Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ELEKTRONIKA DASAR I

“KOMPONEN ELEKTRONIKA DAN HUKUM DASAR PADA


RANGKAIAN LISTRIK”

0LEH :

NAMA :ABDULAH IDRIS

NIM : 17033001

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA B

DOSEN : Drs. HUFRI, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017
Hukum dasar rangkain listrik
1.Hukum Ohm

Hukum Ohm adalah hukum yang memiliki pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila
nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.

Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada
tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically pada tahun 1827.

Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:

Di mana :

 I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
 V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan
volt.
 R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar
dalam satuan ohm.

2.Hukum Kirchoff tentang arus

Hukum ini juga disebut Hukum I Kirchhoff, Hukum titik Kirchhoff, Hukum
percabangan Kirchhoff, atau KCL (Kirchhoff's Current Law).

Prinsip dari kekekalan muatan listrik mengatakan bahwa:

Pada setiap titik percabangan dalam sirkuit listrik, jumlah dari arus yang masuk kedalam
titik itu sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut.
Atau jumlah total arus pada sebuah titik adalah nol.

Mengingat bahwa arus adalah besaran bertanda (positif atau negatif) yang menunjukan arah
arus tersebut menuju atau keluar dari titik, maka prinsip ini bisa dirumuskan menjadi :

i
n 1
n 0 atau i1 + i2 + i3 + ... + iN = 0
n adalah jumlah cabang dengan arus yang masuk atau keluar terhadap titik tersebut.

Gambar 1.Arus yang memasuki titik percabangan


sama besar dengan arus yang meninggalkan titik
tersebut.i1 + i4 = i2 + i3

Hukum ini berdasar pada kekekalan muatan, dengan muatan (dalam satuan coulomb)
adalah hasil kali dari arus (ampere) dan waktu (detik). Sedangkan untuk penggunaan
Hukum Kirchhoff dapat digunakan dengan matrix dan merupakan dasar dari hampir semua
program simulasi sirkuit, seperti SPICE.

3.Hukum Kirchoff tentang tegangan

Hukum ini juga disebut sebagai Hukum kedua kirchhoff, Hukum loop (putaran) Kirchhoff,
dan KVL (Kirchhoff's Voltage Law).

Hukum II Kirchhoff berbunyi : “Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya
gerak listrik (є) dengan penurunan tegangan (I.R) sama dengan nol. Maksud dari jumlah
penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam
rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap.

Hukum II Kirchhoff dirumuskan sebagai

ΣE +ΣIR = 0

Keterangan :

ΣE = jumlah ggl sumber arus (V)

ΣIR = jumlah penurunan tegangan. (V)

I = arus listrik (A)

R = hambatan (W)

Penggunaan Hukum II Kirchhoff adalah sebagai berikut:


1. Pilih rangkaian untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu.
Pemilihan arah loop bebas, tapi jika memungkinkan diusahakan searah dengan arah
arus listrik.
2. Jika pada suatu cabang, arah loop sama dengan arah arus, maka penurunan tegangan
(IR) bertanda positif, sedangkan bila arah loop berlawanan arah dengan arah arus,
maka penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.
3. Bila saat mengikuti arah loop, kutub sumber tegangan yang lebih dahulu dijumpai
adalah kutub positif, maka gaya gerak listrik bertanda positif, sebaliknya bila kutub
negatif maka penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.

Hukum Kirchhoff pada Rangkaian Satu Loop – Dengan menerapkan Hukum Ohm dan


Hukum Kirchoff I, kalian dapat mencari besar arus dan tegangan pada rangkaian dengan satu
sumber tegangan. Namun, bagaimanakah kita mencari arus dan tegangan jika pada rangkaian
terdapat lebih dari satu sumber tegangan? Perhatikan Gambar skema rangkaian tertutup
dengan dua sumber tegangan dan dua hambatan berikut ini

Gambar 5. Skema rangkaian tertutup

Kita dapat mencari besar arus dan tegangan pada resistor dengan menggunakan
prinsip Hukum Kirchoff II yang telah dipaparkan sebelumnya.

Perhatikan kembali rangkaian pada Gambar 5. Rangkaian tersebut merupakan rangkaian


tertutup dengan loop tunggal (1 loop). Untuk menganalis rangkaian tersebut, kita dapat
menggunakan hukum Kirchoff II dengan mengikuti langkah berikut.

a. Memilih arah loop. Agar lebih mudah, arah loop dapat ditentukan searah dengan arah arus
yang berasal dan sumber tegangan yang paling besar dan mengabaikan arus dan sumber
tegangan yang kecil (ingat, arah arus bermula dan kutub positif menuju kutub negatif).
b. Setelah arah loop ditentukan, perhatikan arah arus pada percabangan. Jika arah arus sama
dengan arah loop, penurunan tegangan (IR) bertanda positif. Namun, jika arah arus
berlawanan dengan arah loop, IR bertanda negatif.
c. Jika arah loop menjumpai kutub positif pada sumber tegangan lain, maka nilai E positif.
Namun, jika yang dijumpai lebih dulu adalah kutub negatif, maka E bertanda negatif.

Nah, dengan mengikuti langkah di atas, mari kita analisis bersama rangkaian tersebut. Pada
rangkaian tersebut, jika E2>E1, kita dapat menentukan arah loop sebagai berikut.
Gambar 6. penentuan arah arus pada loop (arah loop dan a—b–c—d—a.)

Setelah menentukan arah loop, kita dapat menerapkan hukum Kirchhoff II sebagai berikut.

IR2 – E1 + IR1 – E2 = 0

I(R1 + R2) = E1 + E2

Jadi kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah :

I = (E1 + E2) / (R1 + R2)


Daftar Pustaka
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohm

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hukum_sirkuit_Kirchhoff

https://fisikamemangasyik.wordpress.com/fisika-1/listrik/rfcfc/hukum-ii-kirchhoff/

Anda mungkin juga menyukai