KONDUKTIVITAS TERMAL
LAPORAN PRAKTIKUM
FTI 114 - Praktikum Dasar
1. Konduksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi dengan perantara medium
padat (solid) yang diam.
2. Konveksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi akibat adanya perantara
medium berupa fluida yang mengalir.
3. Radiasi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa memerlukan medium
perantara.
Masing-masing cara ini dapat dianalisa dan mempunyai hubungan matematis antara
satu dengan yang lainnya. Persamaan yang menyatakan jumlah panas yang dihantarkan
melalui suatu
material adalah:
k A ∆T ∆t
∆𝑄 =
𝑥
Keterangan:
∆T = perbedaan temperatur percobaan suhu rendah dan percobaan suhu tinggi (K)
∆𝑄 = m. L
∆𝑄. 𝑥
𝑘=
𝐴. ∆𝑇. ∆𝑡
Ro = |𝑅𝑎 − 𝑅𝑚 |
Dimana :
𝑚𝑤𝑎
Ra = 𝑡
𝑚𝑤
Rm = 𝑡
mwa = massa es yang mencair pada percobaan tanpa menggunakan steam generator (kg)
mw = massa es yang mencair pada percobaan dengan menggunakan steam generator (kg)
t = waktu (s)
𝑅𝑜 . 𝐿. 𝑥
𝑘=
𝐴. ∆𝑇
Dengan nilai
∆𝑇 = 𝑇𝑓 − 𝑇0
Dimana :
𝑇𝑓 = 100𝑜 𝐶
𝑇0 = 0𝑜
a. Steam generator
b. Steam chamber
c. Es batu
d. Lemari es
e. Neraca Ohauss
g. Base chamber
h. Selang karet
i. Jangka sorong
j. Material yang digunakan: kaca, kayu, lexan, masonite, dan sheet rock.
4. Keluarkan es dari tempatnya dan letakkan es pada material yang akan diuji pada
steam chamber.
9. Timbang tempat tetesan air dan catat massa air yang menetes sebagai mwa.
10. Hubungkan selang karet dari steam generator ke steam chamber dan biarkan
selama beberapa menit sampai temperaturnya stabil.
12. Letakkan kembali material yang akan diuji pada steam chamber selama 90 detik
terlebih dahulu kemudian lakukan kembali sesuai dengan langkah 8-9. Catat hasil
timbangan tetesan air dalam mw.
Pertanyaan:
1. Jelaskan cara perpindahan panas apakah yang berlangsung dari percobaan yang
saudara lakukan !
Jawab:
Pada percobaan pertama tanpa menggunakan steam generator, terjadi
perpindahan panas secara konveksi dan radiasi. Perpindahan panas secara
konveksi dari udara di lingkungan percobaan dan radiasi berasal dari lampu yang
menyala pada laboratorium. Pada percobaan kedua menggunakan steam
generator, perpindahan panas terjadi secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
Perpindahan panas secara konduksi terjadi dari energi panas yang dihantarkan
oleh material yang terkena uap dari steam generator. Perpindahan secara
konveksi terjadi karena suhu lingkungan percobaan dan juga uap yang keluar dari
steam chamber, dan radiasi berasal dari lampu yang menyala saat percobaan di
laboratorium.
3. Bandingkan dan jelaskan hasil percobaan yang anda dapat dengan literatur!
Jawab :
Gambar 8.1 Tabel Kondutivitas Termal Literatur
Terlihat perbedaan yang cukup jauh antara material glass, wood, lexan, dan sheet
rock. Pada percobaan praktikan, nilai K terbaik adalah pada material wood
sedangkan pada literature material yang terbaik adalah sheet rock dengan nilai K
tertinggi.
mwa
Ra =
t
0.0639
= = 0,001065
60
mw
Rm =
t
0.0653
= = 0.001083
60
𝑅𝑜 = |R a − R m |
= |0,001065 − 0.001083|
= 2.33 x 10-5
Mencari nilai A (luas es saat di uji).
𝑑2
𝐴=𝜋
4
22
𝐴= 7
(0.0242)2 /4
𝐴 = 4,6 𝑥 10−4 𝑚2
Lalu setelah mendapat nilai A, kita bisa mencari nilai K dengan material glass.
𝑅𝑜 L X
k= A ΔT
Setelah mengetahui nilai dari konduktivitas termal (k), maka kita dapat
menggunakan data diatas untuk menghitung nilai dari Sk,
𝜕𝑘 2 2 𝜕𝑘 2 2 𝜕𝑘 2 2
( ) 𝑆𝑅0 + ( ) 𝑆𝐿 + ( ) 𝑆𝑥 +
𝜕𝑅0 𝜕𝐿 𝜕𝑥
𝑆𝑘 = √ 2 2
𝜕𝑘 𝜕𝑘
( ) 𝑆𝐴 2 + ( ) 𝑆∆𝑇 2
𝜕𝐴 𝜕∆𝑇
Sebelum mencari nilai dari Sk sheet rock, perlu dihitung nilai dari SR0,SRa, dan SRm
dengan menggunakan rumus:
𝜕𝑅𝑎 2 𝜕𝑅𝑎 2 2
√
𝑆𝑅𝑎 = ( 2
) 𝑆𝑚𝑤𝑎 + ( ) 𝑆𝑡
𝜕𝑚𝑤𝑎 𝜕𝑡
1 2 𝑚𝑤𝑎 2
𝑆𝑅𝑎 = √( ) (0.00005)2 + (− 2 ) (0)2 = 8,9 𝑥 10−6
60 𝑡𝑎
𝜕𝑅𝑚 2 𝜕𝑅𝑚 2 2
√
𝑆𝑅𝑚 = ( 2
) 𝑆𝑚𝑤 + ( ) 𝑆𝑡
𝜕𝑚𝑤 𝜕𝑡
1 2 0.0653 2
𝑆𝑅𝑚 = √(60) (0.00005)2 + (− 602 ) (0.5)2 = 9,1 𝑥 10−6
𝜕𝑅𝑜 2 2 𝜕𝑅0 2 2
√
𝑆𝑅𝑜 = ( ) 𝑆𝑟𝑎 + ( ) 𝑆𝑅𝑚
𝜕𝑅𝑎 𝜕𝑅𝑚
𝜕𝐴 2 2 𝜕𝐴 2 2
√
𝑆𝐴 = ( ) 𝑆𝜋 + ( ) 𝑆𝑑
𝜕𝜋 𝜕𝑑
𝜕𝐴 2 𝜋(0.0242) 2
𝑆𝐴 = √( ) 02 + ( ) (0.00005)2 = 1,9 𝑥 10−6
𝜕𝜋 2
2 2 2 2
𝜕𝑘 2 𝜕𝑘 2 𝜕𝑘 2 𝜕𝑘 2
( ) 𝑆𝑅𝑜 + ( ) 𝑆𝐿 + ( ) 𝑆ℎ + ( ) 𝑆𝐴
𝜕𝑅𝑜 𝜕𝐿 𝜕𝑥 𝜕𝐴
𝑆𝑘 = 2
𝜕𝑘
+ ( ) 𝑆∆𝑇2
√ 𝜕𝑡
2 2
( 907.1)2 (1,268 𝑥 10−5 ) + 0 + (4.319)2 (0,00005)
𝑆𝑘 = √ 2
= 0.0244
+(2423.53)2 (1,9 𝑥 10−6 ) + 0
Kesalahan absolut = k ± Sk
= (0.244 ± 0,0244) J/(s.m.K)
Tabel 8.4 Tabel Hasil Kesalahan
Bahan SRa SRm Sro SA Sk
Glass 8.875 x 10-6 9.107 x 10-6 1.271 x 10-5 1.900 x 10-6 0.0244
Wood 8.819 x 10-6 9.107 x 10-6 1.267 x 10-5 2.069 x 10-6 0.0294
Lexan 8.847 x 10-6 8.969 x 10-6 1.259 x 10-5 1.908 x 10-5 0.0170
Masonite 8.833 x 10-6 8.983 x 10-6 1.259 x 10-5 2.038 x 10-5 0.0208
Sheet rock 8.833 x 10-6 9.024 x 10-6 1.262 x 10-5 2.006 x 10-5 0.0336
6.3. Analisis
Dari data yang didapat dari hasil perhitungan pada praktikum konduktivitas termal,
penghantar kalor yang baik adalah wood sebesar wood, karena berdasarkan nilai K
tertinggi maka material tersebut adalah penghantar kalor paling baik dengan nilai K
sebesar 0.351055652. Sesuai dengan dasar teori, semakin besar nilai konduktivitas (k)
sebuah benda, maka benda tersebut akan semakin baik dalam menghantarkan kalor.
Pada saat dilakukannya percobaan, material uji yang berupa wood, Masonite dan
sheet rock dibungkus dalam aluminium foil. Alasan dilakukannya hal ini adalah untuk
memudahkan penghantaran panas yang dilakukan oleh benda-benda material uji
tersebut. Sebagai contoh, kayu (wood) memiliki banyak sekali kekurangan sebagai
penghantar kalor yang baik, salah satu kekurangan tersebut adalah bagaimana kayu
memiliki kantung udara berukuran mikroskopis pada saat kayu tersebut kering. Hal
ini mempersulit kayu untuk menghantarkan panas. Salah satu cara mengatasinya
adalah dengan menggunakan aluminium foil untuk membungkus kayu tersebut.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil analisis dan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
[1] Halliday, D., Resnick, R., (1985): Fisika Jilid I. Edisi ketiga; hal 731-734,
Erlangga, Jakarta.
[2] Sears F. W., Zemansky M. W., Young, H. P., (1982): University Physics.
6th Edition;hlm 156-158, Adidion-Weley Publishing Company Inc,
Phillipines.
[3] Zebua, E. Kondutivitas Termal. Hal 6.
IX. LAMPIRAN