Anda di halaman 1dari 14

MODUL 8

KONDUKTIVITAS TERMAL

LAPORAN PRAKTIKUM
FTI 114 - Praktikum Dasar

Nama : Julio Dwight Ray


NIM : 2017 - 0453 - 0034
Shift/Kelompok : IC/Kelompok 3
Tanggal Praktikum : 4 Maret 2019
Asisten : Ardian Vianto

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2019
I. TUJUAN
Mengetahui konduktivitas termal untuk berbagai jenis material seperti: kaca, kayu,
lexan, masonite, dan sheet rock.

II. TEORI DASAR

Perpindahan panas dapat terjadi melalui 3 cara yaitu:

1. Konduksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi dengan perantara medium
padat (solid) yang diam.
2. Konveksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi akibat adanya perantara
medium berupa fluida yang mengalir.
3. Radiasi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa memerlukan medium
perantara.

Masing-masing cara ini dapat dianalisa dan mempunyai hubungan matematis antara
satu dengan yang lainnya. Persamaan yang menyatakan jumlah panas yang dihantarkan
melalui suatu
material adalah:

k A ∆T ∆t
∆𝑄 =
𝑥

Keterangan:

∆Q = total energi panas yang dihantarkan (Joule)

A = luas penampang es yang dilalui konduksi panas (m2)

∆T = perbedaan temperatur percobaan suhu rendah dan percobaan suhu tinggi (K)

∆t = waktu yang diperlukan selama konduksi terjadi (s)

x = nilai ketebalan material uji (m)

k = konduktivitas termal dari material (Watt/(m.K))


Konduktivitas termal (k), menunjukkan baik/buruknya sifat material dalam
menghantarkan kalor. Material yang dapat menghantarkan kalor dengan baik disebut
konduktor sedangkan yang kurang baik disebut isolator [2].

Teknik pengukuran konduktivitas termal dapat dilakukan secara langsung.


Material yang akan diuji berupa slab yang ditempatkan di antara steam chamber, dimana
suhunya dipertahankan konstan pada 100°C, dan sebongkah es dipertahankan pada suhu
0°C. Perbedaan temperatur yang tetap 100°C dihasilkan diantara bahan. Nilai kalor laten
es sebesar 336.000 J/kg yang berarti untuk meleburkan 1 kg es dibutuhkan kalor
sebanyak 336.000 Joule atau 336 Kj

∆𝑄 = m. L

Keterangan: L = kalor laten untuk pencairan es (Joule/kg)

Dari Persamaan (1) maka besarnya konduktivitas termal adalah :

∆𝑄. 𝑥
𝑘=
𝐴. ∆𝑇. ∆𝑡

Sedangkan diketahui laju cair es adalah :

Ro = |𝑅𝑎 − 𝑅𝑚 |

Ro = Laju Pencairan es (kg/s)

Ra = Laju pencairan es saat suhu rendah (kg/s)

Rm = Laju pencairan es saat suhu tinggi (kg/s)

Dimana :
𝑚𝑤𝑎
Ra = 𝑡

𝑚𝑤
Rm = 𝑡

mwa = massa es yang mencair pada percobaan tanpa menggunakan steam generator (kg)

mw = massa es yang mencair pada percobaan dengan menggunakan steam generator (kg)
t = waktu (s)

Maka besarnya konduksi thermal adalah

𝑅𝑜 . 𝐿. 𝑥
𝑘=
𝐴. ∆𝑇

Dengan nilai

∆𝑇 = 𝑇𝑓 − 𝑇0

Dimana :

𝑇𝑓 = 100𝑜 𝐶

𝑇0 = 0𝑜

III. PERALATAN PERCOBAAN

a. Steam generator

b. Steam chamber

c. Es batu

d. Lemari es

e. Neraca Ohauss

f. Tempat condensed steam

g. Base chamber

h. Selang karet

i. Jangka sorong

j. Material yang digunakan: kaca, kayu, lexan, masonite, dan sheet rock.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


A. PEMANASAN AIR PADA STEAM GENERATOR

1. Isi tempat air pada steam generator hingga ½ nya.

2. Tutup tempat air dengan penutup karet

3. Nyalakan steam generator

B. PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

1. Isi tempat air dan bekukan dalam lemari pendingin.

2. Ukur tebal dan jenis material yang dipakai sebagai (x).

3. Letakkan material yang akan diuji pada steam chamber.

4. Keluarkan es dari tempatnya dan letakkan es pada material yang akan diuji pada
steam chamber.

5. Ukur diameter es sebagai d1.

6. Biarkan es selama 90 detik sampai mulai mencair.

7. Ambil tempat untuk menampung tetesan air.

8. Kumpulkan tetesan air pada tempatnya selama t = 90 detik

9. Timbang tempat tetesan air dan catat massa air yang menetes sebagai mwa.

10. Hubungkan selang karet dari steam generator ke steam chamber dan biarkan
selama beberapa menit sampai temperaturnya stabil.

11. Kosongkan tempat tetesan air yang digunakan tadi.

12. Letakkan kembali material yang akan diuji pada steam chamber selama 90 detik
terlebih dahulu kemudian lakukan kembali sesuai dengan langkah 8-9. Catat hasil
timbangan tetesan air dalam mw.

13. Ukur diameter dari es sebagai d2.

14. Ulangi langkah 1-12 untuk jenis material yang berbeda.


V. TUGAS DAN PERTANYAAN

Pertanyaan:

1. Jelaskan cara perpindahan panas apakah yang berlangsung dari percobaan yang
saudara lakukan !
Jawab:
Pada percobaan pertama tanpa menggunakan steam generator, terjadi
perpindahan panas secara konveksi dan radiasi. Perpindahan panas secara
konveksi dari udara di lingkungan percobaan dan radiasi berasal dari lampu yang
menyala pada laboratorium. Pada percobaan kedua menggunakan steam
generator, perpindahan panas terjadi secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
Perpindahan panas secara konduksi terjadi dari energi panas yang dihantarkan
oleh material yang terkena uap dari steam generator. Perpindahan secara
konveksi terjadi karena suhu lingkungan percobaan dan juga uap yang keluar dari
steam chamber, dan radiasi berasal dari lampu yang menyala saat percobaan di
laboratorium.

2. Jelaskan material manakah yang merupakan penghantar kalor yang baik!


Jawab :
Dari tabel perhitungan yang sudah dibuat, material yang paling baik menghantarkan
kalor adalah wood, karena berdasarkan nilai K tertinggi maka material tersebut
adalah penghantar kalor paling baik dengan nilai K sebesar 0.351055652.

3. Bandingkan dan jelaskan hasil percobaan yang anda dapat dengan literatur!
Jawab :
Gambar 8.1 Tabel Kondutivitas Termal Literatur
Terlihat perbedaan yang cukup jauh antara material glass, wood, lexan, dan sheet
rock. Pada percobaan praktikan, nilai K terbaik adalah pada material wood
sedangkan pada literature material yang terbaik adalah sheet rock dengan nilai K
tertinggi.

VI. LEMBAR DATA, PERHITUNGAN DAN ANALISIS


6.1. Lembar data

Gambar 8.2. Lembar Data


6.2. Perhitungan
1. Hitung konduktivitas termal dari setiap material beserta kesalahan absolut dan kesalahan
relatifnya!
Jawab:

Tabel 8.1 Data Hasil Percobaan

Bahan x (mm) d1 (cm) d2 (cm) ta (s) mwa (gr) t (s) mw (gr)


Glass 4.9 2.48 2.36 60 63.9 60 65.3
Wood 6.5 2.63 2.64 60 63.5 60 65.3
Lexan 5.75 2.565 2.295 60 63.7 60 64.3
Masonite 7.25 2.66 2.53 60 63.6 60 64.4
Sheet
9.5 2.59 2.52 60 63.6 60 64.7
rock
Tabel 8.2 Data Hasil Percobaan Satuan Internasional

Bahan x (m) d1 (m) d2 (m) ta (s) mwa (kg) t (s) mw (kg)


Glass 0.0049 0.0248 0.0236 60 0.0639 60 0.0653
Wood 0.0065 0.0263 0.0264 60 0.0635 60 0.0653
Lexan 0.00575 0.02565 0.02295 60 0.0637 60 0.0643
Masonite 0.00725 0.0266 0.0253 60 0.0636 60 0.0644
Sheet
0.0095 0.0259 0.0252 60 0.0636 60 0.0647
rock

Contoh perhitungan menggunakan material glass.

mwa
Ra =
t
0.0639
= = 0,001065
60

mw
Rm =
t
0.0653
= = 0.001083
60

𝑅𝑜 = |R a − R m |
= |0,001065 − 0.001083|
= 2.33 x 10-5
Mencari nilai A (luas es saat di uji).

𝑑2
𝐴=𝜋
4

22
𝐴= 7
(0.0242)2 /4

𝐴 = 4,6 𝑥 10−4 𝑚2

Lalu setelah mendapat nilai A, kita bisa mencari nilai K dengan material glass.

𝑅𝑜 L X
k= A ΔT

(2.33 x 10 − 5) (336000) (0.0049)


𝑘= = 0.244 𝑤𝑎𝑡𝑡/𝑚. 𝑘
(4,6 𝑥 10−4 ) (75)
Tabel 8.3 Data Hasil Perhitungan
Bahan Ra Rm Ro D(m) A (m²) K
Glass 2.33333E-
0.001065 0.001088333 05 0.0242 0.00046 0.244030849
Wood
0.001058 0.001088333 3E-05 0.02635 0.000545 0.351055652
Lexan
0.001062 0.001071667 1E-05 0.0243 0.000464 0.121718865
Masonite 1.33333E-
0.00106 0.001073333 05 0.02595 0.000529 0.179433949
Sheet
1.83333E-
rock
0.00106 0.001078333 05 0.02555 0.000512 0.333492313

Setelah mengetahui nilai dari konduktivitas termal (k), maka kita dapat
menggunakan data diatas untuk menghitung nilai dari Sk,
𝜕𝑘 2 2 𝜕𝑘 2 2 𝜕𝑘 2 2
( ) 𝑆𝑅0 + ( ) 𝑆𝐿 + ( ) 𝑆𝑥 +
𝜕𝑅0 𝜕𝐿 𝜕𝑥
𝑆𝑘 = √ 2 2
𝜕𝑘 𝜕𝑘
( ) 𝑆𝐴 2 + ( ) 𝑆∆𝑇 2
𝜕𝐴 𝜕∆𝑇

Sebelum mencari nilai dari Sk sheet rock, perlu dihitung nilai dari SR0,SRa, dan SRm
dengan menggunakan rumus:

𝜕𝑅𝑎 2 𝜕𝑅𝑎 2 2

𝑆𝑅𝑎 = ( 2
) 𝑆𝑚𝑤𝑎 + ( ) 𝑆𝑡
𝜕𝑚𝑤𝑎 𝜕𝑡

1 2 𝑚𝑤𝑎 2
𝑆𝑅𝑎 = √( ) (0.00005)2 + (− 2 ) (0)2 = 8,9 𝑥 10−6
60 𝑡𝑎

𝜕𝑅𝑚 2 𝜕𝑅𝑚 2 2

𝑆𝑅𝑚 = ( 2
) 𝑆𝑚𝑤 + ( ) 𝑆𝑡
𝜕𝑚𝑤 𝜕𝑡

1 2 0.0653 2
𝑆𝑅𝑚 = √(60) (0.00005)2 + (− 602 ) (0.5)2 = 9,1 𝑥 10−6

𝜕𝑅𝑜 2 2 𝜕𝑅0 2 2

𝑆𝑅𝑜 = ( ) 𝑆𝑟𝑎 + ( ) 𝑆𝑅𝑚
𝜕𝑅𝑎 𝜕𝑅𝑚

𝑆𝑅𝑜 = √(1)2 (8,9 𝑥 10−6 )2 + (1)2 (9,1 𝑥 10−6 )2 = 1,268 𝑥 10−5

𝜕𝐴 2 2 𝜕𝐴 2 2

𝑆𝐴 = ( ) 𝑆𝜋 + ( ) 𝑆𝑑
𝜕𝜋 𝜕𝑑

𝜕𝐴 2 𝜋(0.0242) 2
𝑆𝐴 = √( ) 02 + ( ) (0.00005)2 = 1,9 𝑥 10−6
𝜕𝜋 2
2 2 2 2
𝜕𝑘 2 𝜕𝑘 2 𝜕𝑘 2 𝜕𝑘 2
( ) 𝑆𝑅𝑜 + ( ) 𝑆𝐿 + ( ) 𝑆ℎ + ( ) 𝑆𝐴
𝜕𝑅𝑜 𝜕𝐿 𝜕𝑥 𝜕𝐴
𝑆𝑘 = 2
𝜕𝑘
+ ( ) 𝑆∆𝑇2
√ 𝜕𝑡

2 2
( 907.1)2 (1,268 𝑥 10−5 ) + 0 + (4.319)2 (0,00005)
𝑆𝑘 = √ 2
= 0.0244
+(2423.53)2 (1,9 𝑥 10−6 ) + 0

Kesalahan relatif Glass


𝑆𝑘
𝑆𝑟𝑒𝑙 = 𝑥 100 %
𝑘
0,0244
𝑆𝑟𝑒𝑙 = 𝑥 100 %
0.244
𝑆𝑟𝑒𝑙 = 0.1%

Kesalahan absolut = k ± Sk
= (0.244 ± 0,0244) J/(s.m.K)
Tabel 8.4 Tabel Hasil Kesalahan
Bahan SRa SRm Sro SA Sk
Glass 8.875 x 10-6 9.107 x 10-6 1.271 x 10-5 1.900 x 10-6 0.0244
Wood 8.819 x 10-6 9.107 x 10-6 1.267 x 10-5 2.069 x 10-6 0.0294
Lexan 8.847 x 10-6 8.969 x 10-6 1.259 x 10-5 1.908 x 10-5 0.0170
Masonite 8.833 x 10-6 8.983 x 10-6 1.259 x 10-5 2.038 x 10-5 0.0208
Sheet rock 8.833 x 10-6 9.024 x 10-6 1.262 x 10-5 2.006 x 10-5 0.0336

6.3. Analisis

Dari data yang didapat dari hasil perhitungan pada praktikum konduktivitas termal,
penghantar kalor yang baik adalah wood sebesar wood, karena berdasarkan nilai K
tertinggi maka material tersebut adalah penghantar kalor paling baik dengan nilai K
sebesar 0.351055652. Sesuai dengan dasar teori, semakin besar nilai konduktivitas (k)
sebuah benda, maka benda tersebut akan semakin baik dalam menghantarkan kalor.

Pada saat dilakukannya percobaan, material uji yang berupa wood, Masonite dan
sheet rock dibungkus dalam aluminium foil. Alasan dilakukannya hal ini adalah untuk
memudahkan penghantaran panas yang dilakukan oleh benda-benda material uji
tersebut. Sebagai contoh, kayu (wood) memiliki banyak sekali kekurangan sebagai
penghantar kalor yang baik, salah satu kekurangan tersebut adalah bagaimana kayu
memiliki kantung udara berukuran mikroskopis pada saat kayu tersebut kering. Hal
ini mempersulit kayu untuk menghantarkan panas. Salah satu cara mengatasinya
adalah dengan menggunakan aluminium foil untuk membungkus kayu tersebut.

Banyak faktor-faktor kesalahan yang terjadi dalam percobaan praktikum


konduktivitas termal, antara lain pada saat menggunakan material glass, air es yang
mencair tidak sepenuhnya mencair masuk ke dalam wadah, ini yang membuat ada
nya hasil yang kurang akurat dari perhitungan konduktivitas.

VII. KESIMPULAN

Dari hasil analisis dan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

 Konduktivitas termal merupakan sebuah nilai yang mempengaruhi kebaikan


suatu benda dalam menghantarkan kalor kepada benda yang lain.
 Perpindahan panas dapat terjadi bila terdapat dua benda yang memiliki suhu
yang berbeda, dimana salah satu suhu benda memiliki suhu yang lebih kecil
dibandingkan dengan suhu benda yang satunya.
 Dapat disimpulan bahwa semakin tinggi nilai dari konduktivitas termal (k)
suatu benda, maka benda akan semakin baik dalam menghantarkan kalor.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

[1] Halliday, D., Resnick, R., (1985): Fisika Jilid I. Edisi ketiga; hal 731-734,
Erlangga, Jakarta.
[2] Sears F. W., Zemansky M. W., Young, H. P., (1982): University Physics.
6th Edition;hlm 156-158, Adidion-Weley Publishing Company Inc,
Phillipines.
[3] Zebua, E. Kondutivitas Termal. Hal 6.

IX. LAMPIRAN

Gambar 8.3 Neraca

Gambar 8.4 Steam Chamber


Gambar 8.5 Material yang digunakan

Anda mungkin juga menyukai