0LEH :
NIM : 17033001
JURUSAN FISIKA
2017
Hukum dasar rangkain listrik
1.Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah hukum yang memiliki pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila
nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada
tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically pada tahun 1827.
Di mana :
I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan
volt.
R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar
dalam satuan ohm.
Hukum ini juga disebut Hukum I Kirchhoff, Hukum titik Kirchhoff, Hukum
percabangan Kirchhoff, atau KCL (Kirchhoff's Current Law).
Pada setiap titik percabangan dalam sirkuit listrik, jumlah dari arus yang masuk kedalam
titik itu sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut.
Atau jumlah total arus pada sebuah titik adalah nol.
Mengingat bahwa arus adalah besaran bertanda (positif atau negatif) yang menunjukan arah
arus tersebut menuju atau keluar dari titik, maka prinsip ini bisa dirumuskan menjadi :
i
n 1
n 0 atau i1 + i2 + i3 + ... + iN = 0
n adalah jumlah cabang dengan arus yang masuk atau keluar terhadap titik tersebut.
Hukum ini berdasar pada kekekalan muatan, dengan muatan (dalam satuan coulomb)
adalah hasil kali dari arus (ampere) dan waktu (detik). Sedangkan untuk penggunaan
Hukum Kirchhoff dapat digunakan dengan matrix dan merupakan dasar dari hampir semua
program simulasi sirkuit, seperti SPICE.
Hukum ini juga disebut sebagai Hukum kedua kirchhoff, Hukum loop (putaran) Kirchhoff,
dan KVL (Kirchhoff's Voltage Law).
Hukum II Kirchhoff berbunyi : “Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya
gerak listrik (є) dengan penurunan tegangan (I.R) sama dengan nol. Maksud dari jumlah
penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam
rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap.
ΣE +ΣIR = 0
Keterangan :
R = hambatan (W)
Kita dapat mencari besar arus dan tegangan pada resistor dengan menggunakan
prinsip Hukum Kirchoff II yang telah dipaparkan sebelumnya.
a. Memilih arah loop. Agar lebih mudah, arah loop dapat ditentukan searah dengan arah arus
yang berasal dan sumber tegangan yang paling besar dan mengabaikan arus dan sumber
tegangan yang kecil (ingat, arah arus bermula dan kutub positif menuju kutub negatif).
b. Setelah arah loop ditentukan, perhatikan arah arus pada percabangan. Jika arah arus sama
dengan arah loop, penurunan tegangan (IR) bertanda positif. Namun, jika arah arus
berlawanan dengan arah loop, IR bertanda negatif.
c. Jika arah loop menjumpai kutub positif pada sumber tegangan lain, maka nilai E positif.
Namun, jika yang dijumpai lebih dulu adalah kutub negatif, maka E bertanda negatif.
Nah, dengan mengikuti langkah di atas, mari kita analisis bersama rangkaian tersebut. Pada
rangkaian tersebut, jika E2>E1, kita dapat menentukan arah loop sebagai berikut.
Gambar 6. penentuan arah arus pada loop (arah loop dan a—b–c—d—a.)
Setelah menentukan arah loop, kita dapat menerapkan hukum Kirchhoff II sebagai berikut.
IR2 – E1 + IR1 – E2 = 0
I(R1 + R2) = E1 + E2
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hukum_sirkuit_Kirchhoff
https://fisikamemangasyik.wordpress.com/fisika-1/listrik/rfcfc/hukum-ii-kirchhoff/