Anda di halaman 1dari 12

MODUL 3

STATIS

LAPORAN PRAKTIKUM
TME 142 - Praktikum Fisika

Nama :Henry Adiputra


NIM :2016-041-025
Shift/Kelompok :D/ Kelompok 4
Tanggal Praktikum :1 Maret 2017
Asisten :Axel Leonardo

LABORATORIUM MEKANIKA EKSPERIMENTAL


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2017
I. TUJUAN
1. Mempelajari kesetimbagan sistem dawai
2. Menganalisis “unknown force” dalam kesetimbangan sistem dawai
3. Menganalisis “unknown mass” dalam kesetimbangan sistem dawai

II. TEORI DASAR


Keseimbangan sistem dawai dapat dicapai bila resultan vector dari
semua gaya eksternal yang bekerja pada sistem tersebut sama dengan
nol. Berdasarkan prinsip tersebut, maka besarnya gaya yang tidak
diketahui (unknown force) ataupun massa yang tidak diketahui
(unknown mass) dapat dihitng pada saat sistem berada dalam
kesetimbangan.
Menurut Hukum I Newton yang berbunyi bila resultan gaya yang
bekerja pada suatu benda sama dengan nol maka benda yang mula-
mula dalam keadaan diam akan tetap diam artau benda yang mula-
mula bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak tanpa mengalami
perubahan kecepatan.
Secara sistematis, pernyataan di atas dapat dinyatakan dengan :
∑ F=m. a=0 (1)
Di mana ∑ F adalah resultan dari semua gaya yang diaplikasikan ke
suatu benda.

Hukum III Newton yang berbunyi bila benda pertama ,mengerjakan


suatu gaya pada benda kedua maka gaya yang dikeluarkan oleh benda
pertama akan sama dengan gaya yang diterima oleh kedua benda,
namun hanya arahnya saja yang berkebalikan atau secara matematis
dapat dinyatakan dengan :
Faksi = -Freaksi (2)
Berdasarkan Hukum Newton, partikel dapat diasumsikan berada dalam
kondisi kesetimbangan static (static equilibrium).
Untuk kasus sistem dawai, setiap nodal dapat dianggap sebagai partikel
yang berada dalam kesetimbangan statik, sehingga persamaan untuk tiga
buah gaya yang bekerja pada sebuah titik adalah sebagai berikut :
F1 F2 F3
= = (3)
sin ∝ sin γ sin β

Gambar 3.1 gaya pada sistem dawai


Dimana :
F1 = gaya tegangan tali 1
F2 = gaya tegangan tali 2
F3 = gaya berat dari benda yang digantung

Untuk vector gaya, dapat direalisasikan sebagai berikut :

Fx = F cos
θ

III. PERALATAN PERCOBAN


1. 1 buah busur derajat
2. Untaian kawat
3. 3 buah katrol plastic
4. 1 set beban
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
Gambar 3.3. Rangkaian Sistem Dawai

1. Rangkailah sistem dawai seperti pada gambar diatas.


2. Lalu pasanglah beban-beban yang telah ditetapkan sesuai dengan
letaknya.
3. Kemudian ukurlah sudut-sudut yang terbentuk oleh akibat dari
adanya beban yang sudah terpasang tersebut dan catatlah sebagai α, β,
γ pada lembar data.
4. Ulangilah langkah 2 – 3 untuk masing-masing beban yang telah
ditetapkan.

V. TUGAS DAN PERTANYAAN


Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud dengan keseimbangan statis dinamis?
Yang dimaksud keseimbangan statis adalah keseimbangan
yang terjadi pada benda ketika benda berada di posisi statis atau
diam. Lalu yang dimaksud dengan keseimbangan dinamis adalah
keseimbangan yang terjadi pada benda ketika benda bergerak.
2. Jelaskan pengaruh beban yang diberikan terhadap sudut yang
terbentuk ?
Pengaruh beban pada percobaan ini adalah adalah beban
bertindak sebagai berat yang dipengaruhi oleh gravitasi bumi. Pada
percobaan ini terdapat 3 beban yang membentuk 3 sudut. Bila
salah satu beban dirubah massanya, maka ketiga sudut tersebut
juga akan berubah.

3. Jelaskan pengaruh tegangan tali yang diberikan terhadap sudut


yang terbentuk!
Pengaruh tegangan tali pada terhadap sudut yang terbentuk
adalah tali yang saling menarik terhadap tali lainnya akibat beban
yang memiliki berat sehingga terbentuklah sudut. Pada tali tersebut
terjadi juga hukum newton ke 3 yaitu F aksi = -F reaksi. Hukum
newton ke 3 terjadi ketika beban yang jatuh kebawah akibat
gravitasi tertahan oleh tegangan tali, sehingga beban tidak jatuh ke
tanah.
VI. LEMBAR DATA, PERHITUNGAN, DAN ANALISIS
Perhitungan:
1. Hitunglah besar gaya (Fc) dan massa (Mc) dari benda c!
 Perhitungan besar gaya (Fc) dan massa (Mc) dari benda C
Fa Fb Fc
= =
sin ∝ sin β sin γ
Pada percobaan 1, diketahui :
α = 109o ma = 0,033 kg
β = 126o mb = 0,027 kg
γ = 125 o
Fa Fc
=
sin ∝ sin γ
ma. g mc . g
=
sin ∝ sin γ
ma mc
=
sin ∝ sin γ
0,033 mc
=
sin 109 sin 125
mc = 0,029 kg
Fc = 0,029 x 9,81 = 0,284 N

Fb Fc
=
sin β sin γ
mb. g mc . g
=
sin β sin γ
mb mc
=
sin β sin γ
0,027 mc
=
sin 126 sin125
mc = 0,027 kg
Fc = 0,027 x 9,81 = 0,268 N
mc rata-rata = 0,028 kg
Fc rata-rata = 0,276 N
Tabel VI.1. tabel perbandingan mc dan tabel Fc
ma mb Fa Fb β( mc Fc
  α (° ¿ γ(° ¿
(Kg) (Kg) (N) (n) °¿ (Kg) (N)
Percobaan
0,033 0,027 0,284 0,268 109 126 125 0,028 0,284
1
Percobaan
0,035 0,025 0,296 0,286 103 134 123 0,030 0,291
2

2. Hitunglah ralat absolut dan relatifnya!


 Perhitungan kesalahan absolut dan relatif
Fa Fc
=
sin ∝ sin γ
Fa . sin γ
Fc=
sin ∝
Fa = ma . g

∂ Fa 2 ∂ Fa 2
Sfa=
√( ∂ ma )
. Sma 2 +
∂g ( )
. Sg2

∂ Fa ∂ Fa
=g | =ma
∂ ma ∂g
2 2 2
Sfa=√( g ) . ( 0,005 ) + ( ma ) . 0
Sfa=0,005 x g=0,005 x 9,81=0,049
2 2 2
∂ Fc ∂ Fc ∂ Fc
SFc=
√( ∂ Fa )
. Sfa 2+
∂γ ( )
. Sγ 2 +
∂α ( )
. Sα 2

∂ Fc sin γ ∂ Fc ∂ Fc
= | =¿ ¿ | = - Fa.sin γ. Cosec α . cotan α
∂ Fa sin α ∂γ ∂α

Pada Percobaan 1

sin γ 2
SFc=
√( sin α )
. Sfa 2+ ¿ ¿¿

sin 125 2 (0.033 x 9.81 x cos 125) 2


−3 2
¿ ( sin 109 ) 2
. ( 0,049 ) + (sin109 ). ( 8,73 x 10 )
2
+ (−0.033 x 9.81 x sin 125 x cosec 109 x cotan109 )2 . ( 8,73 x 10−3 )
= 0,042
Fb Fc
=
sin β sin γ
Fb . sin γ
Fc=
sin β
Fb = mb . g

∂ Fb 2 ∂ Fb 2
SFb=
√( ∂ mb )
. Smb 2+
∂g ( )
. Sg 2

∂ Fb ∂ Fb
=g | =mb
∂ mb ∂g
2 2 2
SFb=√ ( g ) . ( 0,005 ) + ( mb ) .0
SFb=0,005 x g=0,005 x 9,81=0,049

∂ Fc 2 ∂ Fc 2 2 ∂ Fc 2
SFc=
√( ∂ Fb )
. SFb2 +
∂γ ( )
. Sγ +
∂β ( )
. S β2

∂ Fc sin γ ∂ Fc ∂ Fc
= | =¿ ¿ | = - Fb.sin γ. Cosec β . cotan β
∂ Fb sin β ∂γ ∂α

Pada Percobaan 1

sin γ 2
SFc=
√( sin β )
. Sfa 2+ ¿ ¿¿

sin 125 2
¿

= 0,05
( sin 126
¿
)
. 0,0492+ ¿ ¿ ¿

Rata-rata kesalahan absolut = 0,046


S absolut maks = 0,276 + 0,046 = 0,322
S absolut min = 0,276 – 0,046 = 0,230
Kesalahan relative = (0,046/0,274) x 100% = 0,17 %
Tabel VI.2. tabel kesalahan absolut dan kesalahan relatif
S S
S
  mc (Kg) Fc (N) absolut absolut
relatif
maks min
Percobaan 1 0,028 0,284  0,322 0,230 0,17
Percobaan 2 0,030 0,291  0,346 0,236 0,19

3.Buktikan hasil yang didapat dari nomor 1 sesuai dengan massa


benda yang tertera pada benda c!
Tabel VI.3. perbandingan masa aktual dengan masa perhitungan

  Mc (actual) (Kg) Mc (perhitungan) (Kg)


Percobaan 1 0,03 0,028
Percobaan 2 0,03 0,030
Analisis
Pada percobaan ini, praktikan akan mencoba percobaan hukum
statis dimana percobaan tersebut menggunakan 3 beban, untaian
kawat, 3 katrol, dan busur. Disini praktikan akan mencoba
menggantungkan 3 beban pada katrol dan masing- beban dihubungkan
dengan tali. Lalu praktikan akan menghitung sudut yang dibentuk antar
kawat. hasil praktikum yang dilakukan masih didapatkan kesalahan
relative sebesar 0,17% dan 0,19% percobaan 1 dan 2. Namun
dikarenakan besar error yang masih di bawah 4% maka praktikum ini
berjalan dengan baik. Kesalahan yang masih didapatkan pada
percobaan ini mungkin dikarenakan pada saat perhitungan dilakukan
pembulatan dan saat praktikum terjadi kesalahan dalam membaca
besar sudut. Selain itu massa benda yang tidak diukur lagi sehingga
tidak diketahui apakah massa benda tersebut sesuai dengan nilai massa
yang tertera. Lalu bisa juga kesalahan terjadi jika praktikan belum
menaruh busur dengan seimbang.
Tetapi dari keseluruhan percobaan dapat membuktikan kalau
kesetimbangan dipengaruhi oleh arah-arah komponen yang terdapat
pada sistem dan hukum statis dalam percobaan ini terbukti dan total
sudut yang terbentuk antar tali = 360°.

VII. SIMPULAN
Dari penelitian ini didapatkan bahwa :
 Kesetimbangan dipengaruhi oleh arah-arah dari komponen
gaya yang terdapat di dalam sistem
 Kesetimbangan diperoleh ketika jumlah gaya-gaya tersebut
sama dengan nol (∑ F=0)
 Pada saat setimbang nilai massa (unknown mass) dan gaya
(unknown force) dari benda yang tidak diketahui dapat dihitung
menggunakan nilai massa,gaya dan sudut dari benda yang
diketahui,
VIII. DAFTAR PUSTAKA
1. Resnick, H. (1985). Fisika Jilid I. Edisi ketiga. Hal. 415-430.
Jakarta: Erlangga.
2. Tipler, P.A. (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Edisi ketiga:
jilid 1. Hal. 317331. Jakarta: Erlangga.
3. Hibbeler, R.C. (2012). Engineering Mechanics: Statics. New
Jersey: Prentice Hall.

IX. LAMPIRAN

Gambar IX.1. 1 set beban

Gambar IX.2. busur derajat


Gambar IX.3. untaian kawat dan katrol

Anda mungkin juga menyukai