Anda di halaman 1dari 24

MODUL 7

HUKUM KIRCHOFF DAN OHM

LAPORAN PRAKTIKUM
TME 142-Praktikum Fisika

Nama : Cyrillus Raditya Adi Pratama


NIM : 2016-041-027
Shift/Kelompok : M(F)/Kelompok (5)
Tanggal Praktikum : 17 Febuari 2017
Asisten : stephen

LABORATORIUM AERODINAMIKA DAN MEKANIKA


FLUIDA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2017
I. TUJUAN
1. Mempelajari Hukum Kirchoff dan Hukum Ohm
2. menentukan tegangan dan arus pada setiap nodal.
3. menentukan resistensi ekuivalen pada sebuah rangkaian seri dan
paralel

II. TEORI DASAR


A. Hukum kirchoff
 Hukum Arus Kirchoff
Hukum ini juga disebut Hukum I Kirchhoff, Hukum titik
Kirchhoff, Hukum percabangan Kirchhoff, atau KCL
(Kirchhoff's Current Law).berikut bunyi hukum arus kirchoff
“Arus Total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam
suatu rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari
titik percabangan tersebut.”
prinsip dari kekekalan muatan listrik mengatakan bahwa :
pada setiap titik percabangan dalam sirkuit listrik,jumlah dari arus
yang masuk ke dalam titik sama dengan arus yang keluar dari titik
tersebut
I masuk =I keluar

Gambar 7.1 Hukum Arus Kirchoff


mengingat bahwa arus adalah besaran bertanda (positif atau
negatif) yang menunjukkan arah arus tersebut menuju atau keluar
dari titik ,maka prinsip ini bisa dirumuskan menjadi :
n

∑ I k =0
k =1
dimana:
n = jumlah cabang dengan arus yang masuk atau keluar terhadap
titik tersebut
persamaan ini juga bisa digunakan untuk arus kompleks
n

∑ Ĩ k =0
k =1

Hukum ini berdasar pada kekekalan muatan , dengan muatan


(dalam satuan coulomb) adalah hasil kali dari arus (ampere) dan
waktu (sekon)
Q=I .t

 hukum Tegangan Kirchoff


Hukum kirchoff tentang tegangan biasa disebut KVL
(Kirchoff Voltage Law). Hukum II Kirchhoff digunakan untuk
menghitung besaran-besaran yang terdapat pada rangkaian listrik.
Besaran itu diantaranya kuat arus pada suatu cabang, ataupun beda
tegangan antara dua titik. Hukum II Kirchhoff menyatakan bahwa:
" Pada rangkaian t0065rtutup jumlah GGL (gaya gerak listrik)
sumber arus dengan penurunan tegangan adalah nol."

Gambar 7.2 Hukum Tegangan Kirchoff


sama seperti Hukum Arus Kirchoff, prinsip ini dapat ditulis
sebagai:
n

∑ V k=0
k =1

dimana:
n = jumlah tegangan listrik yang diukur.
tegangan listrik ini juga bisa berbentuk kompleks
n

∑ Ṽ k=0
k =1

Hukum ini berdasarkan hukum kekekalan energi yang


berbunyii :"energi yang diserap atau di keluarkan medan
potensial"(tidak termasuk energi yang hilang karena disipasi).

Hukum II Kirchoff dirumuskan sebagai :


ΣE +ΣIR = 0
Keterangan :
ΣE = jumlah ggl sumber arus (V)
ΣIR = jumlah penurunan tegangan. (V)
I = arus listrik (A)
R = hambatan (ohm)

Untuk mengunakan hukum II Kirchhoff digunakan aturan dan


langkah sebagai berikut :
a. Memisalkan arah arus pada setiap cabang.
b. Membuat suatu persamaan arus pada suatu titik dengan hukum I
Kirchooff.
c. Membuat arah putaran loop pada setiap rangkaian tertutup, dengan arah
sembarang.
d. Menerapkan hukum II Kirchoff pada kedua loop, dengan ketentuan:
Apabila mengikuti arah loop, bertemu kutub + dari sumber tegangan maka
sumber tegangan itu dinilai positif, dan sebaliknya.

Contoh penggunaan KCL dan KVL pada analisis rangkaian listrik :


Metode Analisis Rangkaian
Metode analisis rangkaian merupakan salah satu alat bantu untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul dalam menganalisis suatu
rangkaian. Secara umum, terdapat tiga metoda analisis rangkaian yang
dapat digunakan dalam pemecahan permasalahan rangkaian listrik yaitu
metode analisis simpul/node, metode analisis mesh, dan metode analisis
arus cabang.
Tabel perbandingan Analisis Node, Analisis Mesh, dan Analisis Arus
Cabang.

Tabel perbandingan Analisis Node, Analisis Mesh, dan Analisis Arus


Cabang.

Analisis Node Analisis Mesh Analisis Arus


Cabang
Menggunakan  Menggunakan loop dal Menggunakan arus
node atau titik am menganalisis cabang untuk
simpul dalam rangkaian listrik menganalisis
menganalisis rangkaian listrik
rangkaian
listrik
Prinsip Prinsip kerjanya Prinsip kerjanya
kerjanya menggunakan hukum menggunakan
menggunakan Kirchoff II hukum Kirchoff I
hukum
Kirchoff I
Lebih mudah Lebih mudah Mudah digunakan
digunakan jika digunakan jika untuk pencatu
pencatunya pencatunya adalah sumber tegangan
adalah sumber sumber tegangan dan sumber aru
arus
Dapat Dapat menganalisis Dapat Menganalisis
menganalisis rangkaian listrik AC rangkaian listrik
rangkaian maupun DC AC maupun DC
listrik AC
maupun DC
Menggunakan Menggunakan arus Menggunakan arus
tegangan sebagai parameter yang sebagai parameter
sebagai tidak diketahui yang tidak
parameter yang diketahui
tidak diketahui

Analisis Simpul / Node


Node atau titik simpul adalah titik pertemuan dari dua atau lebih
elemen rangkaian. Simpul adalah didefinisikan sebagai titik pertemuan
dua atau lebih elemen rangkaian. Analisis node berprinsip pada Hukum
Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus yang masuk dan keluar dari titik
percabangan akan sama dengan nol, dimana tegangan merupakan
parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node lebih mudah jika
pencatunya semuanya adalah sumber arus. Analisis ini dapat diterapkan
pada sumber searah/ DC maupun sumber bolak-balik/ AC.

Langkah-langkah metode analisis simpul atau node :


o Karena tegangan didefinisikan antara 2 simpul maka pilih salah
satu simpul sebagai simpul referensi atau disebut simpul datum
(datum node). Pada umumnya tegangan simpul dipilih yang
mempunyai nilai positif terhadap simpul referensi
o Jika dalam suatu rangkaian terdapat N simpul maka terdapat ( N-1)
simpul tegangan yang akan dicari.
o Simpul referensi yang dipilih umumnya adalah suatu tempat
dimana paling banyak cabang bertemu.
o Simpul referensi mempunyai tegangan nol (zero potential, ground
potensial) dan simpul lainnya mempunyai tegangan positif.
o Analisis simpul berprinsip pada Hukum Kirchhoff 1 dimana
jumlah arus yang masuk dan keluar dari titik percabangan akan
sama dengan nol.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis simpul :
 Tentukan simpul referensi sebagai ground / potensial nol.
 Tentukan simpul tegangan, yaitu antara simpul non referensi dan
ground.
 Asumsikan tegangan simpul yg sedang dihitung bernilai lebih
tinggi daripada tegangan simpul manapun, sehingga arah arus
keluar dari simpul tersebut positif.

ANALISIS MESH
Mesh dalam bahasa Indonesia berarti lubang atau sesuatu yang melingkar.
Analisis ini memanfaatkan Kirchoff’s Voltage Law (KVL). Yang mana
berbunyi “Jumlah tegangan pada suatu rangkaian tertutup adalah nol”.
Untuk menggunakan analisa Mesh, tulis persamaan KVL untuk setiap
putaran tertutup (closed loop) dalam suatu rangkaian.

Sifat-sifat analisis mesh :


 Arus loop adalah arus yang dimisalkan mengalir dalam suatu loop
(lintasan tertutup).
 Arus loop sebenarnya tidak dapat diukur (arus permisalan).
 Analisis mesh berprinsip pada Hukum Kirchoff II/ KVL dimana
jumlah tegangan pada satu lintasan tertutup samadengan nol
 Arus merupakan parameter yang tidak diketahui.
 Analisis ini dapat diterapkan pada rangkaian sumber searah/ DC
maupun sumber bolak-balik/ AC

KETENTUAN ANALISIS MESH


1. Buatlah pada setiap loop arus asumsi yang melingkari loop.
2. Pengambilan arus loop terserah kita yang terpenting masih dalam
satu lintasan tertutup.
3. Arah arus dapat searah satu sama lain ataupun berlawanan baik
searah jarum jam maupun berlawanan dengan arah jarum jam .
4. Biasanya jumlah arus loop menunjukkan jumlah persamaan arus
yang terjadi.
5. Metoda ini mudah jika sumber pencatunya adalah sumber
tegangan.
6. Jumlah persamaan = Jumlah cabang – Jumlah junction + 1
7.
B. Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan
mematuhi Hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung
terhadap besar dan polaristas beda potensial yang dikenakan kepada
nya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar ,namun istilah "Hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah
secara matematis Hukum Ohm di ekspersikan dengan persamaan:
V =I . R
Dimana :
I = kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)
V = beda potensial atau tegangan listrik yang terdapat pada kedua
ujung penghantar (Volt)
R = nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar (Ohm atau Ω)
Resistansi ekivalen
 hubungan paralel
Rangkaian paralel resistor adalah rangkaian yang terdiri
atas resistor yang disusun paralel/sejajar satu sama lainnya. 

dalam hubungan paralel,besarnya tegangan dari masing-masing


resistor adalah sama jadi besar nya yaitu
V ekivalen =V 1=V 2=V 3 =V n
Berdasarkan Hukum I Kirchhoff diperoleh:
I =I 1+ I 2 + I 3 + I n
Sehingga diperoleh:
V V V V
I= + + +
R 1 R2 R 3 R n
1 1 1 1
I =V ( + + +
R1 R2 R3 R n )
1
I =V (
R ) Total

sehingga dalam hubungan paralel besarnya resistansi ekivalennya


dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
1 1 1 1 1
= + + + …+
R ekivalen R 1 R 2 R3 Rn
 hubungan seri
Rangkaian seri resistor adalah rangkaian yang terdiri atas
sumber tegangan dan minimal dua resistor (hambatan listrik) yang
disusun secara berderet. 

dalam hubungan seri,besarnya arus dari masing-masing


resistor adalah sama jadi besar nya yaitu
I ekivalen=I 1=I 2=I 3 =I n
Menurut hukum Ohm tegangan merupakan hasil kali kuat
arus I dan hambatan R. Dengan demikian persamaan di atas dapat
dituliskan sebagai berikut.
V =I 1 • R1 + I 2 • R2 + I 3 • R 3+ I n • Rn
Karena di dalam rangkaian seri kuat arus yang melalui setiap
resistor besarnya sama, persamaan di atas dapat dituliskan sebagai
berikut.
V =I ( R1 + R2 + R3 + R n)

V =I ( Rtotal ) R total adalah hambatan pengganti dari rangkaian resistor


yang dirangkai seri.

Rtotal =R 1+ R 2+ R 3+ R n
Sehingga dalam hubungan seri ,besar resistansi ekivalennya dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus:
Rekivalen =R1+ R2+ R 3 +…+ Rn
Energi Disipasi
Energi disipasi dapat berarti energi yang hilang dari suatu
sistem. Hilang dalam arti berubah menjadi energi lain yang tidak
menjadi tujuan suatu sistem. Disipasi daya ini bisa dihitung dengan
menggunakan rumus :
P=V.I
dimana P adalah disipasi daya, satuannya Watt (W). V adalah besar
tegangan yang terdapat pada kedua ujung kaki resistor, satuannya
Volt (V). Sedangkan I adalah besarnya arus yang mengalir melalui
resistor tersebut, satuannya Ampere (A) dan R adalah nilai
hambatan listrik (resistansi), satuannya Ohm (Ω).

III. PERALATAN PERCOBAAN


1. 2 buah resistor/capacitor/inductor network
2. kabel penghubung
3. catu daya 24 volt
4. 2 buah multitester digital

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


A. Percobaan Hukum Kirchoff

Gambar 7.3 Rangkaian Hukum Kirchoff


1.Hubungkam rangkaian seperti Gambar 7.3.
2.Ukurlah dan catatlah tegangan pada setiap komponen yang
digunakan.

Gambar 7.4. Rangkaian Hukum Kirchoff


3. kemudian hubungkan rangkaian seperti gambar diatas.
4.ukur dan catatlah arus yang dilalui pada setiap komponen yang
digunakan.
B. Hukum Ohm
1. Hubungkan resistor dengan hubungan seri sesuai yang telah
ditentukan.
2. Ukur resistansi ekivalen pada rangkaian tersebut.
3. Hubungkan rangkaian dengan power supply (Catu Daya).
4. Ukur tegangan pada masing – masing resistansi.
5. Lakukan langkah 1-4 sebanyak 7 kali.
6. Lakukan langkah yang sama untuk rangkaian paralel.

V. TUGAS DAN PERTANYAAN


1. Jelaskan mengapa kita tidak boleh menggunakan amperemeter
secara paralel dan voltmeter secara seri?
jawaban:
karena , Amperemeter adalah alat ukur mengukur arus
listrik di suatu titik. Dengan demikian, alat harus dirangkai secara
seri karena besar arus pada rangkaian seri tetap sama. Jika dipasang
paralel maka arus akan berbeda di setiap cabang dan arus listrik
akan terbagi menjadi beberapa bagian. Voltmeter adalah alat untuk
mengukur tegangan. Alat ini digunakan untuk mengukur suatu
tegangan dan suatu perbedaan antara satu titik dengan titik yang
lain sehingga harus dipasang paralel. Jika pasang secara seri, maka
tidak akan ada yang terukur karena tidak mendeteksi adanya
perubahan suatu tegangan.

2. Apa perbedaan lampu yang dipasang secara seri dan paralel?


Bandingkan hasil percobaan dengan perhitungan rangkaian seri
dan paralel! Jelaskan mengapa ada perbedaan antara hasil
perhitungan dengan percobaan !
jawaban:
Menggunakan tabel" Tabel 6.3.1 Percobaan dan Perhitungan
rangkaian seri dan paralel"
Rangkaian seri memiliki hambatan total yang lebih besar
daripada rangkaian paralel yang memiliki hambatan totalnya lebih
kecil dari hambatan tiap-tiap komponen listriknya.
jadi dapat disimpulkan ,Nyala lampu yang disusun secara paralel
lebih terang daripada rangkaian listrik yang disusun secara seri, ini
disebabkan karena susuna kawat pengahantar atau kabel pada
rangkaian paralel terdiri dari banyak arus atau saluran untuk
menghantarkan arus listrik lebih dari satu sehingga nyala lampu
lebih terang bila dibandingkan dengan rangkaian seri yang hanya
menggunakan satu kabel pada penysusunan rangkaiannya.

3. Jelaskan kelebihan dan kekurangan rangkaian seri dan paralel!


rangkaian listrik seri
rangkaian nya disusun secara berderet atau
berurutan. sehingga hanya ada satu jalan yang dilalui oleh arus.
Akibatnya, arus listrik (I) yang mengalir di berbagai titik dalam
rangkaian sama besarnya dan tegangan akan terbagi merata.Oleh
karena itu kekurangan dari rangkaian seri adalah:
o semakin jauh lampu yg kita gunakan ,maka lampu
yg terjauh akan redup
o jika ada satu lampu yang mati atau rusak ,maka
lampu yang lain akan mati karena arus nya terputus
pada lampu yg mati tersebut.
o nyala lampu yang satu dengan yang lain tidak sama
terangnya. 

Kelebihan rangkaian seri yaitu: 


o hemat kabel dan saklar(hemat biaya) 
o memiliki daya hantar yang lebih stabil
rangkaian listrik paralel
rangkaian nya disusun secara bersusun atau sejajar., Pada
rangkaian paralel arus yang mengalir pada setiap cabang berbeda
besarnya tetapi tegangan nya di berbagai titik adalah sama.Oleh
karena itu Kelebihan rangkaian paralel yaitu:
o lampu akan menyala sama terang.
o jika ada satu lampu yang mati atau rusak ,maka lampu
yang lain akan tetap menyala.
Kekurangan rangkaian paralel yaitu
o biaya yang digunakan lebih boros
o tegangan nya sangkat tinggi karena setiap titik memiliki
tegangan yang sama

4. Apakah kabel berpengaruh dalam percobaan kali ini? Jelaskan!


Jawaban:
kabel berpengaruh karena memiliki Hambatan di kabel tersebut.
semakin panjang kabel ,maka hambatan yang dihasilkan semakin besar ,
VI. LEMBAR DATA ,PERHITUNGAN,DAN TABEL
6.1 LEMBAR DATA
Terlampir
6.2 PERHITUNGAN
A . Percobaan Hukum Kirchoff
1. Buktikan rangkaian pada gambar 7.3 sesuai dengan hukum Kirchoff
tegangan!
jawaban:

I5 loop III
I3

I1 I4 I2

loop I loop II
∑ E+ I . R=0
Loop I

∑ E+ I . R=0
−E+ I 3 . R3 + I 1 . R1=0
−6+1,49 x 3,3+ 1 x 1,23=0
−6+ 6,147=0
0,147=0
mendekati 0

Loop II

∑ E+ I . R=0
I 2 . R2−I 1 . R1 + I 4 . R 4=0
0,38 x 1−1,23 x 1+ 0,25 x 3,3=0
1,205−1,23=0
−0,025=0
mendekati 0

Loop III

∑ E+ I . R=0
I 5 . R5−I 4 . R4 + I 3 . R3=0
0,12 x 47−0,25 x 3,3−1,49 x 3,3=0
5,64−0,825−4,917=0
5,64−5,742=0
−0,102=0
mendekati 0

2. Buktikan rangkaian pada gambar 7.3 sesuai dengan hukum Kirchoff arus!
jawaban:

I5
I3
2
1 3

I1 I4 I2
I

= percabangan
percabangan 1
I masuk =I 3 + I 5

I masuk =1,49+0,12

I masuk =1,61 mA

percabangan 2
I 3=I 1+ I 4

I 3=1,23+1,48

I 3=1,48 mA

dipercobaan
I 3=1,49 mA

1,49 mA=1,48 mA

hampir sama dengan percobaan


percabangan 3
I 4 + I 5=I 2

0,25+0,12=I 2

0,37 mA =I 2

dipercobaan
I 2=0,38 mA

0,38 mA =0,37 mA

hampir sama dengan percobaan


percabangan 4
I keluar =I 1+ I 2

I keluar =1,23+0,38

I keluar =1,61 mA

jadi percabangan 1 adalah I masuk dan percabangan 4 adalah I keluar


I masuk =I keluar

1,61 mA=1,61 mA
B . Percobaan Hukum Ohm
1. Hitung resistansi ekivalen dari masing-masing rangkaian seri dan paralel
dari 3 resistor dan rangkaian seri-paralel!
jawaban:
3 resistor menggunakan data 1
rangkaian seri :
R Seri=R 1+ R 2+ R 3
R Seri=47+3,3+1
R Seri=51,3 Ω

rangkaian paralel :
1 1 1 1
= + +
R paralel R1 R 2 R 3
1 1 1 1
= + +
R paralel 47 3,3 1
1
=0,021+0,303+1
R paralel
1
=1,324
R paralel
1
R paralel=
1,324

R paralel=0,755 Ω

rangkaian seri-paralel:
1 1 1
= +
R paralel 1 R4 R5

1 1 1
= +
R paralel 1 1 1

1
R paralel 1= =0,5 Ω
2

R Seri1=R3 + R paralel1

R Seri1=3,3+ 0,5

R Seri1=3,8 Ω

R Seri2=R1 + R2

R Seri2=47+ 47
R Seri2=94 Ω

1 1 1
= +
R ekivalen R Seri 1 R Seri 2

1 1 1
= +
R ekivalen 3,8 94

1
=0,263+0,011
R ekivalen

1
=0,274
R ekivalen
1
Rekivalen =
0,274

Rekivalen =3,64 Ω
2. Hitung arus (beserta kesalahan absolut dan relatifnya) yang melewati
setiap resistor dari masing-masing rangkaian seri dan paralel!
jawaban :
menggunakan 3 resistor data 1
V
I=
R
∂ I1 2 2 ∂ I 1 2 2
S I1=
√(∂V ) ( )
SV +
∂ R1 R
1 2 2 −V 2 2
S 1

S I1=
√(R1 V
S +) ( )
R 12
SR 1

S R =0 , karena tetapan dan nilai nya tidak berubah


1

1
SV =0,001 x
2
SV =5 x 10−4

1 2
S I1=
√√( 47 ) .(5 x 10−4 )2 +0

S I1= ( 4,527 x 10−4 ) .(25 x 10−8 )

S I1=√ 113,175 x 10−12


S I1=1,064 x 10−5
∂ I2 2 2 ∂ I 2 2 2
S I2=
√( ∂V ) ( )
SV + S
∂ R2 R 2
1 2 2 −V 2 2
S I2=
√(R2 V ) ( )
S +
R 22
SR 2

S R =0 , karena tetapan dan nilai nya tidak berubah


2

1
SV =0,001 x
2
SV =5 x 10−4

1 2
S I2=
√(
3,3 )
.(5 x 10−4 )2 +0

S I2=√ ( 0,0918 ) .(25 x 10−8 )

S I2=√ 2,295 x 10−8


S I2=1,514 x 10−4
∂ I3 2 2 ∂ I 3 2 2
S I3=
√( ∂V ) ( )
SV +

1 2 2 −V 2 2
S
∂ R3 R 3

S I3=
√(R3 V ) ( )
S +
R32
SR 3

S R =0 , karena tetapan dan nilai nya tidak berubah


3

1
SV =0,001 x
2
SV =5 x 10−4

1 2
S I3=
√( )
1
.(5 x 10−4)2 +0

S I3=√ 1.(25 x 10−8)

S I3=√ 25 x 10−8
S I3=5 x 10−4
V
I 1=
R1

8,27
I 1=
47

I 1=0,176

V
I 2=
R2
0.577
I 2=
3,3

I 2=0,175

V
I 3=
R3

0,173
I 3=
1
I 3=0,173
kesalahan relatif nya
S
Srelatif I = I1 x 100 %
1
I1

1,064 x 10−5
Srelatif I = x 100 %
1
0,176

Srelatif I =6,04 5 x 10−3


1

S I2
Srelatif I = x 100 %
2
I2

1,514 x 10−4
Srelatif I = x 100 %
1
0,175

Srelatif I =0,0865
2

S
Srelatif I = I3 x 100 %
3
I3

5 x 10−4
Srelatif I = x 100 %
3
0,173

Srelatif I =0,289
3

Rangkaian seri
V total=V 1 +V 2 +V 3

V total=8,27+0,577+0,173

V total=9,02Volt

∂ I seri 2 2 ∂ I seri 2
S Iseri =
√( ) (
∂V
SV + ) S
∂ R seri R seri
2
1 2 2 −V 2
S Iseri =
√(
Rseri V
S + ) ( )
R seri2
SR
2

SV =0, karena tetapan dan nilai nya tidak berubah


seri

1
Sseri =0,001 x
2
−4
Sseri =5 x 10

−9,02 2
S Iseri = 0+
√ ( (51,0)2
−9,02 2
)¿¿

S Iseri =
√( 2601 )
(25 x 10−8 )
2

S Iseri = ( 3,468 x 10−3 ) (25 x 10−8 )
S Iseri =√ (1,203 x 10−5)(25 x 10−8 )
S Iser i= √ 3,0075 x 10−12
S Iseri =1,734 x 10−6
V
I seri =
R seri

9,02
I seri =
51,0

I seri =0,177

S Iseri
Srelatif I = x 100 %
seri
I seri

−6
1,734 x 10
Srelatif I = x 100 %
se ri
0,177

Srelatif I =9,796 x 10−4


seri

6.3 Tabel
Tabel 6.3.1 Percobaan dan Perhitungan rangkaian seri dan paralel
Data Percobaan Perhitungan
R seri R paralel R seri R paralel
1 51.0 0,742 51,3 0,755
2 5,24 0,426 5,3 0,434

Tabel 6.3.2 Perhitungan arus pada 3 resistor


Data I1 I2 I3 I seri
1 0,176 0,175 0,173 0,177
2 1,709 1,690 1,690 1,72

Tabel 6.3.3 Perhitungan kesalahan Absolut pada 3 resistor


Data S I1 S I2 S I3 S Iseri
1 1,064 x 10−5 1,514 x 10−4 5 x 10−4 1,734 x 10−6
2 1,51 x 10− 4 5 x 10−4 5 x 10−4 1,643 x 10−4

Tabel 6.3.4 Perhitungan kesalahan Relatif pada 3 resistor


Data Srelatif I 1
Srelatif I
2
Srelatif I
4
Srelatif I seri

1 6,045 x 10 −3
0,0865 0,289 9,796 x 10−4
2 8,8 10−3 2,96 x 10−2 2,96 x 10−2 9,55 x 10−3

VII. ANALISIS
Dalam percobaan untuk mendapatkan nilai tegangan digunakan
multitester dengan memilih simbol V untuk rangkaian DC,setelah itu
tempelkan kutub postif dan negatif ke tiap titik rangkaian dan untuk
mencari hambatan digunakan multitester dengan memilih simbol
R,sumber tegangan harus dicabut pada saat mencari hambatan karena
kalau tidak dicabut ,sumber tegangan memiliki hambatan tersendiri,jadi
dapat mempengaruhi hambatan yang praktikan cari.Pada hukum kirchoff
perhitungan dan teori dasar nilai nya berbeda tetapi hampir mendekati nol
itu disebabkan yang pertama adalah alat multitester,alat multitester ini
memiliki ketelitaan 0,001 sehingga tidak tepat 100% .Kesalahan kedua
adalah cara pemakaian multitester ,angka pada multitester akan berubah
jika praktikan bergerak,sehingga data sering berubah-berubah.Kesalahan
ketiga adalah sering membulatkan nilai pada multitester,membulatkan nilai
dapat mengubah hasil perhitungan dan percobaan.kesalahan ke empat
adalah salah memilih simbol,seperti contoh rangkaian ini mengukur
tegangan rangkaian dc tetapi praktikan memilih simbol Ṽ (tegangan
AC).Pada hukum Ohm perhitungan dan percobaan berbeda karena
kesalahan pertama adalah alat multitester,alat multitester ini memiliki
ketelitaan 0,001 sehingga tidak tepat 100%.kesalahan kedua adalah cara
pemakaian multitester ,angka pada multitester akan berubah jika praktikan
bergerak , sehingga data sering berubah-berubah.kesalahan ketiga adalah
dari kabel nya ,kabel memiliki hambatan sendiri,semakin panjang kabel
,maka hambatan nya makin besar ,oleh karena itu praktikan harus memilih
kabel yang sama panjang untuk mandapatkan hasil yang sama.

VIII. SIMPULAN
o Untuk mengukur tegangan digunakan multitester dengan memilih
simbol V untuk rangkaian DC,setelah itu tempelkan kutub postif
dan negatif ke tiap titik rangkaian
o untuk mencari hambatan digunakan multitester dengan memilih
simbol R,sumber tegangan harus dicabut pada saat mencari
hambatan supaya tidak mempengaruhi hambatan yang kita cari
o sesuai dengan teori dasar hukum arus Kirchoff yaitu Imasuk =Ikeluar
o hasil dari perhitungan dengan teori dasar hukum tegangan Kirchoff

yang mengatakan "∑ V k =0" ,hampir mendekati nol sehingga


sesuai antara perhitungan dengan dasar teori
o pada Hukum Ohm hambatan di percobaan dengan perhitungan
hampir sama nilai nya

IX. DAFTAR PUSTAKA


1. Halliday, D. Resnick, R. Walker, J. 1960 Fundamentals of Physics.
Sixth Edition. Ohio: John Wiley & Sons, Inc.
2. Paul, Clayton R. 2001 . Fundamentals of Electric Circuit Analysis.
Michigan: John Wiley & Sons.
3. Serway, Raymond A. Jewett, John W. 2004. Physics for Scientists
and Engineers (6th ed.). Ohio: Cengage Learning.
4. Buece, frederick. J . 1989. Seri buku schaum teori dan soal – soal
fisika. Jakarta: Erlangga.Purwandari, E. 2013. Petunjuk Praktikum
Fisika Dasar. Jember : Universitas Jember.
X. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai