Juni, 2012
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
ABSTRAK
Kerupuk susu merupakan jenis kerupuk berprotein tinggi, namun aroma dan rasa
khas yang berasal dari susu segar (plengus/amis) tidak selalu disukai sehingga dapat
menurunkan minat masyarakat mengkonsumsi kerupuk susu. Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh penambahan rempah-rempah dalam konsentrasi tertentu terhadap
sifat fisik dan sifat organoleptik serta kesukaan/penerimaan terhadap kerupuk susu.
Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yaitu jenis dan
konsentrasi rempah dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji
organoleptik rasa kerupuk susu matang secara deskriptif dan hedonik adalah skor
tertinggi 3,40 pada perlakuan 0,50% Bawang Putih+0,50% Ketumbar+0,50% Merica
dan 3,20 pada perlakuan 0,25% Bawangputih+ 0,25% Ketumbar + 0,25% Merica. Skor
tertinggi aroma kerupuk susu matang secara deskriptif dan hedonik adalah 2,95 pada
perlakuan 0,50% Bawang Putih+0,50% Ketumbar+0,50% Merica dan 0,30 pada
perlakuan 0,50% bawang putih. Kadar air kerupuk mentah semua perlakuan berbeda
tidak nyata yaitu 11,25-11,91% (b/b). Rendemen kerupuk mentah tidak berbeda nyata,
yaitu 56%-61%(b/b). Nilai derajat kecerahan tertinggi 57,5 pada perlakuan 0,25%
bawang putih. Daya serap minyak terendah 0,0494% (b/b) pada perlakuan
0,25%ketumbar.
PENDAHULUAN
Ditinjau dari bahan bakunya kerupuk dikategorikan kerupuk berprotein dan
tidak berprotein (Yusmiarti, 2008). Kerupuk susu merupakan kerupuk berprotein tinggi
karena bahan bakunya terdiri atas tepung tapioca dan susu sapi segar yang mengandung
protein tinggi. Menurut Usmiati, S dan Abubakar (2009), angka rata-rata konsentrasi
untuk semua kondisi dan jenis sapi perah adalah susu sapi lemak 3,9%, protein 3,4%,
laktosa 4,8%, abu 0,72%, dan air 87,10% dan beberapa vitamin yang larut dalam lemak
seperti vitamin A, D, E dan K.
Susu sapi segar memiliki bau dan rasa yang khas (Usmiati, S dan Abubakar.
2009). Sebagian orang mengatakan susu sapi segar mempunyai rasa dan aroma
plengus/amis. Menurut Bukle, K.A. (1987), bau amis disebabkan karena oksidasi dan
reaksi hidrolisa. Rasa dan aroma amis tersebut tidak selalu disukai.
Bumbu rempah-rempah merupakan bahan tambahan makanan yang biasa
digunakan pada masakan Indonesia sehingga menghasilkan rasa dan aroma masakan
yang khas. Selain itu, penggunaan rempah sebagai penyedap makanan dapat
menyediakan komponen aktif fitokimia yang bermanfaat menjaga kesehatan dan
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Juni, 2012
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Penggunaan rempah sebagai bahan tambahan
pangan terus meningkat sejalan dengan munculnya kecenderungan penggunaan bahan-
bahan alami/organic. Kandungan pangan fungsional pada rempah-rempah mempunyai
bau dan rasa (flavour) kuat sehingga penggunaan dalam jumlah sedikit dapat
memberikan efek rasa pada makanan, pada konsentrasi tertentu juga dapat
memperpanjang daya simpan makanan. Bumbu rempah yang banyak digunakan untuk
menetralisir bau makanan yang kurang disukai seperti amis pada ikan dan daging adalah
lada, ketumbar, bawangputih, dan kunyit.
Lada atau merica (Piper nigrum L.) merupakan jenis rempah berupa bijian
berwarna keputih-putihan. Kandungan kimia yang dikandung lada adalah saponin,
flavonoida, minyak atsiri, kavisin, resin, zat putih telur, amilum, piperine, piperiline,
piperoleine, poperanine, piperonal, dihdrokarveol, kanyo-fillene oksida, kariptone, tran
piocarrol, dan minyak lada. Dalam industri makanan lada dipergunakan untuk pengawet
daging dan bumbu penyedap masakan. Penambahan lada dalam masakan menghasilkan
rasa dan aroma cukup tajam, biasanya disebut pedas.
Bawang putih (Allium sativum) memiliki suatu ciri khas yaitu aromanya yang
mampu memberikan rasa harum pada masakan. Senyawa utama yang terdapat dalam
bawang putih adalah Aliin. Zat Aliin ini akan terurai saat bawang putih dimemarkan.
senyawa Alicin (pecahan dari aliin) mempunyai fungsi fisiologis yang amat kuat,
seperti sebagi antioksidan, antikanker, antitrombotik, antiradang, penurunan tekanan
darah, dan dapat menurunkan kolesterol darah. bawang putih mengandung zat anti
bakteri dan jamur. Bawang putih juga dapat mempertahankan kekebalan tubuh
(Anonym, 2007).
Ketumbar memiliki ciri-ciri hampir sama dengan lada. Ketumbar memiliki
aroma yang tajam seperti lada, namun ukurannya lebih kecil dan warnanya lebih
kecoklatan, serta rasanya tidak pedas. Aroma yang ditimbulkan ketumbar berasal dari
minyak atsiri. Minyak atsiri adalah suatu senyawa yang mempunyai sifat antibakteri
atau antimikroba. Sifat antibakteri dapat mencegah masuknya bakteri atau mikroba ke
dalam makanan, sehingga makanan atau masakan dapat tahan lama dan tidak cepat basi
(Anonym, 2007). Khasiat ketumbar selain mengobati pencernaan dapat juga meredakan
influenza, wasir, haid tidak lancar, sariawan, tekanan darah tinggi dan lain-lain
(Anonym, 2008).
Penelitian ini bertujuan untuk menengetahui pengaruh penambahan rempah lada,
ketumbar dan bawangputih terhadap sifat sensorik dan fisik kerupuk susu. Diharapkan
rempah-rempah tersebut dapat mengurangi atau menetralisir aroma amis/plengus khas
susu sapi yang menyebabkan kerupuk susu kurang disukai.
METODE
Bahan-bahan yang digunakan adalah tepung tapioca, susu segar pasteurasi yang
diperoleh dari KUD Karangploso, Malang sebanyak 100 ml, tepung tapioka 100 g,
garam 1,5%, dan rempah-rempah antara lain: lada, ketumbar dan bawangputih sebanyak
0,25% dan 0,50% serta air secukupnya.
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
2 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Juni, 2012
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Pelaksanaan Penelitian
Cara pembuatan kerupuk pada penelitian ini adalah menurut Djumali, et al.
(1982) dalam Muliawan (1991) dengan sedikit modofikasi.
Susu segar sapi Garam Rempah-rempah, al:
Tepung tapioka
pasteurasi 1. Lada
2. Ketumbar
3. Bawangputih
Dicampur
Dipanaskan
Bubur lem
Diuleni
Dicetak lontong
Dikukus
Diiris tipis
Dijemur
Digoreng
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian laboratoris dengan rancangan
penelitiannya menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yaitu jenis rempah dan
konsentrasi rempah, ulangan sebanyak 3 kali. Data yang terkumpul kemudian dianalisis
dengan Anova . Uji yang dilakukan adalah sifat sensorik kerupuk secara deskriptif yaitu
aroma dan rasa rempah pada kerupuk susu (sangat tidak tajam–sangat tajam) dan
hedonik atau kesukaan terhadap aroma dan rasa kerupuk (sangat tidak suka–sangat
suka), pengukuran derajat kecerahan kerupuk mentah meggunakan Color Reader
Conica Minolta CR-10 untuk menunjukkan intensitas kecerahan warna kerupuk yang
dihasilkan, pengukuran kadar air menggunakan metode oven dan daya serap minyak
dihitung berdasarkan pertambahan berat kerupuk matang dengan berat kerupuk mentah
yang dinyatakan dalam persen (%).
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Juni, 2012
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
disukai sampai cukup disukai. Hal ini dapat disebabkan karena aroma rempah pada
kerupuk susu goreng cukup lemah, sehingga yang tercium adalah aroma minyak goreng
yang melekat pada kerupuk susu goreng. Perlakuan selama proses pembuatan, terutama
suhu tinggi pada perebusan, pengukusan dan penjemuran dapat juga menyebabkan
flavor rempah menjadi berkurang. Menurut K.A. Buckle, 1987 kerugian utama dari
dehidrasi atau pengeringan dengan sinar matahari, salah satunya adalah hilangnya flavor
yang mudah menguap (volatile flavour) dan memucatnya pigmen.
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
6 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Juni, 2012
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
ketumbar, serta 0,25% bawang putih + 0,25% merica + 0,25% ketumbar. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor perlakuan konsentrasi rempah menyebabkan perbedaan
pada derajat kecerahan kerupuk susu mentah. Maka penambahan rempah dengan
konsentrasi yang semakin besar dapat mengurangi kecerahan kerupuk susu yang
dihasilkan (atau nilai derajat kecerahan semakin rendah). Sementara faktor perlakuan
jenis rempah kurang mempengaruhi kecerahan terendah 43,55 pada perlakuan 0,50%
merica.
Tabel 4. Hasil Uji Derajat kecerahan kerupuk susu mentah
Derajat Kecerahan
No. Perlakuan
Kerupuk Susu
1. 0,25%bawang putih
57,50a
2. 0,25%ketumbar 55,50a
3. Merica 0,25 % 55,40a
4. 0,25%BawangPutih+0,25%Ketumbar+ 0,25%Merica 55,80a
5. Bawang Putih 5% 48,75b
6. 0,50%ketumbar 45,85bc
7. Merica 0,5 % 43,55c
8. 0,50%BawangPutih+0,50%Ketumbar +0,50% Merica 48,30b
Sumber: Analisis data primer, 2011
Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang diikuti huruf yang sama tidak beda nyata pada uji BNT
0.05.
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Juni, 2012
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KESIMPULAN
1. Hasil uji organoleptik rasa kerupuk susu matang secara deskriptif dan hedonik
adalah berbeda tidak nyata dengan skor tertinggi 3,4 pada perlakuan 0,50%Bawang
Putih + 0,50%Ketumbar + 0,50% Merica dan 3,20 pada 0,25%Bawangputih+
0,25%Ketumbar + 0,25%Merica.
2. Hasil uji organoleptik aroma kerupuk susu matang secara deskriptif dan hedonik
adalah berbeda tidak nyata dengan skor tertinggi 2,95 pada perlakuan 0,50%Bawang
Putih + 0,50%Ketumbar + 0,50% Merica dan 0,30 pada perlakuan 0,50% bawang
putih.
3. Kadar air kerupuk mentah semua perlakuan berbeda tidak nyata yaitu berkisar
11,25-11,91%.
4. Rendemen kerupuk mentah tidak berbeda nyata, yaitu berkisar 56%-61%(b/b).
5. Hasil uji derajat kecerahan pada kerupuk susu adalah berbeda tidak nyata pada
factor jenis rempah dan berbeda nyata pada factor konsentrasi rempah. Nilai derajat
kecerahan tertinggi 57,5 pada perlakuan 0,25% bawang putih.
6. Daya serap minyak terendah 0,0494% pada perlakuan 0,25% ketumbar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2007. Manfaat tanaman rempah (herba).
(http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/21/manfaat-tanaman-rempah-herba/,
diakses tanggal 19 Januari 2012)
Anonym. 2007. Peluang tanaman rempah dan obat sebagai pangan fungsional.
(http://www.smallcrab.com/kesehatan/648-peluang-tanaman-rempah-dan-obat-
sebagai-sumber-pangan-fungsional, Diakses tanggal 27 Mei 2011)
Anonym. 2008. Manfaat Ketumbar. (http://id.shvoong.com/medicine-and-
health/alternative-medicine/2037403-manfaat-ketumbar/#ixzz1NWdVKsuM
diakses tanggal 19 Januari 2012)
Anonym, 2011, (http://berita.liputan6.com/read/351755/renyahnya-kerupuk-berpemutih
diakses tanggal 28 Januari 2012)
Rahardjo. A.P. dan Haryadi, 1997. Beberapa Karakteristik kerupuk ikan yang dibuat
dengan Variasi Rasio ikan Nila/tepung tapioka dan Lama Perebusan
Adonan.Agritech 17(2):1– 5
Bukle K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M. Wotton. 1987. Ilmu Pangan. Universitas
Indonesia
Usmiati, S dan Abubakar. 2009. Teknologi Pengolahan Susu. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor
Azwar, C. 2005. Studi Pembuatan Rengginang Serbuk Ubikayu (Manihot esculenta
crantz) dengan Perlakuan Konsentrasi Tepung tapioka. Skripsi, Fakultas
Teknologi Pertanian. Jember: Universitas Jember
Kusumaningrum, I. 2009. Analisa Faktor Daya Kembang dan Daya Serap Kerupuk
Rumput Luat pada Variasi Proporsi Rumput Laut (Eucheuma cottoni). Jurnal
Teknologi Pertanian Universitas Mulawarman, 4(2): 63 - 68
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
8 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012