Anda di halaman 1dari 12

Fotografi

Tugas

Oleh:

SYAHRUN NAZIF HARDI

(16033062)

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Padang

2018
BAGIAN-BAGIAN TOMBOL NIKON TIPE D5300 DAN FUNGSINYA

1. Dial mode shut


2. Dial mode
3. Lobang strap
4. Kunci dial mode shut
5. Shoe flash, dsb
6. Penutup shoe
7. Power
8. Tombol shut
9. Tombol pengatur exposure
10. Tombol metering
11. Lobang strap
12. Tanda focal plane
13. Layar kontrol

1. Dial mode shut. Dial ini berfungsi untuk mengatur tipe shut, misalnya : single (sekali shut),
continous (shut berkali-kali), timer (shut dengan waktu), dll.

2. Dial mode. Dial ini fungsinya untuk milih mode kamera, misalnya: P (program), S (shutter
priority), A (aperture priority), M (manual), dll.

3 & 11. Lobang strap. Lubang untuk masang strap alias gantungan leher kamera.

4. Kunci dial mode shut. Tombol ini buat buka tutup dial mode shut. Klo tombol ini ga
dipencet, dial mode shut (nomer 1) ga bisa diputar.

5. Shoe flash, dsb. Tempat ini untuk meletakkan flash, mikrophone, dan asesoris lainnya.
6. Penutup shoe. Benda ini berfungsi buat tutup shoe klo lagi ga dipake supaya ga lecet.

7. Power. Geser power untuk menghidupkan atau mematikan power. Ada gambar lampu,
yang fungsinya bisa diatur di menu kamera. Bisa untuk menghidupkan lampu layar kontrol
(nomer 13) atau untuk menampilkan kontrol di LCD.

8. Tombol shut. Tombol untuk mengambil gambar, jepret jepret.

9. Tombol pengatur exposure. Tombol untuk mengatur exposure alias gelap-terang. Tahan
tombol ini, terus putar dial perintah untuk mengaturnya. Dial perintah? Nanti ya di
penampakan ke-empat kameranya, hihihihi.

10. Tombol metering. Tombol ini untuk mengatur metering, caranya: tahan tombol ini, terus
putar dial perintah untuk mengaturnya.

12. Tanda focal plane. Tanda ini untuk mengukur jarak objek dari kamera.

13. Layar kontrol. Di layar ini muncul berbagai informasi, misalnya: aperture, shutter speed.
Metering, dan sebagainya.
1.Diluar ruangan cuaca mendung

F-stop : f/2.8
Exposure Time : 1/3838 sec
ISO Speed : ISO-198
Max Aperture : 2.8

2. Dalam ruangan dengan lampu


F-stop : f/4
Exposure Time : 1/20 sec
ISO Speed : ISO-3200
:
3. Diluar ruangan dengan cuaca terang

F-stop : f/2.8
Exposure Time : 1/2000 sec
ISO Speed : ISO-100
Max Aperture :1

4. Malam hari tanpa lampu


F-stop : f/4
Exposure Time : 1/50 sec
ISO Speed : ISO-6400
PENGATURAN KAMERA UNTUK :
1. FOTO FREEZING

Tingkatkan Shutter Speed Kamera

Foto blur terjadi karena subjek atau kamera bergerak saat shutter terbuka. Dengan
subjek yang bergerak cepat, seperti balapan mobil atau seorang anak yang berada diatas
ayunan, solusinya yaitu untuk menggunakan shutter speed yang lebih cepat. Subjek anda
tidak akan bergerak dengan secepat mungkin saat shutter terbuka untuk menghasilkan
gambar yang lebih jelas tanpa adanya gerakan blur. Jika kamera anda memiliki shutter
priority, gunakanlah dan tingkatkan shutter speed kurang lebih 1/200 per-detik atau lebih, jika
subjek anda bergerak cepat. Cobalah untuk memotret beberapa kali dan tetap tingkatkan
shutter speed hingga foto anda lebih jelas.

Ikuti Subjek yang Akan di Potret

Solusi terbaik saat anda ingin memotret foto freeze yaitu kamera anda harus
mengikuti subjek. Potret mereka saat berada pada posisi yang tepat (seperti saat mereka dekat
dengan anda). Sebab, kamera anda akan mengikuti subjek saat shutter terbuka, dan subjek
jadi semakin tajam daripada latar belakang dalam foto. Latar belakang menjadi lebih agak
kabur karena juga bergerak secara relatif mengikuti kamera dalam waktu yang sama.
Hasilnya adalah gerakan blur yang menarik, seperti yang kita inginkan saat memotret subjek
yang bergerak cepat.

Gunakan Teknik Pencahayaan yang Lebih Lama (Long Eksposur)

Pencahayaan yang lebih lama merupakan hal yang jelas, tapi beberapa orang tidak
menggunakannya secara efektif. Ketika anda ingin menunjukkan suatu tindakan dalam
gambar, gunakanlah shutter speed yang lebih pelan. Cara lain untuk menunjukkan
pergerakan, yaitu dengan menggunakan shutter speed lebih lama pada sebuah tripod dan atur
kamera anda pada shutter yang mendekati jarak waktu 20 hingga 30 detik. Jika anda berada
di tempat yang ramai, beberapa orang pasti akan tetap diam di tempat dan yang lainnya
bergerak. Benda lainnya yang tidak bergerak yaitu, seperti bangunan, jalan raya, pasar di
pinggir jalan atau orang tertentu akan menjadi fokus ketika sesuatu yang bergerak
melewatinya. Ini adalah teknik yang menarik serta kreatif yang berpusat pada shutter speed
yang pelan untuk menunjukkan pergerakan. Hal ini juga dapat menunjukkan seberapa ramai
lokasi tersebut.

Manfaatkan Teknik Panning

Teknik lain yang dapat fotografer gunakan untuk menunjukkan pergerakan dalam
gambar, yaitu panning. Panning ialah teknik efektif yang sederhana yang membawa efek
lawan dari teknik pencahayaan yang lama di atas. Sambil menjalankan fungsi panning,
fotografer dapat mengatur shutter pada kecepatan yang lebih rendah antara 1/15 hingga 1/30
per-detik dan menggerakkan pada kecepatan yang sama dengan subjek. Dengan melakukan
hal ini, subjek akan nampak lebih fokus dan latar belakang menjadi blur. Teknik panning
memberi anda Sudut pandang (Point View) dalam foto yang berbeda, daripada saat anda
menggunakan teknik pencahayaan yang lama. Teknik ini menjadikan penyimak dari foto
anda akan merasakan jika mereka juga bergerak diantara subjek serta gambar tersebut juga di
dominasi oleh mereka.
Gunakan Sinkronisasi Rear Curtain

Teknik berikutnya yang dapat menjadi pertimbangan dan menjadi kombinasi antara
pencahayaan lama serta panning, yaitu pemanfaatan fungsi flash pada kamera anda. Untuk
memulainya, anda harus memahami bahwa shutter tidak hanya memiliki satu curtain (lampu
flash) tapi, memiliki dua curtain. Flash pertama terbuka untuk menampilkan sensor, dan
kemudian rear curtain (Flash Kedua) mengikutinya untuk menutup atau menyembunyikan
sensor dari cahaya yang ada. Biasanya, ketika kita menggunakan flash, curtain awal pada
shutter terbuka. Kemudian flash menyala, dan second curtain kemudian tertutup. Flash
meng-sinkronisasi cahaya dengan tepat ketika first curtain terbuka, sekitar 1/180 per-detik
hingga sekitar 1/200 per-detik pada kamera yang sedang ber-operasi. Setelah first curtain
terbuka dan flash menyala, Gambar terekam pergerakan menjadi terhenti.

Posisi Merupakan Hal Penting

Dengan subjek yang bergerak cepat dalam kamera atau menjauh dari kamera,
perubahan ukuran pada sensor akan terjadi pada shutter yang pelan daripada subjek yang
bergerak perlahan dalam tampilan. Pada banyak kasus, ini berarti bahwa saat anda berada di
posisi samping dan ingin memotret mobil ketika bergerak cepat dari arah kiri ke kanan,
carilah posisi diujung atau disudut dan potretlah mobil tersebut saat melintas di hadapan
anda. Teknik ini juga bermanfaat untuk situasi pemotretan non-racing. Cobalah anda
praktekkan sendiri, atau pada subjek yang bergerak cepat. Anggaplah pergerakan tersebut
mengarah atau menjauh dari kamera, daripada hanya pergerakan sudut ke sudut dalam
tampilan.

Perhatikan Momen Terbaik untuk Memotret

Momen puncak merupakan momen terbaik, dan seringkali pergerakan dalam momen
tersebut terhenti. Sebagai contoh saat anda memotret pada pertandingan basket, pelatih basket
melompat pada posisi puncak dan anda memotretnya. Di sisi lain, para pemain ada yang juga
lompat atau tetap berdiri, tapi yang terekam tadi adalah saat anda memotret pemain yang
berada pada puncak lompatannya. Ini merupakan waktu yang sempurna dan tepat untuk di
potret, sebab momen ini terjadi begitu singkat dalam sebuah pertandingan game yang
bergerak cepat. Hal ini juga terjadi pada pertandingan olahraga lainnya, jika anda dapat
menemukan momen puncak untuk di potret, berarti anda juga telah dapat menemukan
momen ketetapan serta anda dengan mudah dapat membekukan subjek (freeze the subject)

B. FOTO PANNING

1. Siapkan Kamera Untuk Foto Panning

Untuk mmebuat foto panning, gunakan mode shutter priority – T atau Sv sehingga
kita bisa mengeset shutter speed di angka yang lebih rendah dibanding yang biasa kita
gunakan. Berapa besar shutter speed yang harus dipakai tergantung pada kecepatan gerakan
subyek yang akan difoto dan kecepatan relatif subyek terhadap kamera, dan bisanya hal inilah
yang harus banyak dilatih.

Shutter speed untuk membuat panning orang yang naik sepeda tentu berbeda dengan
shutter speed untuk foto panning balapan motor tentunya. Sama-sama balapan motor namun
kalau motornya melaju lurus tepat didepan kita atau sedang berbelok ditikungan juga
berbeda.

Aturannya adalah, saat subyek yang dipanning tampak kurang tajam naikkan shutter
speednya. Saat bacjground kurang blur, turunkan shutter speednya.

Berikut beberapa contoh shutter speed yang bisa dipakai diawal, namun semuanya
tetap harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan:

 Orang joging/ sepeda biasa dijalanan: 1/20 detik


 Sepeda gunung uphill/downhill: 1/30 sampai 1/50 detik
 Mobil: sekitar 1/50 detik
 Balapan motor/mobil : 1/100 sampai 1/200 detik

2. Cara Fokus untuk Panning

Saat foto panning, kita bisa memakai autofokus ataupun manual fokus. Namun
biasanya manual fokus akah lebih konsisten meski tentu saja lebih membutuhkan latihan dan
kesabaran. Anda bisa menggabungkan kedua mode fokus: gunakan autofokus untuk
mengeset titik fokus pada titik dimana subyek akan berada (antisipasilah dimana posisi
subyek akan berada), lalu setelah terkunci, switch ke manual fokus (MF).

Set frame yang cukup lebar, jangan terlalu ketat, kasih ruangan didepan dan belakang
subyek sehingga kita cukup leluasa melakukan panning dan subyek secara utuh tertangkap
dalam frame.

3. Menggerakkan Lensa dan Kamera

Kita harus memastikan memiliki cukup ruangan agar kamera dan lensa bisa mengikuti
arah gerakan subyek tanpa ada benda (atau orang) yang menghalangi didepan kita. Agar
subyek tetap terlihat tajam, gerakan lensa harus tenang dan stabil dan arahnya hanya pada
sumbu horisontal: dari kanan ke kiri atau sebaliknya tanpa diikuti naik/turun, kuncinya sekali
lagi latihan. Semakin lembut dan tenang cara kita mengikuti pergerakan dan irama subyek
utama, makin tajam mereka terlihat di foto. Kita juga bisa memanfaatkan monopod untuk
panning.

3. FOTO SILUET

Matikan Flash

Yang pertama dan terpenting adalah flash di kamera harus dimatikan, kalau tidak
anda akan mendapatkan foto biasa (karena obyek utama-nya tidak jadi gelap). Jadi matikan
flash dikamera anda

Cari kondisi pencahayaan yang tepat (backlight)

Untuk menghasilkan siluet, background anda harus lebih terang dibandingkan dengan
obyek utama. Itulah kenapa kebanyakan foto siluet dilakukan saat sunset atau sunrise, dimana
matahari (sumber cahaya) ada di belakang obyek yang ingin anda foto (backlighting). Tapi
jangan batasi diri, foto siluet bisa dihasilkan kapan saja, pada intinya anda hanya harus
menemukan background yang lebih terang dibandingkan obyek utama.

Carilah obyek yang bentuknya menarik

Foto siluet akan sangat menonjolkan bentuk obyek utama, oleh karena itu carilah
obyek dengan bentuk yang menarik dan memiliki karakter kuat. Perhatikan foto diatas,
karena obyek utama (pencari ikan) kehilangan detail dan menjadi sangat gelap, bentuknya
justru akan lebih terekspos. Kita bisa melihat dengan jelas batas-batas lekukan bentuk tubuh
si nelayan, bentuk jaring dan bingkainya sampai tetesan air yang keluar dari jaring. Anda juga
bisa mencoba dengan obyek lainnya.

Carilah background yang tepat

Untuk mendapat siluet anda harus menemukan background yang lebih terang.
Usahakan juga untuk mendapatkan background yang menarik namun juga tidak ramai
sehingga obyek utama terlihat sangat menonjol. Langit dan pantai adalah contoh favorit.

Ukur eksposur dengan tepat (manual/ auto)

Sebisa mungkin gunakanlah mode manual eskposur. Set metering di spot metering.
Lakukan pengukuran di daerah background yang paling terang. Dalam contoh foto diatas
saya mengukur cahaya langit diatas helm. Ubahlah kombinasi aperture dan shutter speed
sesuai dengan hasil metering anda, terutama pada aperture pastikan anda set sesuai keinginan
anda (aperture besar untuk background yang agak kabur dan aperture kecil untuk background
yang tajam). Setelah anda menentukan aperture dan shutter speed yang dipilih, arahkan
kamera ke obyek utama. Aturlah h3 yang terbaik dan tentukan fokus di obyek utama, baru
kemudian jepret….

Jika anda tidak bisa menggunakan mode manual, gunakanlah mode auto. Arahkan kamera ke
area paling terang, dalam contoh diatas adalah ke langit diatas si pencari ikan, pencetlah
setengah shutter anda (jangan pencet penuh) lalu tahan shutter jangan dilepas. Lalu arahkan
kamera ke obyek utama anda baru kemudian jepret….

Jangan takut mencoba

Cobalah kombinasi aperture dan shutter speed yang berbeda jika anda gagal di
kesempatan pertama. Cobalah juga bereksperimen dengan obyek dan lingkungan anda,
jangan hanya terpaku pada sunset dan sunrise, karena foto siluet bisa dihasilkan dimanapun

4. FOTO LANDSCAP

Gunakan setting yang tepat & Gunakan Metering

Nah settingan yang tepat sangat berpengaruh pada hasil foto landscape kita, saat
menulis artikel ini saya mencari settingan terbaik untuk memotret pemandangan / landscape.
Dan inilah settingan terbaik untuk fotografi landscape berdasarkan situs techradar.com

 Shutter speed / SS: 1/30


 Aperture: f/16
 ISO: 100
 Ukuran lensa yang digunakan: 18 to 24mm
 Gunakan drive mode: Single shot
 White balance / WB: Daylight

5. PAS FOTO

Pemotretan. Posisikan objek pada kondisi cahaya dari sebelah kiri dan kanannya
kurang lebih sama. Hindari kondisi objek yang diterpa cahaya dominan satu arah dari
kanan saja atau kiri saja atau depan saja. Kondisikan backdrop minimal ½ meter di
belakang objek dan non aktifkan flash kamera / HP untuk menghindari hasil backdrop
berbayang dan cahaya yang tidak merata. Bila anda menggunakan Kamera HP, berdirilah
kurang lebih 1 meter di depan objek, lebih jauh sedikit juga tidak apa bila resolusi kamera
anda 5mpx atau lebih. Bila anda menggunakan kamera dengan lensa yang dapat di zoom,
maka setting lensa 50mm (idealnya 35-80mm) dan atur jarak kamera dengan objek hingga
gambar tampak proporsional. Jika lensa berbukaan besar, atur bukaan maksimalnya 2,8
karena bila dibuka lebih besar lagi  dikhawatirkan objek tidak sama rata fokusnya. Posisikan
kamera sejajar dengan mata objek. Atur agar objek tidak tampak terlalu bungkuk, terlalu
busung dada, terlalu merengut, terlalu tersenyum, kepala miring, tidak menatap lensa.
Posisikan tangan objek jatuh saja di samping, jangan diletakkan di atas paha. Kondisikan
objek duduk di kursi yang tidak ada sandarannya, atau jika tidak ada kursi yang seperti
itu, minta objek berdiri saja. Jika kurang puas pada potretan pertama, segara temukan
kekurangannya, langsung koreksi dan ulang pemotretan.

Retouch. Setelah puas dengan sesi pemotretan, segera kroscek hasil melalui HP atau
kamera tadi. Tentukan 1 saja juara diantara beberapa foto tadi, kemudian lakukan zoom pada
foto, apakah ada kekeliruan fatal? Jika iya maka lihat foto alternatif, jika tidak maka hapus
foto selain foto terpilih saat itu juga kemudian lanjut ke croping, jika hal ini dilakukan
dengan teliti maka akan sangat memangkas waktu penggarapan pas foto. Masih sesaat setelah
penghapusan foto-foto yang gagal menjadi juara, lakukan croping foto pada HP / kamera saat
itu juga, gunakanlah perbandingan 1:1 karena perbandingan itu fleksibel untuk croping /
resizing menjadi 2x3cm, 3x3cm, 3x4cm dan 4x6cm. Kondisikan mata pada posisi 2/3 tinggi
gambar, dan potongan paling bawah tepat berada di dada atau bawah logo OSIS bagi siswa
(i). Jika anda benar-benar menerapkan dari awal isi tulisan ini, maka sekarang anda tidak
perlu membuka photoshop. Biarkan saja wajah anda tidak semulus dempulan mobil yang di-
deco dengan tekstur dove. Hanya mungkin foto anda memerlukan sedikit koreksi warna.
Copy gambar ke komputer. Buka menggunakan aplikasi bawaan Ms. Office “Microsoft
Office Picture Manager”. Klik “Auto Correct”, jika anda tidak suka hasilnya maka pada
keyboard tekan Ctrl+Z untuk kembali. Pada Ms. picture manager klik “Edit Picture”
kemudian klik “Resize”. Pada dua kotak di bawah tulisan “Custom width x height” isikan
“1024” dan “1024” juga. Klik “OK” dan save (Ctrl+S), maka secara otomatis Ms. Picture
Manager akan mengambil skala gambar sebelumnya dengan jumlah panjang / lebar
maksimal 1024px. Kenapa 1024? Karena 1024 bagi saya adalah batas aman. Detail cukup
berlebihan untuk pas foto 4×6 cm, ukuran file tidak terlalu besar untuk ditaruh di hardisk
lawas.

Anda mungkin juga menyukai