Abstrak
Praktikum modul 2, Hukum-hukum dasar rangkaian dan penerapannya,
dilakukan 2 buah percobaan,yaitu percobaan pertama mengenai hukum
kirchoff tegangan dan arus, kemudian percobaan dua mengenai penerapan
hukum-hukum kirchoff (persamaan mesh). Pada percobaan yang dilakukan
didapat bahwa nilai elemen hasil pengukuran mendekati nilai elemen hasil
perhitungan, baik itu pada perhitungan dengan hukum kirchoff tegangan
(KVL), hukum kirchoff arus (KCL), maupun menggunakan persamaan mesh.
R B (R RU (R
Error
R (%)
Mencatat hasil
Baca)
Ukur)(Ω)
percobaan (Ω)
R1 100 98,5 1,5
R2 120 119,5 0,42
Gambar 3.4 Langkah percobaan II. R3 300 301,2 0,4
R4 390 381 2,31
4. HASIL DAN ANALISIS R5 820 808 1,46
R6 1000 975 2,5
R7 1000 983 1,7
4.1 Hukum Kirchoff Tegangan Dan Arus
R8 1000 989 1,1
4.1.1 Hasil Dan Perhitungan
Dari table 4.2 dapat di analisa bahwa
Tabel 4.1. Hasil pengukuran nilai tahanan, persentase error pada tiap-tiap resistor masih
tegangan dan arus. berada di dalam batas toleransi error (≤ 5%),
sehingga dapat dikatakan bahwa resistor berada
R
R B (R RU (R V I dalam kondisi baik.
Baca)(Ω) Ukur)(Ω) (Volt) (mA)
R1 100 98,5 1 12 Menghitung nilai VShitung
R2 120 119,5 0,85 8 Diketahui :V1= 1 V
R3 300 301,2 0,85 5
V2 = 0,85 V
R4 390 381 4 12
V3 = 0,85 V
R5 820 808 4,8 7 V4 = 4 V
R6 1000 975 4,8 5,5 V5 = 4,8 V
R7 1000 983 4,9 4,1 V6 = 4,8 V
R8 1000 989 8,54 8,3 V7 = 4,9 V
V8 = 8,54 V
4.1.2 Analisis
Ditanyakan : Vs hitung dan %error ?
1. Hukum Kirchoff Tegangan Penyelesaian :
Menghitung persentase error tiap resistor
Diketahui : Rbaca = 100 Ω Vs hitung :
Rukur = 98,5 Ω Vs = VR1 + VR2/R3 + VR4 + VR5/R6/R7 + VR8
Ditanyakan : % error ? = 1 + 0,85 + 4 + 4,8 + 8,54
Penyelesaian : = 19,19 V
= 1,5 % %error Vs :
Diketahui : IR1 = 12 mA
IR2= 8 mA
IR3 = 5 mA 6
4.8 4.8 4.9
IR4 = 12 mA
Tegangan (V)
4
IR5 = 7 mA
3
IR6 = 5,5 mA
IR7 = 4,1 mA 1 0.85 0.85
IR8 = 8,3 mA
0
98.5 119.5 301.2 381 808 975 983 989
Penyelesaian :
4.1.3 Grafik Hubungan Tegangan terhadap
Perhitungan arus : Resistor
IR1 hitung = IR2 + IR3
=8+5 Dari grafik di atas dapat di analisa bahwa nilai
= 13 mA tegangan pada R2 dan R3 lebih kecil dari resistor
lainnya yakni sebesar 0,85 V. Hal ini dikarenakan
IR4 hitung = IR5+IR6+ IR7 R2 dan R3 dirangkai paralel sehingga tahanan yang
= 7 + 5,5 + 4,1 didapatkan lebih kecil resistor yang lain. Karena
= 16,6 mA tahanannya lebih kecil, maka tegangan yang
didapatkan juga kecil sesuai dengan persamaan
IR8 hitung = IR4 hitung = 16,6 mA V =I x R , dimana tegangan berbanding lurus
dengan tahanan atau beban.
%error arus : 4.2 Penerapan Hukum-Hukum Kirchoff
(Persamaan Mesh)
%error IR1 = | IR 1 hitung−IR
IR 1 hitung
1 ukur
| x 4.2.1 Hasil Dan Perhitungan
Tabel 4.4 Hasil percobaan persamaan mesh.
100 %
= |13−12
13 |
x 100 % R
RBaca
(Ω)
RUkur
(Ω)
Tegangan
(Volt)
= 7,69 % R1 100 98,3 5.8
R2 100 98,3 4.3
Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat
pada tabel berikut : R3 100 98,3 1.6
R4 100 98,3 1
Tabel 4.3 Tabel hasil perhitungan. R5 100 98,3 1.7
R6 100 98,3 0.45
R Ihitung Iukur Error
(Ω) (mA) (mA) (%) R7 100 98,3 0.45
( )
196,6I1 – 98,3I2 = 12 … (1) 196,6 −98,3 12
Analisa loop 2 det −98,3 393,2 0
R2(I2-I1)+R3I2+R4(I2-I3) + R6.I2 =0 0 −98,3 0
98,3(I2-I1)+98,3I2+98,3(I2-I3)+98,3I2 =0 I 3=
98,3I2-98,3I1+98,3I2+98,3I2-98,3I3+98,3I2 =0 ∆R
-98,3I1+393,2I2-98,3I3 = 0…2) ¿
115.950
18.047.000
Analisa loop 3 ¿ 0,0064 mA
R4(I3-I2)+R5I3+R7I3 =0
98,3(I3 - I2)+98,3I3+98,3I3 =0
98,3I3 – 98,3I2 + 196,6I3 =0 Menghitung nilai arus di masing-masing
294,9I3 – 98,3I2 = 0 … (3)
resistor :
IR1 = I1
Dengan menggunakan metode cramer = 0,0707 mA
IR2 = I1-I2
( )( ) ( )
196,6 −98,3 0 I1 12 = 0,0707 mA – 0,0193 mA
−98,3 393,2 −98,3 I 2 = 0 = 0,0514 mA
IR3 = I2
0 −98,3 294.9 I 3 0 = 0,0193 mA
IR4 = I2-I3
= 0,0193 mA – 0,0064 mA
Mencari nilai ΔR = 0,0129 mA
IR5 = I3
( )
196,6 −98,3 0 = 0,0193 mA
IR6 = IR3= I2
∆ R=det −98,3 393,2 −98,3 =18.047 .000 = 0,0193 mA
0 −98,3 294.9 IR7 = IR5= I3
= 0,0193 mA
Mencari nilai I1, I2, dan I3
( )
12 −98,3 0
det 0 393,2 −98,3 Menghitung nilai tegangan di masing-masing
resistor :
0 −98,3 294,9 VR1 = IR1.R1
I 1=
∆R = 0,0707 mA x 98,3
1.275.500 = 6,95 Volt
¿ VR2 = IR2.R2
18.047.000 = 0,0514 mA x 98,3
¿ 0,0707 mA = 5,05 Volt
VR3 = IR3.R3
= 0,0193 mA x 98,3
( )
196,6 12 0 = 1,89 Volt
det −98,3 0 −98,3 VR4 = IR4.R4
0 0 294,9 = 0,0129 mA x 98,3
I 2= = 1,27 Volt
∆R VR5 = IR5.R5
I
R ukur V V Error V 4
R Hitung
(Ω) (Volt) hitung (%) 1.89 1.89 1.89 1.89
(A) 1.27
R1 98,3 5,8 6,95 0,0707 16,55
R2 98,3 4,3 5,05 0,0514 14,85 0
R3 98,3 1,6 1,89 0,0193 15,34 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7
R4 98,3 1 1,27 0,0129 21,26
R5 98,3 1,7 1,89 0,0193 10,05
Resistor (Ω)
R6 98,3 0,45 1,89 0,0193 10,05
R7 98,3 0,45 1,89 0,0193 76,19
Dari Grafik di atas dapat di analisa bahwa
Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa walaupun pada resistor R3 dan R6 nilai tegangannya sama
nilai dari tahanan sama, nilai arus dan tegangan dikarenakan R3 dan R6 memiliki nilai arus yang
yang dihasilkan berbeda. Hal ini dikarenakan nilai sama. Begitu juga dengan R5 dan R7 dimana nilai
arus dan tegangan juga dipengaruhi oleh tiap-tiap resistor besarnya sama. Hal ini
penempatan dari resistor yang dirangkai berbeda- dikarenakan R3 dan R6 terletak pada satu mesh yang
beda, baik itu secara seri maupun parallel. sama yaitu mesh 2. Begitu juga dengan R5 dan R7
Pada tabel 4.5 juga dapat dilihat bahwa %error terletak pada mesh 3.
terbesar terjadi pada pengukuran tegangan R7 yakni
mencapai 76,19%, adapun untuk %error tegangan 5. KESIMPULAN
R1 sampai R6 relatif lebih kecil jika dibandingkan
Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan,
dengan R7 yakni diantara 10% sampai 20%.
dapat disimpulkan bahwa:
Adanya % error ini bisa disebabkan karena selisih
a. Jumlah total tegangan dari setiap komponen
antara tegangan hitung dan tegangan ukur yang
penyusun rangkaian pada rangkaian loop
besar akibat alat ukur yang kurang presisi ataupun
tertutup sama dengan nol, sesuai dengan
karena kurangnya ketelitian pada saat membaca
hukum kirchoff tegangan.
hasil pengukuran.
b. Jumlah arus yang masuk pada sebuah
percabangan sama dengan jumlah arus yang
4.2.3 Grafik Hubungan arus Hitung terhadap
Resistor
DAFTAR PUSTAKA
Edminster, Joseph. 2006. Schaum's Outlines:
Rangkaian Listrik (Edisi 4). Jakarta: Erlangga.
Hayt, William. 2010. Rangkaian Listrik I. Jakarta:
Erlangga.
Ramdhani, Mohamad. 2005. Rangkaian Listrik
(Revisi). Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi
Telkom.
Tim Lab Listrik Dasar. 2017. Penuntun Praktikum
Rangkaian Listrik. Lab Listrik Dasar, Fakultas
Teknik, Universitas Mataram.