik tersebut akan berjumlah sama dengan arus yang keluar dari titik percabangan
tersebut.
Maka dilakukan perhitungan arus yang menaati kaidah tersebut dengan
memperhatikan titik-titik percabangan (atau disebut juga nodal), maka dapat kita
tuliskan bahwa arus-arus tersebut:
𝐼𝑅1 = 𝐼1 − 𝐼3 = 0.001432724 [𝐴] = 1,432724[𝒎𝑨]
𝐼𝑅2 = 𝐼3 = 0,000108638 [𝐴] = 0.108638[𝒎𝑨]
𝐼𝑅3 = 𝐼1 − 𝐼2 = -0,002602819[𝐴] = -2,602819 [𝒎𝑨]
𝐼𝑅4 = 𝐼2 = −0,000223181 [𝐴] = -0,223181[𝒎𝑨]
𝐼𝑅5 = 𝐼2 − 𝐼3 = 0,000114543[A] = 0,114543[𝒎𝑨]
Bila kita buktikan lagi lebih lanjut, sebagai contoh adalah sebuah titik
percabangan berada ditengah di skematik gambar, arus-arus yang terlibat adalah:
𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟

𝐼𝑅1 = 𝐼𝑅3 + 𝐼𝑅5

1,432724 [𝒎𝑨] = -2,602819 [𝒎𝑨] +0,114543 [𝒎𝑨]


1,432724 [𝒎𝑨] = -2,488276[𝒎𝑨]
B. Percobaan Hukum Ohm
1. Hitung resistansi ekuivalen dari masing-masing rangkaian seri dan paralel!
Jawab:

Data percobaan:
R1 = 1 [kΩ]
R2 = 3,3[kΩ]

R3 =47[kΩ]

R4 =3,3[kΩ]

R5 =1[kΩ]
Hitunglah resistansi ekuivalennya, bila secara:
Seri:
𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 = 𝑅1 + R2+R3+R4+R5

𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 = 1+ 3,3 +47+3,3+1


𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 = 55,6 [kΩ]

Parallel:
1 1 1 1 1 1
= + + + +
R paralel R1 R 2 R 3 R4 R 5
1 1 1 1 1 1
= + + + +
R paralel 1 3,3 47 3,3 1
¿ 2,6273372017

Setelah rangkaian parallel sudah jadi dalam bentuk seperti ini, maka rangkaian
parallel tersebut kemudian sudah disetarakan secara seri untuk dimasukkan ke
dalam perhitungan seri yang merupakan nilai hambatan ekuivalen:
𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 = 𝑅1 + 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 + 𝑅5

𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 = 1[kΩ] +2,6273372017 [kΩ] + 1[kΩ]


𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 = 4,6273372017[kΩ]

2. Hitung arus (beserta kesalahan absolut dan relatifnya) yang melewati setiap resistor
dari masing-masing rangkaian seri dan paralel!
Jawab:
Seri:
𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 = 𝑅1 + R2+R3+R4+R5

𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 = 1+ 3,3 +47+3,3+1


𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 = 55,6 [kΩ]

Parallel:
1 1 1 1 1 1
= + + + +
R paralel R1 R 2 R 3 R4 R 5
1 1 1 1 1 1
= + + + +
R paralel 1 3,3 47 3,3 1
¿ 2,6273372017
𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 = 𝑅1 + 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 + 𝑅5

𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 = 1[kΩ] +2,6273372017 [kΩ] + 1[kΩ]


𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 = 4,6273372017[kΩ]
6.3 ANALISIS
Dari praktikum hukum Kirchoff dan Ohm, praktikan mendapati bahwa
ketika melakukan percobaan kedua hukum tersebut akan berlaku bersama
bilamana sebuah rangkaian listrik diaktifkan (diberi tegangan dan
menghasilkan arus). Hukum Kirchoff mengatakan bahwa jumlah terarah dari
beda potensial listrik/tegangan sebuah rangkaian tertutup sama dengan nol
(KVL); kemudian jumlah arus masuk sama dengan jumlah arus keluar dari
sebuah titik percabangan (KCL); sementara hukum Ohm menyatakan
mengenai hambatan yang kemudian mempengaruhi besar arus listrik yang
terjadi dalam rangkaian tersebut; rangkaian yang disusun secara seri akan
memperbesar nilai hambatan dalam satu rangkaian tertutup, sementara
rangkaian yang disusun secara parallel ketika diekuivalenkan sebagai satu
resistor akan menghasilkan nilai satu resistor yang nilainya terbilang kecil. Hal
tersebut kemudian akan mempengaruhi besar arus listrik yang terjadi dalam
rangkaian. Ketika dipraktikkan, persamaan hukum Kirchoff tersebut digunakan
untuk menganalisa besar tegangan per hambatan maupun besar arus per satu-
satu jalur; sementara persamaan hukum Ohm digunakan dengan menganggap
bahwa resistor-resistor yang banyak terlibat dalam sebuah rangkaian listrik
dicari satu nilai ekuivalennya, sehingga dapat diketahui besar arus yang terjadi
dalam sebuah keseluruhan rangkaian yang digunakan. Dan hal tersebut terbukti
bahwa kedua hukum tersebut berlaku secara bersamaan.
Hasil yang didapatkan melalui perhitungan dan hasil yang didapatkan
dari data percobaan memiliki perbedaan. Hal tersebut dapat terjadi karena
keterbatasan alat ukur (multimeter) yang digunakan. Keterbatasan tersebut
dinyatakan dalam keakuratan tegangan; maka dalam perhitungan akan berlaku
SV. pembacaan multimeter digital tidak luput dari seberapa besar akurasi yang
dimilikinya sehingga terjadi penyimpangan nilai; meskipun besar
penyimpangannya tidak signifikan dan data yang didapat sebenarnya sudah
sejalan dengan perhitungan yang dilakukan. Kemudian, bila kesalahan
pengukuran tersebut dicari tahu pada arus (I), maka perhitungan kesalahan
tersebut pun menjadi tergantung dari galat SV maupun besar hambatan total (R)
yang diterapkan pada rangkaian yang diterapkan. Besar kesalahan tersebut
dapat dijadikan batas bawah dan batas atas; bila alat ukur hendak dilakukan
kalibrasi saat penyimpangan sudah melewati range dalam batas tersebut.
VII. SIMPULAN

Dari percobaan Hukum Kirchoff dan Ohm yang dilakukan tersebut, maka penulis
menyimpulkan beberapa hal, bahwa:
 Kedua Hukum Kirchoff dan Hukum Ohm akan berlaku bersama ketika
rangkaian listrik diaktifkan (dicatu dengan sumber tegangan yang juga
menghasilkan besar nilai arusnya pula).
 Hukum Kirchoff digunakan untuk menganalisa variabel V dan I per satu-satu
bagian dari mesh/loop maupun nodal, sementara hukum Ohm diterapkan
untuk menganalisa besar keseluruhan(ekuivalen) hambatan yang terlibat
dalam satu rangkaian listrik.
 Variabel (I) sebagai besar arus listrik merupakan hasil dari variabel tegangan
(V) dan besar hambatan (R) yang terjadi di dalam rangkaian listrik.
 Kesalahan perhitungan terhadap besar arus listrik S I bergantung dari
besarnya hambatan (R) maupun kesalahan pengukuran tegangan (SV) yang
merupakan faktor ketelitian/akurasi dari alat ukur (multimeter) yang

digunakan (dengan nilai kesalahan yang ditetapkan sebesar SV=0.001).

VIII. DAFTAR PUSTAKA


[1] Ramdahani, D. F. (2016). Laporan praktikum II Hukum Khirchoff. Malang: Universitas
Negeri Malang.
[2] Sa'diyah, H. (2015). Hukum Ohm. Jember: Universitas Jember.
[3] Buece, frederick. J . 1989. Seri buku schaum teori dan soal – soal fisika. Jakarta:
Erlangga.Purwandari, E. 2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas
Jember.
IX. LAMPIRAN

Gambar 9.1. …
LEMBAR PENILAIAN
Nama / NIM Hilarius Febian Hardayugraha 202104510032

Anggota Kelompok 1 Yustinus Jeffry

Anggota Kelompok 2 Jang Hee Cheol

Shift / Kelompok MB/5

Judul Modul Hukum Kirchoff & Ohm

Tanggal Praktikum 19 Mei 2022

Asisten Derian Kurnely

Keterangan Bobot Nilai

Tujuan dan Teori


15%
Dasar

Tugas dan Pertanyaan 15%

Lembar Data dan


25%
Perhitungan

Analisis 25%

Keterangan Bobot Nilai

Simpulan 5%

Daftar Pustaka dan 5%


Lampiran

Pre-test 5%

Keaktifan 5%

TOTAL 100%

Bobot Nilai:
Tangerang, 2022

( )
Nama Asisten

Anda mungkin juga menyukai