Anda di halaman 1dari 8

MODUL II

HUKUM-HUKUM DASAR RANGKAIAN DAN PENERAPANNYA

Muhamad Hanafi (F1B018086)


Asisten : Ahmad Efendi (F1B016004)
Tanggal Percobaan : 02 Juni 2020

ES2232 – Praktikum Rangkaian Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Praktikum modul 2, Hukum-hukum dasar rangkaian dan penerapannya,
dilakukan 2 buah percobaan,yaitu percobaan pertama mengenai hukum
kirchoff tegangan dan arus, kemudian percobaan dua mengenai penerapan
hukum-hukum kirchoff (persamaan mesh). Pada percobaan yang dilakukan
didapat bahwa nilai elemen hasil pengukuran mendekati nilai elemen hasil
perhitungan, baik itu pada perhitungan dengan hukum kirchoff tegangan
(KVL), hukum kirchoff arus (KCL), maupun menggunakan persamaan mesh.

Kata kunci:KCL, KVL, persamaan mesh.

1. PENDAHULUAN Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup


sama dengan nol, atau penjumlahan tegangan pada
1.1 Hukum KirchoffTeganganDan Arus masing-masing komponen penyusunnya yang
Tujuan: membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai
a. Untuk mencari hubungan antara jumlah sama dengan nol. Secara matematis:
tegangan yang diberikan pada rangkaian seri
yang dihubungkan dengan tahanan dan tegangan N
yang digunakan ∑ v n=0 atau v 1 + v 2 …+ v n=0
b. Untuk menguji secara eksperimental hubungan n =1
yang telah ditemukan pada tujuan 1
c. Untuk mencari hubungan antara jumlah arus
yang masuk kepersimpangan / cabang pada
sebuah rangkaian listrik dan arus yang
meninggalkan persimpangan tersebut
d. Untuk menguji secara eksperimental hubungan
yang telah di temukan pada tujuan 2
1.2 Penerapan Hukum - Hukum Kirchoff
(Persamaan Mesh)
Tujuan : Gambar 2.1 Rangkaian menurut hukum kirchoff
Untuk memverifikasi eksperimental arus dengan tegangan
menggunakan metode arus mesh.
2.2 HUKUM ARUS KIRCHOFF
2. DASAR TEORI Hukum arus kirchoff (kirchoff’s current
2.1 HUKUM TEGANGAN KIRCHOFF low/KCL) menyatakan bahwa jumlah aljabar dari
Hukum tegangan kirchoff (kirchoff’s voltage arus di sebuah simpul adalah nol. Dengan cara lain
law/KVL) menyatakan bahwa jumlah aljabar dapat dinyatakan bahwa jumlah arus yang masuk
tegangan adalah nol. sama dengan jumlah arus yang meninggalkan
simpul itu.

MODUL 2 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020


Jumlah arus yang memasuki suatu  Asumsikan tegangan node yang sedang
percabangan atau node atau simpul sama dengan diperhitungkan lebih tinggi daripada tegangan
arus yang meninggalkan percabangan atau node node manapun, sehingga arah arus keluar dari
atau simpul, dengan kata lain jumlah aljabar semua node tersebut positif.
arus yang memasuki sebuah percabangan atau  Jika terdapat N node, maka jumlah node
node atau simpul sama dengan nol. Secara voltage adalah (N-1). Jumlah node voltage ini
matematis: akan menentukan banyaknya persamaan yang
dihasilkan.
N  Analisis node mudah dilakukan bila
∑ in =0 ,i A + iB +(−i¿¿ C)+(−i¿¿ D)=0 ¿ ¿ pencatunya berupa sumber arus. Apabila pada
n =1 rangkaian tersebut terdapat sumber tegangan,
maka sumber tegangan tersebut diperlakukan
i A +i B =i C + i D sebagai supernode, yaitu menganggap sumber
tegangan tersebut dianggap sebagai satu node.

2.4 ANALISIS MESH/LOOP


Arus loop adalah arus yang dimisalkan
mengalir dalam suatu loop (lintasan tertutup). Arus
loop sebenarnya tidak dapat diukur (arus
permisalan).
Berbeda dengan analisis node, pada analisis
Gambar 2.2 Percabangan Pada Suatu Rangkaian ini berprinsip pada Hukum Kirchoff II/KVL
Menurut Hukum Kirchoff Arus dimana jumlah tegangan pada satu lintasan tertutup
sama dengan nol atau arus merupakan parameter
2.3 ANALISIS NODE/SIMPUL yang tidak diketahui. Analisis ini dapat diterapkan
Node/simpul adalah sebuah titik dimana dua pada rangkaian sumber searah (DC) maupun
atau lebih elemen memiliki hubungan yang sama. sumber bolak-balik (AC). Hal-hal yang perlu
Pada metode arus cabang kita tetapkan satu arus diperhatikan:
sebagai arus pada tiap cabang dalam suatu jaringan  Buatlah pada setiap loop arus asumsi yang
aktif. Selanjutnya hukum arus kirchoff diterapkan melingkari loop. Pengambilan arus loop
pada simpul-simpul utamanya sedangakan terserah kita yang terpenting masih dalam satu
tegangan-tegangan antara simpul digunakan untuk lintasan tertutup. Arah arus dapat searah satu
menghubungkan arus-arus tersebut, ini sama lain ataupun berlawanan baik searah
menghasilkan seperangkat persamaan simultan jarum jam maupun berlawanan dengan arah
yang dapat dipecahkan untuk mendapatkan besar jarum jam.
arusnya.  Biasanya jumlah arus loop menunjukkan
Analisis node berprinsip pada Hukum jumlah persamaan arus yang terjadi.
Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus yang masuk  Metode ini mudah jika sumber pencatunya
dan keluar dari titik percabangan akan sama adalah sumber tegangan.
dengan nol, dimana tegangan merupakan  Jumlah persamaan = Jumlah cabang – Jumlah
parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node junction + 1
lebih mudah jika pencatunya semuanya adalah  Apabila ada sumber arus, maka diperlakukan
sumber arus. Analisis ini dapat diterapkan pada sebagai supermesh. Pada supermesh,
sumber searah/ DC maupun sumber bolak-balik/ pemilihan lintasan menghindari sumber arus
AC. karena pada sumber arus tidak diketahui besar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tegangan terminalnya.
analisis node, yaitu
 Tentukan node referensi sebagai ground/
potensial nol.
 Tentukan node voltage, yaitu tegangan antara
node non referensi dan ground.

MODUL 2 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020


Sebelum melakukan percobaan, semua alat
diperiksa terlebih dahulu dan mengukur nilai tiap-
tiap resistor dan power suplay terlebih dahulu.

3.2 Hukum Kirchoff Tegangan Dan Arus


- Gambar rangkaian
Gambar 2.3. Contoh Sebuah Rangkaian
Dengan Dua Buah Mesh
Contoh analisa persamaan mesh untuk
mencari nilai I1 dan I2:
Analisa Loop 1:
-4 + 6I1 + 3(I1 – I2) =0
6I1 + 3I1 – 3I2 =4
9I1 – 3I2 = 4 … (1)
Gambar 3.1 Rangkaian percobaan I.
Analisa Loop 2:
-10 + 4I2 + 3(I2 – I1) =0
- Langkah percobaan
4I2 + 3I2 – 3I1 = 10
– 3I1 + 7I2 = 10 … (2)
Mencari nilai I2 dengan metode eliminasi Merangkai sesuai Mengukur tegangan
9I1 – 3I2 = 4 |x1| 9I1 – 3I2 = 4 gambar 3.1 dan arus tiap resistor
– 3I1 + 7I2 = 10 |x3| -9I1 + 21I2 = 30 +
18I2 = 34
I2 = 34/18
I2 = 1,89 A
Substitusi nilai I2 ke persamaan (1) Mencatat hasil
9I1 – 3I2 = 4 percobaan
9I1 – 3(1,89) = 4
9I1 – 5,67 = 4 Gambar 3.2 Langkah percobaan I.
9I1 = 4 + 5,67
I1 = 9,67/9 3.3 Penerapan Hukum – Hukum kirchoff
= 1,074 A (Persamaan Mesh).
- Gambar rangkaian
3. METODOLOGI
3.1 Spesifikasi Alat Dan Komponen
1. Power supply variable 0-15 V DC
2. Digital Multimeter
3. Basic Electricity Trainer Basic Station
EFT-ELC-BC (EFT-LBS-1)
4. Kabel penghubung
5. Basic Electricity modul 2
LAB.LD.BEM-2/02
6. Resistor 2.2 kΩ Gamba 3.3 Rangkaian percobaan II.
7. Resistor 3.3 kΩ
8. Resistor 3.9 kΩ
9. Resistor 4.7 kΩ
10. Resistor 5.6 kΩ
11. Resistor 6.8 kΩ
12. Resistor 8.7 kΩ
13. Resistor 10 kΩ

MODUL 2 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020


- Langkah percobaan

Merangkai sesuai Mengukur tegangan Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada


gambar 2.3.3 tiap resistor
tabel berikut :

Tabel 4.2 Tabel hasil perhitungan

R B (R RU (R
Error
R (%)
Mencatat hasil
Baca)
Ukur)(Ω)
percobaan (Ω)
R1 100 98,5 1,5
R2 120 119,5 0,42
Gambar 3.4 Langkah percobaan II. R3 300 301,2 0,4
R4 390 381 2,31
4. HASIL DAN ANALISIS R5 820 808 1,46
R6 1000 975 2,5
R7 1000 983 1,7
4.1 Hukum Kirchoff Tegangan Dan Arus
R8 1000 989 1,1
4.1.1 Hasil Dan Perhitungan
Dari table 4.2 dapat di analisa bahwa
Tabel 4.1. Hasil pengukuran nilai tahanan, persentase error pada tiap-tiap resistor masih
tegangan dan arus. berada di dalam batas toleransi error (≤ 5%),
sehingga dapat dikatakan bahwa resistor berada
R
R B (R RU (R V I dalam kondisi baik.
Baca)(Ω) Ukur)(Ω) (Volt) (mA)
R1 100 98,5 1 12  Menghitung nilai VShitung
R2 120 119,5 0,85 8 Diketahui :V1= 1 V
R3 300 301,2 0,85 5
V2 = 0,85 V
R4 390 381 4 12
V3 = 0,85 V
R5 820 808 4,8 7 V4 = 4 V
R6 1000 975 4,8 5,5 V5 = 4,8 V
R7 1000 983 4,9 4,1 V6 = 4,8 V
R8 1000 989 8,54 8,3 V7 = 4,9 V
V8 = 8,54 V
4.1.2 Analisis
Ditanyakan : Vs hitung dan %error ?
1. Hukum Kirchoff Tegangan Penyelesaian :
 Menghitung persentase error tiap resistor
Diketahui : Rbaca = 100 Ω Vs hitung :
Rukur = 98,5 Ω Vs = VR1 + VR2/R3 + VR4 + VR5/R6/R7 + VR8
Ditanyakan : % error ? = 1 + 0,85 + 4 + 4,8 + 8,54
Penyelesaian : = 19,19 V

%error = |RR xx bbacaa ca-R x ukur | x


Pada percobaan ini di dapat nilai Vs hitung sama
dengan penjumlahan dari VR1 + VR2/R3 + VR4 +
VR5/R6/R7 + VR8. Hal ini dikarenakan R2 dan R3
100 %
paralel sehingga memiliki nilai tegangan yang
=|100−98,5
100 |
x 100 % sama begitu juga dengan R5, R6 dan R7.

= 1,5 % %error Vs :

%error = |VV ss hitung-V


hitung
s ukur
| x 100 %

MODUL 2 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020


| |
19,19-12,78 R1 13 12 7,69
= x 100 % R4 16,6 12 27,71
19,19 R8 16,6 8,3 51,2
= 33,4 %
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa persentase
Dari perhitungan di atas didapat bahwa persentase error yang dihasilkan dari masing-masing arus
error Vs sebesar 33,4 %. Hal ini disebabkan karena yang mengalir pada resistor cukup besar. Hal ini
selisih dari Vs hitung dan Vs ukur yang cukup disebabkan karena selisih Iukur dengan Ihitung
besar. yang cukup besar akibat alat ukur yang kurang
presisi.
2. Hukum Kirchoff Arus
 Menghitung arus tiap resistor 9 8.54

Diketahui : IR1 = 12 mA
IR2= 8 mA
IR3 = 5 mA 6
4.8 4.8 4.9
IR4 = 12 mA

Tegangan (V)
4
IR5 = 7 mA
3
IR6 = 5,5 mA
IR7 = 4,1 mA 1 0.85 0.85
IR8 = 8,3 mA
0
98.5 119.5 301.2 381 808 975 983 989

Ditanya: IR1 , IR4 , IR8 dan % error? R ukur (Ω)

Penyelesaian :
4.1.3 Grafik Hubungan Tegangan terhadap
Perhitungan arus : Resistor
IR1 hitung = IR2 + IR3
=8+5 Dari grafik di atas dapat di analisa bahwa nilai
= 13 mA tegangan pada R2 dan R3 lebih kecil dari resistor
lainnya yakni sebesar 0,85 V. Hal ini dikarenakan
IR4 hitung = IR5+IR6+ IR7 R2 dan R3 dirangkai paralel sehingga tahanan yang
= 7 + 5,5 + 4,1 didapatkan lebih kecil resistor yang lain. Karena
= 16,6 mA tahanannya lebih kecil, maka tegangan yang
didapatkan juga kecil sesuai dengan persamaan
IR8 hitung = IR4 hitung = 16,6 mA V =I x R , dimana tegangan berbanding lurus
dengan tahanan atau beban.
%error arus : 4.2 Penerapan Hukum-Hukum Kirchoff
(Persamaan Mesh)
%error IR1 = | IR 1 hitung−IR
IR 1 hitung
1 ukur
| x 4.2.1 Hasil Dan Perhitungan
Tabel 4.4 Hasil percobaan persamaan mesh.
100 %

= |13−12
13 |
x 100 % R
RBaca
(Ω)
RUkur
(Ω)
Tegangan
(Volt)
= 7,69 % R1 100 98,3 5.8
R2 100 98,3 4.3
Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat
pada tabel berikut : R3 100 98,3 1.6
R4 100 98,3 1
Tabel 4.3 Tabel hasil perhitungan. R5 100 98,3 1.7
R6 100 98,3 0.45
R Ihitung Iukur Error
(Ω) (mA) (mA) (%) R7 100 98,3 0.45

MODUL 2 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020


347.860
¿
4.2.2 Analisis 18.047.000
Analisa loop 1 ¿ 0,0193 mA
-Vs + I1.R1 + R2(I1-I2) = 0
-12 + 98,3I1 + 98,3(I1-I2) = 0
-12 + 98,3I1 + 98,3I1 – 98,3I2 = 0

( )
196,6I1 – 98,3I2 = 12 … (1) 196,6 −98,3 12
Analisa loop 2 det −98,3 393,2 0
R2(I2-I1)+R3I2+R4(I2-I3) + R6.I2 =0 0 −98,3 0
98,3(I2-I1)+98,3I2+98,3(I2-I3)+98,3I2 =0 I 3=
98,3I2-98,3I1+98,3I2+98,3I2-98,3I3+98,3I2 =0 ∆R
-98,3I1+393,2I2-98,3I3 = 0…2) ¿
115.950
18.047.000
Analisa loop 3 ¿ 0,0064 mA
R4(I3-I2)+R5I3+R7I3 =0
98,3(I3 - I2)+98,3I3+98,3I3 =0
98,3I3 – 98,3I2 + 196,6I3 =0 Menghitung nilai arus di masing-masing
294,9I3 – 98,3I2 = 0 … (3)
resistor :
IR1 = I1
Dengan menggunakan metode cramer = 0,0707 mA
IR2 = I1-I2

( )( ) ( )
196,6 −98,3 0 I1 12 = 0,0707 mA – 0,0193 mA
−98,3 393,2 −98,3 I 2 = 0 = 0,0514 mA
IR3 = I2
0 −98,3 294.9 I 3 0 = 0,0193 mA
IR4 = I2-I3
= 0,0193 mA – 0,0064 mA
Mencari nilai ΔR = 0,0129 mA
IR5 = I3

( )
196,6 −98,3 0 = 0,0193 mA
IR6 = IR3= I2
∆ R=det −98,3 393,2 −98,3 =18.047 .000 = 0,0193 mA
0 −98,3 294.9 IR7 = IR5= I3
= 0,0193 mA
Mencari nilai I1, I2, dan I3

( )
12 −98,3 0
det 0 393,2 −98,3 Menghitung nilai tegangan di masing-masing
resistor :
0 −98,3 294,9 VR1 = IR1.R1
I 1=
∆R = 0,0707 mA x 98,3
1.275.500 = 6,95 Volt
¿ VR2 = IR2.R2
18.047.000 = 0,0514 mA x 98,3
¿ 0,0707 mA = 5,05 Volt
VR3 = IR3.R3
= 0,0193 mA x 98,3

( )
196,6 12 0 = 1,89 Volt
det −98,3 0 −98,3 VR4 = IR4.R4
0 0 294,9 = 0,0129 mA x 98,3
I 2= = 1,27 Volt
∆R VR5 = IR5.R5

MODUL 2 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020


= 0,0193 mA x 98,3
= 1,89 Volt 0.08 0,0707
VR6 = IR6.R6
0,0514

Arus Hitung (A)


= 0,0193 mA x 98,3 0.06
= 1,89 Volt 0.04 0,0193
VR7 = IR7.R7 0,0193
0,0193
0,0193
0.02 0,0129
= 0,0193 mA x 98,3
= 1,89 Volt 0
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7
Menghitung persentase error nilai Tegangan : Resistor (Ω)

% Error = |VV hitung-


hitung
V ukur
|x 100% Dari Grafik di atas dapat di analisa bahwa
pada resistor R3 dan R6 nilai arus hitungnya
= |6,95 mA - 5,8 mA
6,95 mA |x 100%
besarnya sama. Hal ini disebabkan karena R 3 dan
R6 terletak pada satu mesh yang sama yaitu mesh 2.
Begitu juga dengan R5 dan R7 terletak pada mesh
= 16,55%
3.
Hasil perhitungan selanjutnya dapat di lihat 4.2.4 Grafik Hubungan Tegangan terhadap
pada tabel 4.5 : Resistor

Tabel 4.5 Hasil perhitungan. 8 6.95


5.05
Tegangan (V)

I
R ukur V V Error V 4
R Hitung
(Ω) (Volt) hitung (%) 1.89 1.89 1.89 1.89
(A) 1.27
R1 98,3 5,8 6,95 0,0707 16,55
R2 98,3 4,3 5,05 0,0514 14,85 0
R3 98,3 1,6 1,89 0,0193 15,34 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7
R4 98,3 1 1,27 0,0129 21,26
R5 98,3 1,7 1,89 0,0193 10,05
Resistor (Ω)
R6 98,3 0,45 1,89 0,0193 10,05
R7 98,3 0,45 1,89 0,0193 76,19
Dari Grafik di atas dapat di analisa bahwa
Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa walaupun pada resistor R3 dan R6 nilai tegangannya sama
nilai dari tahanan sama, nilai arus dan tegangan dikarenakan R3 dan R6 memiliki nilai arus yang
yang dihasilkan berbeda. Hal ini dikarenakan nilai sama. Begitu juga dengan R5 dan R7 dimana nilai
arus dan tegangan juga dipengaruhi oleh tiap-tiap resistor besarnya sama. Hal ini
penempatan dari resistor yang dirangkai berbeda- dikarenakan R3 dan R6 terletak pada satu mesh yang
beda, baik itu secara seri maupun parallel. sama yaitu mesh 2. Begitu juga dengan R5 dan R7
Pada tabel 4.5 juga dapat dilihat bahwa %error terletak pada mesh 3.
terbesar terjadi pada pengukuran tegangan R7 yakni
mencapai 76,19%, adapun untuk %error tegangan 5. KESIMPULAN
R1 sampai R6 relatif lebih kecil jika dibandingkan
Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan,
dengan R7 yakni diantara 10% sampai 20%.
dapat disimpulkan bahwa:
Adanya % error ini bisa disebabkan karena selisih
a. Jumlah total tegangan dari setiap komponen
antara tegangan hitung dan tegangan ukur yang
penyusun rangkaian pada rangkaian loop
besar akibat alat ukur yang kurang presisi ataupun
tertutup sama dengan nol, sesuai dengan
karena kurangnya ketelitian pada saat membaca
hukum kirchoff tegangan.
hasil pengukuran.
b. Jumlah arus yang masuk pada sebuah
percabangan sama dengan jumlah arus yang
4.2.3 Grafik Hubungan arus Hitung terhadap
Resistor

MODUL 2 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020


keluar dari percabangan tersebut, sesuai
dengan hukum kirchoff arus.
c. Untuk mencari nilai tegangan suatu resistor
tertentu pada suatu loop tertutup dapat
menggunakan analisis mesh.

DAFTAR PUSTAKA
Edminster, Joseph. 2006. Schaum's Outlines:
Rangkaian Listrik (Edisi 4). Jakarta: Erlangga.
Hayt, William. 2010. Rangkaian Listrik I. Jakarta:
Erlangga.
Ramdhani, Mohamad. 2005. Rangkaian Listrik
(Revisi). Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi
Telkom.
Tim Lab Listrik Dasar. 2017. Penuntun Praktikum
Rangkaian Listrik. Lab Listrik Dasar, Fakultas
Teknik, Universitas Mataram.

MODUL 2 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020

Anda mungkin juga menyukai